Part 10

3.6K 81 3
                                    

"Aku ingin terus mencintaimu. Meski tidak kutahu, selama mana aku mampu mempertahankan rasa cinta untukmu" - Vanilla Aresha Abraham

Maddy masih belum memejamkan matanya meski jam sudah menunjukkan jam tiga pagi. Fikirannya melayang pada kisah setahun yang lalu, saat mula dia mengenali Vanilla.

Flashback On

Maddy dan Nickle mengunjungi sebuah kafe. Bukan makanan dan minuman yang mengundang mereka ke kafe tersebut, tetapi dua orang gadis muda yang menjadi pengunjung tetap di kafe itu.

"Dia sangat cantik, Nick," mata Maddy mengarah kepada dua orang gadis yang sedang menikmati makanan mereka. Kedua gadis itu kelihatan bersenda gurau sambil tertawa riang.

"Yang mana, Mad?" tanya Nickle turut menoleh ke arah gadis-gadis itu.

"Gadis yang bergaun biru, yang rambutnya ditocang satu," beritahu Maddy.

Saat itu, Anila memakai gaun berwarna merah jambu dengan rambut separas bahu yang dibiarkan lepas. Vanilla pula memakai gaun biru. Rambut beralunnya ditocang agak tinggi.

"Dia cantik sekali, Nick. Aku ingin memilikinya," luah Maddy dengan senyum lebar menghiasi bibirnya.

"Mahu aku bantu?" tanya Nickle. Maddy seorang lelaki yang agak pendiam. Hingga usianya mencecah tiga puluh tahun, dia belum memiliki kekasih.

"Tidak perlu, Nick. Aku mahu mendapatkannya dengan usahaku sendiri," jawabnya seraya bangun menuju ke meja gadis itu.

Namun belum sempat dia mendekati gadis itu, seorang lelaki telah terlebih dahulu mendekati gadis itu.

" Ivander!" Hati Maddy menjerit marah.

" Hai, my sweet Vanilla, " dia mendengar suara Ivander dengan jelas memanggil nama gadis itu.

" So your name is Vanilla, sweetheart," gumannya dalam hati.

"I missed you, Vanilla," Ivander mengucup pipi Vanilla dan dibalas Vanilla dengan senyuman lebar.

"Sial kau, Ivander," kata Maddy sambil berpaling semula menuju ke meja di mana Nickle senyum sinis ke arahnya.

" Dia milik orang, bro. Dan orang itu Ivander, sepupu jauhmu, " kata Nickle.

"Aku tidak peduli dia Ivander atau siapapun. Aku mahukan Vanilla," Maddy menahan rasa sakit di hatinya melihat kemesraan Vanilla dan Ivander.

" Bantu aku untuk mendekati gadis yang bersamanya, Nick," pinta Maddy.

"Tidak mendapat Vanilla, kau ingin mendapatkan sahabatnya pula, Mad?" Nickle mengerutkan dahi, sedikit tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Aku tidak berminat dengan sahabatnya. Aku cuma ingin menggunakannya untuk mendekati Vanilla," Maddy masih memandang Vanilla. Rasa ingin memiliki gadis itu begitu kuat, rasa yang belum pernah dirasakannya pada mana-mana gadis.

Flashback Off

Maddy memiringkan tubuh hingga kini dia menggadap isterinya. Wajah yang sedang lena itu ditatapnya lama. Perlahan tangannya terulur, menarik tubuh Vanilla agar merapat padanya. Tangan kekarnya mendakap tubuh telanjang yang terasa hangat di dalam pelukannya.

Please, Release Me ✔️Where stories live. Discover now