"Hoam" Adelia bangun, kemudian ia merenggangkan badannya.
"Hm, gue ternyata masih dirumah sakit" ucap Adelia sembari menyusuri ruangannya.
"Ini nih akibatnya kalau kebanyakan pekerjaan" ucap Bunga yang muncul entah dari mana.
"Hum, Bunga buatin makanan dong, laper nih" rengek Adelia.
Bunga maju ke tempat Adelia, dan menonyor kepala Adelia.
"Apa sih? Emang salah?" Tanya Adelia tidak terima.
"Jelas salah lah, liat ini dirumah sakit bego, bukan diApart, kalau diApart gitu udah aku masakin, la ini mau masak dimana? Diruangan kamu?" Ucap Bunga lalu menghela nafas panjang.
Wihh, Bunga sekarang udah kesal nih, ah kalau gini gue bisa mati kelaparan dong - Adelia
"Yaaa kan loe bisa beli, apa susahnya sih" balas Adelia sambil mengerucutkan bibirnya.
"Loe kalau ngomong gampang, liat sekarang masih jam 04.58 am. Dan loe suruh gue buat keluar? Sendrian pula"
Adelia melirik ke jam dinding, dilihatnya jarum jam berada di antara angka 4 dan hampir ke angka 12.
"Huhh! Bunga aku laperrr, sumpah nggak boong" rengek Adelia sambil membuat peace pada jarinya dan memasang muka melas.
Liat nih, udah gue kasarin masih aja manja, dasar kalau ada maunya panggilnya tetap aku-kamu - Bunga
"Gatau gue" ucap Bunga dan duduk disofa sambil memandangi laptop yang berisikan laporan dan telah diselesaikan oleh Adelia.
"Punya sahabat tapi saat butuh nggak mau tau, sialan!" Gerutu Adelia.
Adelia diam dan sedang memikirkan sesuatu, dengan cepat ia meraih ponsel yang ada di depan meja kerjanya itu, dicarinya nama yang ada dipikirannya, Bunga menyadari gerak gerik Adelia, dan bertanya. "Telpon siapa?" Tanyanya. Adelia tidak menjawab, ia hanya meletakkan tangannya dibibir sebagai isyarat agar Bunga diam.
"Halo, Andrian"
"Apa? Kenapa telpon?" Suara Andrian terdengar, memang Adelia sengaja untuk menyalakan pengeras suara, agar Bunga mendengarkan dan tidak bertanya terus.
"Ah maaf pagi pagi gue telpon loe, soalnya ini darurat bangett"
"Ada apa sih?"
"Hm, itu anu loe sekarang dimana?"
"Dirumah"
"Ngapain?"
"Tadi tidur sekarang bangun karna hp gue bunyi terus"
"Hehe maaf, loe bisa kerumah sakit sekarang nggak?"
"Buat?"
"Ya loe saat perjalanan kemari, jangan lupa bawain gue makanan ya, gue sama Bunga laper banget, soalnya kami nggak sempat pulang ke Apart"
"Kenapa loe nggak pulang?"
"Loe tau sendiri kan laporan gue gimana? Gue ngerjain laporan gue sampai larut karena gue ngantuk ya alhasil gue ketiduran nih diruangan gue, dan kalau Bunga gue gatau di nongol dari mana"
"Kan bisa dikerjain besok"
"Ih, bilang aja kalo nggak mau apa susahnya sih, gue juga bisa minta bantuan ke Doha atau ke Ji, yaudah gue tutup dulu, bye dan maaf udah ganggu acara tidur nyenyak loe" ucap Adelia kesal lalu menutup telponnya sebelum Andrian menjawabnya.
"Trus gimana Del?" Tanya Bunga, Adelia hanya mengangkat bahunya.
"Yaudah kamu tunggu aja sampai jam 6, soalnya kantin bukanya jam segitu" jelas Bunga, Adelia terkejut dan menoleh ke arah Bunga.
"Gila! Gue bisa mati kelaparan nanti" balas Adelia.
Saat Adelia hendak menelpon Rose dan menyuruh Rico untuk mengantarkan beberapa makanan kepadanya, tiba tiba ruangan Adelia ada yang mengetuk pintu.
Tok tok tok
Bunyi suara pintu yang sedang diketuk oleh seseorang.
Bunga dan Adelia saling tatap, "siapa?" Tanya Adelia kepada Bunga, Bunga hanya menggelengkan kepalanya. Adelia dan Bunga sontak membelalakkan matanya, mereka takut siapa yang akan datang saat pagi pagi sekali.
Dibukanya pintu ruangan Adelia, Bunga yang duduk jauh dari Adelia langsung saja berlari menuju Adelia, mereka sedang berpelukan karena ketakutan akan seseorang yang masuk keruangannya.
"He! Kalian ngapain?" Tanya Andrian saat mendapati Adelia dan Bunga saling berpelukan dan menutup mata rapat rapat.
Adelia dan Bunga segera melepaskan pelukannya dan menoleh kesumber suara.
"Loe gila?! Kenapa loe nggak ngomong sih kalau mau dateng! Gue sama Bunga mau jantungan nih! Untung aja gue sama Bunga nggak punya penyakit jantung!" Nada Adelia sedikit membentak ke Andrian, membuat Andrian mengangkat satu alisnya.
"Katanya loe mau makanan, ini gue bawain, udah ditolong malah marah marah untung gue mau dateng" ucap Andrian lalu meletakkan nasi kotak di atas meja dan Andrian duduk disofa.
Adelia dan Bunga berjalan menuju Andrian, Adelia duduk disebelah Andrian, dan Bunga duduk disofa depan Andrian dan Bunga.
"Hm, thanks" ucap Adelia dan meraih nasi kotak yang ada dimeja, begitu juga Bunga "makasih" ucap Bunga.
"Oke, yaudah kalau gitu kalian makan, gue disini aja nunggu sambil main ponsel" balas Andrian, Adelia dan Bunga mengaguk secara bersamaan.
Kini Adelia dan Bunga sedang makan, tidak lama kemudian Bunga selesai makan duluan, dan minta ijin kepada Adelia karena ia ingin pergi ke toilet.
"Del aku ke toilet dulu ya, nggak tahan nih" Adelia menatap wajah Bunga yang sudah menahan untuk buang air kecil, dengan cepat Adelia mengangguk dan Bunga pergi menuju toilet.
"Loe kalau makan pelan pelan dong" ucap Andrian. Adelia hanya menatap Andrian singkat lalu memakan kembali makanannya, namun saat Adelia hendak makan, tangan Andrian menyentuh ujung bibir Adelia.
"Liat nih, kayak anak kecil aja" akibat kelakuan Andrian, Adelia merasa beku sesaat, dan ia merasa ada gejolak aneh ditubuhnya. Namun dengan cepat ia hiraukan dan memakan kembali makanannya.
Andrian pov
On My Way - Alan Walker
Gue bangun saat mendengar ponsel gue berbunyi, gue lihat siapa yang telpon sepagi ini dan mengganggu tidur gue.
Adelia Call you
"Kenapa dia telpon pagi pagi gini? Ah gue angkat aja"
"Halo, Andrian" Ucap Adelia dari seberang.
"Apa? Kenapa telpon?"
"Ah maaf pagi pagi gue telpon loe, soalnya ini darurat bangett"
Dia kenapa sih - Andrian
"Ada apa sih?"
"Hm, itu anu loe sekarang dimana?"
"Dirumah"
"Ngapain?"
"Tadi tidur sekarang bangun karna hp gue bunyi terus"
"Hehe maaf, loe bisa kerumah sakit sekarang nggak?"
"Buat?"
"Ya loe saat perjalanan kemari, jangan lupa bawain gue makanan ya, gue sama Bunga laper banget, soalnya kami nggak sempat pulang ke Apart"
Dia nggak pulang? - Andrian
"Kenapa loe nggak pulang?"
"Loe tau sendiri kan laporan gue gimana? Gue ngerjain laporan gue sampai larut karena gue ngantuk ya alhasil gue ketiduran nih diruangan gue, dan kalau Bunga gue gatau di nongol dari mana"
Ah iya gue lupa laporannya bejibun, hm loe kerjain sendirian ya, kasian - Andrian
"Kan bisa dikerjain besok"
"Ih, bilang aja kalo nggak mau apa susahnya sih, gue juga bisa minta bantuan ke Doha atau ke Ji, yaudah gue tutup dulu, bye dan maaf udah ganggu acara tidur nyenyak loe"
"Shit! Apa apaan dia?! Dia minta ke Doha?! Ah nggak boleh begini, kalau gitu gue kesana aja sebelum dia benar benar telpon" dengan cepat gue ambil jaket sama konci motor gue, kalau pakai mobil gue nggak bisa nyalip.
"Hm, disini jual apa ya" gue tengok kanan kiri saat gue hampir sampai di rumah sakit. Gue liat ada warung kecil yang masih buka, akhirnya gue kesana buat beli 2 nasi kotak.
"Buk beli nasinya 2"
"Baik mas, ditunggu bentar ya"
"Iya buk"
Tidak lama kemudian nasi yang gue pesen udah sampai, dan dengan cepat gue naik kesepeda motor gue, gue tancap gas dan pergi ke rumah sakit.
Gue masuk ke rumah sakit dan gue langsung pergi menuju ruangan Adelia yang tempatnya ada di lantai 2, gue naik lift dan sampai di lantai 2.
Setibanya gue diruangan Adelia, gue ketuk pintu tetapi tidak ada yang membukakan pintu tersebut, langsung saja gue masuk dan gue lihat Adelia dan Bunga berpelukan karena takut.
"Heh! Kalian ngapain?" Tanya Gue dan Adelia segera menyembur kata katanya, ia kesal karena perbuatan gue, dan buat gue itu sangat menyenangkan karena gue bisa tau tentang hal apa yang ia takutkan.
Adelia dan Bunga sedang memakan nasi kotak yang gue bawakan tadi, Bunga selesai makan dan ia meminta ijin untuk pergi ke toilet.
Gue liat Adelia makannya dengan lahap, dan gue tersenyum karena ia memakan makanan dari gue.
Kasian, loe pasti laper banget ya Del? - Andrian
Adelia natap gue, dan gue nggak sengaja liat mulutnya yang ada sisa nasinya, segera gue ambil sisa nasi yang ada di ujung bibirnya, gue liat Adelia tiba tiba saja berhenti makan dan gue nggak tau apa yang dirasakan, kemudian gue liat Adelia melanjutkan makannya kembali.
Ah, gue kepikiran, apa dia jadi untuk menelepon Doha? - Andrian
Tanpa sadar mulut gue bertanya kepada Adelia, "loe jadi telpon Doha?" Tanya gue membuat Adelia menoleh ke arah gue.
"Hm, enggak kok, gue tadi mau telpon mama dan nyuruh Rico buat anterin makanan ke rumah sakit, dan saat gue mau telpon loe muncul tiba tiba, Bunga sampe lari ke arah gue, dan Loe harus minta maaf" balas Adelia.
Makasih, karena nggak jadi telpon Doha - Andrian
"Iya gue minta maaf deh, nanti gue traktir loe sama Bunga buat makan apa aja yang kalian mau" gue lihat Adelia tersenyum saking senangnya, ia sampai meluk gue, dan gue terkejut apa yang ia lakuin.
"Ah, maaf maaf abis gue seneng banget, soalnya sehari ini gue nggak keluarin uang sama sekali" ucap Adelia dan gue ngangguk sambil tersenyum kikuk.
Andrian pov end
Ah, gue kenapa sih? Apa ini yang dinamakan dengan suka? Nggak mungkin kan gue cuman penasaran ke dia? - Andrian
Yey, gue sehari nggak ngeluarin duit sama sekali - Adelia
Kayaknya gue ketinggalan berita? - Bunga
Tbc.