𝘗𝘢𝘱𝘦𝘳 𝘏𝘦𝘢𝘳𝘵𝘴 • 𝘚�...

By mintchewy

24.3K 3K 247

Sana dan Tzuyu sepasang sahabat kecil yang saling jatuh cinta. Namun, hubungan mereka renggang karena dipisah... More

CHARACTER.
Chapter 1: Hello there, Neighbour!
Chapter 3: Something's complicated
Chapter 4: My Hero
Chapter 5: The Command
Chapter 6: Everything's gonna be alright (TW)
Chapter 7: Forbidden
Chapter 8: Farewell (?)
Chapter 9: The Departure
Chapter 10: Breakdown
Chapter 11: The Reason
Chapter 12: New Page
Chapter 13: Old Friends
Dibaca yokk
Paper Hearts Comeback!!
Preview Chapter 14
Chapter 14: New Life with New People
Chapter 15: I'm Tryin' here
Chapter 16: Of Chamomile Tea and Companies
Chapter 17: Searching For You
Promo Satzu AU Twitter

Chapter 2: New Friend

1.4K 162 6
By mintchewy

Di pagi hari Tzuyu sedang berjalan dengan riang menelusuri lorong sekolahnya. Hari ini adalah hari pertama ia mengawali semester baru. Tzuyu sudah tidak sabar bertemu dengan kawan-kawannya yang lain.

Saat memasuki ruang kelas, Tzuyu langsung disambut oleh pelukan hangat.

"Tzuyu!!! Aku kangen banget sama kamu." Seru salah satu sahabat Tzuyu yang berkulit putih bening.

"Dubu, aku juga kangen." Kata Tzuyu sambil membalas pelukan sahabatnya. Sahabatnya lain yang menyaksikan hal itu langsung menghampiri mereka sambil melepaskan rasa rindu kepada satu sama lain. Tzuyu sudah bersahabat lama dengan mereka. Hanya dengan mereka Tzuyu bisa menjadi ceria, padahal sebenarnya Tzuyu anak yang pemalu.

Setelah saling sapa sapaan dengan sahabatnya, mereka pun kembali ke tempat duduk mereka masing-masing untuk menunggu guru wali kelas mereka masuk.

Tak lama kemudian, wali kelas mereka memasuki kelas bersama dengan seorang anak kecil yang wajahnya terlihat asing. Namun, tidak untuk Tzuyu. Tzuyu mengenali gadis kecil itu, dia adalah tetangga Tzuyu yang minggu lalu kakaknya merusaki kaca jendela mereka.

"Selamat pagi anak-anak, selamat datang kembali ke sekolah. Ibu harap kalian menikmati liburan kalian kemarin. Hari ini sebelum kita memulai pelajaran, kita kedatangan murid baru, ayo nak perkenalkan namamu."

"Halo teman-teman, nama saya Minatozaki Sana. Saya berasal dari Jepang. Saya belum lancar menggunakan bahasa kalian, jadi tolong dimengerti. Saya harap teman-teman bisa berteman dengan saya". Kata Sana sambil menunduk sedikit.

"Oke Sana, kamu sekarang boleh duduk di . . . Nah kamu boleh duduk di belakang Tzuyu ya." Kata guru mereka sambil menunjuk kursi kosong yang berada di belakang Tzuyu.

Sana pun mengangguk dan berjalan menuju tempat duduk kosong itu. Namun, saat tengah berjalan ada bocah usil yang menjulurkan kakinya untuk menjatuhkan Sana. Alhasil Sana pun terjatuh, dan membuat hampir seluruh anak-anak kelas tertawa, kecuali Tzuyu dan teman-temannya.

Bahkan wali kelas pun tak bisa menghentikan suara ketawa dari mereka. Sana yang masih terduduk di lantai, merasa malu dan hampir ingin menangis karena kejadian memalukan yang terjadi padanya. Akhirnya, semua anak terdiam ketika Tzuyu berdiri dan menolong Sana. Ia menunduk dan memegang tubuh Sana untuk membantunya berdiri. Saat Sana melihat wajah orang yang menolongnya, ia tersenyum. Ia langsung mengenali bahwa Tzuyu adalah tetangganya.

"Kamu gapapa?". Tanya Tzuyu.

Sana mengangguk pelan. "Gapapa. Terima kasih."

Tzuyu hanya membalasa dengan anggukan, kemudian mereka berdua kembali ke tempat duduk untuk memulai pelajaran.

•••

Pada saat istirahat, seperti biasa Tzuyu dan teman-temannya duduk bersama di kantin. Mereka makan bersama dan saling berbagi bekal yang mereka bawa. Pada saat makan, tiba-tiba mata Tzuyu tertuju pada gadis baru itu, Sana. Ia terlihat sedang duduk sendiri, dan murung. Tanpa berpikir dua kali, Tzuyu langsung berdiri dari tempat duduknya dan hendak menghampiri Sana.

"Tzu mau kemana?" Tanya Jihyo, namun Tzuyu tak mengubris sama sekali. Ia tetap melanjutkan langkahnya ke gadis baru itu.

"Hey." Sapa Tzuyu saat sudah berada di hadapan Sana.

"Hai, kamu anak minggu lalu itu kan? Yang pecahin kaca."

Mendengar aksen Sana yang agak sedikit berbeda membuat Tzuyu merasa lucu.

"Iya, tapi bukan aku yang mecahin. Kakak ku yang mecahin." Jawab Tzuyu.

Sana mengangguk mengerti, "Siapa namamu?"

"Chou Tzuyu."

"Cuwi?" Tanya Sana, memang nama Tzuyu relatif susah untuk dilafalkan.

"Tzuyu."

"Chewy?" Tanya Sana lagi.

"Bukan. . . Ah sudahlah, panggil sebisanya aja. Aku lihat kamu sendirian disini, mau makan bareng aku sama teman-teman tidak?" Ajak Tzuyu.

"Boleh. Tapi gapapa kan?".

"Iya gapapa kok, teman-temanku baik semuanya. Kalau gitu ayo kita pergi ke mereka."

Tzuyu pun kembali dengan membawa Sana ke tempat duduk mereka. Ia memperkenalkan teman-temannya ke Sana, begitupun sebaliknya. Dalam waktu singkat, mereka semua pun terlihat berbincang-bincang satu deng lain. Melihat hal itu, Tzuyu lega. Dia merasa senang karena Sana dapat langsung berbaur dengan teman-temannya. Dan teman-temannya pun dengan baik hati menerima Sana. Dengan begini Tzuyu yakin bahwa Sana tidak akan sendirian.

_____________________________________________

Chaeyoung menghela napas panjang ketika melihat tumpukan berkas-berkas yang berada di meja kantornya. Ini adalah hati pertama ia bekerja di perusahaan ayahnya, dan sebagai penurus perusahaan ayahnya, Chaeyoung harus mengenali dan membiasakan diri dengan posisi menjadi CEO.

Namun Chaeyoung tidak sepenuhnya resmi menjadi CEO, karena umur yang masih muda dan pengalaman yang belum banyak, Chaeyoung masih harus diawasi oleh ayahnya dan papa Tzuyu.

Tok. . . Tok. . . Tok

Seseorang mengetuk pintu ruangan Chaeyoung. Chaeyoung memberikan izin untuk orang itu masuk, tak lama kemudian staff front desk Chaeyoung hadir.

"Permisi, Nona. Ada seseorang yang ingin menemui anda."

"Siapa ya? Sepertinya saya tidak ada janji dengan siapapun." Chaeyoung berkata dalam kebingungan.

"Katanya dia mau melamar kerja, tadi saya tanya kenapa tidak bertemu dengan dengan pak HRD, tapi dia bilang kalau dia ingin bertemu langsung dengan nona."

"Yaudah. Tolong suruh dia masuk."

Chaeyoung mengembuskan napas kekesalan, di tengah kesibukan hari pertamanya ia harus meladenin tamu menyebalkan yang bahkan ia gatau.

Chaeyoung terlalu sibuk mengobservasi file-file yang ada di tangannya sehingga tidak sadar bahwa tamu teresebut sudah memasuki ruangan kerjanya.

"Ehem *batuk*. Permisi Nona Chaeyoung." Sapa tamu itu.

Chaeyoung mengenali suara itu, sontak ia mengangkat kepalanya dan langsung menemui sosok tak asing, yakni tetangganya . Satu-satunya tetangga yang sempat ia memarahinya abis-abisan karena insiden bola softball.

"K-kamu? Ngapain kamu disini?."

Perempuan galak itu (Chaeyoung sendiri yang menganggapnya galak) memutarkan bola matanya sambil menjawab,

"Kamu sendiri yang suruh aku masuk kesini tadi, dan aku datang kesini seperti yang sudah aku bilang ke staff tadi. Aku mau melamar kerja."

Chaeyoung mengernyitkan dahi karena kebingungan.

"Ngapain kamu kesini? Kamu sendiri tau kalo kamu seharusnya ga boleh berada disini."

"Aku kesini mau magang."

Chayeoung terlihat terkejut dan juga heran.
"Magang? Kenapa disini?. Kamu sendiri tau kalau keluargamu juga punya perusahaan sendiri. Kenapa memilih untuk melamar disini?".

"Dengar ya, aku disini cuma mau magang kok. Bukan untuk kerjaan permanen. Plis kasih aku kesempatan, aku yakin bakalan jadi sekretaris pribadi kamu yang baik."

Chaeyoung terdiam sementara untuk mempertimbangkan omongan perempuan,yang merupakan anak dari rival perusahaan keluarganya.

"Kasih aku alasan kenapa aku harus terima kamu disini? Dan juga kasih alasan kenapa kamu mau kerja disini? Sedangkan kamu bisa aja kerja di perusahaan ayah kamu." Tanya Chaeyoung. "Oh iya, sekalian perkenalkan diri kamu.

"Oke. Perkenalkan aku Myoui Mina. Aku mahasiswi dari Hanyang University, semester 7. Kamu bisa lihat data-data nilai ipk-ku, semua ipk-ku bagus dan tentu aja nunjukkin kalau aku kompeten untuk jadi sekretaris kamu." Kata Mina.

Chaeyoung mengambil berkas dan melihat data-data ipk Mina yang memang seperti perkataannya tadi, semua nilainya memuaskan dan cvnya menunjukkan bahwa Mina mahasiswi yang aktif.

"Kenapa aku milih perusahaan kamu? Pertama aku ga siap untuk jalanin perusahaanku sendiri, untuk itu aku butub pengalaman disini. Kalo aku kerja di perusahaan ayahku otomatis aku harus jadi CEO. Dan, perusahaan kamu sendiri cukup bergengsi di kota dan bukan perusahaan gabungan dengan keluarga Chou, jadi aku tertarik melamar disini."

Mendengar penjelasan dari Mina, Chaeyoung terdiam sejenak untum memikirkan pro dan kontra untuk menerima dia.

Pada akhirnya Chaeyoung menghembuskan napas dan membuat keputusan.

"Baiklah, kalau begitu kamu saya terima. Mendengar penjelasan kamh tadi sekalian aku jadiin interview."

Mina tersenyum senang mendengar hal itu. Entah mengapa Chaeyoung sendiri ikut tersenyum karena melihat wajah Mina yang gembira.

"Benarkah? Terima kasih Nona Son, jadi kapan aku bisa mulai kerja?"

"Minggu depan kamu boleh mulai kerja disini. Nanti saya kirim hal-hal basic yang harus kamu pelajari lewat email kamu."

"Baik Nona Son. Sekarang aku permisi dulu, ada urusan di kampus yang harus diselesaikan. Thank you boss."  kata Mina sambil mengedipkan matanya kepada Chaeyoung.

DEG. . .

Jantung Chaeyoung bergetar tak karuan setelah melihat kedipan mata Mina. Chaeyoungs sendiri tidak tahu apa yang telah terjadi dengan jantungnya saat Mina memberikan dia kedipan.

"Anjir kok bisa deg degan gini? Aishh ayo fokus kerja lagi Chaeng". Batin Chaeyoung dalam hati, yang kemudian memutuskan untuk melanjutkan pekerjaanya.

_____________________________________________

(A/N): New update is here. Ayok di vote dan komen yaaa.

Continue Reading

You'll Also Like

107K 8.9K 85
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
50.5K 11.1K 126
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
106K 9.3K 21
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
976K 79.2K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...