I Love My Little Sister

By RennySande

1.3M 48.9K 1.3K

AKU MENCINTAI ADIKKU Ketika cinta tak memandang status, segalanya menjadi terlarang bagi cinta. Ketika status... More

FORBIDDEN LOVE FIRST SERIES : I LOVE MY LITTLE SISTER
PROLOG
1 ● BENTENG PERTAHANAN HATI
2 ● BENTENG ITU MULAI RUNTUH
4 ● KEBENARAN STATUS YANG SESUNGGUHNYA
5 ● RANTAI YANG MEMBELENGGU CINTA
6 ● MENCOBA MELAWAN HATI
7 ● KEJUJURAN YANG BERAKHIR PILU
8 ● MENCOBA LARI DARI KENYATAAN
9 ● KEEGOISAN HATI
10 ● SUARA YANG TAK ASING
11 ● HATI YANG MENGETAHUI - KARINA ANASTASYA
12 ● KATA SAYANG YANG TERASA MULAI BERBEDA
13 ● RENCANA DIBALIK LIBURAN
INFO RRNCANA UPDATE-AN BRANTAI
14 ● LIBURAN YANG TAK TERDUGA
BAB EXTRA 14 ● DIMAS & KARINA
15 ● TINGKAH LUCU YANG MENGGEMASKAN
16 ● SEMUA ITU SALAH PAHAM!
BAB EXTRA 16 ● CINTA - BEBAS MENCINTAI
17 ● PERASAAN KHAWATIR
18 ● RODA YANG MULAI BERGULIR
19 ● RAHASIA DAN KEBENCIAN
20 ● ADAKAH CARA AGAR DUNIA DAPAT MENERIMA SEBUAH CINTA YANG TABU?
21 ● MERINDU ITU HAL YANG PALING MENYEBALKAN
22 ● KESEDIHAN & RASA FRUSTRASI YANG MENGGEROGOTI HATI
23 ● PISAU BERMATA DUA
24 ● RENCANA JAHAT
25 ● HARAPAN TAK SAMA DENGAN KENYATAAN
26 ● KENYATAAN TAK SELAMANYA SAMA SEPERTI YANG TERLIHAT
27 ● SESULIT ITU 'KAH UNTUK PERCAYA?
28 ● KETIKA IKATAN PERSAHABATAN DIPERTANYAKAN
29 ● TERUNGKAPNYA RENCANA JAHAT
30 ● LUKA YANG TAK DAPAT DISEMBUNYIKAN
31 ● RASA SAKIT YANG MENYAYAT HATI
32 ● TAKDIR HENDAK MENGUNGKAP KEBENARANNYA
33 ● MENDAPATI PAHITNYA KEBENARAN YANG SESUNGGUHNYA
34 ● KATA MAAF YANG TERUCAP TUK TERAKHIR KALINYA
BAB EXTRA 34 ● DI AKHIR CAHAYA CINTA & KEPUTUSASAAN DHIKA
35 ● SERCECAH HARAPAN MENGALAHKAN KEPUTUSASAAN
36 ● MENITI WAKTU YANG TERUS BERGULIR DALAM KESENDIRIAN
37 ● DETAK YANG TAK AKAN LUPA DENGAN IRAMANYA
38 ● SELAMA JANTUNG MASIH BERDEBAR IKATAN ITU TETAP ADA
39 ● TAK DAPAT MENGENDALIKAN DIRI
40 ● AMOR INVENIET - CINTA PASTI MENEMUKAN JALANNYA (WARNING 21++)
CERITA LENGKAP
INFO!
SPESIAL INFO

3 ● PERASAAN YANG TAK SAMPAI

56.7K 2.5K 31
By RennySande

BAB 3 ● PERASAAN YANG TAK SAMPAI

Takdir memang sulit untuk ditebak, namun hidup yang menuntunmu. Pilihanmu membawamu pada takdir hidupmu sendiri. Jangan pernah salahkan takdir, cobalah untuk memahaminya dan menjalaninya, karena akan ada rencana yang tak 'kan pernah bisa kau mengerti dalam pilihanmu.

Tik tok tik tok ....

Detik jam terdengar cukup nyaring di kesunyian ruang yang cukup temaram itu. Seorang pemuda masih saja terjaga di jam yang sudah selarut ini, entah mengapa matanya susah sekali untuk terpejam. Ia melirik jam dinding yang terlihat oleh karena cahaya rembulan yang mengintip dari balik pintu kaca berandanya.

"Dua petang," gumamnya.

Pemuda itu cukup lama duduk terdiam di tepi ranjangnya sambil memandang ke arah pintu kaca yang menyambungkan kamar ini dengan beranda di depannya. Pemuda itu melangkahkan kakinya menuju pintu kaca yang bergaya sliding itu dan menggesernya secara perlahan. Angin malam mulai menerpa wajahnya, memberikan sentuhan dingin yang membuat kulitnya meremang.

Ia mengedikkan kepalanya lalu menatap ke beranda kamar di sebelahnya. Di sanalah letak kamar Cinta.

Beranda mereka hanya dipisahkan oleh dinding pembatas setinggi pinggang orang dewasa yang dengan mudah dapat dilompati.

Dhika memandangi pintu kaca beranda itu. Apa kebiasaan lamanya masih sering dia lakukan? pikirnya.

Dhika mengingat kejadian sepuluh tahun yang lalu, tepatnya di branda ini….

Bunyi kaca pintu yang bergeser terdengar cukup nyaring di telinga, membuat Dhika dengan cepat mengalihkan tatapannya. Ia menatap ke arah beranda di sebelah beranda kamarnya. Terlihat seorang gadis kecil sedang berdiri di ambang pintu sambil menatap Dhika yang sedang bersandar di teralis besi di seberang berandanya.

"Cinta! Kamu belum tidur?" tanya Dhika pada gadis kecil itu sambil menghampirinya lalu duduk di atas dinding pembatas antara beranda mereka.

"Iya ini mau tidur kok, aku cuma mau buka pintunya sedikit, biar anginnya bisa masuk," jelas Cinta sambil mengatur lebar celah pintu yang mau dibukanya. Hal itu membuat kening Dhika berkerut.

"Biar angin bisa masuk?" ulang Dhika heran.

"Iya, soalnya kalo nggak dubuka nanti aku nggak bisa tidur," jelasnya lagi.

"Jadi pintu ini tiap malam nggak pernah kamu tutup? Nanti kalo kamu sakit bagaimana? Kamu bisa demam!"

"Nggak Kak, sudah biasa kok…. Soalnya kalo pintunya ditutup rapat aku takut. Lagi pula anginnya sejuk bisa buat aku tidur nyenyak," jelas Cinta dengan nada polosnya.

"Kalo kamu mau dingin, kamu bisa nyalain AC-nya. Terus apa yang kamu takuti?" Pertanyaan Dhika membuat raut wajah adiknya itu sedikit takut dan khawatir.

"Takut—" Cinta menggantungkan kata-katanya sambil melirik ke arah kakaknya itu untuk sesaat.

"Aku takut kalau terkurung lagi, nanti aku nggak bisa keluar kayak dulu waktu kebakaran." Penjelasan Cinta membuat Dhika tertegun.

Ternyata kebakaran dua tahun yang lalu masih membawa trauma bagi Cinta, karena kebakaran di gudang taman waktu itu hampir merenggut nyawanya. Bayangan kejadian itu kembali terulang dalam memori Dhika.

Waktu itu mereka memang sedang bermain petak umpat dengan anak dari teman Bundanya yang sedang mengadakan arisan di rumah. Saat itu Cinta ingin ikut bermain, tapi karena dia masih terlalu kecil untuk diajak bermain akhirnya Dhika mengajak Cinta untuk ikut bersembunyi bersamanya di dalam gudang, di samping taman. Gudang itu cukup luas dan mereka bersembunyi di sana, tapi ketika mereka hampir ketahuan, Dhika menyuruh Cinta untuk tetap tinggal di dalam, karena dia ingin mengalihkan perhatian temannya yang sedang berjaga itu agar Cinta tidak ketahuan. Namun kesalahan yang dibuat Dhika sangatlah fatal. Gudang itu terbakar karena arus pendek, dan parahnya Dhika meninggalkan Cinta di gudang itu sendirian, dengan kondisi pintu yang sengaja dikuncinya rapat dari luar hingga membuat Cinta tidak bisa keluar dari gudang itu, tapi beruntung Cinta bisa terselamatkan. Mang Joko, tukang kebun yang saat kejadian itu ada di samping gudang mendengar teriakan serta tangis Cinta. Lalu ia segera menyelamatkan Cinta dari lalapan api itu, meski setelahnya Cinta harus berada di rumah sakit sekitar satu minggu akibat gangguan pernapasan. Gadis kecil itu terlalu banyak menghirup asap dari kebakaran itu.

Dhika bersyukur dan juga lega karena adiknya masih bisa tertolong, kalau tidak, mungkin dia tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri, dan semenjak saat itu Dhika berjanji pada dirinya sendiri akan selalu menjaga Cinta dan tidak akan pernah menyakitinya atau mencelakainya lagi.

"Maaf ya waktu itu Kakak yang salah," ujar Dhika menyesal.

"Kak Dhika nggak perlu minta maaf, waktu itu bukan Kakak saja yang salah, aku juga ikut salah. Aku nggak bisa main malah maksa ikut main, ya seperti itu deh jadinya." Cinta tidak ingin Dhika kembali menyalahkan diri atas kejadian yang menimpanya itu.

Cinta menguap. "Aku sudah ngantuk Kak, aku mau tidur duluan ya," ucap Cinta sambil mengucek kedua matanya.

"Ahh iya, tapi pintunya jangan dibuka terlalu lebar, nanti kamu bisa sakit," pinta Dhika.

"Okay," jawab Cinta sambil sedikit menarik pintu agar celahnya tidak terlalu lebar terbuka, "selamat tidur, Kak ...."

"Nice dream, Cinta ...." balas Dhika.

Kenangan itu membuat Dhika tersenyum, ia kembali melayangkan pandangannya yang sedari tadi memandangi langit malam yang penuh dengan taburan bintang itu ke arah pintu kaca kamar Cinta.

Seketika matanya tiba-tiba mengerjap tak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya saat ini. Pintu kaca itu terlihat sedikit terbuka karena ada tirai putih yang melambai-lambai dihembus oleh angin malam yang cukup dingin.

"Ternyata kebiasaan itu masih dilakukannya. Apa dia masih trauma dengan kejadian waktu itu?" gumam Dhika. Ucapannya itu membuat Dhika kembali menyesali keteledorannya dulu.

Dengan mudahnya Dhika melompati tembok pemisah antara berandanya. Dhika menggeser pintu kaca yang tidak ditutup, lalu melangkahkan kakinya memasuki kamar adiknya itu. Ia mendapati sosok cantik yang sedang terlelap di balik selimut biru muda itu dengan jelas, dan ia mencoba untuk duduk di tepi ranjangnya dengan perlahan sambil memandangi betapa cantiknya gadis yang dicintainya itu saat sedang terlelap seperti ini. Ibarat seorang putri yang tengah menanti kehadiran pangeran untuk membangunkannya dari lelap panjang.

Dhika menyelipkan beberapa sulur anak rambut yang menutupi sebagian wajah Cinta itu ke belakang telinga, lalu dengan perlahan jemarinya mulai menyentuh kulit wajah itu. Entah setan apa yang merasukinya saat ini hingga membuat Dhika berani menyentuh permukaan bibir ranum itu, dengan perlahan Dhika mulai menghapus jarak di antara mereka. Dia bisa menghirup aroma khas rambut Cinta dan merasakan deru napas teratur gadis itu di wajahnya.

Perlahan Dhika mulai mengecup bibir itu dengan sangat hati-hati. Ia tidak ingin mengusik lelap gadis itu apa lagi sampai gadis itu tahu perbuatannya saat ini.

Bibir itu terasa sangat lembut dan sangat memabukan, membuat tubuh dan pikiran Dhika berkecamuk. Ya, Tuhan, ampuni aku yang telah berani melakukan hal ini pada adikku sendiri, batin Dhika. Pikiran pria itu melarangnya, namun hasrat dalam tubuhnya mendorongnya untuk melakukan hal itu.

Dhika merasakan ada gerakan dari tubuh Cinta. Apa dia terjaga?

Dhika menarik diri dan menatap mata Cinta yang masih terpejam. Lalu tanpa ia kira sedetik kemudian Dhika melihat setetes kristal bening meluncur lepas dari sudut mata itu.

"Air mata?" gumam Dhika sepelan mungkin sambil mengusap bulir air mata yang terlepas dari sudut mata yang masih terpejam itu.

"Kakak…." Gumam Cinta dengan suara yang sangat lirih.

Dhika melihat mata indah itu masih tetap terpejam dengan kening yang sedikit berkerut menandakan sosok yang masih terlelap itu sedang gelisah, hal itu membuat Dhika tertegun mendengarnya.

Apakah dia sedang mengigau? Apa dia sedang bermimpi tentangku? batin Dhika mempertanyakan.

Perasaan apa ini? Kenapa ada sedikit perasaan senang saat dia memimpikanku, tapi anehnya kenapa dadaku juga terasa sesak saat dia menyebutkan namaku tadi? Dhika merasa sesak, ia menyentuh dadanya sendiri.

Dhika kembali memandangi wajah cantik yang sekarang mulai kembali tenang. Tidak ada lagi kening yang berkerut di sana, juga air mata yang mengalir dari sudut mata itu, bahkan igauan dari bibir manis itu pun sudah tidak lagi terdengar. Kini Dhika bisa merasakan napas Cinta mulai teratur.

Kurasa mimpi buruknya telah berlalu, batin Dhika.

Dhika mengecup kening Cinta dengan sayang. "Selamat bermimpi indah putri tidurku," bisiknya di telinga gadis yang sangat dicintainya itu.

Dhika merasa jika Cinta dapat mendengar ucapannya tadi karena ada seulas senyuman simpul yang tercetak jelas di sudut bibir manis itu.

Dhika kembali melangkahkan kakinya meninggalkan kamar itu. Sebelum ia kembali menutup pintu kaca itu seperti pertama kali ia mendapatinya, Dhika kembali melayangkan pandangannya pada sosok itu, sosok yang masih setia terlelap di balik selimut hangatnya.

"Maafkanlah Kakakmu ini…." Gumamnya lirih.

Dhika kembali melompati dinding pembatas beranda itu dengan mudah. Sebelum sempat ia kembali masuk ke kamarnya, Dhika menyempatkan menatap langit yang penuh dengan taburan bintang itu sekali lagi dan dengan perlahan ia memejamkan matanya dan berdoa….

Tuhan, jika ada rencana bagi hati dan perasaanku ini, aku mohon agar hal itu tidak menyakiti hati siapapun….

●●●●●

Copyright©

Hai, Dhika - Cinta kembali lagi, maaf minggu kemarin gak bisa update.

Jangan lupa Vote dan Comment ya, kalau vote dan comment-nya memuaskan minggu besok aku lanjut lagi ;)

Okay, see u next time ;)

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 88.1K 43
"Kau tahu, Bri? Aku sangat rela jika Zayn Malik meniduriku walaupun hanya sekali." "Hati-hati dengan ucapanmu, Maia." Ranking #7 in Fanfiction (15 J...
5K 594 5
Xiao Zhan, seorang dosen muda yang akan melangsungkan pernikahannya dengan sang tunangan. Justru hari bahagia itu hancur berantakan karena seorang wa...
66.4K 5K 22
Jadi pacar seorang Psychopath itu bener-bener tegang sekaligus ngeri, tapi kalau cinta, Yena bisa apa? *Awalnya agak gak jelas:v
Eglantine By Jaw

Teen Fiction

5.6K 988 39
[ Completed ] Jaga-Karsa Raya series: One. "Aku terluka untuk sembuh." Namanya Zethaya Alora Gardenia. Bagi Atha, menutupi bagaimana dia sebenarnya...