My Beloved Room Attendant (Co...

By RabihaAdzra

406K 27.3K 195

Siapa yang tidak bangga bekerja di hotel mewah walaupun hanya sebagai room attendant. Aisha, salah satunya ya... More

Part 1: Kedatangan Tamu VVIP (1)
Part 2 Kedatangan Tamu VVIP (2)
Part 3 : Tugas baru
Part 4: Masakan Aisha
Part 5: Back to Indonesia
Part 6: Ngebakso
Part 7: Dilabrak
Part 8: Ke Kampung
Part 9: Berpisah Sementara
Part 10: Belum Ada Keputusan
Part 11: Berita Mengejutkan
Part 12: Penyebab Kecelakaan
Part 13: Menikah Dadakan
Part 14: Sadar Dari Koma
Part 15: Ke London
Extra Part 1: Tetangga
Extra Part 2: Tamu Dari London
Extra Part 3: Evelyne
Extra Part 5: Buah Cinta (End)

Extra Part 4: Ternyata Rindu

16.6K 1K 33
By RabihaAdzra

Tidak seperti biasanya ketika semua penghuni rumah sarapan pagi, Arum sudah rapi. Gadis itu sudah siap-siap mau berangkat kuliah. Dia mengurungkan niatnya sarapan pagi ketika melihat Evelyn ngobrol dan bercanda dengan Adji di meja makan.

Adji melihat Arum turun dari tangga lantai atas dan menyunggingkan senyuman kepadanya tapi gadis itu tidak membalas senyumannya.

"Mba, Arum kuliah dulu. Assalamualaikum" pamit Arum.

"Tidak sarapan dulu?" tanya Aisha.

Arum tidak menjawab pertanyaan Aisha dia langsung mengarahkan badannya ke ruang tamu lalu keluar rumah.

"Tumben nggak mau sarapan" gumam Ken sembari menyuap sarapannya.

"Nggak tau, Kak" sahut Aisha juga heran.

"Eve, rencana kamu hari ini mau ngapain?" tanya Ken.

"Kak Adji mau ngapain hari ini?" Evelyn malah menoleh dan bertanya ke Adji.

"Aku mau ke perusahaan kamu Ken, mau audit" canda Adji.

"Yah, malas banget. Kunjungannya kok ke perusahaan, sih" gerutu Evelyn.

"Kak, aku ke kamar dulu, ya" pamit Aisha. Kepalanya mulai pusing lagi. Aisha menyentuh keningnya. Hangat.

"Kenapa kalau tiap pagi badanku terasa panas?" batin Aisha masuk ke dalam kamar.

"Kenapa Aisha, Ken?" tanya Adji menatap Ken.

"Sepertinya Mba Aisha kurang sehat" tebak Evelyn. Gadis itu bisa melihat wajah Aisha tidak ceria dan tampak pucat.

Ken kemudian menyusul Aisha ke dalam kamar. Dia melihat Aisha sedang berbaring di tempat tidur.

"Honey, kenapa?" Ken duduk di sisi ranjang lalu mengusap kening Aisha.

"Badan kamu kok panas"

"Kepalaku pusing. Sudah dua hari ini kalau setiap pagi, badanku panas Kak. Tapi kalau malam tidak lagi panas"

"Kita ke dokter saja, ya" tawar Ken. Aisha menggeleng.

"Kakak ke kantor saja. Biar aku istirahat. Nanti juga baikan, kok"

"Hm, nggak usah masak. Nanti beli lauk masak saja" ujar Ken. "Evelyn nanti kakak minta di rumah saja untuk menemani kamu"

Akhirnya Ken pergi ke kantor juga. Namun hatinya tidak bisa tenang melihat kondisi Aisha yang tampak kurang sehat.

***

Seperti ucapannya, Adji memang mampir ke perusahaan Ken. Ketika memasuki jam makan siang, Adji meninggalkan kantor Ken.

"Hei, mau ke mana kamu Dji?" tegur Ken.

"Mau cari makanlah"

"Di sini ada kantin, Dji. Kita makan di sini saja" ajak Ken.

"Ogah, aku mau keluar saja sekalian pulang" tolak Adji. Ah, kalau soal selera makan Adji memang agak rewel.

Adji pergi meninggalkan kantor Ken. Dipikirannya masih teringat dengan sikap dingin Arum pagi tadi. Adji membelokkan mobilnya ke arah kampus Arum. Ketika dia menelpon, Arum tidak menjawab panggilan telpon darinya.

Arum duduk di taman depan kelasnya. Masih terngiang-ngiang ucapan Evelyn kepadanya semalam. Mereka terlibat percakapan di kamar Arum. Ketika semua penghuni rumah sudah tidur, Evelyn menghampiri Arum di kamarnya.

"Rum, kamu jangan suka dengan Kak Adji, ya? Aku nggak mau kehilangan Kak Adji"

Deg. 'Apa hak adik Kak Ken melarangku untuk menyukai Kak Adji? Apa Evelyn juga menyukai Kak Adji?' batin Arum.

"Memangnya kenapa? Kamu suka dengan Kak Adji juga?" tanya Arum.

'Juga? Hm, berarti memang Arum menyukai Kak Adji, nih' batin Evelyn.

"Iya. Jadi, kamu nggak usah berharap Kak Adji suka dengan kamu. Dia nggak akan mau menetap di Indonesia" tutur Evelyn mengingatkan Arum.

Arum menatap kosong taman yang berada di depannya. Gadis yang dibesarkan di Inggris itu jauh lebih cantik dan modern dibandingkan dirinya. Hati Arum pun menciut. Dia memang baru beberapa hari bertemu Adji namun Arum sudah terpikat dengan kharisma Adji yang memiliki wawasan yang luas ketika mereka bertukar pikiran.

"Rum, kamu ditunggu cowok di sana" tegur Anggun teman sekelasnya menepuk pundak Arum.

"Eh..." Arum terkesiap. "Si ... siapa?"

"Nggak tahu. Cowok ganteng pokoknya" jawab Anggun lalu meninggalkan Arum yang masih menebak-nebak siapa laki-laki yang mau menemuinya.

Akhirnya dengan enggan Arum menemui laki-laki yang dimaksud Anggun barusan. Laki-laki itu menunggu tidak jauh dari tempat yang dimaksud oleh temannya tadi.

"Kak Adji!" panggil Arum.

Arum mengenali postur tubuh Adji meskipun posisinya sedang membelakangi. Adji menoleh dan melihat Arum berdiri dua langkah di depannya. Adji tersenyum namun Arum tidak membalas senyumannya.

"Ngapain di sini?" tanya Arum heran.

"Nanti ada yang marah lagi" sambung Arum datar.

"Mau mengajak makan"  jawab Adji.

"Siapa yang marah, pria jomblo seperti Kakak nggak ada yang marahlah" sambung Adji bercanda agar Arum mau tersenyum.

"Di bibir bilang jomblo, di hati siapa yang tahu" sindir Arum. Dia melangkahkan kakinya meninggalkan Adji.

"Rum, kamu nggak mau makan bareng Kakak? Besok Kakak udah balik ke London, lho" ujar Adji.

Arum menghentikan langkahnya lalu berbalik melihat Adji. "Benaran dia mau pulang?" batin Arum tidak percaya.

"Ayolah, kamu mau makan apa saja Kakak yang bayar, kok. Tenang saja" bujuk Adji menatap Arum penuh harap.

Arum mengangguk setuju. "Kasihan juga kalau ditolak. Orangnya udah sukarela datang ke sini" pikir Arum.

"Em ... Kak Adji serius, besok mau pulang?" tanya Arum kurang yakin ketika di mobil.

"Iya, kenapa? Kamu mau Kakak lama-lama di sini?" pancing Adji sambil menoleh ke arah Arum.

Arum hanya mengulum senyum. Adji pun tersenyum, akhirnya gadis yang duduk di sampingnya itu bisa tersenyum lagi.

"Nggak" jawab Arum singkat.

"Nggaknya cewek itu artinya iya, lho" ujar Adji santai.

"Huaaa, Kak Adji kok bisa tau, sih. Aduh, jadi malu banget. Rasanya mau tenggelam ke bumi saja" jerit hati Arum menahan malu.

"Nggaklah. Evelyn kan sudah ada di sini terus ngapain Kakak pulang?"

"Apa hubungannya dengan kedatangan Eve. Dia punya kakak sendiri. Ya, biar Ken saja yang mengurusnya" jawab Adji melirik Arum.

"Evelyn suka dengan Kakak, masa Kak Adji malah mau pergi" gumam Arum.

Adji terkekeh. Bisa-bisanya Arum menebak kalau Evelyn menyukainya dan dia juga menyukai Evelyn.

"Kok, malah tertawa, sih" ujar Arum cemberut.

"Arum, Eve itu udah Kakak asuh sejak dia umur empat tahun. Jadi udah kayak adik sendiri. Kakak ikut papi Ken sejak umur 15 tahun. Jadi rasa sukanya itu bukan seperti rasa suka antara laki-laki dan wanita dewasa. " jelas Adji sambil tertawa kecil. Arum pasti sudah dikerjain oleh Eve.

Arum membulatkan matanya. "Jadi, apa maksud ucapan Evelyn semalam?" pikir Arum.

"Emang dia bilang apa sama kamu?" tanya Adji melihat Arum tampak bingung ekspresinya ketika mendengar cerita darinya.

"Nggak ada, kok" jawab Arum singkat.

"Hm, pasti gadis tengil itu sudah bicara yang tidak-tidak sampai Arum berpikir bahwa Eve menyukaiku dan sikap Arum kepadaku mendadak berubah drastis" batin Adji.

***

Sudah hampir dua minggu Adji meninggalkan Indonesia. Sehari Adji terbang ke London, Evelyn pergi ke rumah kakeknya. Evelyn tidak setuju jika Adji kepincut dengan Arum yang seumuran dengannya itu. Masa kedua kakaknya direbut oleh satu keluarga. Seperti tidak ada wanita lain saja. Itu tujuan Eve memperingati Arum untuk tidak menyukai Adji karena dia akan kehilangan perhatian dari Adji jika sampai Adji menyukai Arum.

"Rum, ngeliatin hape melulu. Menunggu telpon dari siapa?" tegur Anggun.

"Kepo!"

"Yeay...Hm, aku tahu pasti Kakak yang menemui kamu di kampus tempo hari, kan?" tebak Anggun.

"Nggak, kok" elak Arum.

"Dia cowok kamu?"

"Bukan, dia itu saudara angkat kakak iparku" jawab Arum jujur.

"Roman-romannya kamu sepertinya suka dengan dia, deh. Begitupun juga dengan dia" ujar gadis berjilbab mini itu.

"Sok tahu kamu"

"Ealah...ngapain juga dia jemput kamu kalau nggak ada perasaan apapun"

Arum termenung mengingat-ingat ucapan Adji ketika bersamanya. "Non, dia pernah tanya sama aku, kalau ada yang melamar apa aku siap nikah"

"Wah, Rum tuh cowok ngasih sinyal ke kamu. Terus kamu jawab apa?" tanya Anggun penasaran.

"Aku jawab iya asalkan aku juga suka dengan dia. Kalau nggak suka, ya, nggak mau" jawab Arum polos. Anggun tertawa cekikikan.

Drrrrt.Drrrrt.Drrrrt.

Ponsel Arum berbunyi disela obrolan mereka sembari menunggu mata kuliah berikutnya. Arum melihat layar ponselnyanya.

Kak Adji London Calling.

Arum melebarkan matanya. Jantungnya berdegup kencang menatap hape yang masih digenggamnya.

"Non, dia nelpon" gumam Arum melirik Anggun.

Nona itu sapaan akrab antara Arum dan Anggun, teman kuliahnya.

"Cie, panjang umur banget nih cowok. Baru juga diomongin, udah nelpon. Buruan angkat" ujar Anggun memberi semangat.

Arum pun menggeser tanda hijau di layar hapenya.

[Assalamualaikum] sapa Adji dari London.

[Waalaikumsalam.Apa kabar, Kak?] Arum melihat Anggun sambil tersenyum.

[Alhamdulillah sehat. Kamu juga, kan?]

[Iya, Kak]

[Lagi di mana? Kuliah?]

[Iya, Kak sedang kuliah]

[Kakak mengganggu nggak ?]

[Nggak, kok. Ini juga sedang menunggu mata kuliah berikutnya]

[Pengen balik lagi ke Indonesia, tapi pekerjaan di sini masih menumpuk]

Adji mendesah kesal. Kenapa papi Ken memberinya tugas seabrek-abrek begini.

[Emang kenapa Kak Adji mau balik lagi ke Indonesia?]

[Kangen dengan Arum]

Blush. Wajah Arum memerah. Anggun menutup mulutnya menahan tawa takut Adji mendengarnya.

[Bercanda, kan?]

[Iya, bercanda banget sampai tidur tidak nyenyak karena terbayang wajah kamu terus] sindir Adji.

Arum terdiam. "Apa Kak Adji serius dengan ucapannya?" tanya hati Arum.

[Arum]

[Iya, Kak]

[Sudah dulu, ya. Kirim email kamu. Nanti Kakak sambung di email saja. Ada papi Ken, nanti Kakak kena omel]

Adji menutup telpon setelah mengucapkan salam. Arum mengeryitkan dahinya. Untuk apa Adji meminta emailnya ?

***

Extra part MBRA tentang Aisha dan Ken sedikit ya...pemanis saja hehehe.

Extra part kebanyakan cerita tentang Adji dan Arum. Maaf ya author keikut baper sih berasa jadi Arum hehehe.

Prabumulih, 12 September 2019
Rabiha Adzra

Continue Reading

You'll Also Like

149K 14.1K 32
Part lengkap Dalam tahap revisi Cerita ini hanya fiktif belaka, mohon maaf apabila terdapat persamaan nama tokoh tempat dan lainnya. Semua itu terj...
414K 36.1K 56
jatuh cinta dengan single mother? tentu itu adalah sesuatu hal yang biasa saja, tak ada yang salah dari mencintai single mother. namun, bagaimana jad...
341K 16.7K 41
Highest Rank : # 1 on Captain (13/01/2021) # 4 on Aksara (04/06/2021) # 4 on TNI (17/06/2021) # 1 on Makassar (15/07/2021) # 1 on Kapten (22/09/2021)...
594K 22K 31
[KAWASAN BUCIN TINGKAT TINGGI 🚫] "Lo cuma milik gue." Reagan Kanziro Adler seorang ketua dari komplotan geng besar yang menjunjung tinggi kekuasaan...