Fathiya x Labuhan Hati Antara...

By Shireishou

674K 29K 7.6K

[18+] Bijaklah Memilih Bacaan. Fathiya merasa, kekecewaan bertahun yang lalu telah merenggut semua tawa. Rasa... More

Prakata + Prolog
Bab 1 - Kunci Hati
Bab 2 - Hati yang Terikat
Bab 4 - Sahabat Setia
Bab 5 - Kepedihan Masa Lalu
Bab 6 - Masa Lalu Bahagia
Bab 7 - Pernyataan Gila
Bab 8 - Lupa Ganti Judul Bab
Bab 9 - Sayap Tak Mengepak
Bab 10 - Bahagia yang Pura-Pura
Bab 11 - Dua Keluarga
Bab 12 - Penantian Fathiiya
Bab 13 - Mahar Istimewa
Bab 14 - Lelaki yang Kembali Hadir
Fathiya - 15 - Debar di Dada
Fathiya - 16 - Kebencian yang Mulai Hadir
Fathiya - 17 - Planet Bekasi
Fathiya - 18 - Perhatian Keduanya
Fathiya - 19 - Umpatan yang Menyambar
Fathiya - 20 - Kekangan yang Melukai

Bab 3 - Menjahit Kenangan

36.7K 1.6K 414
By Shireishou

Dapat 100 vote up Ahad. Kalau enggak, sampai jumpa Selasa

[vote awal 1,5k jadi 1,6k]

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui," (QS Al-Baqarah: 216).

Musala yang kecil, tapi bersih ini membuat hati Fathiya nyaman. Suasana sejuk dengan dua kipas angin menyala membuat perempuan itu semakin khusyuk berdoa.

Seusai berdoa, Fathiya masih menunduk dalam hingga dagunya hampir menyentuh tulang belikatnya sendiri. Sunyi dan hening.

Davina menepuk bahunya perlahan. "Yang lain udah pada selesai," bisik Davina lembut.

"Maaf." Fathiya melepas mukenanya pelan dan melipatnya. "Apa yang lain sudah ke kedai duluan?"

Davina membenarkan. "Kamu kayak masih belum fokus, Fath? Masih mikirin dia?"

Pertanyaan Davina sebenarnya berulang dan terasa sedikit menusuk. Namun, Fathiya tahu kalau Davina hanya mengkhawatirkan dirinya. Perempuan itulah yang selalu menemani Fathiya melalui masa tergelapnya. Membuatnya tetap bertahan dan tidak mengambil jalan pintas. Dulu ... hampir saja dirinya.... Fathiya menggeleng mengenyahkan semua kenangan buruk itu.

"Aku udah nggak apa-apa, Dav. InsyaAllah." Nada yang mengambang dan penuh ketidakyakinan.

Tiba-tiba tubuh Fathiya direngkuh dan didekap erat-erat. "Kamu harus tahu kalau aku selalu siap mendengarkan. Enggak apa-apa kalau belum move on. Asal jangan terus diam di tempat. Aku selalu siap untuk membantumu bergerak," bisik Davina sambil menepuk-nepuk punggung sahabatnya lembut.

"Jazakillahu...."

"Waa iyaki," balas Davina sambil melepas pelukannya. "Yuk, kita kembali ke kedai. Kasian yang lain nanti berjamur nungguin kita!" Suara tawa Davina selalu mempu menyegarkan suasana.

Fathiya pun bangkit berdiri diikuti Davina.

Rombongan Fathiya kembali ke kedai yang ternyata sudah penuh dengan pengunjung yang mengantre. Banyak pengemudi ojek daring terlihat duduk-duduk di kursi tunggu di depan kedai. Tampaknya memang sengaja disediakan bagi mereka yang ingin memesan untuk dibawa pulang.

Untungnya Fathiya dan teman-temannya masih mendapat tempat di sudut. Kipas angin yang berputar dan hawa malam berembus semakin menambah kesejukan. Rolling door dari ujung ke ujung yang dibuka sepenuhnya membuat udara mudah sekali berganti.

Segar!

Tak butuh waktu lama sampai mi ayam jamur spesial terhidang di hadapan Fathiya. Minya terlihat tebal dan kenyal. Kuah kecokelatan dengan taburan daun bawang tampak menggoda di balik kepulan asap. Cincangan daging ayam dan jamur manis-gurih yang ditabur benar-benar melimpah. Pangsit goreng pun tak lupa hadir sebagai pelengkap.

Fathiya membaca doa sebelum makan dengan berbisik. Dia mengamati sejenak mangkuk di hadapannya dan mulai mencicipi kaldu yang langsung menimbulkan sensasi menakjubkan. Gurih kuahnya pas sekali. Rasanya sayang jika ia harus menambahkan saos botolan bermerek yang juga disediakan di sana.

Rasa originalnya langsung mampu membuat hati Fathiya terjerat. Ada sensasi khas yang entah mengapa membangkitkan rindu bagi perempuan itu. Kenangan manis masa silam langsung mengalir dengan cepat ke kepala, tapi entah apa. Fathiya tak bisa mengidentifikasinya. Dia hanya merasa dirinya menjadi muda kembali.

Apa mi ayam ini benar-benar seajaib yang diberitakan?

Teman-temannya memesan aneka rupa mi ayam. Ada mi ayam bakso mercon, mi ayam yamin, mi ayam pangsit keju, bahkan mi ayam ceker jamur crispy. Semua tampak menikmati pesanan mereka. Riuh kedai terasa menambah kemeriahan.

Suara gelak tawa terdengar memenuhi meja. Fathiya hanya bisa tersenyum tipis mengimbangi teman-teman yang begitu bersemangat bercerita dan mengucapkan selamat atas keberhasilannya naik jabatan.

Fathiya memang cukup dikenal menonjol di antara teman kosnya. Mungkin karena ia memfokuskan diri pada pekerjaan untuk melupakan semua luka. Yang jelas, ia sudah dipromosikan dan naik jabatan menjadi manajer di tahun ketiganya bekerja.

Perempuan itu rela lembur kapan saja. Rela ditugaskan keluar kota tanpa rewel dengan persyaratan ini itu. Bahkan untuk tugas-tugas di kantor, dikerjakan paling rapi dan paling teliti di antara kandidat lainnya. Belum lagi ide-idenya yang brilian dan inovatif. Tak lelah jika diminta ikut pelatihan ini dan itu. Tentu saja atasannya tidak berpikir banyak saat mengangkat Fathiya menjadi manajer.

"Aku cuma beruntung karena manajer lama resign. Kalau nggak ..."

"Kamu terlalu merendah, Fath!" Davina kembali tertawa. "Prestasimu sudah menggaung ke penjuru kos."

"Halah! Kayak kos kita luas aja?" potong wanita berjilbab pendek.

"Luas dong! Ada lima puluh juta jiwa di dalamnya."

Semua tertawa bersamaan.

Fathiya bersyukur memiliki teman-teman yang sangat baik. Meski dirinya tidak bekerja di perusahaan besar dengan karyawan mencapai ratusan orang, tapi ia merasa sangat nyaman. Gaji yang cukup, teman-teman kos yang baik, Fathiya sangat bersyukur.

Tiba-tiba sudut matanya menangkap dua sejoli tengah tertawa. Seorang wanita manis berjilbab panjang dan pria berkacamata yang cukup tampan. Mereka terlihat sangat serasi. Wanita itu tampak bersemangat bercerita. Usianya tampak masih sangat muda jika dibanding pasangannya. Sesekali kisah itu terhenti kala ia harus menyuapkan mi ke mulut dan mengunyahnya. Sementara pria di sebelahnya tampak tersenyum bahagia dan sesekali menanggapi ucapannya sepenuh hati. Cincin perak kembar tersemat di jari manis keduanya.

Tiba-tiba hati Fathiya terasa nyeri. Wanita itu langsung beristighfar. Seandainya Raka tidak menghilang pada hari lamaran mereka, mungkin kini ia sudah seperti kedua pasangan suami-istri tersebut. Saling berbagi dan berbahagia.

Wanita itu melantunkan zikir untuk menenteramkan hatinya. Mi ayam yang tadinya lezat, kini terasa pahit dan membuatnya mual. Kapan ia bisa lari dari bayang-bayang Raka? Semakin otaknya berusaha melupakan, semakin hatinya terjerat dan mengingat.

Dia tak mampu membenci Raka. Padahal pria itu sudah mencampakkannya dengan tidak hadir pada hari lamaran mereka. Dia seperti asap yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Peristiwa itu membuat Fathiya dan keluarganya harus menanggung malu karena banyak sanak saudara juga hadir di acara itu.

Harusnya memang acara lamaran tidak perlu dibesar-besarkan. Namun, membayangkan Raka malah menghilang saat hari pernikahan, rasanya akan jauh mengerikan!

Namun, kenangan demi kenangan indah bersama Raka seperti untaian pita emas yang tak terputus. Dipintal benang duka dan tak pernah bisa terhenti oleh rasa bahagia yang tak juga menyapa.

Ya Allah, sampai kapan dirinya harus menderita karena cinta?

"Fathiya?" Tiba-tiba suara berat seorang pria menyapanya.

Fathiya merasakan hatinya mencelus dan jantungnya berdetak seperti roller coaster kala melihat sesosok pria berjalan mendekat ke arah meja mereka. Wanita itu terlalu takut mendongak untuk memastikan siapa pemilik suara yang barusan menyapa.

"Kamu, Fathiya Khairinidda, kan?" Suara rendah itu terdengar familier di telinganya.

Kemudian kali ini Fathiya berani menatap lawan bicaranya.

1 Maret 24

SIAPA DIAAAAA????

Btw, Sudah mulai ada bayangan kenapa Mi Ayam bertaburan sejak prolog?

SAPA SUKA MI AYAAAAAAAM???

.

.

.

.

.

.

.

.

.


2 Agustus 2019

Ya ... Ya ... Kalian kaget, ya?

Namun, percayalah, Shirei nggak pernah kasih adegan sia-sia tanpa tujuan yang PENTING. Wakakka

Prolog Storial dan Wattpad masih sama, ya. Enjoy

Continue Reading

You'll Also Like

2.2M 238K 44
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
2.5K 359 10
5 tahun tidak disentuh sang suami, Selly terpaksa menerima kedekatannya dengan sang murid. kenapa suaminya tidak mau menyentuhnya? bahkan sang suami...
2.3K 434 13
Jewi merupakan seorang dokter ahli bedah yang jenius dan cekatan. Selain itu, dia juga merupakan salah satu dokter ahli bedah terkemuka di rumah saki...
8.7K 2.1K 21
Mona dihadapkan pada sebuah dilema. Memilih Bastian si bapak biologis anaknya, ataukah Enggar yang merelakan masa depan demi dirinya.