"Pacaran yuk," aku lagi ngerjain tugas di kamar, tengkurap, di depan laptop, di samping buku, di samping kertas-kertas penelitian, ada suara mirip Kak Hoseok bisik-bisik tapi aku coba buat fokusin diri. Itu setan, ya ampun. Setan biasanya mengajak maksiat mulu. Aku mengetik lagi, melirik kertas penelitian dan buku tebal yang dijadikan bahan referensi. Sebentar lagi mau jedotin kepala aku ke laptop soalnya mau gila.
"Syyyuuuutt."
Sejak kapan sih rumah ini jadi berhantu?
"Allahulaillahaillahuwal ayyul qayyum—"
"KOK AKU DIBACAIN AYAT KURSI?"
"LAH? KAK HOSEOK? SEJAK KAPAN DISITU!"
Oke. Gitu. Rumah aku tidak berhantu.
Jadi, ya ...
Iya, akunya terlena.
Mama mengawhy banget bukain pintu buat Kak Hoseok, anaknya lagi meditasi buat mengerjakan tugas belum deadline dan JUSTRU ITU sebenarnya, mumpung aku lagi mau. Terus manusia cintanya datang. Aku harus gimana? Memang sih, pacaran itu harusnya dijadikan prioritas nomor dua. Tapi ya kan ... Kak Hoseok ini langsung dapat tawaran kerja setelah lulus sarjananya, terus kerjanya mantap banget emang. Saking mantapnya, bayi aku kasian :( sibuk mulu :( pasti pusing :( masa aku tolak ajakan pacarannya :(
"Kamu mau apa?"
Kak Hoseok memperlambat laju motornya makanya aku bisa dengar jelas, "Nasi goreng enak tuh, mau?"
"Oke," pacaran terkeren bukan makan di restoran guys, kfc juga kalah sama ini sebenarnya, tapi makan di pinggir jalan👌👌 top markotop. Kita menepi di pinggir jalan dan masuk ke dalam tenda nasi goreng dan makanan lainnya itu, tapi tujuan aku makan nasi goreng. Kalau Kak Hoseok gak tahu mau apa. Tapi denger-denger dari dumelannya dia mau kwetiaw.
"Hari ini gaji aku cair lho."
Mata aku membulat, "Iya? Wedewwww, selamat!" rewardnya aku kasih usapan di kepalanya sampai dia memejam mata untuk menikmati, "So proud of you! Aku nyanyi ya? Congratulations! And CELEBRAAAAATION!" Liriknya cuma itu-itu saja aku ulang sampai bego sembari tepuk tangan, awalnya Kak Hoseok mengikuti tapi dengan variasi kepalanya yang ke kanan dan ke kiri, baru ikutan dua bait sih, habis itu dia hush in aku.
"Diem, diem, diliatin bege, jangan malu-maluin kalo mau jadi pacar gue ah," dia berujar begitu.
Aku disuruh diam, malah semakin rame lah, tapi cuma sebentar saja ramenya kali ini sebab orang lain yang makan sudah menoleh melihat kebangsatan aku, aku hehehehe in. "Terus kamu bagus gak kerjanya?"
"Bagus lah! Kalo enggak, aku gak traktir kamu."
"Emang kamu yang paling top dah, yang lain beng-beng," aku menerima es teh manis yang baru saja di antar oleh abang-abangnya lalu bilang terima kasih, aku melanjutkan kembali ide yang tadi terlintas di kepala, "Tapi aku mau traktir kamu juga dong, nanti tapinya, kamu lagi mau apaan?"
"Apa ya ... peluk aja?" Alisnya tidak lupa ke atas dan ke bawah, genit, dih?
"Itu mah gratis."
"Bisa aja. Punya pacar gak neng?"
"Sori Mas, aku udah taken, jangan ngalus ya, bojoku galak," aku mengibas rambut ke belakang, mau shyombong. "Beneran anjir, ini aku mau beliin kamu sesuatu."
"Aku lagi mau kamu," aku mau istigfar dulu, lihat ke kanan ke kiri, ada satu-dua orang yang lagi makan, untung saja suaranya Kak Hoseok keredam sama suara oseng-osengan penggorengan. Aku panik, ini orang lagi kesambet setan beneran ya? Tangan aku pukul pahanya nyaring, "Aduh! Sakit! Kenapa dipukul!"
"Kak! Goblok banget anjir? Kalo mau ngomong ambigu tahu tempat dong?" Seru aku pakai nada di tahan-tahan supaya tidak jadi bahan atensi pelanggan lain.
"Akunya belom selesai ngomong!"
"Lanjut apaan lagi kalo intronya udah gitu!"
Kak Hoseok meringis, mengusap cepat pahanya yang menjadi korban pukulan aku, "Makanya dengerin dulu kalo orang ngomong," desisnya.
"Ya lagian? Ah tahu ah, kesel."
Tepat setelah itu, abang-abang tukang nasi gorengnya mengantarkan pesanan kita terus kita makan bareng. Kak Hoseok nawarin kwetiawnya ke aku, aku minta coba, terus aku nawarin ke dia, dia mau juga. Ujung-ujungnya kita jadi setengah-setengah makannya, soalnya aku juga minta seperempat kwetiaw Kak Hoseok dan Kak Hoseok juga minta seperempat nasi goreng punya aku. Di sela-sela kunyahan dia, yang aku marahin dulu buat telan dulu baru ngomong, dia minum es tehnya dulu baru siap-siap buat bicara.
"Tadi—sisain aku udangnya dong," aku bergumam iya, lanjut makan sambil menunggu dia bicara lagi, "Tadi, maksud aku, aku mau kamu itu, aku mau kamu nunggu."
"Disini gak ada kamar mandi, Kak Hoseok, di rumah aja pipisnya. Nanti aku tungguin kamu."
"Bukan itu!"
"Terus tunggu apa dong? Kamu mau dinas kayak Kak Yoongi dulu? Terus minta aku tunggu? Ih, waktu kamu KKN sebulan aja aku tungguin," aku menusuk udang kecil yang sengaja aku pisahin untuk Kak Hoseok dan memberi gestur supaya dia membuka mulutnya, "Kak Hoseok, kita itu udah jalan dua tahun? Trust me, oke? Akunya masih sama kamu kok."
Kak Hoseok terdiam sejenak, tahu nih aku tatapan kayak gini; tatapan I don't see that coming, habisnya terpesona gitu sama aku (ge'er dikit gak papa kan) satu skor buat aku, karena berhasil mencetak gol untuk membuat Kak Hoseok klepek-klepek. Memantul.
Aku menyikutnya iseng, "Baper ya?"
"Iya."
"Nah, makanya, santuy aja sih? Aku tungguin, oke? Sekarang cerita, kamu mau kemana?"
"Gak kemana-mana."
"Lah?"
"Tunggu aku sampai aku sanggup bawa Mamih sama Papih ke rumah kamu ya?"
"Ha? Kan bisa main sekarang ..."
"Bukan, ih, anjir dah," Kak Hoseok mengusap kepalanya sendiri, "Tunggu aku sampai aku mapan buat ..."
"Buat?"
"Kamu lagi pura-pura bego ya?"
"Sumpah, aku lagi gak pura-pura bego, ini aku goblok beneran."
Kak Hoseok menghela nafas, mungkin capek, yaudahlah, masing sayang ini. "Kamu sukanya rumah atau apartemen?"
"Gak tau sih, apa aja asal nyaman? Emang kenapa? Kamu mau beli?"
"Definisi nyaman kamu apa?"
"Hah? Uh ... bisa molor?"
"Kalo aku, definisi nyaman itu sama kamu."
"Apa hubungannya sama beli rumah?"
Kak Hoseok mengendikkan bahu habis itu jawab jutek, "Apaan kek. Pokoknya buat aku sama kamu. Tinggal bareng kali."
Aku punya banyak pertanyaan buat Kak Hoseok salah satunya; kenapa ngambek anjir? tapi benar saja, aku di diemin selama aku tanya-tanya soal maksudnya itu. Apartemen? Tinggal bareng? Kak Hoseok mau kerja lembur bagai quda demi beli rumah? Beli apartemen? Buat tinggal bareng sama aku? Aku berakhir uring-uringan di kasur, mau mengerjakan tugas lagi tapi topik terakhir yang di kasih Kak Hoseok bikin aku deg-deg an padahal aku gak ngerti maksudnya apa. Tinggal bareng? Kak Hoseok sudah bosan tinggal di rumah? Kak Hoseok tipe-tipe pacaran yang tinggal bareng sama pacarnya? Aku sih ... gak masalah, cuma takut di tempeleng Mama. Oke ... oh.
ME
ka
aku sih ayo aja tinggal
sama kamu kalo kamu
udah bisa beli apartemen
atau rumah... atau apaan
deh
tapi kamu yang bilang
mama sama papa aku ya
aku takut di coret
di kartu keluarga
☆☆MI SEOKKIE
iya nanti aku yg bilang
ngerti kan?
ME
ngerti
☆☆MI SEOKKIE
oke
love you💓
ME
love you too💖
---
hoseok capek ga si punya pacar kayak dia ... yang nulis udah capek banget T____T