Serpihan Hati (END)

By Fdsfmly

527K 20K 1.1K

[Follow dulu sebelum baca] Perselingkuhan Hafiz yang terus ia lakukan, membuat Adira sang istri merasakan sak... More

Bagian Satu
Bagian Dua
Bagian Tiga
Bagian Empat
Bagian Lima
Bagian Enam
Bagian Tujuh
Bagian Delapan
Bagian Sembilan
Bagian Sepuluh
Bagian Sebelas
Bagian Dua Belas
Bagian Tiga Belas
Bagian Empat Belas
Bagian Lima Belas
Bagian Enam Belas
Bagian Tujuh Belas
Bagian Delapan Belas
Bagian Sembilan Belas
Bagian Dua Puluh
Bagian Dua Puluh Satu
Bagian Dua Puluh Dua
Bagian Dua Puluh Tiga
Bagian Dua Puluh Empat
Bagian Dua Puluh Lima
Bagian Dua Puluh Enam
Bagian Dua Puluh Tujuh
Bagian Dua Puluh Sembilan
Bagian Tiga Puluh
Cerita Baru.
Ayo Bacaa
Promosi!!

Bagian Dua Puluh Delapan

17.7K 669 43
By Fdsfmly

Kini kandungan Dira sudah memasuki bulan ke-9, perutnya pun makin membesar dan penyakit nya pun semakin sini semakin mematikan. Sudah hampir tiga bulan juga Dira tak bertemu suaminya, Hafiz. Dira pun sudah keluar dari RS sekitar 2 bulan yang lalu.

Diusia kandungan 9 bulan ini, Dira rajin jalan-jalan di sekitaran rumah Ibunya. Seperti sekarang, dia sedang berjalan-jalan sambil meredakan mules di perutnya.

Ya, Dira mulai merasakan mules di perutnya seperti orang yang akan melahirkan. Hanya baru berapa langkah saja perut Dira terasa sakit sekali, dia duduk di pinggir jalan, dan sayangnya tidak ada orang yang lewat.

Dira terus meringis kesakitan, sampai dia tidak sadar ada orang disebelah nya yang akan menolongnya.

"Dira.." suara itu, suara yang sangat dia kenal, suara yang amat ia benci namun ia rindukan.

Dira mendongkakkan kepalanya. "Maaas Hafiz?" Dira terbata-bata.

Hafiz memeluk Dira dengan erat, Dira mencoba melepaskan, namun sakit yang terasa di perut membuatnya tidak bisa melawan.

"Iya sayang, ini aku Hafiz, suamimu. Selama tiga bulan ini aku mencarimu, namun tidak pernah ketemu. Darimana saja kamu sayang? Aku menyesal dengan semua ini, semenjak kamu tinggalkan aku, separuh jiwaku terasa hilang," ucap Hafiz.

"Jangan banyak bicara! Sekarang tolong bawa aku ke Rumah Sakit, aku akan melahirkan Mas, tolong," ucap Dira lirih

"Baiklah sayang, aku akan membawamu."

Hafiz menggendong Dira ke mobil yang ia bawa. Hafiz mendudukkan Dira di kursi belakang, agar Dira bisa selonjoran. Setekah itu, dia langsung pergi ke Rumah Sakit terdekat.

Untung saja jalanan sangat sepi, sehingga tidak terjadi kemacetan. Hafiz dan Dira pun sampai ke Rumah Sakit, Hafiz langsung membawa Dira ke dokter kandungan.

"Dok, apa saya bisa ikut masuk?"

"Bisa pak," jawab Dokter.

Hafiz pun ikut keruangan bersalin. Dia ingin menemani saat istrinya sedang berjuang antara hidup dan mati untuk melahirkan anak mereka.

Persalinan berjalan normal, tidak melewati proses sesar, saat Dira mengeluarkan bayinya ia mencakar tangan, muka, rambut Hafiz karena saking sakitnya.

Oek, oek, oek

Lahir bayi perempuan yang amat cantik, wajahnya sangat mirip dengan Dira, hanya saja matanya mirip dengan Hafiz.

Semua yang berada ditempat mengucap syukur alhamdulillah. Bayi segera dibersihkan, setelah itu Hafiz segera mengadzani anak pertamanya itu.

Sementara Dira, ia sudah terlihat sangat lemah. Tapi ia berusaha kuat demi anaknya yang baru saja lahir. Ia ingin dulu melihat dan berfoto dengan anaknya. Sebelum ia pergi meninggalkan dunia.

Setelah Hafiz mengadzani putrinya, ia segera menelpon kedua orang tuanya serta mertuanya. Kabar bahagia ini membuat mereka kaget sekaligus bahagia.

"Terimakasih sayang, kau telah memberikan seorang putri yang cantik untukku. Apakah kau sudah mempunyai nama untuknya?" Dira hanya mengangguk.

"Namanya Annisa Alifah, yang artinya perempuan lembut berhati mulia. Semoga saja anak kita nantinya seperti arti namanya menjadi perempuan yang berhati mulia. Aamiin," ucap Dira.

"Aamiin. Nama yang sangat bagus, aku setuju dengan nama itu," ucap Hafiz

"Aku tidak butuh persetujuanmu, terserah kamu mau setuju atau tidak dengan mana anakku," ucap Dira tajam

"Aku sangat setuju, sekarang kamu mau apa?"

"Aku hanya ingin berfoto dengan putriku," ucap Dira.

"Baiklah kalau begitu, akan aku fotokan," ucap Hafiz.

Dira membenarkan kerudung yang ia pakai, karena selama persalinan pun Dira memakai jilbab, dan sebelum melahirkan Dira meminta pada Hafiz agar dokter dan susternya perempuan.

Setelah siap, Hafiz memfotokan Dira dengan banyak gaya.

"Mas, sebelum kita pisah aku ingin berfoto denganmu dan anak kita, agar dia tahu bahwa kita pernah bersama dalam ikatan keluarga," ucap Dira.

Hafiz segera keluar untuk mencari suster dan meminta untuk memfotokan dirinya dengan istri serta anaknya. Ketiganya pun berfoto dengan mesra. Namun, saat sedang difoto yang terakhir, Ibu, orang tua Hafiz beserta Hanif.

Melihat keluarga kecil itu berfoto, yang lain pun ikut berfoto ria. Mulai dari foto berdua dengan Nisa sampai seluruh keluarga. Mereka tampak bahagia, namun tidak dengan Dira yang tampak sudah tidak kuat lagi.

"Alhamdulillah nak, sekarang kamu sudah menjadi seorang ibu. Bagaimana keadaan mu sekarang?" Ibu Dira lah yang pertama menanyakan hal ini.

"Alhamdulillah Bu, Dira sehat. Senang sekali Dira sudah bisa melahirkan putri Dira. Kini Dira tahu perjuangan dan pengorbanan seorang ibu. Dira mengucapkan terimakasih pada Ibu dan mohon maaf semua kesalahan Dira pada ibu dari kecil sampai sekarang," ucap Dira menitikkan air mata.

"Syukurlah kalau kamu baik-baik saja, terimakasih dan mohon maaf juga selama ini Ibu belum bisa menjadi yang terbaik untukmu," ucap Ibu sambil memeluk erat Dira.

Kini giliran Hafiz. "Sayang, sekali lagi aku mengucapkan terimakasih telah melahirkan putri cantik ini. Maafkan semua kesalahanku yang pernah aku buat ke kamu, aku tahu ini semua tidak bisa menebus semua kesalahanku, tapi aku ingin kita mulai dari nol lagi ya," ucap Hafiz yang terlihat sangat menyesali semua ini.

"InsyaAllah kamu telah aku maafkan. Aku juga mau berterimakasih padamu Mas, karena telah menjadi suamiku, yang berani datang pada kedua orang tuaku. Maafkan selama aku menjadi istrimu, aku belum bisa menjadi yang terbaik. Tapi, soal mulai kembali sepertinya aku tidak bisa, sesegera mungkin aku akan kirim surat cerai," ucap Dira berusaha tegar.

'surat cerai mati, Mas' sambung Dira dalam hati.

"Aku mohon sayang, aku akan berubah demi kamu," ucap Hafiz sambil mencium punggung tangan Dira.

"Tidak bisa, Mas. Jika kamu nanti ingin menikah lagi, tolong jangan dengan Meli, karena dia itu gak baik buat kamu, ingat Mas, feeling seorang istri itu kuat dan benar," ucap Dira.

Hafiz hanya mengangguk, dia tidak tahu mau berkata apa lagi.

"Mamah, Papah. Maafin semua kesalahan aku, selama aku jadi menantu kalian mungkin ada ucapan atau tingkah laku yang tidak berkenan dihati kalian dan selalu menyusahkan kalian. Aku mohon maaf," kini giliran Dira meminta maaf pada mertuanya.

"Ngga sayang, kamu adalah menantu terbaik mamah, kita tidak pernah merasa di repotkan, iya kan Pah?. Maafin juga mamah ya sayang," ucap Mamah Hafiz.

"Iya benar itu Dir, kita gak pernah merasa direpotkan oleh kamu sayang, Papah juga minta maaf semua kesalahan Papah sama kamu," ucap Papah Hafiz.

Dira mengangguk.

"Bang Hanif, sini." Hanif mendekati Dira dan memeluknya. "Bang aku udah ngga kuat lagi, aku mau minta maaf sama Abang karena akhir-akhir ini aku selalu merpotkanmu. Aku mengucapkan banyak terimakasih sama kamu dan Ibu, karena tanpa kalian aku mungkin gak akan ada seperti sekarang ini," ucap Dira.

"Kamu harus yakin Dir, kamu harus kuat demi anak kamu. Aku sudah memaafkanmu dan aku tidak merasa direpotkan sama sekali, malah aku yang banyak salah sama kamu, aku pun sudah membujuk Sasha dan sepertinya dia sudah mulai memaafkanmu, jadi kamu harus kuat," ucap Hanif

Dira hanya menggeleng, pertanda ia sudah tidak kuat.

"Udah dong jangan mellow begini, harus nya kita bahagia karena sudah lahir cucu pertama kita," ucap Mamah Hafiz.

Mertua Dira belum mengetahui tentang rumah tangga dan penyakit yang di derita Dira.

"Iyaa masa lahir anak kita sedih sih, eh Dir nama cucu Papah siapa?"

"Namanya Annisa Alifah, yang artinya perempuan lembut berhati mulia," jawab Dira.

"Nama yang bagus," ucap semua yang ada disitu.

Dira terlihat mengambil nafas dalam-dalam, semua yang berada ditempat merasa khawatir. Ucapan Dira pun sudah terbata-bata.

"Ass..asha," ucap Dira sangat terbata-bata.

Hanif segera membantunya mengucapkan kalimat syahadat. Setelah mengucapkan itu, detak jantung Dira berhenti.

Hafiz segera memanggil dokter. Dan mereka menunggu diluar. Tak berapa lama Dokter keluar.

"Bagaimana keadaan istri saya dok?" Hafiz terlihat sangat cemas.

"Sebelumnya saya ucapkan mohon maaf sebesar-besarnya. Bahwa Ibu Dira...'

Tbc:)

Bagaimana keadaan Dira sesungguhnya? Apakah akan berakhir dengan happy ending atau sebaliknya? Tunggu kelanjutan ceritanya.

Terimakasih telah membaca ceritaku ini, dan sudah memnsupport ku sampai sejauh ini💙 mohon maaf atas segala kekurangan. Karena disini aku masih belajar:).

Jangan bosan membaca cerita aku yaa🤗 karena mungkin sekitar 2-3 part lagi cerita ini selesai, yeayy🎉🎉

Semoga sukaa, dan happy readingg teman-temanku💙

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 41.5K 31
16+ | ROMANSA || SELESAI 𝐀𝐩𝐚 𝐩𝐞𝐧𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭𝐦𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐧𝐚𝐢 𝐬𝐞𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡𝐢 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐭𝐮...
5.2M 427K 61
Bagi Aldrich Adyastha yang memiliki segalanya, memenangkan pertaruhan dengan ketiga sahabatnya untuk mendapatkan seorang Azkayra Almeera tentu bukanl...
16.8M 731K 42
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
815K 60.4K 44
Annisa Fauziah atau lebih karib disapa Zizi-si Gadis hitz pada masa SMA-yang terkenal dengan sifat-sifat buruknya. Mendadak dia berubah. Rambutnya ya...