My CEO, My First Love [REPOST]

By Revee16

2.1M 81.4K 1.9K

END. Belum direvisi 1 #billionaire 1 #clbk 1 #cintalama 1 #jordan 1 #love 1 #rich 1 #blasteran 1 #miranda 2 #... More

Hi!
My CEO, My First Love |1||The Worst Day|
My CEO, My First Love |2| |Evidently, This is not Worst Day|
My CEO, My First Love |3||Meet His Bestfriend|
My CEO, My First Love |4||Our First Love|
My CEO, My First Love |5||In His Arms|
My CEO, My First Love |6| |Favourite Food|
My CEO, My First Love |8| |Love & The Effects|
My CEO, My First Love |9| |Two People Without Relationship|
My CEO, My First Love |10| |Second Chance|
My CEO, My First Love |11| |Because of News|
My CEO, My First Love |12| |Become a Couple for One Day|
My CEO, My First Love |13| |Jealous|
My CEO, My First Love |14| |His Past|
My CEO, My First Love |15| |Wonderful Sunday|
My CEO, My First Love |16| |Pain|
My CEO, My First Love |17| |One Condition|
My CEO, My First Love |18| |One Reason|
My CEO, My First Love |19| |Saved Each Other|
My CEO, My First Love |20| |Reunion|
My CEO, My First Love |21| |Sick|
My CEO, My First Love |22| |Concern|
My CEO, My First Love |23| |Protect Her|
My CEO, My First Love |24| |Officially Become a Couple|
My CEO, My First Love |25| |Nostalgia|
My CEO, My First Love |26| |His Reason|
My CEO, My First Love |27| |Leave|
My CEO, My First Love |28| |Clumsiness|
My CEO, My First Love |29| |Secret Clue|
My CEO, My First Love |30| |Obligation|
My CEO, My First Love |31| |Accident|
My CEO, My First Love |32| |Dying|
My CEO, My First Love |33| |Recurrent|
My CEO, My First Love |34| |Sweet Anger|
My CEO, My First Love |35| |Almost Get Caught|
My CEO, My First Love |36| |Cleared|
My CEO, My First Love |37| |Propose|
My CEO, My First Love |38| |Closer|
My CEO, My First Love |39| |Invitation|
My CEO, My First Love |40-END| |Mine & Yours|
My CEO, My First Love |EXTRA PART 1| |Other Friend|
My CEO, My First Love |EXTRA PART 2| |A Plan That Will be Realized Soon|
My CEO, My First Love |EXTRA PART 3| |Dream Come True|
My CEO, My First Love |LAST EXTRA PART| |Colorful|
Sekuel
Thank You
Sekuel Again
My CEO, My First Love |ANNOUNCEMENT| |WAJIB BACA|
My CEO, My First Love |VOTE COVER|
OPEN PO
LAST DAY OPEN PO
OPEN PO KEDUA
REMINDER
S3 Marketing
Numpang Lewat
INFORMATION!

My CEO, My First Love |7| |Dictator|

53.7K 2.5K 60
By Revee16

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote and comment!

Happy reading!

Thank You!

***

"Miranda, mandi dulu sana. Udah malam. Perempuan gak baik mandi malam-malam," ucap Jordan sambil turun ke dapurnya yang terdapat Miranda yang sedang menyiapkan makanan. Tangan Jordan mengusap-usap rambutnya yang basah, menandakan pria itu baru selesai mandi.

"Nggak bawa baju ganti," jawab Miranda sekenanya masih sambil sibuk menyiapkan pecel yang mereka beli tadi.

"Pakai yang tadi baru beli Mi." Jordan memang membelikan pakaian untuk Miranda dan Felix juga.

"Baju pergi semua sir." Pakaian yang baru mereka beli tadi memang rata-rata baju untuk kerja dan resmi.

"Jordan, Miranda," Jordan mengingatkan lagi sambil duduk di depan Miranda. Matanya memandang lekat Miranda yang sedang menyiapkan makanan.

"Calon ibu rumah tangga yang baik," gumam Jordan.

"Hah?" tanya Miranda mendengar gumaman kecil dan tidak jelas.

"Pakai bajuku aja," jawab Jordan tanpa mengalihkan pandangan ataupun berusaha menyembunyikan salah tingkahnya.

"Tapi-"

"Sana mandi dan pakai bajuku. Tidak ada penolakan." Jordan memasukkan kedua tangannya di saku celananya sambil menatap Miranda tegas.

Miranda berdecak. "Dictator."

Jordan mengangguk penuh percaya diri. "Yes, I am. Pilih bajuku di walk in closet."

Miranda mengangguk tidak rela. "Hmm. Ah ya, kalau kamu mau, makan duluan aja gak papa," ucap Miranda sebelum melangkah menjauh. Wanita yang sedang menaiki tangga itu memang telah selesai menyiapkan makanan mereka.

"Permisi ya Jor!" teriak Miranda saat ia hendak membuka pintu kamar Jordan.

"Iya! Kamar mandinya ada di sebelah walk in closet Mi!" sahut Jordan sambil tersenyum saat mendengar panggilan Miranda padanya.

"Oke." Miranda memasuki kamar Jordan dengan perlahan. Aroma khas Jordan Cruz langsung bertemu dengan penciumannya. Mata Miranda menyusuri setiap sudut kamar Jordan karena saat pertama kali masuk ke kamar Jordan ia tidak terlalu menyusuri kamar pria itu.

Terdapat banyak foto di kamar Jordan. Foto dirinya sendiri menjelang dewasa. Foto keluarganya. Foto dengan para sahabatnya. Foto kelas 12 bersama dimana ada Miranda di dalamnya dan itu cukup membuat detak jantung Miranda meningkat. Dan deg! Ada foto Jordan dan Miranda hanya berdua. Foto itu diambil saat acara kelulusan SHS mereka. Tapi anehnya bagaimana bisa Jordan memiliki foto itu? Karena foto itu diambil dengan ponsel Miranda. Bahkan Miranda sudah kehilangan foto itu. Saat itu yang meminta foto memang Miranda karena itu pertemuan terakhir mereka. Awalnya Miranda mengira Jordan menolak. Tapi ternyata Jordan bersedia. Mereka akhirnya berfoto dengan sorakan dari teman-teman mereka.

Miranda duduk di tepi kasur Jordan lantas menatap foto mereka berdua yang diletakkan dinakas itu lalu Miranda mengambilnya dan mengusapnya pelan. Senyum tipis terbit di wajah Miranda membuatnya semakin cantik. Namun apa alasan Jordan memajang foto mereka? Apa pria itu juga memiliki perasaan yang sama? Tapi apa mungkin? Miranda tidak mau berasumsi. Ia takut asumsi itu hanya berakhir sakit hati dan harapan palsu. Sudah cukup.

Miranda menghela nafas lalu mengembalikan foto itu ke posisi semulanya. Ia beranjak ke walk in closet Jordan tepatnya ke bagian kaus santai Jordan. Miranda menyusurinya dengan tangannya. Malam hari yang dingin membuat Miranda memilih kaus lengan panjang Jordan yang berwarna abu-abu muda. Untuk bawahannya, Miranda mengambil celana training Jordan yang berwarna putih. Beruntung untuk underwear Miranda selalu membawa cadangan.

Tak sampai tiga puluh menit kemudian, Miranda keluar dengan pakaian Jordan yang sangat kebesaran di tubuhnya serta handuk di rambutnya. Panjang semuanya kelebihan. Dengan sedikit kesusahan, Miranda menghampiri Jordan yang sibuk dengan laptopnya di sofa ruang keluarga.

Mata biru Jordan langsung memandang Miranda dari atas sampai bawah. Wanita itu tampak mungil dalam pakaiannya. Apalagi dengan rona merah dipipinya dan wajah polos tanpa make up.

Miranda yang dipandang lekat menjadi salah tingkah. Pipinya merona. "Udah makan Jor?"

"Belum. Aku nungguin kamu," jawab Jordan dengan mata tetap memandang Miranda. Ia memang menunggu Miranda sehingga ia memilih melanjutkan pekerjaannya di ruang keluarga bukan di ruang kerjanya.

Pipi Miranda memerah. "Belum makan juga udah kerja." Miranda berdecak. "Ayo makan."

"Nanggung Mi." Jordan kembali fokus di laptopnya.

"Terus mau makan jam berapa?" Meskipun biasa, namun nada bicara Miranda terdengar sinis di telinga Jordan hingga pria itu sedikit meringis. Apalagi tatapan menusuk yang terpancar dari mata hitam wanita itu.

"Nanti kalau sakit gimana? Makan gak?"

"Iya makan. Tapi nunggu ini selesai."

"No. Sekarang Jordan. Ini sudah aku bawa ke sini." Miranda meletakkan dua piring pecel di meja ruang tamu.

"Suapin Mi," ucap Jordan santai tanpa mengalihkan tatapannya dari laptop berlambang apel kroak.

Miranda spontan menoleh. "Lagi?"

"Kamu suapin aku sambil makan sendiri juga. Inget. Menuruti semua perkataan Jordan Cruz. Aku lanjutin ini dulu." Jordan menunjuk layar laptopnya yang menunjukkan pekerjaannya.

Miranda kembali berdecak. "Ck. Kamu pikir aku istri kamu?"

"Soon." Jordan berkata cuek sambil kembali berkutat dengan laptopnya.

"Dasar." Miranda mulai menyuapi Jordan sekaligus dirinya tentunya dengan piring dan alat makan berbeda. Jordan pun hanya mengunyah sambil mengetik.

Terdengar suara password penthouse Jordan ditekan yang membuat Miranda dan Jordan menoleh ke pintu. "Jor, siapa yang tau password penthouse kamu?" tanya Miranda sambil menyodorkan sendok di depan mulut Jordan

Jordan terdiam sejenak sambil menatap Miranda dengan sedikit ringisan. "Mommyku."

Begitu ucapan Jordan selesai dan ia menerima suapan Miranda, pintu penthouse Jordan terbuka. Seorang wanita paruh baya yang masih sangat cantik dengan baju elegannya diikuti seorang pria paruh baya yang sepertinya suaminya. Pria itu sangat tinggi seperti Jordan. Mereka melangkah masuk diikuti Samantha dan keluarga kecilnya.

"Itu pacar Jordan Mom Dad. Miranda." Itu suara Samantha.

Tubuh Miranda kaku. Bahkan ia belum menarik sendok yang sudah kosong di depan bibir Jordan. Ia sangat tegang tentu saja. Bagaimana bila orang tua Jordan berfikir yang tidak-tidak? Bagaimana bila orang tua Jordan sejahat di sinetron-sinetron karena Miranda yang tak sekaya Jordan? Tapi kok ia mikirin itu sih. Kan harusnya gak papa karena mereka gak pacaran juga.

Miranda tercengang. Wanita par Jordan malah menghampiri Jordan dan menjewer telinganya sampai sang empunya kesakitan hingga berdiri. Otomatis Miranda menurunkan tangannya.

"Mom! Sakit Mom." Jordan memegang tangan mommynya yang menjewer telinganya.

"Terus Mom," ucap Anthony Cruz, papa Jordan.

Mendengar dukungan dari suaminya, Maggie, mama Jordan semakin menjewer putranya itu.

"Daddy," protes Jordan.

"Biarin. Salah siapa ngehamilin anak gadis orang diluar pernikahan. Bahkan kalian tinggal bersama kayak gini?" Anthony memandang Miranda yang masih terdiam. "Bahkan itu pacar kamu pakai baju kamu Jordan. Kalian habis ngapain hah? Suap-suapan lagi. Pokoknya kalian harus nikah. Secepatnya!"

Miranda ikut berdiri. "Om, tante. Itu semua salah paham. Saya-"

Maggie menghampiri Miranda setelah melepaskan jeweran di telinga anaknya. Ia merangkul pundak Miranda dan mengajaknya duduk. "Miranda. Kamu gak perlu khawatir. Akan mommy pastiin anak ini tanggung jawab." Maggie menendang tulang kering anaknya pelan dengan high heelsnya.

Tapi dasar ujung high heels Maggie runcing, Jordan pun kesakitan. "Mom."

Maggie menatap garang putranya. "Apa?! Mau protes?"

"Tante, semuanya salah paham tante."

"Salah paham gimana Mi?"

"Saya bukan pacar Jordan tante, saya asisten pribadi Jordan."

Maggie masih merangkul Miranda. "Oh pacar sekaligus asisten pribadi?"

"Bukan tante. Saya bukan pacar Jordan. Ya kan Mr. Cruz?" Miranda menatap Jordan penuh arti.

"Soon Mom."

Plak. Miranda memukul lengan Jordan.

"Jordan. Kamu bilang apa ke Miranda sampai dia gak mengakui kamu sebagai pacar? Kamu nggak mau tanggung jawab? Daddy gak pernah ajarin kamu jadi orang gak bertanggung jawab ya. Kamu mau nanti anak kamu yang dikandung Miranda nggak mengenali kamu sebagai daddynya?" Kali ini suara tegas Anthony yang terdengar.

"Saya tidak hamil Om, Tante!" Mau tidak mau Miranda harus menegaskan semua hal ini meskipun harus dengan nada yang kurang sopan.

***
TBC

Hai readers!

Aku kembali dengan chapter baru tentunyaa *ya iyalah thor*

Gimana part ini?

Aku sangat welcome dengan semua tanggapan kalian, mulai vote, komen, saran dan kritik yang membangun.

Oh ya, aku harap kalian semua sehat ya dan anyway let's stay at home and read this novel.

Thank you.
-M. Lavena-

Continue Reading

You'll Also Like

158K 3.5K 81
Cerita ini ada dua version. Bisa dibaca secara gratis di apl goodnovel dan noveltoon, dengan nama pena _belummandi. Kendra tertarik pada Alyssa kare...
9.7M 264K 45
yang kepo silahkan dibaca but, jangan lupa follow and vote y guys PLAGIAT MENJAUH!!! Dijodohin sama CEO? Di umur gw yang masih belasan? GW BELOM...
293K 6.4K 23
"When I Falling in Love With You." Apa jadinya dunia Casey jika pada usianya yang baru memasuki umur 17 tahun harus menikah dengan bangkotan tua yang...
2.5M 82.1K 52
Rank #2 in Romance on March, 12th 2016 Aku menyukainya sejak lama. Kami berteman dan bersahabat sejak kami masih di bangku sekolah pertama. Kali itu...