Jalaludin Rumi, Fihi ma Fihi

By Fathurrohmn29

38.6K 781 43

Hanya salinan karya Rumi, Fihi ma Fihi. *Onprogress More

PROLOG
TUHAN BEKERJA DENGAN CARA YANG MISTERIUS
KATA-KATA HANYALAH BAYANGAN REALITAS
MATILAH SEBELUM ENGKAU MATI DAN JADILAH CAHAYA TUHAN
TUBUH YANG FANA, JIWA YANG ABADI
TUBUH DAN JIWA SEBAGAI AMANAT
KATA-KATA HANYALAH PAKAIAN, MAKNALAH YANG UTAMA
MANUSIA YANG TERKURUNG KATA-KATA
JIWA SHALAT LEBIH BAIK DARIPADA SHALAT
HASRATMU ADALAH TIRAI YANG MENUTUPI YANG NYATA
KOMUNIKASI DALAM CINTA: KOMUNIKASI PALING RAHASIA
ANTARA KASTURI DAN WANGI KASTURI
MUSUH DALAM DIRI : MUSUH PALING RAHASIA
SETETES AIR DARI SAMUDRA MAHA LUAS
SEMUA DARI LAUT; KEMBALILAH KE LAUT
ISI CANGKIR LEBIH UTAMA DIBANDING BENTUKNYA
MANUSIA ANTARA NASUT DAN LAHUT
BANYAK PEMBACA AL-QUR'AN, NAMUN DIKUTUK AL-QUR'AN
CARILAH INTI CAHAYA DAN BUKAN BIASNYA
IMAN ADALAH LAYAR PADA PERAHU DIRI MANUSIA
BUNGA TUMBUH DI MUSIM SEMI, SEDIKIT DEMI SEDIKIT
AIR KEHIDUPAN BERADA DI TANAH KEGELAPAN

AKU SANGGUP MENGABULKAN PERMINTAANMU, TAPI RATAPAN KESEDIHANMU LEBIH AKU SUKAI

627 17 0
By Fathurrohmn29

Parwana pernah berkata, "Sebelum guru muncul, Malulana Baha‘uddin telah meminta maaf padaku dan berkata bahwa tuan kita pernah berkata, seorang raja tidak harus menyusahkan dirinya untuk datang melihat kami, karena kami adalah pokok berbagai pernyataan. Pada satu keadaan kami berkata, pada keadaan yang lain kami diam. Dalan satu keadaan kami berurusan dengan orang-orang, dalam keadaan lain kami memilih untuk menetap dalam kesunyian. Terkadang pula kita terserap dan terbingungkan sepenuhnya. Tuhan melarang raja untuk datang sementara kita mampu menunjukkan rasa simpati padanya. Atau kita tidak memiliki waktu luang untuk berbincang dan menasihatinya. Maka, akan lebih baik bagi kita untuk pergi mengunjungi seorang sahabat apabila sedang memiliki waktu luang, hingga mampu memperhatikan mereka dan kedatangan kita akan memberi mereka manfaat."

"Aku telah berbicara kepada Maulana Baha‘uddin untuk menjawabnya, "kata Pangeran, "bahwa aku tidak akan datang dengan tujuan agar tuan kami mau memperhatikanku dan berbincang denganku. Aku datang lebih karena aku masih memiliki kehormatan sebagai makhluk di antara jajaran pelayannya. Dan sekarang tuan kami begitu sibuk dan tidak pernah muncul di tengah-tengah kami. Tuan kami membuatku terus menunggu waktu lama, sampai aku sadar betapa sukar bagi orang Muslim juga bagi orang-orang lain. Tapi aku tetap menunggu di pintuku. Tuan kami membuatku merasakan kepahitan pengalaman itu. Dia mengajariku dengan pengajaran yang lebih baik dibandingkan pengajaran yang dilakukannya pada orang lain."

"Tidak" guru kami berkata kepadanya, "Aku membuatmu terus menunggu semata-mata karena sikap memihak . Diriwayatkan bahwa suatu ketika Tuhan berkata, "Hai pelayanku! Aku sanggup untuk segera mengabulkan permintaan yang kamu pintakan dalam shalatmu, tetapi ratapan kesedihanmu lebih aku sukai." Tanggapan dariku muncul terlambat agar engkau terus meratap lebih banyak lagi dan memohon lebih kerap lagi. Aku sanagat menikmati bunyi ratapan dan permohonanmu."

Sebagai contoh, dua pengemis datang pada seseorang. Pengemis yang satu ramah sekali dan menyayangi tuan rumah, tapi yang lainnya menjijikan. Sang tuan rumah berkata kepada pelayannya "Cepat berikan sekerat roti kepada lelaki menjijikan itu hingga dia pergi dari rumah kita secepat mungkin. Katakan kepada yang lainnya, penggemis yang berlaku baik, bahwa roti kita belum dibakar dan dia mesti menunggu sampai roti itu siap!"

Aku lebih suka melihat sahabatku dan memandangi mereka karena aku menginginkannya. Begitu juga aku mengharapkan dari mereka. Ketika sahabat dalam kehdiupan ini telah melihat keseluruhan hakikat sahabatnya, persahabatan mereka akan semakin terjalin lebih erat di dunia selanjutnya. Mereka akan segera mengenali satu sama lain. Mengetahui betapa mereka telah bersama-sama di dunia ini. Mereka akan dengan cepet berpegangan karena seseorang dengan cepat dapat kehilangan sahabatnya. Tidakkah engkau lihat betapa di dunia ini engkau cepat menjadi sahabat seseorang? Di dalam pendapatmu orang adalah suri teladan kebajikan seperti Yusuf. Kemudian, karena satu perbuatan buruk yang tidak menguntungkannya, dia berubah menjadi sosok dalam pandanganmu dan hilang dari sisimu selamanya. "Yusuf" berubah menjadi serigala. Orang serupa yang pernah engkau anggap sebagai Yusuf sekarang terlihat sebagai serigala. Bahkan apabila bentuknya tidak berubah dan dia orang sama yang pernah engkau lihat, dengan kebajikan kebetulan ini engkau tetap akan merasa kehilangan dirinya.

Kelak, ketika hari kebangkitan tiba dan hakikat kehidupan berubah menjadi hakikat lain, dan engkau tidak mampu untuk mengetahui seseorang dengan baik dan tidak memaksakan dirimu kasuk ke dalam hakikatnya, engkau tidak akan mampu untuk mengenalinya di kehidupan yang akan datang. Inti pernyataan ini ialah bahwa kita mesti melihat satu sama lain lebih mendalam dan masuk melampaui sifat baik dan buruk yang menempel pada diri manusia. Kita mesti masuk dan melihat hakikat satu sama lain. Karena sifat-sifat yang membedakan manusia dari yang lainnya, bukanlah sifat sejati mereka.

Mereka menceritakan tentang seseorang yang berkata, "Aku mengetahui si anu dan si anu dengan baik. Aku mampu mengatkan kepadamu seperti apa dia." Ketika diminta untuk menjabarkannya dia mengatakan, "Dia pengembalaku dan dia memiliki dua ekor sapi. Dan sampai hari ini masih demikian."

Mungkin saat ini seseorang mengatakan bahwa mereka telah melihat sahabatnya dan mengetahui dengan baik. Namun jika mereka diminta untuk menggambarkan pengenalannya, penjelasannya tidak akan beranjak dari cerita tentang dua ekor sapi, yang sama sekali bukan penjelasan tentang orang itu. Orang meski pergi melampaui sifat baik dan buruk manusia, lalu masuk ke dalam hakikat untuk mengetahui seperti apa dia secara hakikat. Itulah yang disebut "penglihatan" dan "Pengetahuan" sajati.

Maka aneh jika orang yang bertanya tentang orang suci dan nabi yang terpikat oleh (serta memperoleh kekuatan dari dan dipengaruhi) dunia yang tidak memenuhi syarat. Yakni dunia yang tidak memiliki tempat atau pun bentuk, juga tak dapat dijabarkan. Mereka selalu berada di dunia itu. Ketika seseorang mencintai yang lain, dia memperoleh kekuatan, rahmat, manfaat, pengetahuan, pemikiran, ketenangan, kebahagiaan dan duka lara darinya. Semua itu membutuhkan tempat di dunia "tanpa tempat" (placeless). Orang memperoleh manfaat dari makanan yang dimakannya. Ini tidaklah terlalu mengejutkan, dan orang masih terkagum-kagum ketika ada orang suci dapat jadi pecinta dunia "tanpa tempat" (Placeless) dan menerima bantuan darinya.

Konon, ada seorang ahli metafisika yng menolak konsep ini. Suatu hari ia jatuh sakit untuk waktu lama. Seorang ahli Agama datang menjenguknya, dan bertanya, "Apa yang engkau cari?"

"Sehat," jawab ahli metafisika.

"Jelasksan kepadaku "Sehat" ini agar aku mampu membawakannya padamu," kata ahli agama.

"Kesehatan tidak memiliki bentuk," Jawab dia.

"Apabila kesehatan tidak dapat disifatkan, bagaimana mungkin engkau mempu mencarikanya?" Dia meminta penjelasan, "Katakan padaku, apa itu sehat?"

"Hanya ini yang aku tahu," jawab ahli metafisika, "ketika kesehatan datang, aku tegap, sehat dan kuat. Aku jadi beruntung : warnaku merah sehat dan bersih, dan aku merasa segar dan mekar."

"Aku bertanya kepadamu tentang sehat sehat itu sendiri," kata ahli agama, "apa inti sehat itu?"

"Aku tidak tahu," jawab yang ditanyai, "itu tidak dapat disifatkan."

"Jika engkau menjadi seorang Muslim dan bertobat dari jalanmu sebelumnya," kata ahli agama, "aku akan mengobati engkau, membuatmu sehat, dan membantu memperoleh kembali kesehatanmu."

Nabi Muhammad pernah ditanya tentang "mampukah seorang manusisa memperoleh manfaat dari konsep yang tidak tersifatkan?" Beliau menjawab, "Itulah langit dan bumi. Kamu melihat bentuknya dan memperoleh manfaatnya dari konsep universal." Sebagaimana kamu lihat, kekuasaan yang ada di langit : hujan muncul dari awan dan musim pana atau pun dingin sebagaimana mestinya, juga perubahan cuaca. Semuanya demi yang terbaik dan sesuai dengan keinginan Tuhan. Sekarang bagaimana mungkin seonggok awan yang mati dapat menegetahui kapan ia akan turun menjadi hujan? Bagaimana mungkin bumi yang kamu lihat sekarang menumbuhkan tanaman yang semula satu menjadi sepuluh? Pasti ada seseorang yang memahami ini. Melalui dunia ini engkau mampu melihat "seseorang" itu dan akan tertolong. Seperti "kulit" yang membantumu menyerap makna hakiki kemanusiaan, melalui bentuknya kamu akan mampu menyerap makna dunia.

Ketika Nabi Muhammad "mendpat wahyu" dan berbicara, dia mengatakan, "Tuhan berfirman". Pada kasus tersebut, meskipun lidah nya sendiri yang mengatakan, dia sendiri tidak berada di sana sama sekali : "pembicaraannya" adalah Tuhan. Karena Nabi Muhammad tahu dari awal bahwa dia tidak tahu apa-apa tentang perkataannya itu, ketika merasakan kata-kata itu terucapkan bagitu saja dari lidahnya, dia sadar bahwa dirinya bukan orang yang sama seperti sebelumnya. Ini disebut sebagai "penguasaan" Tuhan. Nabi Muhammad tidak hanya mengatakan orang dan nabi yang mendahului kehidupannya ribuan tahun lalu, melainkan juga mengenai yang akan terjadi sampai akhir dunia ini. Dia pun berbicara tentang singgsana Tuhan dan alam semesta. Karena dia, saat itu, dimiliki "masa lalu"; makhluk yang dibatasi waktu tidak dapat berbicara mengenai hal itu. Bagaimana mungkin "yang sementara" bercerita tentang "yang abadi?" Sangat aneh, tentu saja. Maka, pada saat pewahyaun, bukan Nabi Muhammad yang mengatakan, melainkan Tuhan. Dia tidak berbicara atas
kehendaknya sendiri. Itu bukan lain adalah wahyu yang diungkapkan kepada dirinya (QS.53: 3-4). Tuhan melampaui bentuk dan kata. Ucapan-Nya di luar kata-kata dan suara, tetapi Dia mengemukakan ucapan-Nya melalui kata, suara, atau bahasa apa pun yang dikehendaki-Nya.

Di sepanjang jalan taman, kita sering menemukan arca bebatuan dan burung batu tersusun di sekitar kolam. Air mengalir dari mulutnya dan melimpah ke dalam kolam. Namun orang cerdas mana pun tahu bahwa air itu tidak muncul dari mulut arca batu, tetapi dari tempat yang lain.

Apabila engkau ingin "mengetahui" seseorang, buatlah dia berbicara. Kemudian engkau mampu "mengetahui" dia yang sebenarnya dari ucapannya. Bagaimana jika ia menipu, karena tahu bahwa orang dapat diketahui dari ucapannya, sehingga terus menerus mengucapkan sesuatu yang samar agar tidak didketahui?"

Ini seperti dongengan mereka tentang anak kecil yang kebingungan, dan berkata kepada ibunya, "Saat malam hari menjadi gelap, hantu muncul kepadaku. Aku takut kepadanya."

"Jangan takut," kata sang ibu. "jika engkau melihat hantu itu, beranilah dan serang dia. Engkau akan tahu, itu hanya khayalanmu."

"Tapi, ibu," kata anak itu, "apa yang mesti aku lakukan jika ibu hantu itu mengatakan hal serupa pada anaknya?"

Sekarang, jika da seseorang yang sengaja tidak ingin diketahui dan berdiri sendiri, bagaimana aku tahu dia yang sebenarnya? Jawabannya adalah, berdiam diri terhadap kehadirannya. Berikan dirimu kepadanya dan bersabar! Barangkali sebuah kata akan terluncur dari bibirnya. Jika tidak, sebuah kata barangkali secara tidak hati-hati akan meluncur dari bibirmu, atau pikiran atau gagasan bisa jadi muncul pada dirimu. Dari pikiran atau gagasan itu barangkali engkau "mengetahui" dia, karena engkau saat itu telah "terpengaruh" olehnya. Itu adalah "pantulan" dan "penyatuan" dirinya yang tercermin ke dalam dirimu.

Syeh Sarrazi duduk di antara pengikutnya. Salah satu dari mereka tiba-tiba membayangkan lezatnya kambing guling. Syeh menyuruh agar membawa sejumlah kepala kambing kepadanya. "Syeh," kata mereka, "bagaimana engkau mengetahui bahwa dia menginginkannya?"

"Karena",  Syeh menjawab, "Selama tiga puluh tahun aku tidak memiliki keinginan. Aku telah menyucikan diriku dan melampaui segala "keinginan". Aku menjadi sebening cermin tanpa bayangan. Ketika aku memiliki hasrat kepala kambing guling, dan ketika itu menjadi "keinginan", aku tahu bahwa itu berasal dari sahabatku itu. Cemin tidak memiliki bayangan. Apabila bayangan muncul dalam cermin, tentu ia datang dari sesuatu yang lain."

Seorang suci datang ke tempat pengasingan mencari tujuan luhur. Sebuah suara muncul kepadanya, "Tujuan luhur seperti itu tidak dapat dicapai dengan cara mengasingkan diri. Biarlah, sampai pandangan orang agung jatuh kepadamu dan menyebabkan engkau mencapai tujuanmu."

"Ke mana aku mesti pergi menemukan orang agung ini?" tanya dia.

"Di dalam masjid jama‘ah," dia diberi tahu.

"Bagaimana aku mengenalinya di antara demikian banyak orang?"

"Pergi!" kata suara itu," dia akan mengenalimu dan memandang kepadamu. Dan tanda pandangan itu ialah satu kendi besar akan jatuh dari tanganmu. Saat engkau tak sadar diri, saat itulah engkau tahu bahwa dia telah melirik kepadamu." Maka dia mengisi sebuah kendi dengan air, dan memberikan minuman kepada orang-orang di masjid. Shaf demi shaf. Tidak lama kemudian dia mengalami perasaan aneh dan mengeluarkan jeritan keras. Lalu kendi terjatuh. Ia terbaring tak sadarkan diri di sudut masjid. Jemaah masjid bubar. Ketika itu, dia melihat dirinya sendirian. Dia tidak pernah melihat "Raja" itu yang melemparkan pandangan kepadanya. Tetapi dia mencapai tujuannya.

Tuhan memiliki orang-orang yang tidak pernah memperlihatkan diri mereka karena Tuhan merasa cemburu padanya. Tetapi orang-orang itu telah dianugerahi pelbagai hadiah yang menjadi tujuan pencarian banyak orang. Raja seperti itu sangatlah jarang dan tentu saja amat berharga.

Kami mengatakan, "Orang-orang agung datang dalam kehadiran kalian."

"Kami tidak lagi hadir" jawab mereka, "itu sudah lama berlalu, sejak kehadiran kami yang pertama. Jika mereka muncul, mereka muncul dalam bayangan seseorang yang dibentuk oleh keyakinan. Beberapa orang pernah berkata kepada Isa, "Kami akan datang di rumahmu. Isa menjawab, "Kapan dan di mana di dunia ini, engkau akan mendatangi rumahku? Pernahkah kami memiliki sebuah rumah?"

Sebuah donegeng tentang Isa yang mengelana di padang pasir. Tiba-tiba hujan badai muncul. Dia mencari perlindungan sementara dalam sarang srigala di sebuah gua sampai hujan berhenti. Di sana dia menerima wahyu : "Tinggalkanlah sarang itu, karena ada anak srigala yang tidak dapat berlindung di sana!"

"Oh Tuhan," ratapannya, "ada tempat perlindungan untuk anak srigala, sementara tidak satu pun untuk putra Maryam."

"Jika anak srigala memiliki tempat perlindungan," jawab Tuhan, "Tidak ada sesuatu pun yang dapat mengusirnya dari rumahnya. Engkau pun tentu memiliki sesuatu yang menggerakkanmu. Jika engkau tidak memiliki rumah, apa yang menyebabkanmu bertahan di dalamnya? Rahmat dan penghargaan yang diberikan si penggerak itu padamu lebih berharga daripada langit, bumi, dunia, juga Singgasana Ilahi."

•••

"Maka," kata guru, "apabila penguasa datang dan kita tidak segera muncul, dia tentu tidak terluka atau peduli. Apakah kedatangannya untuk menghargai dirinya atau kita? Apabila dia datang untuk menghargai kita, tentu ia akan sabar menunggu kita. Semakin lama menunggu, semakin besar penghargaannya pada kita. Jika bermaksud menghargai dirinya dan meminta ganjaran surga, maka penderitaannya ketika menunggu akan menjadi ganjarannya yang terbesar. Pada kedua hal itu dia memperoleh keuntungan ganda karena kedatangannya. Maka dia mesti bergembira dan senang karenanya."

Continue Reading

You'll Also Like

112K 2.6K 16
Merupakan kumpulan puisi karya member Penulis Mimpi yang menjunjung tema Kerinduan. . . . . Copyright Penulis Mimpi 2016
21K 2.8K 61
Kisah yatim piatu yang hidup di tengah konflik dua negara. Zehhad sebagai Kakak hanya bisa memberikan dunia fantasi untuk Shela, adiknya. Ia tidak ta...
15.1K 1.8K 49
#1-sadgril [7 September 2020] #2-stronggril [31 Oktober 2020] Menetas [Juni 2020] Finis [31 Oktober 2020] Note: sebagai ada yang aku unpublis karena...
936K 46.1K 47
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...