Serpihan Hati (END)

By Fdsfmly

527K 20K 1.1K

[Follow dulu sebelum baca] Perselingkuhan Hafiz yang terus ia lakukan, membuat Adira sang istri merasakan sak... More

Bagian Satu
Bagian Dua
Bagian Tiga
Bagian Empat
Bagian Lima
Bagian Enam
Bagian Tujuh
Bagian Delapan
Bagian Sembilan
Bagian Sepuluh
Bagian Sebelas
Bagian Dua Belas
Bagian Tiga Belas
Bagian Empat Belas
Bagian Lima Belas
Bagian Enam Belas
Bagian Delapan Belas
Bagian Sembilan Belas
Bagian Dua Puluh
Bagian Dua Puluh Satu
Bagian Dua Puluh Dua
Bagian Dua Puluh Tiga
Bagian Dua Puluh Empat
Bagian Dua Puluh Lima
Bagian Dua Puluh Enam
Bagian Dua Puluh Tujuh
Bagian Dua Puluh Delapan
Bagian Dua Puluh Sembilan
Bagian Tiga Puluh
Cerita Baru.
Ayo Bacaa
Promosi!!

Bagian Tujuh Belas

12.5K 437 5
By Fdsfmly

Matahari mulai menampakkan sinarnya. Senyum terlukis indah di wajah Dira seraya menyambut pagi yang terlihat akan cerah ini.

Dira sangat menyukai pagi, karena pagi itu dia bisa menikmati panasnya matahari yang alami, maksudnya masih sehat untuk tulang. Serta pagi hari itu udara masih sangat sejuk, belum terkontaminasi dengan polusi udara akibat kendaraan motor atau sejenisnya.

"Alhamdulillah masih diberi kehidupan di pagi hari ini," ucap Dira seraya memandang indahya matahari.

Dita hampir lupa, dia belum membangunkan suaminya.

"Mas, bangun udah siang."

"Hah, jam berapa ini?" Hafiz masih memajamkan mata

"Jam setengah tujuh," jawab Dira

"Jam segitu berarti masih pagi sayang, kalo siang itu jam sembilannan lah, bentar ya lima menit lagi aku bangun," tawar Hafiz.

"Gak asa lima menit - lima menitan, sekarang pokonya bangun terus kita jogging," ucap Dira final

Harusnya setelah Shalat Shubuh itu ngga boleh tidur lagi, tapi itulah kebiasaan buruk Hafiz yang susah diubah. Dan juga berhubung ini hari libur, Dira mengajak Hafiz jogging, agar dia dan bayinya sehat.

"Mas, cepet dong! Aku kan mau olahraga biar aku sama debay nya sehat," saat Dira berkata seperti itu Hafiz langsung loncat ke kamar mandi, mendengar kata anak saja Hafiz tidak bisa berbuat apa-apa selain menurutinya.

"Tunggu lima menit," teriak Hafiz didalam kamar mandi.

"Iya, cepetan."

Dan benar saja, tidak sampai lima menit Hafiz sudah keluar dengan pakaian santainya.

"Kok udah lagi sih, Mas?"

"Tadi katanya disuruh cepet, sekarang udah cepet malah nanya mulu,"

"Ya habisnya aneh banget, masa mandi bentar banget," cerocos Dira

"Siapa bilang aku mandi? Orang aku ngga mandi, kan mau olahraga buat apa mandi nanti juga keringetan lagi," jelas Hafiz

"Serah lu dah," jawab Dira seenaknya.

"Ngomong apa hah kamu ini?" Hafiz menjewer telinga Dira.

"Ehh, ngga Mas ngga. Aku kelepasan. Hhehe," jawab Dira dengan wajah polosnya.

Jika boleh dikatakan, wajah Dira itu sangat baby face sekali, banyak orang yang menyangka bahwa umurnya masih dibawah 20 tahun. Harusnya dengan kelebihan Dira ini, Hafiz tidak perlu berpaling dari Dira. Tapi ya sudah lah, yang lalu biarlah berlalu.

Setelah perdebatan kecil tadi, akhirnya Hafiz dan Dira pergi keluar rumah untuk jogging.

Mereka pun pergi jogging kesebuah lapangan yang berada di daerah rumahnya. Dari kejauhan, Dira melihat anak kecil yang keadaannya sangat memprihatinkan. Sepertinya dia baru berusia 8 tahunan, rambutnya berwarna hitam, menggunakan baju berwarna biru tapi terlihat kucel.

"Mas, lihat deh kasihan sekali anak itu," ucap Dira sambil menunjuknya.

"Mana?"

"Itu Mas, yang pake baju biru." Dira menunjukkan kembali

"Ohh iya, yaudah kita samperin aja." Dira mengangguk setuju.

Mereka sudah bersama dengan anak kecil tersebut. Ternyata anak itu sedang menangis.

"Halo adek, kamu kenapa menangis?" Dira merasa tidak tega melihatnya, ia membayangkan jika anaknya berada di posisi ini.

Anak kecil itu mendongkakkan kepalanya.

"A..aku lapar kak," jawabnya sambil menundukkan kepalanya lagi.

"Ohh begitu, yasudah ayo kita beli makan sekarang yah." Dira mengajak anak itu.

Anak itu menggelengkan kepalanya.

"Kenapa kamu tidak mau? Katanya tadi lapar," giliran Hafiz yang membuka suara.

"Aku tidak punya uang, paman."

"Ahh biar paman saja yang bayar, ayo kita pergi beli makanan," ajak Hafiz

"Apakah benar paman yang akan membayar?" Anak itu terlihat bahagia.

"Iya sayang, ayo kita beli sepuasnya sampai kamu kenyang."

Dira merasa iba, kita harus mensyukuri nikmat Tuhan yang telah diberikan pada kita. Jangan serba merasa kekurangan. Karena banyak orang yang berada di bawah kita dan mungkin banyak diantara merka yang menginginkan hidup seperti kita.

Dira menyeka airmata yang tadi sempat jatuh karena melihat anak kecil itu. Mereka menggandeng tangan anak itu, Dira di sebelah kanan dan Hafiz sebelah kirinya.

"Kamu mau makan apa sayang?" Tanya Dira.

"Apa saja kak, apapun itu akan aku makan, kecuali racun. Hhehe," mereka tertawa simpul.

"Oke, bentar kakak pesankan dulu ya."

Dira memesan nasi uduk dengan lauk pauknya.

"Kak, boleh dibungkus saja tidak?"

"Kenapa dibungkus sayang? Makan disini saja," ucap Dira

"Aku tidak enak jika aku disini makan sendiri, sedangkan ibu dan adikku kelaparan dirumah. Mereka menungguku pulang," jelas anak tersebut

Airmata Dira jatuh kembali, kini semakin deras. 'Ah, nikmat mana lagi yang kau dustakan Dira? Banyak orang disekeliling kamu yang bisa dikatakan serba kekurangan, sementara kamu masih saja mengeluh atas apa yang di berikan Tuhan padamu?' batin Dira berteriak.

"Ohiya, paman sampai lupa. Siapa nama kamu?"

"Nama saya Baim paman," jawab Baim.

"Yasudah Baim, paman pesankan 2 lagi ya. Untuk ibu dan adikmu. Tapi, apakah cukup jika hanya beli dua lagi? Ayahmu memang sedang tidak lapar?" Pertanyaan terakhir Hafiz membuat Baim terdiam.

"Hei, mengapa kamu diam? Apakah pertanyaan paman menyinggung perasaanmu?" Hafiz merasa tidak enak.

"Aku sudah tidak punya ayah paman, kata ibu ayah sudah bahagia di syurga-Nya Allah paman, saat aku berusia 3tahun dan adikku baru 2 bulan lahir, ayah meninggalkan kami. Kata ibu, jika kita kangen ayah, kita hanya bisa kirim doa," papar Baim

Dira memeluk Baim dengan erat, betapa malangnya nasib anak itu.

"Yasudah, kita pesan dulu ya buat ibu sama adikmu," ucap Hafiz

"Baik paman, terimakasih banyak kakak dan paman telah membantu Baim," ucap Baim

"Iya sayang sama-sama," ucap Hafiz dan Dira.

Tak lama kemudian pesanan pun telah selesai.

"Dimana rumah kamu?" Tanya Hafiz sambil  memberikan makanan itu

"Aku tinggal tidak jauh dari sini paman," jawab Baim

"Boleh paman dan istri paman mengantarmu pulang?"

"Boleh paman,"

Akhirnya Dira dan Hafiz mengantarkan Baim ke rumahnya. Hanya butuh waktu beberapa menit saja untuk sampai kerumah Baim.

"Paman, itu rumah aku." Baim menunjukkan rumahnya.

Kalian tahu? Rumah itu sudah tidak layak huni, bangunan yang hampir roboh. Itu sudah tidak pantas disebut rumah, tapi bisa di bilang seperti gubuk. Sangat-sangat memprihatinkan.

"Assalamualaikum, ibu aku bawa makanan," teriak Baim saat memasuki rumah.

"Waalaikumussalam nak, makanan dari mana ini? Kamu tidak mencuri kan?" Ibunya takut jika anaknya mencuri atau melakukan hal lainnya.

"Tidak bu, ini aku dikasih sama paman dan kakak yang baik hati, mereka ada diluar bu." Baim menarik ibunya keluar rumah.

Dira menyadari saat ibu Baim keluar dari rumahnya.

"Assalamualaikum Bu, kenalkan saya Dira dan ini suami saya Hafiz," ucap Dira

"Waalaikumussalam Nak, saya Diah ibu dari Baim. Terimakasih telah memberi kami makanan, ini sangat bermanfaat bagi kami karena kami belum makan dari 3 hari kebelakang."

Ibu Diah terlihat seperti orang sakit. Tubuhnya kurus, mukanya sangat pucat.

Lagi dan lagi Dira mendapatkan pelajaran hidup yang sangat-sangat berharga.

"Iya bu, sama-sama. Senang bisa membantu kalian," ucap Dira

"Kalau begitu, kami pamit dulu ya bu. InsyaAllah kalau ada waktu saya dan suami akan kembali kesini," ucap Dira

Sebelum pergi, mereka bersalaman dulu pada ibu Diah dan Baim.

Mereka pun pulang kerumah, dan jogging yang telah direncanakan tidak terlaksanakan.

Tbc:)
Jangan lupa vote nya teman-teman.🌟 Maafkan ceritanya makin tidak jelas(:

Continue Reading

You'll Also Like

1.6M 92.7K 24
Mengagumimu adalah candu Mengharapkanmu hanyalah semu Wahai sang perwira, adakah sedikit terlintas namaku diantara sekian ratus ribu pengagummu?
2.8M 128K 54
⚠️PART COMPLETE ✔️ BELUM Revisi, Maaf! Start : February 2019 End : December 2020 Katanya, laki laki yang baik untuk perempuan yang baik begitu jug...
1.2M 41.5K 31
16+ | ROMANSA || SELESAI 𝐀𝐩𝐚 𝐩𝐞𝐧𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭𝐦𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐧𝐚𝐢 𝐬𝐞𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡𝐢 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐭𝐮...
5.2M 427K 61
Bagi Aldrich Adyastha yang memiliki segalanya, memenangkan pertaruhan dengan ketiga sahabatnya untuk mendapatkan seorang Azkayra Almeera tentu bukanl...