Surat Kecil dari Pulau Rintis...

By gadistujuhwarna

27.2K 2.7K 302

Story of BoBoiBoy X Imelda ✨ Season 1. Previous Story: - Next Story: Surat Kecil dari Pulau Rintis (BoBoiBoy)... More

Insiden
Pergi
Halo, Malaysia!
Sambutan 'Hangat'
Sambutan 'Hangat' 2
Nina Bobo dan Hari Pertama
Nina Bobo dan Hari Pertama (2)
Nina Bobo dan Hari Pertama (3)
Nina BoBo dan Hari Pertama (4)
Gangguan
Gangguan (2)
Gangguan (3)
Mawar X Melati
Kemenangan Tak Berarti
Gak Iso Turu
Nyanyi!
Taufan
Tak Disangka
Ternyata, Arjuna...
Diculik
Finding Imelda
Finding Imelda (2)
Finding Imelda (3)
Sadar
Tengkar
Tengkar (2)
Fakta
Memori
Berangkat
Tadom Hills Resorts
Ikan Bakar
Malam Terakhir
INFO
Bukan Update

Selamat Ulang Tahun, BoBoiBoy!

1K 108 5
By gadistujuhwarna

*****

"HUWAAAAA !!!" teriak Adu Du dan Probe ketika mereka terpental hingga menembus atmosfer. "Ko.. Kompiuter! Susul kitorang!" Adu Du menelepon Komputernya lewat alat komunikasi Probe. "Baik, Bos,"

Seketika, kapal angkasa sudah ada di hadapan mereka berdua. Sinarnya mengarah ke mereka. Mereka tersedot dan masuk ke kapal angkasanya.

"Er... Tunggulah kau, BoBoiBoy!" Adu Du geram.

Probe mengubah bentuk menjadi robot biasa lagi.

TE NO NET.

"B-Bos! Ada Komander!" Komputer memberitahu pada Adu Du.

"A- Macam mana ni?" Adu Du terlihat bingung. "B-Buka!"

Di layar terdapat seorang manusia, berjenis kelamin wanita, yang memasang ekspresi datar. "Bagaimana? Anak angkatku sudah ditangkap?" tanyanya.

"B-Belum, Komander. Kerana...,"

"Karena apa?!"

Probe dan Adu Du ketakutan.

"D-Die dihalang oleh kawan barunye yang merupakan musuh lama kite, Incik!" Probe mewakili, diikuti anggukan Adu Du.

"I-Iye. Sebab tu la kitorang kalah," Adu Du mengaku.

"Dia memakai jam tangan itu, 'kan?" tanyanya.

"Betul, Incik. Setahu saye, dia cume ade kuase Melodi je. Te-Tetapi, saye tengok tadi die menyelamatkan semua orang yang ade kat pesawat tu! Betul, 'kan, Probe?" Adu Du menoleh ke arah Probe

"Ho-oh!" ucap Probe.

"Aku gak mau tau! Aku kasih waktu sampai anak itu lulus SMA. Kalau belum dapat juga, aku akan turun tangan sendiri dan membunuh kalian!"

"B-B-Baik, Incik."

*****

17.50.

"Ha. Selesai pun," BoBoiBoy mengelap peluh yang ada di dahinya. Imelda tersenyum melihat apa yang sudah mereka kerjakan. Balon, pita, dan hiasan lainnya. Imelda juga membuat martabak manis khas Indonesia sebanyak sepuluh bungkus untuk para tamu nanti. Namun, BoBoiBoy, Atok dan Ochobot belum mengetahui itu.

"Kemane saje kau saat baru separuh mengerjakan?" tanya BoBoiBoy agak kesal. Imelda terkekeh. "Itu," Imelda mengarahkan telunjuknya ke meja makan. "Cukup gak untuk nanti malam?"

"Wah! Ape tu?!" mereka bertiga histeris dan membuka salah satu bungkusan.

"Kue keju, keh?" tanya Ochobot.

"Macam sedap je ni," timpal Atok. "Rasanye tak macam biskut Yaya tu, 'kan?"

"Coba saja," ujar Imelda sembari tersenyum. Akhirnya, mereka berdua mencoba.

"WAH! SEDAPNYE!" Tok Aba dan BBB histeris. "Makanan ape ni? Khas Indonesia keh?"

"Iya, namanya kue terang bulan. Terkenal dengan nama martabak keju," jelas Imelda, cekikikan melihat Tok Aba dan BBB yang nambah. "Eh! Jangan kebanyakan, nanti buat tamu kehabisan,"

"Oye, hehehe," mereka terkekeh.

"Sedap sangat keh, Tok?" Ochobot penasaran dan memegang satu martabak.

"Eh! Robot mane ade makan," Tok Aba merebut martabak dari tangan Ochobot.

"Alah, menyesal aku diciptakan jadi power sphera," nada Ochobot kecewa.

"Power sphera itu apa?"

"Ehem," Ochobot berdehem. "Power sphera tu ialah..."

"Dah, dah. Baik kau rehat dulu. Aku dan Atok ingin solat kat masjid dulu," BBB menyela dan membawa Ochobot ke kamarnya. "Mel, kau nak tengok bilik aku, tak?"

"Wah! Mau!" Imelda menyusul BBB.

"Eh! Bilik kau belum kemas lagi. Nanti Imelda terbatuk-batuk kerana terlalu banyak debu," Atok sedikit menghalangi.

"Gak apa-apa, Tok. Aku bisa membantunya membereskan," Imelda tersenyum pada Atok saat sudah memijakkan kaki di tangga.

"Hehehe, terbaik la kau, Mel!" BBB mengacungkan jempol dan mengajak Imelda melihat-lihat kamarnya.

Saat pintunya dibuka...

Mata Imelda berbinar. Mulutnya sedikit menganga.

"Wah! Lucu banget dindingnya. Ada planet-planetnya, lagi!" Imelda kegirangan.

"Apa ini?" tanya Imelda sambil menunjuk sebuah benda aneh.

"Itu kasurku. Seleseh, 'kan?" Ochobot langsung beristirahat di sana.

"Cih. Kasurku lebih seleseh," BBB tak mau kalah dan membaringkan badannya di ranjangnya sembari memejamkan mata.

Imelda masih melihat-lihat kamar BBB. Begitu menakjubkan. Kamarnya saja tidak sebagus itu. Hanya cat putih polos tanpa hiasan, begitu datar. Seketika, dia merindukan Indonesia. Rumah. Dan... Bunda.

BBB melihat raut wajah yang sedih itu. Imelda mendekati globe milik BoBoiBoy. Dia mencari negara Indonesia. Setelah dapat, matanya terfokuskan ke Pulau Jawa. Tepatnya di Kota Jakarta.

BBB bangkit dari ranjang dan menepuk pundak Imelda. "Mak dan Bapakku pun tak de kat sini. Walau tak sejauh Bunda dan Ayah engkau,"

"Kenapa mereka gak menemuimu di sini? Hari ini, 'kan, hari ulang tahunmu,"

"Mereka sibuk dengan urusan negara," BBB menghela napas. "Itule Kuala Lumpur. Ibukota yang sibuk,"

"Jakarta pun sama,"

"Dah la. Aku nak kemas bilik aku. Nak bantu?"

"Mau!"

*****

Setelah solat magrib, para tamu berdatangan. Hanya 10 orang karena menurut orang desa sini, tidak boleh keluar setelah magrib. 10 orang ini belum termasuk kawan-kawan mereka. Dilaksanakannya di halaman rumah BBB.

Imelda sedang menaruh semua martabak ke piring besar, sementara BBB tengah berbincang dengan tamu-tamu. Tok Aba dan Ochobot juga.

"Dah berapa umur kau, BBB?" tanya Pak Cik Kumar, ayahnya Gopal.

"14, Pak Cik," jawab BBB ramah.

"Nah!" Pak Cik Kumar menyodorkan plastik besar. "Ais krim koko spesial untuk kau!"

"Wah! Besnye! Aku taruh kat kulkas dulu, ye? Terima kasih, Pak Cik!" BBB menerima dan berlari menuju kulkas di rumahnya.

"Eh! Bagi aku juga la!" Ochobot menyusul BBB.

Tersisa Tok Aba yang menerima hadiah dari tamu-tamu sembari berbincang hangat.

"Apa, tuh?" tanya Imelda seraya melerai BBB dan Ochobot yang berebut kantong.

"Uhuhu... Imelda, BBB ni. Pelit. Tak mau bagi ais krim," Ochobot mengadu dan memeluk Imelda. Imelda mengelus Ochobot.

"Ooo, mengadu, ye?! Tengok robot aku ni, Imelda. Mana boleh robot makan ais krim? Rusak kau nanti!"

"Kau lupe keh? Ais krim ni rasa koko tao. Aku diciptakan dari tenaga koko pula!"

"Alasan,"

"Pelit,"

"Sssttt! Udah, udah. Kita makan bareng-bareng, ya," Imelda melerai. "BBB, jangan pelit."

Ochobot terkekeh, penuh kemenangan.

"Huft... Baiklah. Jage kau nanti," ancam BBB dan memberikan satu es krim ke Ochobot.

"Ha, macam ni la baru majikan terbaik!" puji Ochobot. Imelda melakukan tos-an dengan Ochobot.

"Heleh. Dah, dah. Jan sentuh Imelda,"

"Cemburu la tu!"

"Tak la!"

"Assalamualaikum, Atok! Ochobot! BoBoiBoy!" terdengar salam dari luar rumah. Imelda, BBB, dan Ochobot segera menuju ke pintu rumah. Benar, ada kawan-kawan.

"Waalaikumsalam," jawab BBB dan Imelda.

"Appa ku dah bagi kau ais krim, 'kan?"
"Nah, kasut untuk kau! Pasti muat, cubala!"
"Ada topi baru, nih. Trendy~ Ganti la topi kau tu. Bosan aku,"
"Aku bawa biskut untuk kitorang,"

"ERGH..." mereka semua kecuali Yaya dan Imelda sedikit menghindar. BBB mengambil semua hadiah dari teman-temannya itu. "Te-Terima kasih."

"Kenape?" tanya Yaya.

"A..." mereka mencari alasan.

"Korang tau, tak? Imelda buat makanan khas Indonesia!" Ochobot mencairkan suasana.

"Betulkeh?! Aku nak cuba!" Fang, Ying, dan Gopal langsung menuju dapur dan menemukan sepiring besar martabak keju.

"Huft..." Yaya kecewa.

"Nasi kuning keh ni?" Gopal mencoel-coel.

"Ish! Bukanlah. Ape ni, Imelda?" tanya Ying.

Tanpa banyak tanya, Fang langsung melahap martabak keju itu.

"Itu namanye kue terang bulan atau lebih dikenal sebagai martabak keju. Betul, 'kan, Mel?" -BBB.

"Iya, benar. Coba aja. Tapi, jangan kebanyakan, nanti kemanisan," nasehat Imelda.

"Kalau macam tu, makannya tak payah sembari melihat wajah kau. Nanti diabet aku," gurau Fang.

Imelda tertawa. "Haha, apa, sih?"

"Woi! Sembarang rayu anak orang je," protes BBB.

"Ho~" Ochobot, Yaya, Ying, dan Gopal memasang muka ambigu.

"Ape?" tanya BBB dan Fang berbarengan.

"Udah-udah. Mending bawa martabak ini sama-sama ke halaman. Tamu-tamu belum mencicipinya," Imelda lagi-lagi melerai.

*****

"Ah, penat juga hari ni," ujar BBB sembari tiduran di kasurnya. "Apalagi kau, baru sampai kat Malaysia, dah bantu aku. Terima kasih, ye?"

"Hehe. Sama-sama," jawab Imelda. "Em... Oh, iya," Imelda meraba-raba kantong celananya.

"Apehal?"

"Ini, buat kamu," Imelda menyerahkan sebuah foto. Foto kecilnya.

"Eh? Kenape kau bagi foto kau padaku?"

"Aku gak ada hadiah. Jadi, aku berikan itu. Dijaga baik-baik, ya?" Imelda tersenyum. "Selamat... hari... jadi," dia mencoba menggunakan bahasa Malaysia.

"Ini hadiah terspesial! Terbaik la kau!"

*****







Duh~ Susah juga, ya, ngetik dialog BoBoiBoy.
Gimana kalau diubah aja?
Yang tadinya...
"Terbaik!" ucap BoBoiBoy.
Diganti dengan...
BoBoiBoy: "Terbaik!"
???
Kalian setuju, gak?~~~
A

h, tapi untuk model dialog seperti itu, buat percakapan yang cepat aja. Bukan buat yang santai-santai. Seperti sedang berperang, mungkin?
#

peace

Jangan lupa vote and comment ceritaku, ya! Semoga terhibur :P

Continue Reading

You'll Also Like

11.2K 1.4K 6
reader as nezuko kamado. "hmm hmm!!!. " "lepas dulu bambu mu ini bah!!. " "hmmm!!. " "weh kejar weh!!. "
4.4K 771 12
"dia adalah (name), gadis yang sudah ku kenali sejak ia lahir." ini adalah cerita dari tahun ke tahun tentang seorang gadis dan personifikasi negara...
1.3K 77 9
Sebuah kisah tak selalu berakhir dengan bahagia. Terkadang sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Kemungkinan terburuk yang...
1.5K 168 6
Kalian (reader cewe) masuk ke dunia boboiboy. Dah lah masuk dunia lain, jadi cowo pula. Yang lbih mnarik, kalian menjadi kaka nya boboiboy elemental...