Brother Complex (End)

By Tys_131

430K 40.4K 8.1K

Jung Taeyong yang secara tiba2 mendapat seorang adik, kisah awal Taeyong bahagia memiliki adik, namun setelah... More

Profil
One
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Eleven
Twelve
Thirteen
Fourteen
Fifteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
Nineteen
Twenty
Twenty-one
Twenty-two
Twenty-three
Twenty-four
Twenty-five
Twenty-seven
Twenty-eight
Twenty-nine
Thirty (End)
Epilog

Twenty-six

8.4K 923 88
By Tys_131




Siang ini Mingyu kembali meninggalkan Taeyong dirumah sakit. Setelah kejadian tadi pagi, ada hal yang menganjal perasaan Mingyu. Mungkin dia harus menemui seseorang untuk menjelaskan semua yang terjadi tadi pagi. Walaupun dia sendiri tidak yakin apakah orang itu mau bertemu dengannya atau tidak.

Kini Mingyu berada di depan sebuah rumah, berdiri di depan pintu selama kurang lebih 10 menit. Tapi Mingyu masih tak ada keberanian untuk mengetuk atau memencet bel. Hingga sebuah suara membuatnya menoleh kebelakang

"Apa yang kau lakukan di depan rumahku?"

Wajahnya begitu datar dan dingin. Sama sekali tidak menunjukkan rasa senang sama sekali. Tapi mungkin ini kesempatan terakhir Mingyu untuk berbicara dengannya.

"Aku ingin berbicara denganmu"

"Kita tidak dekat, jadi kurasa tidak ada yang perlu di bicarakan. Jadi pergilah"

"Aku mohon, beri aku waktu 5 menit untuk berbicara padamu. Wonwoo hyung"

Mingyu memohon, melihat ekspresi Mingyu yang sepertinya sangat-sangat menginginkannya. Wonwoo menyetujui ajakan Mingyu. "Ikut denganku"

Wonwoo berjalan di depan Mingyu, mengajak Mingyu untuk duduk di belakang rumanya. Memilih tempat yang setidaknya nyaman. Duduk di kursi panjang, Wonwoo masih tidak melihat Mingyu. Begitupun juga dengan Mingyu, dia sama sekali tidak ada keberanian menatap Wonwoo.

"Katakan apa yang ingin kau katakan. waktuku tidak banyak"

Mengambil napas dalam, Mingyu mencoba mengumpulkan kata-kata yang sudah dia siapkan sebelumnya.

"Aku mencintaimu Hyung."

Bukannya terkejut atau kaget, Wonwoo malah tersenyum miring dengan pengakuian Mingyu.

"Jangan bercanda, aku tidak akan tertipu dengan bocah sepertimu" Wonwoo menyandarkan tubuhnya dikursi. Tangannya memainkan jari-jemarinya. Menahan agar dia tidak terlihat gugup.

"Aku tidak bercanda. Dan aku juga tidak menyuruhmu untuk percaya. Karena aku tau apa yang kau pikirkan tentangku. Tapi semua pikiranmu tentangku semua itu salah hyung. aku sungguh mencintaimu. Kau adalah orang yang mampu membuatku jatuh cinta lagi setelah sekian lama aku tidak merasakan cinta itu lagi"

Wonwoo hanya diam, dia hanya ingin mendengarkan apa yang di ucapkan Mingyu. Sesekali dia melirik Mingyu yang ada disampingnya. Dia memang terlihat serius dengan apa yang dia ucapkan saat ini

"Aku akan pindah keluar negeri dengan Taeyong hyung. Mungkin waktu kami tinggal seminggu lagi. Jaehyun akan di pindahkan ke LA, dia akan bersama Bibi Boa disana. Kami tidak tau kapan Jaehyun akan sadar, benturan di kepalanya membuat dia seperti itu. Bahkan dokter berkata, Jaehyun masih bisa bernapas itu adalah sebuah keajaiban."

Mata Mingyu mulai panas, tapi dia menahan agar tidak menangis di depan Wonwoo. Dia memilih menunduk daripada melihat kearah Wonwoo.

"Taeyong hyung,, dia. Dia Hamil"

"Mwo?"

Wonwoo menegakkan tubuhnya, kini dia melihat ke arah Mingyu. Tangannya memegang pundak Mingyu untuk sekedar meminta penjelasan lebih

"Jangan bercanda Mingyu"

"Apa aku terlihat bercanda saat ini?. Sejak awal,, hubungan Jaehyun dan Taeyong hyung tidaklah normal. Mereka menjalin hubungan lebih dari seorang adik dan kakak. Bahkan mereka saling mencintai. Jika kau menganggap Taeyong hyung itu mencintaiku, kau salah besar Hyung. Dia hanya menyayangiku, menganggapku sebagai adiknya. begitupun juga denganku. Aku menyayanginya sebagai kakakku. Aku akan melakukan apapun untuknya. Membahagiakannya adalah janjiku pada Jaehyun."

Wonwoo melemas, tidak tau harus berkata apa saat ini. kenyataan yang dia terima bahkan tidak bisa dia cerna dengan sempurna.

"Aku tidak bisa membiarkan Taeyong hyung hidup sendiri dengan bayi di dalam kandungannya. Aku juga tidak bisa mengatakan pada Paman Yunho jika dia hamil. Itu sama saja aku mencoba untuk membunuh anak Jaehyun. Saat ini tujuanku adalah menemani Taeyong hyung membesarkan anaknya sampai Jaehyun kembali. Mengantikan posisi Jaehyun untuk menjaganya,,"

Suara Mingyu mulai bergetar, terlalu sesak mengatakan semua ini pada orang yang dia cintai. Wonwoo yang tadinya masih dingin pada Mingyu kini mulai luluh melihat betapa menyedihkannya orang ini.

"Dia akan menyembunyikan kehamilannya di London bersamaku."

"Kenapa, kenapa kau menceritakan ini padaku?"

"Karena aku mencintaimu Hyung. Karena aku ingin kau tau bahwa aku memiliki perasaan ini tulus padamu. Sejak pertemuan tidak sengaja kita, yang kemudian kita bertemu karena Woozi hyung. hingga aku tau jika kau adalah seniorku. Aku sudah jatuh cinta padamu sejak pertama kali kita bertemu"

Kini Mingyu menghadap ke Wonwoo, berbicara dengan melihat kedalam mata Wonwoo.

"Aku tidak menyuruhmu untuk membalas perasaanku, aku tidak ingin merusak kebahagiaanmu bersama kekasihmu. Aku tau, aku hanya orang baru yang dengan tidak sopannya menyatakan cintaku. Terimakasih hyung. terimakasih telah ada di dunia ini,,"

Mata Wonwoo mulai basah, entah kenapa dirinya merasa sakit melihat Mingyu seperti itu. Apa mungkin selama ini dia terlalu kasar pada Mingyu, hingga tidak melihat bagaimana cara Mingyu mencintainya.

"Aku percaya padamu, aku percaya kau bisa menyimpan rahasia ini. sekali lagi, terimakasih telah membuatku kembali jatuh cinta padamu, maafkan aku jika aku membuatku kesal selama ini."

Airmata Wonwoo mulai turun, perlahan airmata itu mengalir deras. Tangan Mingyu bergerak untuk menghapusnya, membelai wajah Wonwoo.

"Aku tidak tau kapan akan bisa kembali ke Korea. Tapi, jika itu terjadi. Maukah kau bertemu denganku?. Aku akan sangat bahagia jika kau masih mau bertemu denganku." Mingyu melepas tangannya, sadar jika waktunya sudah tidak banyak, "hmm,,Kurasa waktuku habis, aku akan pergi. Terimakasih waktunya hyung."

Sebelum berdiri, Mingyu mencondongkan tubuhnya. Memberikan Wonwoo ciuman singkat di keningnya

"Semoga kau bahagia hyung."

Mingyu membungkukkan badannya sebelum berbalik dan pergi dari sana. Membiarkan Wonwoo masih diam dalam tangisannya. Mingyu sudah tidak tahan melihat kesedihan dimata Wonwoo. Dia segera menjauh darinya. Berlari kedepan meninggalkan cintanya. Mungkin ini adalah awal untuk kehidupannya. Memulai hal baru dengan seseorang yang harus dia jaga.

Mingyu tersenyum di dalam mobil, walaupun airmatanya keluar. Dia berusaha menguatkan dirinya sendiri. Dia tidak boleh lemah saat ini.

"Kerja bagus Kim Mingyu, kau adalah yang terbaik. Mari kita mulai semua untuk membahagiakannya."



~~









"Jangan melamun"

Taeyong terkejut saat Mingyu langsung duduk disampingnya. Menyodorkan sekotak coklat untuknya. Hal itu langsung membuat Taeyong tersenyum.

"Darimana saja, kenapa lama?"

"Hanya pergi menemui seseorang"

Mingyu terkekeh saat melihat Taeyong kesusahan membuka kotak coklat itu. Mengambil kotak itu dari tangan Taeyong, Mingyu dengan mudah membukanya

"Siapa yang kau temui?"

"Istt,, tidak berubah, selalu ingin tau" protes Mingyu

Kehadiran Mingyu setidaknya membuat suasana hati Taeyong lebih baik. Mingyu mampu mencairkan suasanan dingin menjadi lebih hangat. Dengan kehadiran Mingyu pula Taeyong jadi merasa jika dia masih di inginkan. Masih ada orang yang mau menerima dan berada sisinya. Karena hingga saat ini, Taeyong sama sekali tidak memiliki keberanian untuk berkata jujur pada ayahnya.

Taeyong masih asyik dengan coklatnya, saat Mingyu berdiri dan mendekati Jaehyun. dan Taeyong membiarkannya

"Kau tau Jae, rasanya saat ini aku ingin membunuhmu. Kau dengan tenang tertidur disini dan membiarkan aku dengan Taeyong hyung mengkhawatirkanmu." Mingyu berucap begitu pelan, tidak ingin Taeyong yang duduk di sudut ruangan mendengarkannya

"Jika kau tidak segera kembali, kupastikan aku akan memilikinya. Kau tau Jae, bahkan aku rela melakukan apapun untukmu. Jadi ku mohon segera kembali. Kau tidak ingin aku menjadi ayah dari anakmu kan"

Airmata Mingyu kembali menetes, sangat sakit rasanya melihat semua ini. Tapi sedetik kemudian dia menghapusnya dengan kasar saat Taeyong mendekatinya.

Tangan Taeyong menangkup wajahnya. Tangannya membelai pipi Mingyu. "Apa yang kau katakan pada Jaehyun?"

"Apa ya?" Mingyu menaikan alisnya. Sedikit menggoda Taeyong sepertinya menarik, "Aku hanya berbicara bagaimana jika aku sekarang mengambil coklatku kembali, karena Jaehyun tidak suka Hyung memakan banyak coklat"

Taeyong menekuk wajahnya, Mingyu dengan gerakan cepat sudah mengambil coklat ditangannya. Pergi begitu saja darinya.

"Kim, itukan pemberianmu, kenapa kau ambil lagi"

Taeyong menghentakkan kakinya dengan kesal, melihat bagaimana menyebalkannya Mingyu mamakan coklatnya di sofa. Wajahnya membuat Taeyong ingin melemar dengan pisau saat ini juga

Srett,,

Mingyu dan Taeyong melihat ke pintu yang terbuka. Yunho masuk dengan Jinyoung di belakangnya.

"Kenapa begitu berisik disini?"

"Mingyu menyebalkan ayah" adu Taeyong pada Yunho yang di sambut dengan pelukan hangat darinya

"Apa yang kulakukan, dia saja yang mudah marah paman"

"Kalian ini, jangan menganggu Jaehyun., oh iya sayang. Kepindahanmu sudah di proses. Kau akan tinggal dengan kakek dan nenekmu disana. Sekolahmu juga sudah ayah siapkan disana"

"Taeyong hyung akan tinggal denganku paman. Aku juga akan pindah ke London"

Yunho mengerutkan alisnya mendenger ucapan Mingyu.

"Kau juga akan ke London. Dalam rangka apa Mingyu?"

"Ahh itu,, Appa membuka bisnis baru di London. Jadi aku ingin belajar disana sekalian nanti akan mengambil alih bisnis itu. Hee" ucap Mingyu

"Bukannya bisnis Ayahmu di kembangkan di Jepang."

"Tidak, Appa ingin mengembangkan di negara lain. Dan terpilihlan London. Lagipula aku bisa menjaga Taeyong hyung disana. Jadi paman tidak perlu khawatir. Kasian kakek dan nenek Jung jika harus mengurus Taeyong hyung. Dia akan sangat kerepotan nantinya mengurus bayi besar seperti dia."

"Yakk,, " Taeyong melotot pada Mingyu, yang hanya di balas cengiran

"Terserah pada Taeyong saja. Aku tidak ingin memaksanya. Sebagaimana nyamannya dia saja disana"

Taeyong kembali memeluk Yunho. Merasa bersalah karena sudah membohonginya. Tapi ini semua dia lakukan untuk keselamatannya juga

"Terimakasih ayah, aku mencintaimu"

"Apapun untukmu sayang" Yunho memberikan ciuman di pucuk kepala Taeyong. memeluk anak kesayangannya itu dengan erat. Tapi itu tidak berlangsung lama saat Yunho sadar apa tujuannya untuk datang kerumah sakit ini

"Ah iya,, malam ini Jaehyun akan di berangkatkan ke LA."

"Bukannya besok?" tanya Mingyu, matanya melirik Taeyong yang terlihat terkejut

"Tidak, jadwalnya berubah. Dia akan berangkat malam ini"

Mingyu melirik Taeyong yang masih diam di depan Yunho. Tak ada ekspresi apapun yang ada di wajahnya saat ini. Dalam hati Mingyu ingin sekali memaki Yunho. Tapi siapa dia hingga dia bisa seperti itu.

"Baguslah, semakin cepat bukankah semakin bagus" ucap Taeyong yang membuat Mingyu kembali terkejut.

"Hm, kau benar sayang. Sekarang kalian pulanglah. Kembalilah nanti. Saat ini dokter akan memulai mempersiapkan segala sesuatu. Kau istirahatlah dulu dirumah., Mingyu kau bisa menemani Taeyong kan?"

"Tentu paman, aku akan bersama dengan Taeyong hyung" balas Mingyu











Taeyong keluar bersama dengan Mingyu, mereka hanya saling diam. Mingyu tau jika saat ini Taeyong sama sekali tidak baik-baik saja. Dia hanya berusaha baik-baik saja di depan semua orang. Hingga kini mereka di dalam mobilpun, mereka masih diam tak bersuara.

Mingyu yang fokus pada jalanan dan Taeyong yang fokus melihat pinggir jalan, membuat suasana dalam mobil ini begitu hening. Tak tahan dengan suasana seperti ini. Mingyu memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.

"Jika kau ingin menangis, menangislah hyung. Jangan bersikap jika kau baik-baik saja"

Mingyu membuka pintu mobil, setelah ucapannya tadi dia meninggalkan Taeyong sendirian di mobil. Dia memilih untuk menunggu di luar, bersandar pada pohon besar di samping mobilnya.

Dia tau mungkin saja Taeyong ingin memiliki waktu untuk sendiri. Dan benar saja, setelah Mingyu keluar, Taeyong tidak bisa menahan rasa sesaknya. Dia mencengkram kuat dadanya. Rasanya begitu sakit hingga dia tidak bisa bernapas.

Mingyu yang melihat itu dari luar mobil hanya bisa diam, sungguh dia tidak tau apa yang akan dia lakukan saat ini. jika boleh memilih, dia ingin menukar dirinya dengan Jaehyun saat ini.

Mingyu menegakkan tubuhnya saat melihat Taeyong keluar dari mobil. Dengan langkah gontai Taeyong mulai mendekatinya. Hati Mingyu terasa sangat sakit saat Taeyong melihatnya dengan terluka. Dengan segera dia menghampiri Taeyong, memeluk erat tubuh rapuh itu.

"Jangan pergi Mingyu, jangan tinggalkan aku sendiri. Hiks,, aku.. Aku tidak bisa,"

"Sstt,, aku tidak akan pernah meninggalkanmu hyung. Demi Tuhan aku tidak akan meninggalkanmu. Kita akan melalui semua ini bersama"



~~

Inilah saat yang menyakitkan untuk Taeyong, melihat tubuh lemah Jaehyun terbaring di ranjannya. Beberapa alat memenuhi tubuhnya. Wajah tampannya tertutup dengan alat bantu pernapasan. Dada bidangnya penuh dengan tempelan alat yang sama sekali Taeyong tidak mengerti.

Taeyong hanya bisa melihat dari balik jendela, bersama dengan Mingyu yang memeluknya.

"Semua sudah siap. Kita pindahan pasien sekarang juga"

Mingyu tetap berdiri disamping Taeyong, tak berniat sedikitpun untuk perpaling dari pria mungil itu. Tapi saat Jaehyun mulai keluar dari ruangan, dia melepas pelukan itu. Membiarkan Taeyong mendekati Jaehyun.

"Kau akan baik-baik saja kan? Aku berharap kau menepati janjimu!"

Mingyu tidak bisa menahan rasa sakitnya. Taeyong sangat jelas terlihat begitu mencintai Jaehyun.

"Maaf, pasien akan segera di pindahkan"

Taeyong mundur, kembali kepada Mingyu. Kembali memeluk Mingyu yang sedang menangis saat ini. berbeda dengan Taeyong yang terlihat biasa saja. Mungkin air matanya sudah kering.

"Jangan menangis, aku tidak suka kau seperti itu" Tangan Taeyong bergerak menghapus air mata Mingyu, memberikan senyum setulus mungkin untuk Mingyu.

"Kau baik-baik saja?" tanya Mingyu

"Lebih dari baik-baik saja. Jaehyun akan baik-baik saja disana. Jadi aku harus baik-baik saja disini. Mungkin memang dari awal aku dan Jaehyun tidak bisa bersatu. Ini awal dari hidupku, bersama dengannya..." tangan Taeyong mengelus perutnya.

"Dan juga denganku, aku berjanji akan menjagamu hyung."

Taeyong bergerak memeluk Mingyu, mengeratkan pelukan pada orang yang setia menemaninya itu. Mingyu merespon pelukan Taeyong, dengan memberikan kecupan di kepalanya. Membagi rasa sedihnya.

"Jika memang dia adalah takdirku, kumohon kembalikan dia. Tapi jika bukan, biarkan aku jatuh cinta lagi"







TBC










Aku ngetiknya baper, sumpah pas Mingyu pamit ke Wonu, bener-bener kalimat yang tidak pernah terfikirkan olehku

Happy reading,

Detik-detik ending ya

Maafkan aku jika typo

Continue Reading

You'll Also Like

1.4K 177 6
"Berdo'alah Apapun Keyakinanmu,Tuhan Pasti Akan mendengarnya Entah itu Do'a yang Baik Ataupun Buruk.Kau Akan mendapat Konsekuensi dari semua do'amu."
176K 352 9
Gadis polos yang terjerumus suasana malam club, menceritakan cerita seorang influencer yang terkenal dikalangan remaja berusia 16 tahun. cerita lengk...
26.1K 2.5K 13
Shani yang tidak tau apa itu kebahagiaan. Karena menurutnya dengan mempunyai kerjaan dan uang maka ia akan bahagia. Sedangkan Gracia yang memiliki ma...
443K 1.6K 3
Warning! 21+ Fantasi belaka Bocil minggir! Ga suka? Skip!