Brother Complex (End)

By Tys_131

429K 40.4K 8.1K

Jung Taeyong yang secara tiba2 mendapat seorang adik, kisah awal Taeyong bahagia memiliki adik, namun setelah... More

Profil
One
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Eleven
Twelve
Thirteen
Fourteen
Fifteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
Nineteen
Twenty
Twenty-one
Twenty-two
Twenty-four
Twenty-five
Twenty-six
Twenty-seven
Twenty-eight
Twenty-nine
Thirty (End)
Epilog

Twenty-three

8K 917 291
By Tys_131






Jaehyun tersenyum saat melihat Taeyong dengan lahapnya memakan es krim yang ada di depannya. Ini sudap cup ke tiga tapi Taeyong sama sekali belum menunjukkan rasa bosan pada es krim itu. Bahkan Jaehyun saja belum menghabiskan 1 cup es krim.

"Pelan-pelan Hyung, tidak akan ada yang mengambil eskrimmu" ucap Jaehyun sambil membersihkan sisa es krim di sudut bibir Taeyong

Tapi semua itu diabaikan oleh Taeyong, dia masih sibuk dengan eskrim di tangannya. Jaehyun hanya bisa tersenyum. Tidak masalah jika Taeyong mengabaikannya hanya karena eskrim. Lagipula sudah lama juga mereka tidak menghabiskan waktu berdua

"Hyung, akhir-akhir ini kau terlihat lelah. Apa ada yang menganggumu?" selidik Jaehyun

"Tidak ada"

"Benarkan?" Jaehyun mengerutkan keningnya, tatapannya mengarah pada Taeyong. "Kau tidak menyembunyikan apapun kan dariku?"

Ucapan Jaehyun membuat Taeyong mengalihkan pandangannya, meletakkan eskirm pada meja di depannya. Matanya kini menatap mata Jaehyun yang sedang menatapnya juga

Entah kenapa Taeyong merasa ada yang aneh dengan tatapan Jaehyun. Seperti tatapan memohon, tapi tidak tau memohon untuk apa

"Aku tidak menyembunyikan apapun Jaehyunie" tangannya mengenggan tangan Jaehyun, ibujarinya mengelus punggung tangan Jaehyun namun tak lama Jaehyun melepaskannya

"Iya hyung, maaf sudah mencurigaimu" mengambil eskrimnya, Jaehyun melanjutkan kegiatannya "Sampai kapan kau akan menyembunyikannya dariku hyung. Apa kau masih ragu padaku" batin Jaehyun

"Hyung kau mau aku gendong lagi?"

Kini mereka sudah sampai rumah. Terlalu lama menikmati eskrim membuat mereka pulang terlalu malam.

"Tidak perlu, aku bisa jalan sendiri" Taeyong membuka pintu mobil, berjalan masuk mendahului Jaehyun



Jaehyun hanya menghela napas, melihat kakaknya semakin jauh masuk kedalam rumah. Dirinya masih enggan untuk keluar dari mobil. Matanya tertuju pada gantungan pada kaca depan mobil.

Ada foto dirinya dan juga Taeyong saat masih kecil. Foto pertama yang mereka ambil setelah pindah kerumah ini. Dan ada juga foto mereka saat beranjak dewasa. Jaehyun masih ingat, itu foto saat Taeyong masuk sekolah menengah.

"Kenapa semuanya jadi rumit hyung. Kenapa harus jadi seperti ini." Tangannya mengusap foto itu. Menatap lama pada foto itu,mata Jaehyun mulai memanas. Airmatanya tak terasa turun. Walaupun tak ada isakan, tapi Jaehyun merasakan sesak yang sangat dalam.

"Andai orang yang kau cintai itu orang lain. Semua akan mudah untuk kita jalani"





~~

Cahaya matahari mulai masuk lewat celah gorden yang tidak tertutup rapat. Dan sialnya cahaya itu tepat mengenai kedua mata Jaehyun.

Mengeliat di atas kasur, Jaehyun mencoba memejamkan kembali kedua matanya. Namun sepertinya itu tidak akan bisa saat pendengarannya menangkap suara pintu kamar terbuka. Tanpa melihatpun Jaehyun bisa menebak siapa yang masuk kedalam kamar

"Hey, bangun. Ini sudah jam berapa. Kau akan terlambat"

Jaehyun tidak merespon. Dia masih menutup mata, walaupun dia tidak tidur. Taeyong sedikit gemas dengan Jaehyun, dia tau jika Jaehyun sebenarnya sudah bangun.

Jari telunjuk Taeyong menusuk-nusuk pipi Jaehyun, membuat Jaehyun sedikit bergerak. Tapi yang bergerak hanya tangannya yang menarik Taeyong hingga terjatuh diatasnya. Taeyong yang tidak siap terkejut dengan apa yang dilakukan Jaehyun

"Apa yang kau lakukan?"

"Aku masih mengantuk hyung. Aku ingin tidur lagi"

Mengubah posisi kini Taeyong berada di samping Jaehyun yang memeluknya posesif. Wajah mereka begitu dekat sampai Taeyong sedikit memundurkan kepalanya agar bisa melihat Jaehyun dengan jelas

"Semalam kau tidur jam berapa, kau bergadang karena tugas?"

Jaehyun mengelengkan kepalanya, bibirnya tersenyum saat merasakan tangan Taeyong membelai pipinya. Perlahan matanya terbuka, dan hal pertama yang dia lihat adalah Taeyong

"Aku mencintaimu" ucapnya sebelum mendekatkan wajahnya, memberikan ciuman selamat pagi pada Taeyong.

Tak ada penolakan dari Taeyong, dia hanya memejamkan mata. Menerima hangatnya ciuman dari Jaehyun. Membuka mata dan kembali tersenyum, ingin rasanya Taeyong selalu seperti ini. Melakukan hal-hal manis dengan Jaehyun tanpa ada sebuah kesalahan nantinya

Tak apa jika nanti dia tidak bersama Jaehyun, tak apa jika nanti dia tidak bisa memiliki Jaehyun. Asal dia bisa melihat orang yang sangat dia cintai.

"Cepat mandi dan siap-siap kita sarapan bertiga"

"Bertiga?" alis Jaehyun mengerut

"Ayah ada di sini. Tadi malam dia pulang" lanjut Taeyong

"I-iya,, baiklah" Jaehyun mendadak gugup. Paginya yang manis seolah hilang begitu saja. Bahkan dia tidak menanggapi Taeyong yang bicara padanya hingga keluar dari kamarnya.















"Jadi bagaimana sekolah kalian?"

"Baik, sangat baik. tapi aku bosan di korea" balas Taeyong

Jaehyun yang baru saja turun dan duduk di depan Taeyong, hanya bisa diam.

"Bagaimana denganmu Jae?"

"Baik ayah. Bahkan aku selalu mendapat peringkat atas. Tidak seperti orang di depanku" ucap Jaehyun sambil memakan rotinya. Merasa dirinya yang dibicarakan, Taeyong melempar tisu pada Jaehyun

"Yak,, apa maksudmu?"

"Hee, tidak ada hyung. Hanya berbicara fakta."

Yunho hanya bisa tersenyum melihat kedua anaknya. Mereka terlihat begitu bahagia, walaupun mereka sedang saling menjelek-jelekkan dari masing-masing. Tapi semua itu bukankah hal yang wajar dari kakak-beradik.

"Ayah, liburan semester bulan depan aku ingin ke London. Aku merindukan kakek dan nenek"

Jaehyun melirik kearah Taeyong, melihat bagaimana ekspresi Taeyong saat ini. Liburan semester hampir 1 bulan lamanya. Dan jika Taeyong pergi kesana, apa yang harus Jaehyun lakukan di sini sendiri.

"Kau akan pergi bersama Jaehyun?"

Taeyong melirik kearah Jaehyun, sepertinya adiknya itu tidak tertarik dengan liburan semester. Lagipula Taeyong memang berniat untuk pergi kesana sendiri.

"Aku tidak ikut ayah, aku masih ada tugas yang harus ku lakukan"

"Pergi sendiri tidak masalah kan ayah. Ayolah,," rengek Taeyong

"Terserah kau saja lah. Nanti biar aku menyuruh pamanmu menjemput saat sampai disana"

"Yeah, makasih ayah"





~~







Taeyong pergi kesekolah dengan Jaehyun, dirinya terlalu malas untuk membawa mobil hari ini. Jadi dia meminta Jaehyun untuk membawa mobil yang dirinya menumpang padanya.

Tapi sepanjang perjalanan mereka tidak ada yang berbicara. Jaehyun yang sibuk dengan jalanan dan Taeyong yang sibuk melamun sambil melihat kearah luar jendela. Sesekali Jaehyun melirik kearah Taeyong. namun tak ada niat untuknya berbicara.

Taeyong terlihat seperti ingin sendiri, jadi Jaehyun sebisa mungkin tidak menganggunya. Itu akan bisa merusak mood kakak tercintanya itu.

Hingga kini mereka sudah sampai di parkiran sekolah. Taeyong tak berbicara apapun, dia langsung membuka pintu mobil dan keluar. Sama sekali tidak menghiraukan Jaehyun.

"Sebenarnya ada apa denganmu hyung?" ucap Jaehyun pelan.

Berjalan di belakang Taeyong, Jaehyun hanya menunduk. Sampai mereka berada di koridor depan dan bertemu dengan teman-teman Taeyong

"Pagi Jaehyunie" ucap Nayeon yang datang bersama dengan Taehyung

"Kenapa aku tidak di sapa?" gerutu Taeyong

"Omo,, kau cemburu padaku. Ayolah Taeyong,, aku tidak mungkin menjadikanmu incaranku kan" kekeh Nayeon yang kemudian mendapat jitakan kecil di kepalanya. Pelakunya siapa lagi jika bukan Taehyung.

Jaehyun hanya tersenyum, tidak tau harus berkata dan berbuat apa. Suasana begitu canggung saat ini.

"Taeyong hyung.."

Kini Ten, mendekati Taeyong bergelantungan di lengan Taeyong seperti biasa. Malah mereka terlihat sangat mengemaskan.

"Hay, Jaehyun,," kata Ten

Taeyong hanya memutar matanya. Terlalu malas dengan teman-temannya yang berubah sikap saat sudah tau siapa Jaehyun itu sebenarnya. Mereka seolah ingin dekat dengan Jaehyun.

Jaehyun larut kedalam obrolan mereka. Tapi dia tidak ikut berbicara, dia hanya berperan sebagai pendengar yang baik

Sampai suara orang lain terdengar begitu berat.

"Jaehyun."

Yang di panggil menoleh, Jaehyun tersenyum saat Mingyu berada di depannya. Ingin menyapa sahabatnya itu, yang Jaehyun dapatkan malah pukulan dari Mingyu

"Mingyu,," Teriak Taeyong,

"Apa maksud mu tadi malam Jaehyun, katakan padaku jika semua itu bohong? katakan padaku bahwa kau tadi malam hanya bercanda. Pesan yang kau kirimkan padaku tidak benarkan?" tangan Mingyu mengepal, menahan agar tidak memberi pukulan bertubi pada Jaehyun yang terduduk di bawahnya

"Tidak di sini Mingyu, kumohon. Aku akan menjelaskan semuanya tapi tidak disini" Mata Jaehyun terlihat begitu sendu. Ada sedikit kesedihan disana

"Kau merusak semuanya Jaehyun, kau menghancurkan semuanya. Bagaimana bisa kau malakukan hal itu. Dasar bajingan"

Mingyu kembali memukul Jaehyun. Namun itu tidak membuat Jaehyun kembali tersungkur, dia hanya sedikit kehilangan keseimbangannya.

"Kau bodoh Jaehyun. Seharusnya aku memperingatkanmu dari awal,. Kenapa kau menjadi sebodoh ini. Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang." Mingyu melonggarkan cengkraman di kerah seragam Jaehyun. Suaranya berbisik

Orang-orang yang ada disekitar mereka merasa bingung dengan dua orang ini. Mereka kembali bertengkar tanpa adanya sebab.

Begitu juga dengan Taeyong yang merasa aneh dengan kedua orang yang sangat dia kenal. Permasalahan apa mereka bahas hingga mereka seperti ini.

"Bagaimana jika pama tau semua itu Jae, bagaimana jika keluargamu tau. Apa yang akan kau katakan. kau bahkan belum lama menjadi anggota keluarga yang sah dari mereka. Dan kau sudah membuat ulah. Hehh,, aku tidak tau harus berbuat apa denganmu Jaehyun."

Jaehyun melotot, bagaimana bisa Mingyu berkata seperti itu pada dirinya. Seakan-akan Mingyu sedang memojokkan dirinya ke dalam semua permasalahan yang ada

"Kenapa kau bicara seperti itu?"

Kini Jaehyun yang menarik kerah seragam Mingyu, membalikkan keadaan. Mingyu hanya menerimanya

"Jika kau dalam posisiku, apa yang kau ucapkan tadi begitu menyakitkan Mingyu. Aku berkata jujur padamu karena aku percaya padamu. Aku ingin kau tau semua yang aku alami. Aku tidak ingin ada rahasia di antara kita. Tapi kenapa kau malah membuatku seperti aku begitu buruk dimatamu"

"Karena kau bajingan. Bagaimana bisa kau melakukan hal itu padanya. kau lupa dia itu,,"



Bugh,,

Mingyu terkejut saat Jaehyun memukulnya. Pukulan Jaehyun tidak main-main. Bahkan sudut bibir Mingyu kini mengeluarkan darah.

"Sebenarnya ada dengan kalian berdua" teriakan Taeyong membuat pergerakan Jaehyun terhenti.

Mingyu tersenyum sinis pada Taeyong, membuat Taeyong mengerutkan keningnya. Ini pertama kalinya Mingyu menatap dirinya dengan tatapan seperti itu

"Apa yang kami lakukan tidak ada hubungannya denganmu hyung. Jadi lebih baik kau diam atau pergi dari sini." Sarkas Mingyu

Bukan hanya Taeyong yang terkejut, bahkan semua orang disana merasa jika suara Mingyu begitu mendominasi. Belum lagi sorot mata Mingyu yang begitu tajam

"Mingyu-ya, ada apa denganmu?"

"Ada apa denganku,," Mingyu tertawa, "Tanyakan sendiri pada adikmu ini kenapa aku seperti ini"

Jaehyun tidak tau harus bagaimana, Mingyu benar-benar membuatnya marah. Dan kini dengan seenakny, dia meninggalkan semua kekacauan ini begitu saja.

"Jaehyun sebenarnya apa yang terjadi pada kalian berdua?" tanya Taeyong

"Bukan apa-apa hyung. Aku pergi dulu"

Jaehyun pergi begitu saja, berlari menyusul Mingyu yang sudah terlihat jauh dari pandangannya.





~~












Saat ini, hari masih menunjukkan jam 10 pagi, tapi di saat semua orang seumurannya sedang duduk manis di kelas dan mengikuti pelajaran di kelas. Beda lain dengan dua orang yang sedang duduk di kursi depan danau, muka mereka terlihat tidak baik-baik saja.

"Jadi apa yang akan kau lakukan Jaehyun?"

"Aku tidak tau"

Mingyu menghela napas, dia terlalu malas berdua dengan Jaehyun saat ini. Dirinya masih kesal dan marah pada sahabatnya itu. Tapi melihat bagaimana Jaehyun saat ini, dia tidak tega jika harus meninggalkan Jaehyun dan membiarkan dia sendirian dalam semua masalah yang dia perbuat.

"Aku tidak yakin paman bisa memaafkanmu atau tidak Jae"

"Bahkan aku tidak yakin mereka akan menerimaku lagi atau tidak"

"Lalu bagaimana dengan Taeyong hyung? Apa yang akan dia lakukan. Cepat atau lambat semua orang akan tau Jae. Tinggal menunggu waktu"

"Ku rasa Taeyong hyung akan pergi, mungkin dia akan menetap di London bersama kakek dan nenek selepas liburan berakhir"

"Maksudmu?"

"Taeyong hyung berencana pergi ke London saat liburan semester. Dan kurasa itu salah satu alibi dia untuk menghindariku." Jaehyun tersenyum kecut saat ini, "Kau tau kan setelah liburan 2 bulan lagi, keadaan Taeyong hyung akan terlihat dengan jelas. Kau tau apa maksudku kan Mingyu?"

Mingyu hanya diam. Dalam hatinya dia merasa sakit melihat bagaimana kisah cinta Jaehyun dan Taeyong. Namun, dia juga tidak bisa melakukan apa-apa. Dia tidak bisa membayangkan jika nanti dia tidak bersama dengan Taeyong maupun Jaehyun lagi. Apa yang akan terjadi dengan hidupnya. Apakah semua harinya akan kembali seperti waktu dia belum bertemu mereka berdua?

Kini mingyu menghadap pada Jaehyun, wajahnya terlihat begitu serius.

"Jaehyun?"

"Iya,"



"Bagaimana jika kita gugurkan kandungan Taeyong hyung?"













TBC











Happy reading ya,,

Continue Reading

You'll Also Like

25.6K 2.5K 13
Shani yang tidak tau apa itu kebahagiaan. Karena menurutnya dengan mempunyai kerjaan dan uang maka ia akan bahagia. Sedangkan Gracia yang memiliki ma...
788K 22.9K 62
WARNINGâš âš  AREA FUTA DAN SHANI DOM YANG NGGAK SUKA SKIP 21+ HANYA FIKSI JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE MOHON KERJASAMANYA. INI ONESHOOT ATAU TWOSHOOT YA...
1.3M 123K 37
Jeno dan Jaemin itu musuhan sejak SMA. Tapi gimana jika tiba-tiba mereka harus terikat dalam sebuah ikatan 'perjodohan' yang dibuat atas kesepakatan...
575K 24.3K 46
‼️BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!‼️ "Don't touch her, Bastard!!" "No, She's Mine!" **** "Daddy Ala mau ice cream hihi." "No, Ala sudah menghabiska...