TRANQUILITY (Complete)

By gigrey

1.9M 127K 2.5K

⚠Mature Content || 21+ * "Bantu aku membalaskan dendamku." -Savannah "Setelah keputusan ini, kupastikan mere... More

Characters
Note
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chaper 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Quick Info
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 35 (END)
NEW STORY

Chapter 34

40.6K 3.2K 91
By gigrey

Yuhuu jangan lupa vote dan komen ya tante-tantenya Lily
\(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥

*

Dokter memeriksa kondisi Savy secara keseluruhan. Tak ada efek luka serius. Tak ada tulang yang patah. Hanya lebam akibat benturan benda dan pukulan. Kandungannya pun dalam kondisi baik-baik saja.

Ethan dan Isaiah menyebutnya sebagai wanita kuat. Demon sama sekali tak meninggalkan Savy semenjak kejadian naas itu.

Walaupun tubuhnya mulai pulih tapi rasa sedih tak pernah hilang. Kejadian disaat Killian melepaskan pegangan tangannya dan terjun ke sungai yang deras selalu berputar-putar di kepalanya seperti kaset rusak.

Ia tidak trauma, tidak. Hanya saja rasa bersalah menyelimutinya.

Setiap malam Demon tidur memeluk Savy untuk menguatkan gadis itu. Menjaganya agar Savy selalu merasa aman di dalam perlindungannya.

Sama hal dengan Lily. Setiap malam Ethan dan Isaiah menemaninya. Kembali memberikan segala perhatian mereka agar anak kecil itu tak trauma dan kembali ceria seperti sedia kala.

Savy duduk di atas ranjang sembari mengelus Snowy dan Bandit di pangkuannya. Pikirannya melayang pada seorang pria berambut silver.

Demon mengeratkan rengkuhannya pada perut Savy. Beberapa hari yang lalu hampir saja ia akan kehilangan harta berharganya. Separuh jiwanya. Savy dan calon bayinya.

"Tidurlah aku akan segera kembali." Demon memberikan kecupan di dahi Savy dan meninggalkannya.

Ia berjalan ke arah sayap barat. Melewati lorong gelap menuju ruang bawah tanah.

Demon menatap sekitarnya, biasanya ia sellau menemukan Killian yang sedang duduk melamun ataupun bermain dengan semua alat tajam miliknya. Kini ruangan tersebut terasa sangat hening hanya suara deru napas seseorang yang duduk terikat di tengah ruangan.

Pria itu adalah Mark. Orang yang berani menarik pelatuk pistol ke arah Savy dan berhasil merebut Killian darinya.

Siang tadi semua orang sepakat untuk mengehentikan pencarian tubuh Killian. Pihak kepolisian dan tim dari navy sudah menarik kembali seluruh anggotanya tapi Demon tak berhenti berharap. Ia masih tetap menyuruh para anggotanya dan gabungan anak buah Alberto untuk menyusursi sungai dan laut. Memang terdengar nekat tapi Demon tak perduli. Jika pun Killian ditemukan tak bernyawa, ia ingin menguburkan anggota keluarganya dengan layak meskipun itu hanya sehelai rambut silvernya.

Demon mengambil pisau kesayang Killian. Sebuah pisau cantik hadiah yang ia berikan pada Killian satu tahun lalu. Pisau itu terlihat sangat elegan dengan sarung pisau yang bergambarkan bunga Lily merah.

Ia mendekatkan kursi dan duduk di depan Mark yang tak bisa lagi berbicara. Darah di mulutnya mengering bekas siksaan pencabutan deretan gigi bagian bawah yang dilakukan Demon kemarin.

Demon melepaskan sarung tangannya dan mengenggam jemari Mark. Pria itu terkejut dan terbangun dari tidurnya. Ia menggeleng dengan cepat. Tatapan horornya menunjukan ekspresi ketakukan yang sangat besar.

"Bunuh saja aku...."

Demom tak mengindahkan permintaan Mark. Ia mencongkel kuku ibu jari pria tua itu hingga Mark kembali berteriak kencang.

"Princess-ku pernah bilang bahwa dia bermimpi bertemu denganku di surga." Demon sangat menikmati teriakan kesakitan Mark.

"Aku hanya bisa tertawa, kau tahu kenapa?" Mark menggeleng dengan wajah putus asa.

"Karena namaku bukanlah Angel. Namaku Demon dan seorang Demon patutnya menjaga neraka. Aku sudah ditakdirkan sebagai penghuni neraka Mark dan aku akan sangat senang jika kau menjamuku di sana dengan baik."

Demon mendekatkan pisau lagi pada jari telunjuk Mark. Sekali lagi pria itu berteriak kencang. Darah mulai melumuri penuh tangan Demon. Sepuluh kuku pun hilang dan Demon meletakan pisau milik Killian. Tangannya yang berwarna merah saling bertaut. Ia menconongkan tubuhnya untuk berbisik di depan wajah Mark.

"Aku dulu sempat berpikiran untuk menghentikan semua kegilaanku. Mengurangi haus darah demi menyicipi surga. Tapi semakin dewasa aku tahu jika aku melakukannya St. Peter akan menertawaiku."

"Ah kau tak mendengarkanku. Kau pasti lelah. Istirahatlah."

Demon mengusap tangannya yang berlumuran darah pada kemeja lusuh milik Mark. Pria itu telah kehilangan kesadaran akibat kelelahan berteriak. Ia meninggalkan Mark yang duduk tak berdaya. Kesepuluh jarinya meneteskan darah yang tak kunjung berhenti.

"Demon."

Ethan bertemu Demon di lorong. Pria itu terlihat tergesa-gesa.

"Ada apa?"

"Jasad Killian telah ditemukan."

*

Savy, Lily, Isaiah telah berdiri di menunggu kedatangan jasad Killian. Lily menangis dipelukan Isaiah. Para pelayan juga berhenti berkerja untuk menunjukan rasa berduka mereka.

Lima orang pria datang membawat sebuah kantong mayat. Demon datang dan kelima pria itu segera menyingkir dari sana.

Demon dan Ethan berjongkok di samping kantung mayat itu. Di bukanya releting dan semua orang terkesiap. Bau menyengat langsung menusuk hidung. Savy tak mampu menopang tubuhnya sehingga Isaiah harus membantunya berdiri.

Jasad Killian dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Savy tak bisa mengenali wajah itu. Wajahnya hancur akibat berada di dalam air yang mengalir beberapa hari. Bau busuk menyengat pun mengindikasikan mayat telah mati lebih dari sehari.

Lily maju dan duduk di samping Demon.

"Dia bilang akan menjagaku." Lily kembali memperhatikan jasad Killian dari atas hingga ke bawah.

"Dia bukan Killian," bisiknya.

Demon tak bisa menjawab hal tersebut. Ia hanya mengelus puncak kepala Lily. Ethan menyuruh lima orang tersebut untuk mempersiapkan pemakaman. Ia akan dimakankan pada pemakanan keluarga Jadrek.

Ethan membawa Lily menjauh. Setelah menyuruh Savy dan Lily kembali ke kamar masing-masing Ethan datang menghampiri Demon.

"Dia anak yang baik."

"Aku tahu."

"Anak dari Alberto dan hasil hubungan incest. Semoga ia dapat dilahirkan kembali sebagai manusia yang lebih bahagia."

"Dia bukan anak dari Alberto."

"Eh bukan? Tapi kau bilang dia anak dari Alberto. Bahkan nama belakang Killian adalah Norman, yang merupakan nama belakang milik Alberto."

Demon mendengkus kesal. Ia berdiri dari duduknya dan menatap ke arah luar jendela. Melihat para pelayan yang sedang sibuk menyiapkan pemakaman.

"Kalau itu memang benar. Dia anak kandung dari Alberto. Tapi semenjak apa yang telah ia lakukan pada Killian pada saat itu sudah ku putuskan bahwa dia adalah anakku, anak angkatku. Dia seorang Jadrek, Ethan. Dia adalah Killian Maximus Jadrek bukan Norman."

Ethan mengangguk paham. Ia meletakan tangannya pada bahu Demon. Semua orang merasa kehilangan. Ia tahu bahwa Lily dan Savy dekat dengan Killian tapi Ethan jauh lebih tahu bahwa Demon dan Killian tak pernah dipisahkan.

Demon mempercayainya sebagai anaknya. Mengajaknya untuk menunjukan bahwa dunia memang kejam. Mengajarkannya untuk bertahan hidup diantara para pemangsa.

Di sini Demonlah yang paling merasa kehilangan. Bukan Savy ataupun Lily.

*

Pasca pemakaman Killian, kini Savylah yang memberikan kenyaman untuk Demon. Pria itu tak banyak bicara. Hanya tidur diam di pangkuannya. Dimainkannya jemari lentiknya pada surai lebat milik Demon.

Pria itu sedari tadi memainkan jemarinya pada perut milik Savy. Ia menatap perut yang tak terlalu datar itu dengan tatapan kagum dan sedih. Sesekali ia mengecupnya dan kembali melamun.

"Demon, ingat ceritaku tentang aku bermimpi bertemu denganmu di surga?"

Kini perhatian Demon teralihkan. Ia terkekeh pelan dan menatap Savy.

"Mimpi yang aneh."

"Sejujurnya aku tak memberitahu cerita yang sesungguhnya."

"Tidak?"

"Tidak."

Kini Demon bangun dari tidurnya dan berbaring di samping Savy. Ia menarik wajah Savy untuk mendekat.
"Ceritakan padaku yang terjadi sesungguhnya."

"Baiklah, jadi saat aku mengejarmu dan kau semakin menjauh. Di ujung aku melihat dengan dua orang anak kecil. Satu perempuan dan satu laki-laki." Savy sengaja memberi jedah agar Demon mengerti maksudnya.

"Memang kehamilanku masih sangat muda untuk melihat jenis kelamin calon bayi kita. Tapi firasatku...." Savy sesekali lagi berhenti berbicara agar Demon berpikir. Pria itu tak merespon ia tak paham maksud Savy.

Savy menyerah dan menghela napas panjang. "Maksudku adalah aku memiliki firasat bahwa anak kita akan kembar, perempuan dan laki-laki."

"No way," kata Demon tak percaya perlahan tapi pasti pria itu tersenyum lebar.

Savy tertawa melihat wajah melongo Demon. "Itu hanya firasatku jadi ya jangan terlalu berharao besar."

Wajah Demon terlihat kecewa. "Kau kecewa?" Pria itu menggeleng dengan cepat.

"Apa yang harus dikecewakan princess. Aku tak peduli jenis kelamin dari anak kita. Yang terpenting dia bisa menjadi manusia yang sehat dan kuat."

"Demon...."

"Ya Princess."

"Jika anakku laki-laki, bolehkah aku memberikan nama Killian untuknya?"

Demon memberikan tatapn sendu pada Savy. Tangannya menelusuri pipi mulus itu. Tatapannya menyiratkan bahwa Savy ingin mengenang Killian. Ia tak ingin melupakan Killian dan Demon juga merasakan hal yang sama.

"As you wish princess."

Mungkin dengan itu, Killian bisa hidup sebagai Killian yang baru. Savy dan Demon berjanji akan memberikan kehidupan yang layak baginya.

Killian deserves better.

*

Uhuuuu kalian sudah siap nggak kalau ditinggalin keluarga ini??
.
.
.
.
.
.
.
Tapi jangan sedih, aku sudah menyiapkan surprise buat kalian untuk minggu depan
:)

Continue Reading

You'll Also Like

34.9K 1.8K 33
Novel Melodrama Bagaimana rasanya mencintai seseorang tapi orang itu tidak pernah melihat ketulusan cinta kita? Itulah yang Arrabela Frederick Mateo...
3.3M 122K 43
Yelena mendengar kabar kalau Ibunya kini memiliki kekasih yang jauh lebih muda dan juga kaya raya, Yelena tidak sudi melihat Ibunya bahagia setelah a...
207K 4.9K 17
Pindah ke kantor pusat tak lantas membuat Jeanne bahagia. Pasalnya dia harus meninggalkan keluarga serta pacar bebek sawahnya. Seperti semua itu belu...
600K 72.5K 64
OPEN PO! 26 Mei - 14 Juni 2020 Harga Only 99k ************ Starlee Alyssandra adalah wanita yang tahu cara menikmati hidup dengan baik. Ia suka berpe...