Princess Hours

By DNMaulita

143K 7.7K 212

The 1st story of SasuSaku by @DNMlta . . Happy Reading 😁 . . "Selamat datang di Universitas Konoha, awali ha... More

Princess Hours
Princess Hours Ch 2
Princess Hours Ch 3
Princess Hours Ch 4
Princess Hours Ch 5
Princess Hours Ch 6
Princess Hours Ch 7
Princess Hours Ch 8
Princess Hours Ch 9
Princess Hours Ch 10
Princess Hours Ch 11
Princess Hours Ch 12
Princess Hours Ch 13
Princess Hours Ch 14
Princess Hours Ch 15
Princess Hours Ch 16
Princess Hours Ch 17
Princess Hours Ch 18
Princess Hours Ch 19
Princess Hours Ch 20
Princess Hours Ch 21
Princess Hours Ch 22
Princess Hours Ch 23
Princess Hours Ch 24
Princess Hours Ch 25
Princess Hours Ch 27
HANYA INFO BUKAN UPDATETAN
Princess Hours Ch 28 (The End)

Princess Hours Ch 26

5.1K 265 9
By DNMaulita

Saya hanya meminjam nama tokoh untuk cerita saya sedangkan aslinya milik Masashi Kishimoto 🙏
.
.
.
Thank you for attention ☺
.
Enjoy dan Selamat Membaca~
.
.
Princess Hours Ch 26
.
.
Sakura hampir saja jatuh jika Konan tidak menahannya sedikit. Konan sangat bahagia tapi Sakura, emm ntahlah. Raut muka wanita itu tak bisa dibaca.

"Sakura?" panggil Konan, Sakura terkejut dan menoleh

"Sakura ini bisa jadi bukti bahwa kau tidak perlu pergi meninggalkan Sasuke, kau mengandung anaknya" ucap Konan

Sakura menunduk, ia bingung harus menjawab apa. Ia senang, tentu saja. Siapa yang tidak senang saat dirimu hamil anak dari orang yang kau cintai. Tiba-tiba mata Sakura menatap kedepan dengan sendu.

"Ada apa?" tanya Konan

"A-aku sebenarnya bahagia Nii-chan" jawab Sakura

"Tapi keputusan ku untuk meninggalkan Sasuke sudah bulat. Aku bukan siapa-siapa disini dan dihatinya. Tapi Nii-chan tenang saja karna aku akan merawat anak ini dengan baik" lanjut Sakura, Konan memeluk Sakura erat dan menangis. Ia tau apa yang dirasakan adik iparnya

Sakura akhirnya menangis dengan kencang. Dengan pilu dan mengusap perutnya yang masih rata. Iya sudah memutuskan tekatnya, meskipun ia mengandung anak Pangeran Sasuke tapi ia yakin tempatnya bukan disini.

Konan melepaskan pelukannya dan memberinya nasehat, tidak lupa juga Konan menyuruh Sakura mengabarinya. Ia benar-benar menyayangi adik iparnya ini.

Di lantai bawah acara makan malam kedua keluarga tadi sudah selesai dan Pangeran Sasuke langsung berjalan kelantai atas. Ia membuka pintu dan mendapati Sakura yang sudah tertidur dengan pulas.

Pangeran Sasuke mendekat mengelus surai merah muda Sakura. Pangeran Sasuke menangis, ya ia menangis atas kebodohannya. Sakura lebih dari sekedar malaikat dihatinya, ia adalah seorang dewi.

Pangeran Sasuke naik keranjang dan memeluk Sakura dari belakang. Kepalanya ia sembunyikan di ceruk leher Sakura, mencium wangi istrinya yang membuatnya selalu ketagihan.

Beberapa jam berlalu dan hari sudah menunjukan pukul satu dini hari. Sakura terbangun dan menoleh kesamping kirinya. Terdapat orang yang dicintainya sedang tertidur dengan pulasnya.

Sakura mengubah posisinya menjadi miring ke kiri. Tangannya tergerak memengang rahang tegas suaminya. Sakura menangis dalam diam.

"Sasuke apa kau tau kalau aku hamil anak mu?" Sakura terdiam sebentar mencoba mengambil nafas

"Tapi kau juga memiliki anak dari wanita lain"

"Kau akan menikah dan aku tidak akan disisimu lagi" Sakura mencoba menahan air matanya namun sudah tidak bisa

Sakura bangkit masih dengan tangisannya yang pilu. Ia duduk di depan meja rias dan menulis sebuah surat. Setelah selesai menulis surat, Sakura meletakan surat tadi di buku diary miliknya lalu meletakannya di laci meja rias. Ia juga menaruh hasil test packnya disitu.

Nafasnya tersenggal-senggal karna menangis. Air matanya masih saja keluar membuat mata indahnya sekarang membengkak.

Ceklek

Konan memasuki kamar Sakura dengan hati-hati dan memberi isyarat jika ia harus cepat dan Sakura mengangguk. Sakura berjalan kearah ranjangnya lalu menarik kopernya yang berada di bawah kolong.

Sebelum benar-benar keluar kamar Sakura menghampiri suaminya yang tertidur dengan nyenyak. Lalu ia mendekatkan wajahnya kearah Pangeran Sasuke, menciumnya tepat dibibir tapi hanya menempel saja.

"Sayonara Sasuke"

Lalu Sakura menarik kopernya dan keluar dari kamar bersama Konan. Mereka berdua berjalan ke gerbang belakang yang sepi. Disana sudah ada Pangeran Itachi yang menunggu keduanya.

Pangeran Itachi mengarahkan jalan untuk kedua perempuan yang ada di belakangnya. Ia menengok kanan dan kiri, saat dirasanya aman Pangeran Itachi membuka pintu didepannya dan munculan seseorang yang menunggu di dalam mobil.

Sakura memeluk Konan erat dan menunduk hormat pada Pangeran Itachi.

"Tarimakasih" ucap Sakura lalu tersenyum

Sakura berjalan dan masuk kedalam mobil yang menunggunya. Ia tersenyum pada seseorang disampingnya. Mobil berjalan menjauhi perkarangan istana.

"Ke bandara Gaara" orang disebelahnya mengangguk dan menjalankan mobilnya menuju bandara
.
.
Seoul, South Korea

Seorang wanita dan pria muda dengan warna rambut mencolok baru saja mendarat di negara gingseng tersebut. Rambut berwarna merah muda si wanita sepertinya menarik perhatian banyak orang yang memperhatikan keduanya. Sedangkan si pria berambut merah, sungguh warna rambut yang unik.

"Halo?"

"Iya aku baru sampai nii-chan"

"Baiklah-pip"

"Apa kata Sasori?" Sakura menoleh pada pria disebelahnya

"Dia bertanya aku sudah sampai apa belum" Gaara hanya menampilkan gerakan mulut berbentuk O

"Apa kita langsung ke apartemen?" Sakura mengangguk dan mereka berjalan kearah mobil yang sudah menunggu keduanya
.
.
Sakura baru saja sampai diapartemen yang akan ditempatinya. Ia menoleh ke arah Gaara yang membantunya mengangkat koper. Katanya ibu hamil tidak boleh mengerjakan yang berat-berat.

"Habis ini kau kemana Gaara?" tanya Sakura sambil menghitung duit didompetnya

"Aku akan ke Busan. Karna aku tinggal disana, tenang saja aku akan mengunjungimu setiap minggu" Sakura mengacungkan jempolnya mendengar perkataan Gaara

"Ayo kita pergi. Aku akan menemanimu belanja, kau harus jaga pola makan mu dan jangan kerjakan yang berat-berat. Aku akan mencarikan mu pekerjaan, yah hitung-hitung untuk tabungan melahirkan"

"Arigatou ne" Gaara tersenyum mendengar ucapan Sakura

Mereka berdua memilih berjalan kaki. Di Korea Selatan banyak orang yang memilih berjalan kaki atau menaiki kendaraan umum sebagai alternatif sehari-hari, karna itu adalah budaya mereka.

Sakura berjalan disamping Gaara, sebentar lagi musim salju tiba. Udara dingin benar-benar menusuk kulit. Sepertinya ia butuh mantel baru lagi.

Krilingggg

Gaara membuka pintu minimarket, mereka berpencar. Gaara akan mengurus makanan sehari-hari Sakura sedangkan Sakura lebih memilih mengurus keperluan untuk kehamilannya.

Beruntungnya minimarket dan pusat perbelanjaan lainnya ini dekat dengan apartemennya jadi jika ia ngidam tinggal keluar dan tidak jauh-jauh.

Sakura berjalan ke rak susu, ia mengambil dua kotak susu ibu hamil yang berbeda rasa. Mungkin ia akan mencoba yang mana yang enak.

Sskura dan Gaara baru saja keluar dari minimarket. Lagi-lagi Gaara membantu Sakura menyusun bahan belanjaan tadi.

"Selesai~!!" Gaara meregangkan otot-otot lengannya

"Baiklah, aku akan balik sekarang" Gaara pamit dan memakai sepatunya

"Tidak langsung makan malam?" tanya Sakura

"Aku akan makan ketika pulang nanti. Jaga dirimu, jaa nee" Sakura melambaikan tangannya kearah Gaara

Sekarang hanya Sakura yang berada diapartemen. Sakura memandangi apartemennya yang minimalis. Ia menoleh kearah ponselnya.

Nomor ponselnya sudah ia ganti jadi teman-temannya tidak tau kecuali Sasori dan Gaara. Sakura sekarang didapur. Ia membuka bungkusan yang dibelinya tadi.

Sekarang didepannya ada Jjajangmyeon hangat yang dibelinya tadi. Sakura makan dalam diam. Mencoba menelan makanannya meskipun susah.

Sakura kembali mengingat Pangeran Sasuke, ia menangis dalam diam dan menghentikan acara makannya. Sakura memegang dadanya yang sakit.

Dia tidak bisa sendiri seperti ini, ia akan teringat dengan Pangeran Sasuke. Sakura mengelus perutnya yang masih rata.

Sambil menangis Sakura mengambil gelas dan menuangkan beberapa sendok susu yang dibelinya tadi, meminumnya dalam diam tapi air matanya masih tidak berhenti.

Sakura berjalan kearah kamarnya, merebahkan badannya yang lelah. Bukan hanya badannya tapi hatinya dan otaknya juga merasa lelah.

Meringkuk diranjang sendirian sambil menangis. Ia merindukan suaminya. Ia tidak bisa terus begini. Ia harus mendapatkan pekerjaan agar tidak terlihat menyedihkan seperti ini.
.
.
.
Tokyo, Japan

Konoha City

Angin berhembus menerpa wajah tampan Pangeran Sasuke, iya sedang duduk ditaman belakang sambil menahan nyeri didadanya.

Orang yang dicintainya telah pergi karna kebodohannya. Pangeran Sasuke menunduk mencoba menetralkan rasa sakit didadanya tapi ia tidak bisa.

"Ayo makan" Pangeran Itachi menepuk pundak adik tersayangnya tapi Pangeran Sasuke tidak bergeming

Pangeran Itachi dan Konan tadi pagi berakting seakan-akan tidak tau menau mengenai kepergian Sakura didepan Raja Fugaku, Ratu Mikoto, dan Pangeran Sasuke.

Alhasil Raja Fugaku mengeluarkan perintah mutlak untuk mencari Sakura. Sedangkan Pangeran Sasuke yanh ditinggal hanya diam dan Ratu Mikoto menangis sedih.

Dari kejauhan Ratu Mikoto memperhatikan kedua putranya. Ia berjalan menghampiri keduanya dan memeluk kedua putra tersayangnya.

Pangeran Itachi dan Pangeran Sasuke terkejut tapi tetap berusaha menjaga ekspresi mereka agar tidak kelihatan.

"Ayo makan Sasuke, kaa-san hari ini memasak untuk mu" Ratu Mikoto tersenyum saat Pangeran Sasuke menoleh kearahnya

"Yang Mulia.." Pangeran Sasuke langsung memeluk ibunya erat. Jika Pangeran Sasuke sedih maka Ratu Mikoto akan merayu anak bungsunya tanpa menggunakan gelar, Pangeran Sasuke menyukai itu karna rasanya berbeda ketika ia memanggil ibunya dengan sebutan Yang Mulia

Mereka bertiga masuk kedalam istana, sementara itu Raja Fugaku baru saja keluar dari ruang kerjanya dan ikut bergabung bersama istri dan anak-anaknya.

Mereka makan dalam diam. Sesekali Ratu Mikoto melirik Pangeran Sasuke yang makan tanpa minat meskipun ia menyuap makanan di piring ke mulutnya. Pangeran Itachi menghela nafas melihat adiknya.
.
.
.
Sebulan berlalu dan sekarang keluarga Uchiha sedang berada dirumah sakit ternama di Jepang. Pangeran Sasuke datang dengan Haku disampingnya, mereka sudah menikah sebulan yang lalu.

Pangeran Itachi sibuk mondar mandir sementara adiknya menatap orang-orang disekelilingnya dengan pandangan datar. Ada yang berubah dengan Pangeran tampan kita. Pangeran Sasuke semakin dingin dan irit bicara, ia seperti tidak mempunyai senyum sama sekali.

Yang berbeda dari Pangeran Sasuke sekarang adalah saat ia marah. Dulu ia bisa secara terang-terangan menendang orang yang membuatnya marah atau menghancurkan kamarnya.

Sekarang ketika marah Pangeran Sasuke akan memilih diam dan mengurung diri diruang kerja Raja Fugaku. Menyibukan diri dengan membantu pekerjaan ayahnya.

Baik Ratu Mikoto maupun Haku terkadang mengajak Pangeran Sasuke menonton acara yang lucu-lucu tapi sedikitpun Pangeran Sasuke tidak tertawa ataupun tersenyum.

Tok tok tok

Haku masuk keruang kerja Raja Fugaku dimana ada Pangeran Sasuke disana. Ia membawa secangkir kopi hitam dan beberapa potong kue untuk suaminya.

"Istirahatlah Sasuke-kun, ini sudah malam" Pangeran Sasuke diam dan tangannya masih sibuk menari di atas keyboard dan matanya hanya fokus ke layar

"Berhentilah seperti ini Sasuke-kun! Aku benci melihatmu seperti ini!"

"Keluar"

"Apa?" Haku sedikit mempertajam pendengarannya

"Kau mengusirku?! Apa karna kau masih mencintai Sakura? Aku yakin Sakura sudah mati diluar sana jangan terlalu berharap atau-"

"Keluar!!" Pangeran Sasuke menaikan volume suaranya membuat Haku terkejut. Haku menangis dan meninggalkan Pangeran Sasuke yang sedang memijit kepalanya yang tiba-tiba pening.

"Aaaaaaaarrrrrrrgggghhhh" Pangeran Sasuke melemparkan gelas yang dipegangnya sembarang arah mengakibatkan gelas itu hancur berkeping-keping
.
.
.
Dua bulan berlalu dan Ratu Mikoto sedang terheran-heran sekarang. Ia memandangi Haku sedari tadi, mereka sedang makan siang di istana barat.

Ratu Mikoto bingung kenapa Haku biasa saja, badannya tidak gemuk dan lagi ia tidak mengalami muntah-muntah dan mual. Ratu Mikoto tau karna mereka menghabiskan waktu bersama setiap hari.

Padahal Haku sedang hamil alias mengandung tapi ekspresi kelelahan tidak pernah ditampilkan Haku. Itu wajar karna terkadang ibu hamil juga ada yang tidak kelelahan.

"Haku apa kau tidak ingin pergi ke dokter kandungan untuk memeriksa kandungan mu?" tanya Ratu Mikoto

"Hehehe aku sedang merencanakannya kaa-san ehh Yang Mulia maksud ku" Ratu Mikoto berdehem mengingatkan dengan panggilan Haku

"Baiklah" Ratu Mikoto lalu berjalan menuju kamarnya

"Sial! Si nenek tua itu akan cepat tau jika begini" Haku mondar-mandir lalu menelpon seseorang di sebrang sana

"Ya lakukan untuk ku-pip" lalu Haku mengeluarkan senyuman kemenangannya

Sementara Pangeran Sasuke sedang berada ditempat Pangeran Itachi. Ia selalu rutin berkunjung ke sana semenjak Konan melahirkan.

"Ayo makan siang Sasuke dan biar aku yang mengurus Satoru" Konan mengambil anaknya yang digendong dari Pangeran Sasuke

Pangeran Sasuke mengangguk dan berjalan ke arah meja makan.

"Sasuke, bagaimana kehamilan Haku?" tanya Konan

Pangeran Sasuke menggeleng dan Konan mendesah berat melihat adik iparnya. Ia tau hubungan Pangeran Sasuke dan Haku memang tidak baik berapa kalipun Konan menyuruh adik iparnya itu mencoba untuk membuka hatinya.

"Hahhhhh terserah kau saja lah" ucap Konan kemudian

Setelah puas bermain dirumah kakaknya dan puas mengunjungi keponakannya Pangeran Sasuke kembali ke istana. Ia menatap lelah Haku yang sedang membolak balik majalah fashion.

"Sasuke-kun" Haku mendekat dan bergelayut manja dengan Pangeran Sasuke

Pangeran Sasuke hanya diam dan berjalan menuju kamarnya dan kamar Haku. Mereka tidur bersama tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Tik

Tik

Tik

Drrrrtttt drrrrtttt

Pangeran Sasuke terbangun saat mendengar getaran ponsel. Ia mengecek masih pukul sepuluh malam. Ia menoleh dan mendapati layar ponsel Haku yang berkedip.

Pangeran Sasuke mengurungkan niatnya membangunkan Haku saat melihat nama seseorang yang tertera di layar ponsel Haku. 'Pain nii-san' eja Pangeran Sasuke dalam hati.

Setelah kedipan di ponsel Haku berhenti sebuah pesan masuk. Pangeran Sasuke turun dari ranjang lalu ke samping kiri Haku dan mengambil ponsel Haku yang berada di meja sebelah kiri tempat tidur.

Ia memencet tombol power dan ternyata ponsel Haku tidak dipasang kata sandi atau pola. Pangeran Sasuke memencet ikon pesan pada ponsel Haku dan membaca pesan dari Pain.

Tentu saja Pangeran Sasuke tau siapa itu Pain. Giginya gemelatuk menahan amarah saat membaca pesan tersebut.

Ting

Tak lama sebuah email masuk dan Pangeran Sasuke juga membukanya. Tangannya mengepal sangat erat. Lalu ia mematikan ponsel Haku dan menyimpannya ditempat yang tidak diketahui pemiliknya.

Ia menoleh pada Haku yang tertidur "Bangsat juga dirimu sekalinya, cih"
.
.
.
Seoul, South Korea

Sakura sedang membersihkan kertas-kertas sketsa didepannya. Sakura menjadi seorang yang sibuk sekarang semenjak Temari membuka cabang butiknya di Korea dan menyerahkan tanggung jawabnya pada Sakura.

Sebenarnya ini butik Sakura tapi Temari yang membantunya mendirikan butik ini, dulu bernama merk T collection sekarang diubah menjadi Sakura collection karna butik ini sudah resmi menjadi milik Sakura.

Sakura menatap perutnya yang mulai membuncit lalu tersenyum. Ia memandangi karyawannya dari lantai atas. Sakura sedang kebanjiran job gaun pernikahan jadi ia harus bekerja ekstra sedikit.

Tok tok tok

"Nyonya ada tamu yang ingin bertemu anda, katanya dari Jepang dan suruhan Nyonya Temari" Sakura menaikan alisnya bingung

"Aku akan kebawah" karyawan tadi menunduk dan Sakura mulai berjalan ke lantai bawah

Ia mendapati seorang wanita dengan rambut pirang panjang dan lelaki berambut hitam. Ada rasa familiar dihatinya. Saat orang itu menoleh Sakura dan kedua orang tersebut sama-sama terkejut.

"SAKURA!!" Ino memeluk Sakura erat sambil menangis sementara Sai tersenyum ditempatnya

"Benarkah kau Sakura? Astaga Kami-sama!!" Ino masih heboh memeluk Sakura sehingga Sakura hampir oleng

"Ino kendalikan dirimu aku hampir jatuh" tegur Sakura dan Ino melepaskan pelukannya

"Kau jahat sekali sih tidak mengabari ku!" Sakura tersenyum saat Ino dalam mode ngambeknya

"Maaf" jawab Sakura

"Tak apa, ohh ya aku kesini untuk memesan gaun pernikahan padamu" Sakura menghela nafas

"Kapan pernihakan kalian?" tanya Sakura dan mengarahkan Ino dan Sai duduk di sofa

"Dua bulan lagi di Beijing" Sakura mengerutkan dahinya saat mendengar kata Beijing

"Cina?" tanya Sakura dan Ino mengangguk

"Awalnya kami ingin di Konoha saja tapi karna ibunya Sai dan ibuku tidak setuju jadi kami mengubah tempatnya hehe" Sakura memutar bola matanya malas

"Baiklah. Ini coba lihat-lihat dulu" Sakura menyerahkan album foto pada Ino dan Sai

"Sakura, apa kau tidak berniat kembali ke Jepang?" tanya Ino sementara matanya sibuk melihat-lihat gambar

"Sepertinya menunggu bisnisku berkembang disini" jawab Sskura sambil mengesap tehnya

"Kau sudah memberitau orangtua mu?" tanya Sai

"Sasori nii-san yang melakukannya" jawab Sakura kalem

"Aaa!! Aku ingin model seperti ini" Ino dengan antusias menunjuk salah satu sketsa

Sakura membantu Ino memilih rancangan gaun pernikahannya. Gaun yang dipilih ini sangat mewah bahkan setiap motifnya harus detail. Mereka juga membicarakan masalah warna.

Sai juga memilih model setelan yang akan ia pakai. Sakura mengarahkan mereka dengan telaten karna kedua pasangan ini kerap cerobohnya dari pada benernya.

"Baiklah sekitar seminggu lagi sketsa akan ku kirim pada mu lewat chat" ucap Sakura

"Ada berapa gaun yang kau kerjakan sekarang?" tanya Ino

"Ada delapan plus gaun milik mu" jawab Sakura

"Entah aku salah lihat atau bagaimana kau gendutan Sakura?" tanya Sai dan diangguki Ino

"Ntahlah. Aku tidak pernah menimbang berat badan ku" jawab Sakura seadanya

"Apa kau hamil?" pertanyaan Ino membuat Sakura tersedak

"Hehehe bisa kita langsung melihat bahan gaun mu saja ? Aku sangat sibuk hari ini" jawab Sakura mengalihkan pembicaraan dan Ino mengangguk setuju

Mereka berjalan kebelakang tempat bahan-bahan gaun berada. Ada beberapa asisten Sakura yang sedang menjahit. Benar-benar hari yang sibuk pikir Ino.
.
.
.
Sakura baru saja sampai diapartemennya, ia sangat lelah dan butuh istirahat. Sakura pergi kekamar mandi dan membersihkan badannya. Lalu setelah selesai berjalan kedapur membuat makan malam untuknya.

Sakura makan dalam diam, setelah selesai ia meminum susu formula untuk menjaga kehamilannya. Sakura mendekat kearah semuah kotak ukuran sedang dan membuka isinya.

Sakura mendapatkan sebuah daster untuk ibu hamil dan beberapa lembar foto.

"Satoru sangat imut sekali" komentar Sakura saat melihat foto keponakannya

Tangannya memegang daster yang dikirim Konan. Tiap bulan Konan akan mengirimkannya sesuatu, terutama yang berhubungan dengan ibu hamil. Sebagai balasannya Sakura akan mengirimkan beberapa cemilan enak dari Korea untuk kakak iparnya itu.

Setelah membereskan semuanya Sakura berjalan ke kamarnya. Ia sangat lelah untuk hari ini. Matanya akan terpejam tapi ia langsung terbangun.

Ia mulai tidur lagi dan melupakan bayangan orang yang baru saja ia ingat. Perih dan akhirnya Sakura menangis dalam diam. Seperti ini yang ia rasakan setiap malam.

Ia akan menangis sampai tertidur, melupakan fakta bahwa ia tidak boleh stres karna sedang mengandung. Sakura masih menangis dan sesekali menyebutkan nama orang yang sangat ia rindukan.

"Sasuke hiks" akhirnya Sakura memilih untuk meringkuk ke kanan dan memeluk dirinya sendiri

Ting

Sakura mengabaikan chat masuk di ponselnya. Berulang-ulang chat masuk tetap tidak Sakura balas ataupun lihat. Saat melihat ponselnya tak bergetar lagi ia mengambil ponselnya.

Mencengkran dadanya erat dan semakin terisak. Lalu Sakura memilih untuk membuang ponselnya dari jendela kamarnya. Ponsel itu terjatuh diaspal dan hancur saat terlindas ban mobil yang lewat.

Sama seperti hari Sakura sekarang. Hatinya dipenuhi keretakan, Sakura merasa pusing menyerangnya lalu tak lama pandanganya memburam dan ia tak tau selanjutnya apa yang terjadi.

Ting tong

Gaara mengecek jam tangannya lalu menoleh kearah pintu apartemen yang sekarang tertutup rapat

"Mungkin Sakura sudah tidur" ucap Gaara dan berniat berbalik tapi ia mengurungkan niatnya

Gaara menaruh sebuah kotak kecil didepan pintu apartemen Sakura. Lalu meletakan sebuah surat juga di sana. Ia akan menginap di tempat Deidara saja kalau begitu.

Gaara memasuki lift dan turun ke lantai bawah. Ia berjalan dan menuju tempat parkir mobil, dan masuk ke dalam mobil lalu meninggalkan daerah apartemen Sakura.
.
.
.
.
TBC

Jangan lupa VOTING  oke ❤❤

Continue Reading

You'll Also Like

28.1K 2.8K 20
~Completed~ (Versi Perombakan seluruh alur cerita) ............................... Menunggu barangkali merupakan hal yang biasa, hanya akan memiliki...
20.2K 1.7K 31
Love Season 2 NaruHina Fanfiction ©Masashi Kishimoto Mereka yang berani melangkah menuju tanggung jawab besar yang hadir di depannya. Meskipun per...
951K 69.9K 33
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
692 58 10
Kesamaan nama, judul, tokoh dll tidak di sengaja