Brother Complex (End)

By Tys_131

430K 40.4K 8.1K

Jung Taeyong yang secara tiba2 mendapat seorang adik, kisah awal Taeyong bahagia memiliki adik, namun setelah... More

Profil
One
Two
Three
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Eleven
Twelve
Thirteen
Fourteen
Fifteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
Nineteen
Twenty
Twenty-one
Twenty-two
Twenty-three
Twenty-four
Twenty-five
Twenty-six
Twenty-seven
Twenty-eight
Twenty-nine
Thirty (End)
Epilog

Four

14.9K 1.5K 209
By Tys_131


Diruang keluarga ini suasana terlihat begitu tenang, Yunho hanya duduk menatap kedua anaknya yang juga duduk di depannya. Sesekali dia menyesap kopi di tangan kanannya. Tangan kirinya memainkan ponsel.

Jangan tanya raut wajah Jaehyun-Taeyong saat ini, mereka hanya bisa menunduk. Jika di tanya apa mereka merasa menyesal karena melanggar aturan sang ayah?

Jawabannya tidak, mereka malah kesal dengan Yunho yang menganggu acara bermain mereka. Tepatnya yang merasa sangat kesal hanya Taeyong. Jaehyun hanya merasa biasa saja saat ini. Tidak tau harus membela siapa. Jika membela ayahnya, tidak mungkin karena tadi dia juga merasa senang saat di ajak bermain. Jika membela kakaknya, juga tidak mungkin karena membolos memang tidak bagus dan perkataan ayahnya juga ada benarnya. Alhasil Jaehyun pasrah saja.

Tak lama kemudian Bibi Park dan Paman Park ikut bergabung dengan mereka bertiga. Yunho yang melihat itu langsung tersenyum menyambut mereka

"Jinyoung-ssi, Jisoo-ssi, duduklah" ucap Yunho

"Ada apa Tuan memanggil kami?" Jinyoung bersuara dengan nada rendah

"Jadi begini, 2 hari lagi aku akan ke Jepang. Ada perjalanan bisnis yang harus aku lakukan. Mungkin aku akan berada di sana selama satu minggu atau bahkan lebih"

Taeyong yang mendengarkan itu diam-diam tersenyum sambil melirik Jaehyun, sedangkan yang dilirik hanya mengerjapkan matanya. Heran dengan kakaknya yang tersenyum-senyum sendiri.

"Apa kami harus tinggal disini dan menjaga mereka Tuan?" sambung Jisoo

"Tidak perlu"

Jinyoung dan Jisoo saling pandang, merasa jika Tuannya ini terlalu berbelit-belit dalam berbicara.

"Kalian tidak perlu menginap untuk menjaga mereka. Tapi aku memiliki tugas baru untuk kalian berdua!"

Dimata Taeyong saat ini Yunho tersenyum aneh, senyum yang bisa mengartikan banyak hal. Perasaan Taeyong mulai tidak enak mana kala pandangannya bertemu dengan ayahnya. Suasana semakin mencekam saat Yunho menegakkan tubuhnya dan menatap tajam kepada dua anak yang masih terdiam di depannya. Taeyong dengan pandangan khawatir akan masa depannya dan Jaehyun dengan pandangan datar seperti biasa.

"Jisoo-ssi, untuk seminggu kedepan, tugasmu hanya memasak. Hanya memasak. Tugas membersihan dapur, menyiapkan makanan, mencuci piring dan membuang sampah dapur. Taeyong yang akan melakukan semua itu. Kau cukup awasi saja." Yunho berbicara dengan Jisoo namun matanya menatap anaknya yang sekarang terlihat begitu terkejut. Bahkan mulut Taeyong menganga lebar saat ini

"Jinyoung-ssi, tugasmu hanya mengantar dan menjemput mereka berdua tepat waktu. Jangan biarkan mereka keluar rumah bahkan jangan biarkan mereka pergi ke taman sekalipun. Dan untuk tugas memotong rumput halaman rumah, membersihkan halaman dan kolam belakang. Kalian tidak perlu menyuruh orang lain lagi. Semua itu akan di kerjakan oleh Jaehyun."

Yunho kembali menyandarkan punggungnya pada sofa, matanya beralih menatap Jaehyun yang sekarang terlihat sangat begitu datar wajahnya.

Taeyong menoleh ke Jaehyun yang ada disampingnya. Tangannya meraih dagu Jaehyun agar Jaehyun juga menatapnya.

"Jaehyunie. Kita pindah keluarga saja bagaimana?" ucap Taeyong

Mendengar hal itu membuat Jinyoung dan Jisoo menahan tawa. Sungguh kelakuan Taeyong memang sangat luarbiasa. Anak yang selalu melakukan apapun yang dia inginkan. Tanpa memperdulikan konsidi dan situasi

"Tapi memangnya ada yang mau menampung kita Hyung?" Taeyong melirik Yunho yang tersenyum geli saat ini

"Hyunie, adakah doa untuk ayah yang kejam terhadap anaknya?"

Jaehyun mulai bingung dengan kelakuan kakaknya itu, apa salahnya kena hukuman, lagipula mereka juga yang salah. Ini juga bukan pertama kali mereka kena hukuman. Jadi menurut Jaehyun ini hal biasa. Tinggal mengerjakan apa yang ayah mereka lakukan dan hukuman selesai. Namun pemikiran Jaehyun berbeda 360 derajat dari Taeyong. Taeyong yang selalu merasa jika Yunho terlalu banyak mengambil masa tumbuh mereka, Taeyong yang selalu merasa jika Yunho terlalu ikut campur dalam kehidupannya. Taeyong ingin hidup bebas, bebas dalam artian bisa melakukan apapun yang dia inginkan, tetapi aturan yang ada di hidupnya, aturan yang Yunho buat membuat Taeyong seperti hidup di penjara.

"Jadi bagaimana? Mudah bukan hukuman kali ini?"

"Kami akan melakukannya ayah" ucap Jaehyun dengan rasa penuh percaya diri

Taeyong tidak menjawab, dia hanya menggela napas dalam. Terlihat dari raut wajahnya, dapat Yunho pastikan jika anaknya itu kesal. Alih-alih menyanggupi hukuman, Taeyong malah berdiri dan berlalu meninggalkan yang lain. Memilih untuk melangkah kekamarnya. Meninggalkan Jaehyun dengan segala pertanyaan di kepalanya.

"Sepertinya Yongie Hyung akan kesal lagi kali ini" batin Jaehyun saat melihat punggung kakaknya sudah hilang dari matanya

"Ayah.."

"Jaehyun, bantu paman Park membersihkan halaman ya. Aku akan bicara dengan kakakmu" ucap Yunho tergesa sebelum Jaehyun menyelesaikan kelimatnya

Jaehyun mengangguk, ia tau jika hanya ayahnya yang mungkin bisa membuat kakaknya itu kembali merasa baik. Yunho merasa bingung apa yang harus dia lakukan saat ini, Taeyong.

~~



Taeyong berjalan tergesa menuju kamarnya. Sedikit membanting pintu, masa bodoh dengan suara yang akan terdengar sampai bawah. Kini dirinya benar-benar kesal, kecewa dan marah. Namun tidak tau semua itu harus dia tujukan kepada siapa.

Membanting tubuhnya di kasur, membenamkan wajahnya di bantal. Dan kini tubuhnya bergetar, rasa sesaknya kini keluar bercampur matanya yang memanas. Sejenak yang terdengar hanya isakan tertahan diruangan ini. Taeyong ingin kuat, dia tidak ingin lemah. Namun lagi-lagi Taeyong terlihat rapuh, bahkan terlihat menyedihkan saat ini.

Masih dalam isakan kecilnya, Taeyong tak menyadari jika kini Yunho memandangnya dari arah pintu. Baru kali ini Yunho melihat Taeyong begitu terluka, apa mungkin dia memang sudah keterlaluan memberi hukuman. Perlahan Yunho mendekat, mendudukkan dirinya di samping Taeyong. Tangannya terulur untuk menyentuh kepala anaknya itu.

Tapi tiba-tiba saja Taeyong berbalik dan memeluk Yunho. Membenamkan wajahnya di ceruk leher ayahnya, kini Taeyong benar-benar menangis. Yunho hampir terjungkal mana kala tangannya tidak sigap menahan beban tubuh Taeyong. Hatinya juga merasa sakit melihat Taeyong menangis, bahkan ketika Boa meninggalkan Taeyong, dia tidak menangis seperti ini. Lantas apa yang membuat Taeyong seperti ini.

"Hey, apa yang membuatmu menangis sayang. apa ayah sudah melakukan hal yang menyakitimu?"

Taeyong menggelengkan kepalanya, tangannya masih memeluk erat leher Yunho. Kini Yunho membawa Taeyong kedalam pelukannya, mengusap punggung sempit Taeyong. Mencoba membawa Taeyong kepelukan ternyamannya, Yunho masih terdiam menunggu isakan Taeyong mereda.

Untuk beberapa saat hanya ada keheningan di antara mereka. Hingga Taeyong mulai menarik diri dan mengusap airmata dengan tangannya. Menatap ayahnya yang tersenyum padanya

"Ayah."

"Hmm" tangan Yunho bergerak menyingkirkan anak rambut Taeyong yang menutupi keningnya

"Maaf."Taeyong berucap lirih, kepalanya menunduk

"Untuk apa?"

"Aku bukan kakak yang baik untuknya. Aku membuatnya menjadi anak nakal dan aku juga yang membuat dia mendapat hukuman. Aku benar-benar buruk ayah"

Kini Yunho tau, hal yang membuat Taeyong menjadi sosok anak lemah adalah Jaehyun. Jaehyun yang mengubah semua hal dalam Taeyong, Taeyong yang ceria, Taeyong yang nakal, Taeyong yang protektif dan Taeyong yang lemah semua berpusat karena Jaehyun. Saat ini Yunho masih belum dapat memastikan satu hal, yaitu seberapa besar Taeyong menyayangi Jaehyun.

Taeyong menangis karena Jaehyun. Ini sangat jarang terjadi pada Taeyong. Taeyong yang dia kenal bukanlah Taeyong yang selemah ini, Taeyong yang kuat dan Taeyong yang tegar. Namun hanya karena Jaehyun, Taeyong berubah menjadi seorang yang lemah dan rapuh

"Kau benar-benar menyayangi Jaehyun. Seberapa besar kau menyayangi dia sayang?"

Taeyong menggelengkan kepalanya. Dia tidak tau harus menjawab seperti apa. Tatapan Yunho membuat Taeyong tidak bisa berkata-kata. Kembali menundukkan kepalanya, kini tangan Taeyong memainkan ujung bajunya tak lagi memeluk Yunho.

"Taeyongie," Taeyong mendongak, sekilas menatap wajah Yunho namun tak berapa lama pandangannya teralihkan

"Iya Ayah?"

"Bisakah ayah mempercayaimu"

"Tentang?"

"Jaehyun"

Dan senyum terkembang di sudut bibir Taeyong, tanpa mendengar jawabannya Yunho sudah dapat menyimpulkan apa yang ada di kepala Taeyong. Taeyong adalah anaknya, jadi apapun yang Taeyong lakukan dapat dengan mudah Yunho baca.

"Apa yang harus aku lakukan ayah?"

"Apapun yang kau lakukan untuk menjaga Jaehyun aku selalu mendukungmu sayang,"

"Anything?"

dan Yunho hanya bisa mengiyakan ucapan Taeyong. Dia hanya ingin menjadi ayah yang baik untuk Taeyong.

~~



Teriknya matahari tak menghalangi seseorang yang sedang menikmati awan bergerak liar di langit, matanya menyipit kala sinar matahari menerobos lewat dedaunan diatas pohon.

Jaehyun yang membaringkan tubuhnya di bawah pohon terlihat begitu tenang. Senyumnya terus berkembang saat ada daun jatuh mengenai wajahnya. Entah apa yang di pikirkan anak itu, namun mata Taeyong tak lepas dari Jaehyun sedetikpun

Seakan tau jika sedang diawasi, Jaehyun menoleh kesamping melihat Taeyong yang berada di depan jendela.

Memberi gerakan kecil untuk Taeyong agar mendekatinya. Jaehyun kembali menatap langit yang sekarang hanya terlihat biru. Tak ada awan yang bergerak lagi

"Kenapa Yongie Hyung menatapku?" ucap Jaehyun saat dirasa Taeyong ikut berbaring di sampingnya

Jaehyun menghadap ke Taeyong, membuat wajah mereka begitu dekat. Posisi Taeyong yang berlawanan dengan Jaehyun membuat mereka bisa saling menatap lebih dekat. Bahkan hidung mereka bisa bersentuhan

"Maafkan aku Jaehyunie, karna aku, kita jadi dihukum"

Melihat mata Jaehyun membuat Taeyong merasa aneh, jadi secepat mungkin dia mengalihkan pandangannya

"Aku senang hyung"

Taeyong mengerutkan alisnya.

"Kenapa?"

"Karena aku bisa menghabiskan waktuku denganmu, setidaknya aku bisa sering melihatmu. Aku suka ketika kita bersama"

Senyum Jaehyun begitu tulus di mata Taeyong, senyum yang selalu Jaehyun berikan padanya jika mamang dia sedang merasa bahagia.

"Hyung"

Taeyong menoleh, melihat Jaehyun yang sedang mengagumi langit.

"Taeyongie hyung"

"Ada apa Hyunie?"

Kini Jaehyun memiringkan tubuhnya, matanya menatap langsung kemata Taeyong. Tak ada ucapan yang keluar dari mulut Jaehyun, Taeyong yang penasaran dengan tatapan Jaehyun, ikut memiringkan tubuhnya.

Mereka hanya saling menatap, Taeyong yang sedikit canggung harus mati-matian menahan agar tidak gugup dimata Jaehyun

"Terima kasih telah menjadi kakakku"

Ucapan Jaehyun cukup pelan, namun ditelinga Taeyong terdengar begitu keras. Taeyong terkejut manakala Jaehyun memberinya ciuman di keningnya. Memilih memejamkan matanya, hingga ciuaman itu hilang. Taeyong hanya menghela napas panjang

Jaehyun tersenyum, mendudukkan dirinya disamping Taeyong yang masih terbaring. Tangannya mencoba menarik tangan Taeyong agar ikut duduk

"Hyung ayo membersihkan kolam bersama. Aku ingin main air dengan mu" Jaehyun sedikit tertawa saat melihat Taeyong duduk dengan beberapa daun di kepalanya

"Kenapa tertawa?"

"Kau lucu hyung, liat rambutmu penuh dengan daun"

"Eoch" Taeyong meraba-raba rambutnya, mencoba membersihkannya

"Sini aku bantu Hyung"

Dengan telaten Jaehyun membersihkan rambut Taeyong. Mereka terlalu larut dengan kegiatan mereka, lagi dan lagi tidak menyadari jika ada orang lain yang melihat mereka dengan tatapan terluka

Wajahnya terlihat begitu kusut dan sangat terlihat jika sedang kesal. Tangannya memainkan bajunya.

"Kau tidak ikut bergabung dengan mereka, Mingyu-ya?" suara seseorang membuatnya mengalihkan pandangan matanya ke arah lain

"Tidak paman, aku hanya ingin bermain tapi aku tidak mau menganggu hukuman mereka, nanti aku juga malah kena hukuman lagi" Mingyu berucap sambil tertawa. Matanya menyipit, bibirnya menampilkan gigi kecilnya

Paman Park yang melihat itu juga terlihat gemas, selain Jaehyun dan Taeyong, Mingyu juga sangat akrab dengannya dan juga istrinya

"Ya sudah, kau ingin kemana sekarang. Kurasa istriku sedang membuat kue. Kau bisa menemuinya di dapur"

Mingyu hanya menggelengkan kepalanya. Sedikit menunduk sebelum kembali menatap Jinyoung

"Aku pulang saja paman, aku lupa jika tugas rumahku belum selesai"

Dengan begitu Mingyu berlalu meninggalkan rumah itu dengan tawa dan juga wajah cerianya. Membuat Jinyoung ingin sekali mencubit pipi Mingyu. Berjalan perlahan, setelah benar-benar keluar dari rumah itu, senyuman Mingyu hilang. Tergantikan dengan wajah datar dan juga dinginnya.





TBC

Continue Reading

You'll Also Like

302K 3.2K 4
Oneshoot gay tentang Daniel yang memiliki memek dengan bermacam macam dominan. Jangan salah lapak-!!!
136K 630 8
📌 AREA DEWASA📌
47.1K 2.1K 19
Nael haendra seorang Siswa Berandalan di SMA nya n singel parents tapi tanpa di ketahui Nael ada seorang ibu yang berjuang demi anaknya, walau juluka...
53.1K 6.2K 20
[Slow Update!!] Hazel selalu ingatkan dirinya agar ia tidak berurusan dengan circle elit yang berisi orang-orang terpandang dikampusnya jika ia ingin...