Princess Hours

By DNMaulita

143K 7.7K 212

The 1st story of SasuSaku by @DNMlta . . Happy Reading 😁 . . "Selamat datang di Universitas Konoha, awali ha... More

Princess Hours
Princess Hours Ch 2
Princess Hours Ch 3
Princess Hours Ch 4
Princess Hours Ch 5
Princess Hours Ch 6
Princess Hours Ch 7
Princess Hours Ch 8
Princess Hours Ch 9
Princess Hours Ch 10
Princess Hours Ch 11
Princess Hours Ch 12
Princess Hours Ch 13
Princess Hours Ch 14
Princess Hours Ch 15
Princess Hours Ch 16
Princess Hours Ch 17
Princess Hours Ch 18
Princess Hours Ch 19
Princess Hours Ch 20
Princess Hours Ch 21
Princess Hours Ch 22
Princess Hours Ch 23
Princess Hours Ch 24
Princess Hours Ch 26
Princess Hours Ch 27
HANYA INFO BUKAN UPDATETAN
Princess Hours Ch 28 (The End)

Princess Hours Ch 25

5.2K 262 20
By DNMaulita

Saya hanya meminjam nama tokoh untuk cerita saya sedangkan aslinya milik Masashi Kishimoto 🙏
.
.
.
Thank you for attention ☺
.
Enjoy dan Selamat Membaca~
.
.
Princess Hours Ch 25
.
.
Rumah Sakit Konoha

Sasori ditemani beberapa perawat mendorong kereta pasien Sakura keruang UGD. Didalam UGD Sasori menyingkir sebentar membiarkan perawat dan dokter menangani adiknya.

Dokter dibantu dengan beberapa perawat memasang infus dan selang onksigen untuk Sakura. Sasori benar-benar kalut.

Disisi lain Pangeran Sasuke baru saja keluar dari UGD dan dipindahkan di ruang inap. Ratu Mikoto duduk disamping putranya, putra bungsu yang ia sayangi.

Pangeran Itachi memeluk Konan disampingnya yang terlihat gemetar. Pangeran Itachi menjauh dan mencoba menghubungi Sasori tapi yang ia dengar justru suara operator yang menjawab.

Pangeran Itachi membawa Konan duduk diluar. Ia mengajak Konan ke cafe rumah sakit, ia harus membuat istrinya tenang supaya kandungannya tidak terganggu.

Diruang rawat inap Pangeran Sasuke, Ratu Mikoto merasakan genggaman tangannya disentuh. Ia mendapati Pangeran Sasuke yang pelan-pelan membuka matanya.

"Ohh Kami-sama syukurlah" Ratu Mikoto berdiri dan memencet bel memanggil dokter

Pangeran Sasuke merasakan pusing dan kram dilengan kirinya, ia melihat lengan kirinya yang terbungkus kain perban. Matanya menatap sekeliling dan akan bertanya di mana Sakura sebelum dokter datang dan memeriksanya.

Dokter selesai memeriksa Pangeran Sasuke dan permisi ijin keluar. Pangeran Sasuke memberanikan menatap ibunya yang terlihat khawatir.

"Yang Mulia dimana Putri Sakura?" Pertanyaan Pangeran Sasuke membuat Ratu Mikoto bungkam tak lama terdengar suara pintu terbuka

"Ratu biar aku yang menjaga Pangeran, kau pulanglah dan temani Raja diistana" Ratu Mikoto mengangguk dan memberi hormat kepada Yang Mulia Madara

Yang Mulia Madara berjalan mendekat dengan tongkatnya, ia duduk dihadapan Pangeran Sasuke yang masih belum mendapatkan jawaban dari pertanyaanya.

"Kau mencari Putri Sakura?" Pangeran Sasuke mengangguk sebagai jawaban

"Aku baru saja mendapat pesan dari pengawal yang mencari Sakura tadi ia baik-baik saja"

"Tapi dimana dia Yang Mulia?"

"Lebih baik fikirkan kondisi badan mu dulu, masalah Putri serahkan padaku" Pangeran Sasuke menggeleng, ia tidak setuju

"Pangeran aku tau kau khawatir tapi perhatikan juga kondis badan mu" Pangeran Sasuke terdiam

Ditempat lain Sakura baru saja dipindahkan diruang rawat inap. Sasori sedang berada di loket, mengurus administrasi adiknya.

Sasori memerintahkan anak buahnya untuk tidak memberitaukan kondisi Sakura pada siapapun termasuk Sasuke. Ia ingin tau alasan Sakura menghilang tadi.

Sasori sibuk menunduk dan tak sengaja menabrak seseorang. Ia merapikan jasnya dan membantu wanita itu berdiri.

"Sasori?" Sasori menoleh saat terdengar suara Konan memanggilnya

"Hai Konan" sapa Sasori

"Kau disini? Sedang apa?" tanya Konan lagi

"Aaaa aku tadi sedang bertanya kemeja repsesionis ingin menanyakan kamar inap Sasuke" jawab Sasori berbohong

"Ohh, ayo bareng kebetulan Itachi sudah duluan tadi" Sasori mengangguk dan berjalan mengikuti Konan

Ceklek

Pangeran Sasuke menoleh saat mendapati ketiga kakaknya berada didepannya. Ia menatap Sasori seakan mengatakan dimana Sakura tapi Sasori diam.

"Bagaimana keadaan mu Sasuke?" tanya Konan

"Aku baik-baik saja. Seharusnya Putri tidak usah kesini, istirahatlah saja. Aku tidak ingin keponakan ku melihat ku lemah" Konan mencubit lengan Pangeran Sasuke

"Lahir saja belum dasar bego!" olok Konan

Mereka berlima mengobrol dengan santai. Sasori mengecek jam tangannya, sudah setengah jam ia disini.

"Emm semuanya aku ijin pamit dulu ke kantor" Sasori membungkukkan badannya dan berlalu dari kamar Pangeran Sasuke lalu berjalan ke kamar Sakura.
.
.
Sasori menutup pintu kamar inap Sakura lalu berjalan dan duduk disamping kanan adiknya. Ia menatap Sakura, melihatnya bahkan Sasori tau jika adiknya pasti bersedih tadi tapi ia tidak tau apa yang membuat adiknya sedih.

Sasori menggenggam tangan Sakura berusaha menyalurkan kekuatan untuk adiknya.

Ting

Sasori merasakan sebuah nama tak dikenal mengirimnya chat. Dibukanya dan ia mengerutkan keningnya

Xxxxx mr
Hai Sasori, lama tidak bertemu

Sasori memilih membaca pesan itu dan tidak memperdulikannya, ia berniat memasukan ponselnya lagi kesaku jasnya sebelum ia merasa ada chat masuk

Ting

Xxxxx mr
Tidak berinat membalas heh

Sasori H
Siapa ?

Xxxxx mr
Mengirim sebuah foto

Jari Sasori tergerak memencet kata unduh pada foto yang dikirim nomor tak dikenal itu, matanya terbelalak tapi kemudian ia mencoba berfikir rasional sebentar

Ting

Xxxxx mr
Apa tanggapan mu?

Sasori hanya membaca pesan itu lalu memblokir nomor kontak orang tak dikenal tersebut, sebelumnya di salinnya nomor tersebut untuk menyelidinya

Tuuuutttt

Tuuuutttt

Tuuuutt-"Siap perintah komandan"

"Coba kau telusuri identitas dari nomor handphone yang kukirim tadi. Jika sudah kabari aku"

"Siap komandan 86-pip"

Sasori melihat foto yang dikirim nomor tidak dikenal tadi. Apa ini yang membuat adiknya menghilang tadi? Hahhhh baiklah, mungkin ia harus mencari kebenaran lima puluh persen terlebih dahulu sebelum bertanya pada adiknya.

Sasori berniat bangkit dari duduknya sebelum ia merasa ada yang membuka pintu kamar inap Sakura, ia menoleh ke arah Pangeran Itachi dan Konan yang menatapnya meminta penjelasan.

"Kalau kalian bertanya kenapa aku tidak memberi tau kalian aku akan mengatakannya nanti setelah akh bertanya pada Sakura langsung" jawab Sasori lalu berdiri keluar kamar inap Sakura

Konan berjalan mendekat ditemani Pangeran Itachi dibelakangnya. Konan menatap adik iparnya yang pucat dan terbaring lemah.

"Itachi, sebaiknya jangan beritau Sasuke dulu. Biar Sasori yang memberitaunya" Pangeran Itachi mengangguk dan memeluk Konan
.
.
Pangeran Sasuke bergerak gelisan di tempat tidurnya, ia merasa pintu kamar inapnya diketuk dan menampilkan Haku yang datang membawa buah-buahan.

"Sasuke-kun~ bagaimana keadaanmu?" tanya Haku yang mendekat dan meletakan buah-buahan disamping Pangeran Sasuke

"Seperti yang kau lihat" jawab Pangeran Sasuke seadanya

Tiba-tiba senyum Haku luntur dan digantikan wajah khawatir dan ingin menangis.

"Kenapa?" tanya Pangeran Sasuke

"Sasuke-kun hiks aku tidak tau hiks harus mengatakannya atau tidak hiks" Pangeran Sasuke menatap Haku meminta penjelasan

"Ini hiks terjadi saat party universitas hiks"

Flashback on

Lampu warna-warni menghiasi lapangan kampus Konoha Unuversity. Seorang Putra Mahkota datang bersama istrinya dan bergabung berkumpul bersama teman-temannya.

Ini adalah pesta khusus musim panas yang dirayakan setiap tahun. Pesta ini bersifat bebas yang membiarkan mahasiswa dan mahasiswinya untuk meminum alkohol tapi dengan kardar alkohol yang rendah.

Di pesta ini ada DJ terkenal yang akan menghimbur tapi dilarang seks dan anarkis di dalam pesta, sekalipun itu hanya ciuman.

Pangeran Sasuke duduk disamping Sakura yang terlihat risih, ia memandangi Sakura dan cuek lalu meminum winenya. Mereka baru pertama menjadi suami istri saat itu jadi yah jaim-jaim giman gitu.

Pangeran Sasuke menatap sekelilingnya, ia merasakan pusing, mungkin pengaruh alkohol sudah mulai bereaksi. Ia menatap kesamping dan kosong, sepertinya Sakura keluar.

Matanya menatap sekeliling dan pesta semakin memanas. Ia mencoba mengumpulkan kesadarannya dan berjalan keluar dari area pesta menuju tempat parkir.

Sakura sudah menghubunginya barusan, katanya Sakura dijemput kakaknya-Sasori- karna ia tidak betah dengan tempat ramai seperti itu.

Pangeran Sasuke masih berusaha mendapatkan kesadarannya. Ia berjalan dan hampir sampai dimobilnya yang terpakir sebelum ia tidak sengaja menabrak seseorang.

"Sasuke-kun?" Pangeran Sasuke menoleh saat mendengar suara Haku

Kepalanya semakin memberat, ia lalu hilang kesadaran dan jatuh pingsan, sempat ia dengar Haku memangggil-manggilnya tapi matanya memberat dan hitam.

Flashback off

"Setelah itu hiks aku membawa mu ke apartemen ku hiks dan hiks dan malam itu kau hiks"

"Apa Haku?" tanya Pangeran Sasuke tidak sabaran

"Kau hiks memperkosa ku hiks"

DEG

Bagai disambar petir siang hari Pangeran Sasuke terkejut bukan main bahkan fikirannya menjadi kosong.

"A-aku?" tanya Pangeran Sasuke lalu menunjuk dirinya. Haku hanya mengangguk sebagai jawaban dan memberikan Pangeran Sasuke sesuatu

Sesuatu yang membuat Pangeran Sasuke mengecap dirinya sebagai seorang yang bangsat. Ia menatap test pack tersebut yang menandakan dua garis artinya POSITIF !!

"Kau?" tanya Pangeran Sasuke hati-hati dan Haku mengangguk sambil menangis

Kosong ! Hanya itu yang ada difikiran Pangeran Sasuke. Apa yang ia perbuat astaga. Bahkan ia tidak ingat, tapi seingatnya ia pingsan setelah itu tapi bagaimana bisa ? Dan bukti yang didapatkannya membuat dirinya mengecap dirinya brengsek.

Pangeran Sasuke mengusap wajahnya kasar. Apa yang harus dikatakan pada ibunya ? Pada ayahnya ? Dan pada orang yang sedang dicintainya ? Ya Sakura, apa yang harus dikatakannya pada Sakura.
.
.
Sakura baru saja sadar dari pingsannya. Ia menatap sekelilingnya dan mendapati kamar bernuansa putih, ohh ternyata ia dirumah sakit.

Ceklek

Ia mendapati Sasori yang berjalan kearahnya sambil membawa nampan nasi kusus pasien. Sasori tersenyum dan menaruh nampan tersebut di meja kecil samping Sakura.

"Mau duduk atau berbaring?" tanya Sasori

"Duduk saja" Sasori mengangguk dan membantu Sakura duduk lalu menaruh nampan makanan dihadapan Sakura

"Aku membelikan mu sushi karna ku tau lidah mu pasti menolak makan bubur" ucap Sasori sambil tersenyum, ia mengacak rambut Sakura sayang

"Tidak usah cerita sekarang" tambah Sasori saat Sakura berniat membuka mulutnya untuk berbicara

Drrrrttttt drrrrtttt

"Sebentar ya" Sasori berjalan menjauh dan mengangkat telpon

"Ijin komandan, indentitas orang yang anda minta sudah ketemu. Kebetulan kami mendapat identitas yang lainnya juga"

"Kirim pada ku lewat chat"

"Siap komandan 86-pip"

Ting

Sasori membuka chat diponselnya lalu membaca data yang dikirim anak buahnya. Tak lama tangannya tergenggam erat menahan amarah

"Sudah kuduga" Sasori memejamkan matanya berusaha menurunkan emosinya, ia kembali memasukan ponselnya ke kantong jasnya lalu kembali masuk ke kamar Sakura

"Tidak dihabiskan?" tanya Sasori

"Aku kenyang nii-san" jawab Sakura

"Mau buah?" tunjuk Sasori pada keranjang buah yang ada disampingnya dan Sakura mengangguk

Sasori mengupas buah apel dengan telaten, ia merasa Sakura menunduk lalu Sasori menoleh dan mendapati adiknya menangis dalam diam. Ia lalu bangkit dan memeluk adiknya, mencium keningnya dan berusaha membuatnya tenang.

"Sudah tak usah dipikirkan. Aku tidak marah dan aku tidak akan mengatakannya pada kaa-san dan tou-san. Aku menyerahkan keputusannya padamu" ucap Sasori

"Karna itu rumah tangga mu, aku hanya mendo'akan yang terbaik untuk mu" lanjut Sasori

Sakura hanya diam dan tetap menangis. Foto yang ia lihat adalah foto saat Pangeran Sasuke dan Haku tidur berdua dalam keadaan tanpa busana meskipun tubuh mereka tertutup oleh selimut tapi Sakura tau.

Mereka, Pangeran Sasuke dan Haku baru saja bercinta. Ia tau sekarang jika Pangeran Sasuke memang tidak mencintainya.
.
.
Sakura sudah boleh pulang jadi ia pergi ke istana ditemani Sasori yang mengantarnya. Sakura tersenyum meskipun hatinya masih dilanda kesedihan.

Sasori tersenyum dan mencoba menghibur adiknya agar adiknya tidak terlalu larut dalam kesedihan. Sakura menanggapi sesekali dengan tersenyum maupun tertawa.

Sakura selalu bersyukur pada Kami-sama yang mengirimnya kakak berhati malaikat seperti Sasori. Kapanpun ia sedih Sasori sangat mengerti dirinya saat dia berlari kearahnya.

Mereka sampai diistana dan Sakura langsung disambut oleh para dayang. Sakura tersenyum pada kakaknya dan melambaikan tangan saat mobil kakaknya berjalan menjauh area istana.

Sakura masuk kedalam istana dan menuju kamarnya, ia tak sengaja berpas-pasan dengan Pangeran Sasuke ditangga saat hendak berjalan ke lantai atas.

Sakura diam dan tersenyum. Hati Pangeran Sasuke sakit melihatnya, ia mendapatkan cerita yang sebenarnya dari kakaknya kenapa Sakura tidak menjenguknya.

"Ada yang ingin aku bicarakan" ucap Pangeran Sasuke

"Aku tau Yang Mulia, tidak apa aku paham" Sakura mencoba tersenyum dan kembali berjalan, Pangeran Sasuke menahan lengan Sakura

"Akan ku pastikan semua itu tidak benar"

Sakura menoleh kearah suaminya. Dipandanginya mata sekelam malam tersebut sambil berusaha tersenyum

"Setidaknya jika itu benar aku minta kau bertanggung jawab" ucap Sakura

"Sakura..."

"Aku akan mundur secara teratur Yang Mulia. Tempatku memang bukan disini. Kau melihatnya sendiri jika Haku positif hamil. Semua foto itu menjelaskannya"

"Aku tidak bisa berada disini terlalu lama Yang Mulia, aku hanya akan jadi penghalang kalian" lanjut Sakura

"Kau akan terus disini, disisi ku dan diistana ini Sakura! Jangan berfikir macam-macam!" bentak Pangeran Sasuke

"Jika aku disini apa yang harus ku lakukan?" tanya Sakura

"Ketika anak mu lahir nanti kau akan terus bersama Haku karna kau memiliki keturunan darinya ! Aku bukan siapa-siapa disini Sasuke !" Sakura menangis

Pangeran Sasuke memeluk Sakura, mengelus surai seindah bunga Jepang itu dan membisikan kata maaf berkali-kali. Baik keduanya sama-sama merasakan sakit yang teramat dalam.

Sakura melepaskan pelukannya kasar dan berlari ke kamarnya, tidak perduli ia jatuh terguling ditangga mengingat ia menggunakan heels sepuluh centi. Pangeran Sasuke mengejar Sakura dan masuk kekamar istrinya sebelum pintu kamarnya tertutup.

Pangeran Sasuke kembali memeluk istrinya dari belakang, memeluk dengan erat seakan mengisyaratkan bahwa Sakura akan meninggalkannya. Hati yang sama-sama sakit tak tau siapa yang lebih sakit.

"Maafkan aku" Pangeran Sasuke berucap lirih

Ia membalik badan Sakura menghadap padanya. Sakura menundukan wajahnya, ia tidak mau melihat Pangeran Sasuke. Pangeran Sasuke mempersempit jarak diantara keduanya.

Mata mereka saling bertemu, mengunci, dan mengutarakan keinginan masing-masing. Entah itu kesakitan dan penderitaan. Pangeran Sasuke mendekat dan mencium Sakura tepat dibibirnya.

Untuk yang kedua kalinya mereka berciuman selain di Paris waktu itu. Pangeran Sasuke semakin mengeratkan pelukannya dan memperdalam ciumannya meskipun Sakura masih menangis.

Mereka meluapkan segala kekesalan dalam ciuman yang memabukkan. Awalnya hanya saling menempel tapi sekarang saling mengecap satu sama lain.

Pangeran Sasuke mendorong Sakura kearah pintu sehingga otomatis pintu tertutup dan tangannya mengunci pintu itu. Ciuman mereka masih berlangsung dan semakin panas.

Lidah Pangeran Sasuke masuk kedalam mulut hangat Sakura, mengabsen semua yang ada disana sesekali mengecap rasa manis yang didapatkannya dari mulut Sakura.

Tangisan Sakura sudah berhenti dan Sakura memejamkan matanya, menikmati ciuman mereka yang memabukan. Desahan erotis mulai terdengar diruangan yang kedap suara itu.

Lidah Pangeran Sasuke turun dan menjilati leher jenjang istrinya lalu memberika gigitan kecil sebagai tanda kepemilikannya. Lalu kembali kebibir menggoda milik Sakura hingga keadaan keduanya acak-acakan.

Mereka berhenti berciuman menatap satu sama lain. Sakura menghirup nafas sebanyak-banyaknya tapi hatinya masih saja sesak. Ia kembali menangis dan Pangeran Sasuke semakin memeluknya.

Mengecup dahi lebar istrinya sambil masih menggumamkan kata maaf. Pangeran Sasuke sungguh tidak tau jika ia kelepasan malam itu.
.
.
Pagi menyinari Konoha dan Sakura merasa terusik dengan cerahnya sinar mentari pagi. Sakura melihat sekelilingnya dan yang ia temukan hanya dirinya sendiri tidur di ranjang queen size miliknya.

Sakura melipat kedua lututnya dan bersandar pada sandaran ranjang. Kembali menangis dengan kenyataan yang ia hadapi.

Sementara diistana utama tepatnya diruang keluarga Raja Fugaku sedang menahan amarahnya. Dihadapannya terdapa Pangeran Sasuke yang menunduk.

"Apa yang kau lalukan!!! Jawab!!" tanya Raja Fugaku. Ratu Mikoto menenangkan suaminya

"Kau! Merusak citra kerajaan!"

"Fugaku keluarlah biar aku yang menangani anak ini" ucap Yang Mulia Madara yang baru saja masuk

"Tidak ada penolakan" tambahnya saat melihat anaknya akan protes

Raja Fugaku dan Ratu Mikoto keluar sementara itu tersisa Pangeran Sasuke dan Yang Mulia Madara.

"Apa yang Putri katakan padamu Pangeran?" tanya Yang Mulia Madara, pembawaanya lebih tenang dari pada Raja Fugaku tadi

"Putri mengatakan jika saya harus bertanggung jawab" jawab Pangeran Sasuke dengan ragu

"Kalau begitu lakukanlah"

"Tapi Yang Mulia bagaimana dengan Putri?" Pangeran Sasuke protes

"Pangeran jika kau memiliki keinginan dan tidak bisa mendapatkan keduanya maka carilah cara untuk mempertahankan keduanya. Tapi tidak menutup kemungkinan Putri Sakura akan meninggalkanmu"

"Melihat dari segi fakta, menurut aturan kerajaan jika diteliti Haku akan menjadi Ratu dan Sakura akan menjadi selirmu. Mengingat Sakura belum hamil keturunan Uchiha dan Haku sudah mengambil perannya"

Pangeran Sasuke tambah pusing. Ia hanya ingin Sakura yang menjadi ratunya, tidak ada lagi sekali Sakura, sekalipun itu Haku.
.
.
Malam harinya keluarga kerajaan Uchiha mengundang keluarga Haku. Keluarga Haku terlihat menyesal atas tindakan anak mereka. Haku duduk didepan Pangeran Sasuke lalu menatapnya dalam.

Senyum kemenangan tersungging diwajahnya saat ia tidak melihat Sakura berada di meja makan. Sementara yang dipandangi hanya menatap kosong makanan didepannya.

"Jadi acaranya hanya akan didatangi keluarga terdekat?" tanya Haku, ia tampak akan protes sebelum Ratu Mikoto menatapnaya memberi isyarat

"Mengingat kau sudah berbadan dua jadi  pihak kerajaan tidak akan sanggup mengatakan hal sebenarnya pada media" jawab Ratu Mikoto sarkastik sementara Haku cemberut melihatnya

Orangtua Haku tampat tersenyum canggung mendengar jawaban Ratu Mikoto. Hal itu juga menusuk Pangeran Sasuke yang duduk disamping ibunya. Merasa bersalah pada orangtuanya.

Sementara di lantai atas Sakura mengepak pakainya dalam koper, ia akan pergi dan itu adalah tekatnya. Matanya menatap ponselnya dan memberitaukan orang diseberang sana jika mereka akan keluar lewat jalur belakang.

Sakura menyembunyikan kopernya dibawah kolong ranjang miliknya. Matanya menatap foto pernikahannya dengan Pangeran Sasuke membuatnya tersenyum miris.

Tok tok tok

Sakura menoleh saat mendapati Konan masuk kekamarnya dengan membawa nampan berisikan makanan.

Sakura tersenyum dan menerima nampan tersebut lalu meletakannya dipangkuannya. Sakura menyantap makannya dalam diam, padangannya kosong.

"Apa yang akan kau lalukan hmm?" pertanyaan Konan membuat Sakura tersadar. Sakura menggeleng pelan

"Kau ingin kabur?" Sakura menundukan kepalanya malu, kakak iparnya ini selalu tau apa isi kepalanya

"Memang kedengarannya seperti pecundang. Tapi, jika kau ingin pergi maka pergilah. Jika aku jadi dirimu aku akan berfikiran hal yang sama" ucap Konan

Sakura tiba-tiba merasa mual dan berlari ke kamar mandi. Memuntahkan apa yang ada diperutnya meskipun yang keluar hanya cairan bening.

Konan membantu Sakura dengan memijit tengkuknya. Lalu menyuruh Sakura minum tapi tak lama Sakura muntah-muntah lagi.

Kedua wanita itu masih dikamar mandi selama lima belas menit dan sekarang baru keluar. Sakura duduk di tepi ranjangnya, wajahnya benar-benar pucat. Keringatnya bercucuran.

Konan menatap curiga adik iparnya. Ada yang tidak beres dengan Sakura.

"Sakura kapan terakhir kali kau datang bulan?" tanya Konan

"Aku tidak ingat nii-chan, tapi sepertinya setelah kepulangan ku dari Paris dua bulan yang lalu" Konan ternganga, tapi ia buru-buru mengenyahkan fikirannya. Ia harus memastikan terlebih dahulu

Konan keluar dari kamar Sakura dan memanggil dayang, menyuruhnya keluar dan membeli apa yang ia pesan.

Konan kembali masuk kekamar Sakura dan melihat Sakura yang muntah-muntah lagi. Sepuluh menit berlalu dan dayang tadi membawakan pesanan konan.

Konan menyerahkan test pack kepada Sakura membuat sang empunya bingung. Test pack ? Untuk apa bantin Sakura

"Kau coba dulu, nanti kita lihat hasilnya" Sakura mengangguk san Sakura segera berjalan kekamar mandi

Konan menunggu dengan harap-harap cemas. Jika benar Sakura hamil maka Sakura tidak perlu meninggalkan Pangeran Sasuke, itu tekadnya.

Sakura keluar dari kamar mandi sambil membekap mulutnya, Konan memperhatikan adik iparnya. Lalu ia mendekat dan melihat dua garis pada hasil test pack milik adik iparnya. Konan menoleh kearah Sakura.

"Aku hamil..? " tanya Sakura pada dirinya
.
.
.
TBC

Jeng jeng jeng 😂
Hola balik lagi sama author 💋
Duh duh duh author bingung mau ngomong apa 😂
Makasih buat yang udah support 🙏
Bentar lagi kayaknya ff ini bakalan tamat 😭
Tapi nggak secepat author yang ngomong "bentar lagi" soalnya masih ada chapter selanjutnya 😂
Wokeh tengkyu buat fansnya Sasusaku yang udah mampir kesini dan baca ff yang nggak jelas asal usulnya 😅
Jangan lupa 👇










VOTING YAA ❤❤

Continue Reading

You'll Also Like

278K 9.9K 22
menceritakan seorang wanita bernama Haruno Sakura yang menikah selama 3 tahun dengan pria yang dicintainya Uchiha Sasuke, namun tidak ada satupun bal...
70.6K 5.4K 16
Menurut sasuke, cinta tak harus memiliki. Dimana dirinya harus merelakan hyuuga hinata gadis yang cintainya pergi mengejar pria lain. Namun beberapa...
20.1K 1.7K 31
Love Season 2 NaruHina Fanfiction ©Masashi Kishimoto Mereka yang berani melangkah menuju tanggung jawab besar yang hadir di depannya. Meskipun per...
3.3M 318K 90
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya.