Brother Complex (End)

By Tys_131

429K 40.4K 8.1K

Jung Taeyong yang secara tiba2 mendapat seorang adik, kisah awal Taeyong bahagia memiliki adik, namun setelah... More

Profil
One
Two
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Eleven
Twelve
Thirteen
Fourteen
Fifteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
Nineteen
Twenty
Twenty-one
Twenty-two
Twenty-three
Twenty-four
Twenty-five
Twenty-six
Twenty-seven
Twenty-eight
Twenty-nine
Thirty (End)
Epilog

Three

18.5K 1.7K 158
By Tys_131



Sepasang tangan yang begitu lentik sedang memainkan secangkir kopi dihadapannya, wajahnya terlihat sangat lelah, bahkan pipinya sedikit tirus. Walaupun seperti itu tak menutupi betapa cantiknya dia. Kadang bibir tipisnya mengerucu, matanya berulang kali menatap jam tangan mewah di pergelangan tangannya.

Ting..

Pintu cafe terbuka, seorang pria dengan setelan jas berwarna hitam tersenyum saat melihat seseorang di ujung cafe juga tersenyum padanya. Perlahan kakinya berjalan, melewati beberapa orang yang terpesona dengan ketampanannya.

"Oppa, kau terlalu lama?" ucapnya pelan, namun sesaat kemudian dia menghamburkan tubuhnya ke pelukan lelaki yang ada di depannya itu. Melepaskan kerinduannya

Pekikan tertahan dari beberapa pengunjung cafe mulai tak terkontrol, melihat adegan bak di drama. Sepasang kekasih yang saling berpelukan dan mengabaikan keberadaan orang-orang di sekitarnya

"Maaf, tadi aku ada urusan sebentar. Kau sudah pesan makanan?"

"Aku hanya memesan kopi untukmu. Aku tau kalaupun aku memesan makanan kau juga tidak akan makan."

"Kau masih sangat peduli denganku?"

"Tentu saja, karna aku masih mencintaimu"

"Lalu kenapa kau meninggalkanku?"

"Karna aku lebih mencintai pekerjaanku.." ucapnya acuh

Bukannya marah atau pun kesal, yang ada hanya tawa riang diantara mereka berdua. terlihat seperti sepasang kekasih pada umumnya. Bahkan mereka terlihat sangat serasi.

"Oppa, Bagaimana kabar kedua anakku?"

"Kau tidak perlu menghawatirkan mereka Boa-ya. Mereka tumbuh dengan baik di bawah pengawasanku" Boa hanya bisa berdecak mendengar kalimat itu

"Aku tau itu, aku percaya kau akan mendidik mereka dengan benar, Yunho Oppa. Maka dari itu aku juga percayakan Jaehyun padamu. Tapi,," ucapan Boa terpotong, matanya menatap meja. Melihat itu Yunho menggenggam tangan Boa.

"Apa yang kau ragukan?"

"Taeyong tidak membenci Jaehyun kan?"

Yunho tersenyum mendengar pertanyaan Boa. Bagaimana bisa dia memiliki prasangka seperti itu. Jika saja Boa bisa melihat bagaimana interaksi anak-anak mereka, Yunho yakin Boa akan selalu tersenyum.

"Taeyong sangat menyukai Jaehyun, bahkan saat pertama kali aku membawanya. Taeyong langsung menunjukkan ketertarikannya pada Jaehyun. Kau tau sendiri kan bagaimana Taeyong. Dia tidak akan bersikap seperti itu pada orang asing, ya terkecuali Jaehyun"

Boa sedikit tidak percaya dengan ucapan Yunho, dia sangat mengenal Taeyong. Taeyong sama seperti dirinya, susah berdekatan dengan orang asing. Tapi sepertinya Yunho memang tidak membohongi dirinya. Terlihat dari senyum yang selalu terkembang di wajahnya sejak tadi

"Ceritakan mereka berdua padaku Oppa?"

"Kau tidak ingin menemui mereka, mereka sangat merindukanmu, hampir 6 tahun kau tidak bertemu dengan Taeyong. Ibu macam apa kau ini!"

Yunho hanya menggelengkan kepalanya, menatap Boa dengan perasaan campur aduk. Tidak mengerti dengan jalan pikiran istrinya ini.

"Nanti aku akan menemui mereka jika waktunya sudah tepat oppa, jadi ceritakan bagaimana Taeyong dan Jaehyun?"

"Untuk apa aku bercerita kembali, bukankah aku selalu mengirimu video mereka?"

"Aku hanya ingin mendengar dari ceritamu saja" lirih Boa. Sebenarnya tak masalah jika Yunho bercerita, lagipula dia juga senang jika Boa masih peduli dengan mereka. Walaupun kepedulian Boa tidak pernah secara langsung ditunjukan, namun Yunho yakin jika Boa masih sangat mencintai kedua anaknya itu. Tuntutan pekerjaan yang di lakukan Boa memang sangat beresiko jika dia tidak memiliki suami yang setia sepertipadaku.

Yunho, mulai bercerita tentang Taeyong yang selalu mengomeli Jaehyun, tentang Taeyong yang menunjukkan kasih sayangnya pada Jaehyun. Begitu juga Jaehyun yang selalu overprotektif terhadap Taeyong. Bercerita tentang minggu lalu dimana Jaehyun sakit karena disiram Taeyong, hingga membuat Jaehyun tidak sekolah selama beberapa hari. Begitu juga dengan beberapa kejadian diantara mereka, kejadian dimana Taeyong pulang terlalu malam dan lupa mengabari Yunho serta Jaehyun. Membuat panik semua orang.

Tidak lupa juga menceritakan tentang Jaehyun yang bertengkar dengan teman sekelas Taeyong, karena Mingyu membohongi Jaehyun jika Taeyong berkencan dengan orang itu. Hingga berakhir dengan Taeyong yang mendiami Jaehyun dan Mingyu selama beberapa hari.

Boa yang mendengarkan itu hanya tersenyum, namun ada hal aneh di dalam hatinya tentang cerita Yunho.

"Oppa, sebegitu pedulikah mereka bertiga?" Boa menyesap kopinya sedikit sebelum melanjutkan kata-katanya, "Aku takut jika,," ucapan Boa tertahan mana kala tangan Yunho mengenggamnya

"Aku tau jalan pikiranmu, tapi tidak bisakah kita percaya pada mereka. Biarkan mereka manjalaninya sendiri. Disini aku hanya ingin menjadi pengawas mereka bukan sebagai pengatur mereka. Aku tidak ingin membatasi mereka, biarkan mereka memilih kehidupan mereka. Boa-ya, sebenarnya aku malah berterimakasih kau membawa Jaehyun pada kehidupan Taeyong. Aku.."

"Apa sebaiknya aku membawa Jaehyun kembali padaku"

"What..?" Yunho memekik saat Boa menyelesaikan kalimatnya, sontak Boa membolakan matanya terkejut atas respon dari suaminya itu. Bahkan beberapa pengunjung juga melirik ke arah mereka

"Ada apa denganmu oppa?" melirik ke sekeliling, Boa menunduk pada pengunjung lain

"Taeyong akan membencimu seumur hidup jika kau membawa Jaehyun"

Boa menyadarkan punggungnya pada kursi, matanya menerawang jauh jalanan disampingnya. Bukan seperti ini tujuan Boa menitipkan Jaehyun, apa ini kesalahan?

"Jika kau tidak ingin mengawasi mereka, bukan dengan cara kau membawa Jaehyun kembali. Boa, sudah cukup kau menyakiti Taeyong dengan cara meninggalkannya. Jangan membuat Taeyong semakin membencimu"

"Kau tau sendiri aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku. Itu impianku" Boa memelankan suaranya.

Yunho selalu mengerti keadaan Boa, dia juga tidak ingin Boa kehilangan mimpinya. Bagi Yunho kebahagian Boa adalah segalanya. Walaupun dia harus melepaskannya, berpisah beda benua bukanlah hal yang mudah. Setidaknya itu untuk pertumbuhan Taeyong yang tidak ada sosok ibu di sampingnya

"Sayang?" ucap Yunho lirih, membuat Boa sedikit merinding mendengar kata-kata itu

"APA?"

"Ayo kencan?"

"Minggu lalu bukankah kita sudah.."

"Itu berbeda, minggu lalu kita berada di LA sekarang di korea. Kau tidak merindukan tempat-tempat saat kita bertemu" Yunho mencoba berbicara selembut mungkin

"Apa kau iri dengan Taeyong yang selalu bersama Jaehyun, akhir-akhir ini kau aneh"

"Yak, aku suamimu. Apa salahnya aku meminta itu pada istriku sendiri" Boa hanya memutar matanya. Terlalu malas untuk membahas hal-hal tidak penting dengan Yunho

"Baiklah, tapi hanya malam ini. Besok aku harus kembali"

Dan Yunho hanya tersenyum penuh kemenangan kali ini

~~


"Paman, hari ini tidak perlu menjemputku. Aku akan pulang naik bis bersama Jaehyun" Taeyong langsung menutup ponselnya, tak perlu menunggu jawaban dari orang yang menerima telponnya.

Langkahnya dipercepat, sedikit berlari agar lebih cepat sampai di sekolah Jaehyun. Untung saja sekolah mereka tidak terlalu jauh jaraknya. Taeyong hanya perlu berjalan selama 15 menit untuk sampai di depan gerbang sekolah dasar Jaehyun.

Tubuhnya bersandar di pagar luar gerbang. Kakinya sesekali menendang rumput kecil. Seharusnya Jaehyun sudah keluar satu jam yang lalu, tapi mengingat jika hari ini ada pelajaran tambahan jadi jadwal Jaehyun sedikit berubah.

5 menit berlalu, Taeyong menoleh saat seseorang menepuk pundaknya dari samping. Mendapati Jaehyun yang tersenyum membuatnya merasa lega.

"Kenapa hyung disini? Dimana paman Park?"

"Aku menyuruhnya untuk tidak menjemput kita." Jaehyun memiringkan kepalanya. Dahinya berkerut sambil menatap Taeyong

"Jangan menatapku seperti itu. Ayo kita jalan-jalan. Sudah lama kita tidak jalan berdua"

Tanpa menunggu jawaban Jaehyun, Taeyong langsung menarik tangannya untuk ikut bersamanya. Sedikit senyum terpasang di wajah Jaehyun saat dirinya ditarik dan di genggam oleh Taeyong. Memang sudah lama mereka tidak bermain bersama seperti ini. Akhir-akhir ini mereka berdua hanya bermain di sekitaran taman. Itupun bersama Mingyu dan yang lainnya. Sudah sangat jarang mereka menghabiskan waktu berdua seperti ini.

"Hyung, bukankah kau ada jadwal les hari ini?" Jaehyun berbicara di samping Taeyong. Mereka berjalan santai di trotoar. Tangan Taeyong masih mengandeng tangan Jaehyun. Sesekali Taeyong memainkan jarinya dengan jari Jaehyun

"Aku lagi bosan dan aku tidak suka dengan jadwal les hari ini. Lagi pula aku lupa belum menyelesaikan tugasku. Aku tidak ingin kena hukum"

Jaehyun hanya mengangguk mendengar alasan yang menurut dia tidak begitu bagus dari kakaknya itu. Mereka pun akhirnya sampai di salah satu Mall. Jaehyun sedikit bingung dengan kakaknya ini, untuk apa dia mengajaknya kesini

"Yongie Hyung, mau apa kita kesini?"

"Jalan-jalan Jaehyunie. Sesekali kita kesini kan tidak apa-apa. Jika menunggu ayah untuk mengajak kita bermain itu akan lama"

"Apa hyung sudah meminta ijin dengan ayah?"

"Euh,, ijin" Taeyong menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sedangkan Jaehyun hanya menatap kakaknya datar

"Hyung jika ayah tau kalau kita kesini, apalagi jika ayah tau kalau kau membolos les tambahanmu ayah akan menghukum kita. Lebih baik kita pulang dan bermain saja di taman. Itu lebih aman daripada disini"

Jaehyun menarik tangan Taeyong, namun tertahan karena Taeyong segera menghempaskan tangan Jaehyun. Ingin rasanya Jaehyun membenturkan kepalanya sendiri, melihat ekspresi Taeyong yang seperti ini adalah kelemahan terbesar bagi Jaehyun. Tatapan seperti anak anjing yang minta di punggut. Manik hitam yang berkilau dengan bibir mengerucu kedepan, jangan lupakan Taeyong yang menggembungkan pipinya. Ingatkan Jaehyun jika makhluk di depannya itu adalah kakaknya bukan bayi kelinci yang minta di peluk


"Baiklah kita masuk, tapi berjanjilah kita akan pulang sebelum gelap" final Jaehyun. Dan Taeyongpun langsung memberi kecupan singkat di pipi Jaehyun. Jaehyun yang tidak siap malah terkejut, pipinya merona

Bukan merona karena ciuman Taeyong, dia malu. Bagaimana bisa kakaknya menciumnya didepan umum. Dan oh lihatlah sekarang mereka jadi pusat perhatian. Jaehyun menunduk, berjalan terlebih dahulu didepan Taeyong

Rencana Taeyong mengajak Jaehyun sepertinya berjalan dengan lancar, terbukti saat ini Jaehyun dengan asyiknya mencoba mengambil beneka dengan mesin. Wajah seriusnya begitu lucu di mata Taeyong. Mengigit bibir bawah sambil menahan napas, tangannya sibuk memencet tombol dan matanya fokus ke satu boneka yang akan dia ambil

Taeyong mati-matian menahan gelak tawanya melihat Jaehyun yang seperti ini. Jaehyun hanya mengambil boneka dimesin bukan mengoperasi orang gagal ginjal. Awalnya Taeyong hanya bercanda menginginkan boneka yang ada di dalam kotak dan meminta Jaehyun mengambilkannya. Namun, ternyata setelah mengatakan keinginannya, Jaehyun dengan susah payah mencoba mengambilnya. Bahkan ini sudah ke 6x Jaehyun mencoba dan gagal.

"Sudahlah Hyunie, aku tidak begitu menginginkan boneka itu lagi, kita cari permainan yang lain saja ya?" bujuk Taeyong, jujur saja dia sedikit kesal menunggu Jaehyun yang sama sekali tidak mendapatkan apa-apa dari tadi. Terlebih dia tidak suka jika Jaehyun mengabaikannya

"Yongie Hyung diamlah sebentar"

Taeyong hanya menghela napas pelan. Membiarkan adiknya mengutak atik lagi mesin boneka itu. Sambil sesekali tangannya menyingkirkan anak rambut Jaehyun yang menganggu penglihatannya.





Disisi lain,

Tanpa sepengetahuan Jaehyun dan Taeyong, ada sepasang mata yang sedang mengawasi mereka. Menatap tajam kedua anak yang ada di depan mesin boneka.

"Hey, apa yang kau lihat?"

"Oppa, bukankah itu anak-anak?" ucap Boa sambil menunjuk kearah Jaehyun-Taeyong yang berjarak kurang lebih 10 meter dari mereka. Yunho mengarahkan pandangannya, dan benar saja itu adalah Jaehyun-Taeyong

"Kenapa mereka bisa disini?" monolog Yunho sambil melihat jam di tangannya. Merasa heran karena jam segini mereka malah bermain di Mall bukan dirumah atau di tempat Les. Yunho mengambil ponselnya. Mengotak atik nomor di ponselnya

"Jinyoung-ssi, apa anak-anak ada di rumah?"

"-"

"Ahh iya mereka bersamaku saat ini. Hmm terimakasih kembali"

Yunho menutup dan menyimpan ponselnya kembali, matanya masih mengawasi Jaehyun-Taeyong. Boa yang melihat raut wajah Yunho sedikit heran

"Ada masalah?" tanya Boa

"Hmm,, Taeyong membolos dan membawa Jaehyun kesini" Yunho memijit pangkal hidungnya. Merasa heran dengan Taeyong-Jaehyun yang selalu saja membuat dia gemas karena tingkah mereka

"Kau akan menemui mereka?" Yunho mengangguk, matanya menatap Boa penuh pengharapan

"Kau ikutkan?"

Boa tersenyum, memeluk Yunho dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang Yunho sebelum menggelengkan kepalanya. Membuat Yunho merasa kecewa. Tapi dia tidak mungkin membuat Boa juga kecewa padanya. Lebih baik sama seperti sebelumnya.

"Baiklah, aku akan menemui mereka. Beritau aku jika kau sudah sampai LA besok." Yunho melepaskan pelukannya menangkup wajah Boa dan memberikan kecupan selamat tinggal padanya.

"Sepertinya malam ini kesenanganku hancur karena dua bocah itu" Boa tertawa geli mendengar ucapan Yunho

Sebelum benar-benar mendekati Taeyong-Jaehyun, Yunho memeluk kembali istrinya itu, Boa yang menerima perlakuan manis dari suaminya hanya bisa diam. Boa sangat- sangat merasa beruntung memiliki Yunho yang sangat mengerti dirinya

"Jaga anak-anak ya. Aku mencintaimu" satu kecupan mendarat di bibir Yunho

"Tentu saja. aku juga mencintaimu."

Yunho meninggalkan Boa, berjalan kearah kedua anaknya yang sepertinya masih belum menyadari jika bahaya sedang mendekati mereka. Boa yang melihat itu hanya tersenyum getir, rasa bersalahnya kembali muncul. Ingin rasanya dia berlari dan memeluk kedua anaknya itu. Namun, jika dia melakukan itu, sudah bisa dipastikan jika Taeyong maupun Jaehyun akan melarangnya kembali ke LA.

"Maafkan aku Taeyongie, aku memang bukan ibu yang baik untukmu. Tapi kau sangat beruntung memiliki Yunho sebagai ayahmu. Ku harap kau akan selalu bahagia dengan Yunho dan Jaehyun" monolog Boa












"Assa.." Jaehyun berteriak membuat Taeyong terkejut

"Ada apa?"

"Aku mendapatkannya hyung." Ucap Jaehyun senang, akhirnya perjuangannya membuahkan hasil. Dia mendapat boneka anjing kecil, ditunjukannya pada Taeyong.

"Ini untukmu hyung." Jaehyun memberikan boneka itu pada Taeyong, dan dengan senang hati Taeyong menerima.

Hendak memberi pelukan pada sang adik, namun tertahan saat Taeyong melihat sosok yang dia kenal berada disampingnya

"Sudah selesai mainnya anak-anakku tersayang"

Yunho memberikan senyum terindahnya kepada kedua anaknya itu bersikap semanis mungkin pada Jaehyun-Taeyong. Tapi bagi mereka berdua itu bukan senyuman terindah, namun senyuman mematikan yang dapat membuat mereka berdua merasakn kejamnya dunia ini

"Hyung, say goodbye untuk kebebasan beberapa hari kedepan" bisik Jaehyun

"Jaehyunie, tolong bangunkan aku jika mimpi buruk ini sudah selesai"

"Kalian berdua kenapa, tidak memelukku. Hmm" ucap Yunho

"Malaikat berkedok iblis" bisik Taeyong pada Jaehyun, namun sesaat kemudian Jaehyun juga menatap Taeyong

"Iblis berkedok malaikat hyung, kebalik"





TBC




Double up ya,, semoga suka.
Salam manis dari Jaehyunie

Continue Reading

You'll Also Like

2.5M 286K 35
Ketika Jung Jaehyun, si CEO muda tampan dipertemukan oleh seorang single parent manis bernama Lee Taeyong NOTE: [BxB] [JaehyunxTaeyong] [Yaoi] DONT R...
154K 480 4
Rubby gadis sma yang gila akan belaian, saat dirinya menginjak di jenjang smp Rubby sudah mengetahui banyak tentang hal hal dewasa. Bahkan dia sering...
117K 1.3K 3
Oneshoot gay tentang Daniel yang memiliki memek dengan bermacam macam dominan. Jangan salah lapak-!!!
1.3M 123K 37
Jeno dan Jaemin itu musuhan sejak SMA. Tapi gimana jika tiba-tiba mereka harus terikat dalam sebuah ikatan 'perjodohan' yang dibuat atas kesepakatan...