My Lovely Teacher

Από Aeris_04

403K 12.6K 1.1K

Dewasa 21+ [Jangan lupa follow authornya] "Kamu benar-benar berengsek, Pak!" ~Aeris Ariana~ Apa jadinya jika... Περισσότερα

Guru Baru
Hukuman
Terjebak
I'm Down
Sisi Lain
Baikan?
Surprise
I'm Down 2
His Back
Sang Penyelamat
Mantan Next Door
Tanda tanya?
The War
Ketahuan
Hancurnya Sebuah Harapan
Dies Natalies
Jadian?
Aluna
Pertengkaran Pertama
Wanita itu...
Terbongkar
Hancur 1
Hancur 2
I'm Down 3
I'm Pregnant
Kekecewaan Sehun
Lights Out
Smile On My Face
End
Epilog

Baikan

7K 355 19
Από Aeris_04

Aku sedang di kantin, menikmati sepiring somay bersama Sehun dan Chanyeol. Sebenarnya aku lagi malas makan, tapi mereka berdua selalu memaksa. Suasana kantin saat ini sangat ramai. Banyak anak-anak yang menghabiskan jam istirahat mereka di sini.

"Ayo makan!" Sehun ingin menyuapiku somay lagi.

"Gak mau. Gue udah kenyang,"

"Kalau Aeris gak mau. Biar gue aja yang ngabisin." Chanyeol meraih piring somayku yang tampak masih penuh. Dengan lahap dia menghabiskan somay itu.

"Dasar perut karet!" cibir Sehun.

Aku senang melihat Chanyeol dan Sehun. Hubungan mereka membaik setelah acara Dies Natalies sekolah sebulan yang lalu. Keduanya sekarang mulai jarang bertengkar. Bahkan Chanyeol dan Sehun sering menghabiskan waktu bersama. Kurasa mereka sudah berteman.

"Gue heran sama kalian. Kenapa bisa akur kayak gini?"

"Lo gak senang liat kami akur?" Chanyeol mengelap sudut bibirnya yang belepotan karena sambal somay.

"Seneng lah, seneng banget malah. Tapi aneh aja gitu. Biasanya kalian selalu berantem, tiba-tiba mendadak akur. Pasti ada udang di balik rempeyek." Aku menatap Chanyeol dan Sehun curiga.

"Sebagai barisan mantan yang paling keren. Gue dan Sehun memutuskan tidak melakukan gencatan senjata lagi karena kami mempunyai misi yang lebih penting," ucap Chanyeol sok serius.

"Misi penting. Maksud lo?" tanyaku tidak mengerti.

"Gue dan Sehun bakal pasang badan kalau lo disakitin sama Pak Baekhyun. Gue dan Sehun akan berdiri di garis paling depan buat lindungin elo. Oke, Hun!" Chanyeol mengulurkan tangannya, meminta dukungan ke Sehun.

"Males banget, gue. Lebay lo!" Sehun menepis tangan Chanyeol dengan kasar.

Wajah Chanyeol seketika berubah sendu. "Kaku amat lo jadi cowok. Gak ada lucu-lucunya sama sekali. Gue aja gak pernah liat lo senyum," cibir Chanyeol.

"Senyum gue hanya untuk satu orang."

"Siapa?" tanya Chanyeol ingin tahu.

Sehun menatapku lekat. "Dia."

Chanyeol mengikuti arah pandang Sehun, lantas melotot. "Lo nyolong start. Kita kan, udah sepakat bakal deketin Aeris lagi kalau dia udah putus dari Pak Baekhyun!"

"Gue gak nyolong start. Bego!" Sehun balas melotot.

Apa yang Chanyeol dan Sehun bicarakan? Apa mereka berharap aku segera putus dari Pak Baekhyun? Dasar. Baru saja akur, Chanyeol dan Sehun sekarang sudah adu mulut lagi.

Aku menghela napas panjang. Melipat kedua tangan di atas meja sebagai tumpuan kepala. Seminggu ini hubungaku dengan Pak Baekhyun memburuk. Aku masih mengabaikan Pak Baekhyun saat dia mengisi pelajaran di kelas. Padahal aku tahu jika Pak Baekhyun sering mencuri-curi pandang ke arahku. Pesan atau telepon darinya pun masih kuabaikan. Jujur, aku masih kesal.

Beberapa hari yang lalu, Alisa mengatakan jika melihat seorang wanita cantik datang ke sekolah menemui Pak Baekhuyun. Pikiranku langsung tertuju ke Aluna. Mereka kini sering menghabiskan waktu bersama. Aku merasa semakin jauh dari Pak Baekhyun dan mulai ragu dengan posisiku. Sepertinya begitu sulit untukku menggantikan posisi Aluna di hati pak Baekhyun.

Suasana kantin mendadak hening. Sehun dan Chanyeol pun sudah tidak terdengar beradu mulut lagi. Semua anak yang ada di kantin tampak fokus menatapku. Begitu juga dengan Chanyeol dan Sehun.

"Kenapa lo semua pada liatin gue?" tanyaku heran.

"Itu ... di belakang lo!" Chanyeol menunjuk seseorang yang berdiri di belakangku dengan takut-takut. Aku pun segera berbalik.

Tubuhku sontak menegang, ternyata Pak Baekhyun. Apa yang dia lakukan di sini? Pantas saja jika mereka semua menatapku. Ternyata Pak Baekhyun penyebabnya.

"Bisa ikut aku sebentar?" pinta Pak Baekhyun penuh harap.

Anak-anak berbisik-bisik sambil menatapku dan Pak Baekhyun bergantian. Ternyata kedatangan Pak Baekhyun ke kantin menarik perhatian mereka.

"Bapak ingin bicara?" tanyaku berusaha sopan.

Pak Baekhyun mengangguk.

"Bicara di sini saja," pintaku malas.

"Wah, ada urusan apa ya, Pak Baekhyun sama Aeris?"

"Anjiir, Pak Baekhyun makin cakep aja, ey!"

"Aeris beruntung banget ya, dikelilingi cogan. Gue juga mau!"

"Padahal Aeris gak cakep-cakep amat. Tapi dia bisa deket sama cogan. Pake pelet apa sih, dia?"

Anak-anak kini tidak lagi berbisik-bisik. Mereka semua terang-terangan membicarakanku. Aku menajamkan telinga mendengarkan ucapan mereka. Mereka pikir aku cewek apaan sampai dikira memakai pelet? Memangnya aku ikan lele? Sepertinya Pak Baekhyun, Chanyeol, dan Sehun juga mendengar ucapan mereka.

Sehun tiba-tiba berdiri. "Kalau kalian mengatakan hal yang tidak-tidak tentang Aeris. Kalian semua akan berurusan denganku!" desisnya tajam. Setajam silet.

Sehun menatap mereka semua. Sorot matanya tampak tajam dan mengintimidasi. Anak-anak yang ada di kantin langsung menunduk, menatap Sehun dengan takut-takut.

"Sumpah demi apa? Lo keren banget!" Chanyeol bertepuk tangan dengan heboh.

Pak Baekhyun menarik napas panjang. "Kita perlu bicara Aeris. Tapi tidak di sini!" Pak Baekhyun tiba-tiba menarikku agar ikut bersamanya.

Chanyeol dan Sehun kompak berdiri, menghalangiku dan Pak Baekhyun.

"Minggir kalian. Saya ada urusan dengan Aeris," perintah Pak Baekhyun dingin.

Sehun menggeram kesal. Tangannya mengepal kuat di kedua sisi tubuhnya. Aku tahu jika Sehun kesal dengan Pak Baekhyun. Atau mungkin cemburu.

Pak Baekhyun kembali menarikku agar ikut bersamanya. Sehun ingin mencegah, tapi aku berkata lewat tatapan mata agar membiarkanku pergi bersama Pak Baekhyun.

Bisik-bisik pun kembali terdengar. Ah, bodo amat. Aku tidak peduli, mencoba menulikan telinga menghadapi ucapan mereka.

❤❤❤

Pak Baekhyun membawaku ke ruangannya. Aku menundukan kepala saat melewati beberapa meja guru. Mereka menatap heran tanganku yang berada dalam genggaman Pak Baekhyun. Namun, Pak Baekhyun terus saja menarikku menuju ruangannya seolah tidak terpengaruh dengan tatapan ingin tahu dari mereka.

Aku dan Pak Baekhyun duduk bersebelahan di sofa. Aku memperhatikan ruangan Pak Baekhyun. Tidak banyak yang berubah dari ruangannya saat terakhir kali aku masuk ke dalam ruangannya. Tepatnya dua bulan yang lalu.

"Bapak mau bicara apa?" tanyaku karena sedari tadi dia hanya diam sambil menatapku dalam-dalam. Jantung kembali berulah di dalam sana. Aku selalu tidak tahan jika Pak Baekhyun menatap seperti itu.

"Kita makan dulu, setelah makan, baru kita bicara." Pak Baekhyun memberi semangkuk jajangmyeon yang tampak sangat menggiurkan. Sudah lama sekali aku ingin mencicipi makanan itu. Akhirnya kesampaian.

Pak Baekhyun mulai memakan jajangmyeon-nya. Aku malah diam memerhatikannya yang makan begitu lahab.

"Kenapa tidak dimakan? Nunggu aku suapi?" katanya menggoda sukses membuat wajahku memanas.

Pak Baekhyun menyodorkan jajangmyeon tepat di depan mulutku. Aku menggeleng, mulai memakan jajangmyeon-ku sendiri. Rasa makanan khas negara Cina ini benar-benar enak.

Kurasa ada saus jajangmyeon yang menempel di sudut bibir. Aku pun ingin membersihkannya, tapi Pak Baekhyun malah menahan pergerakan tanganku.

Cup ...

"Hah?" tubuhku menegang, jantung seolah berhenti berdetak. Tanpa kuduga Pak Baekhyun mengecup sudut bibirku.

"Sudah bersih," katanya.

Aku masih diam. Jujur, aku kaget.

"Jangan lupa bernapas!"

"Fiuh!" Aku mengembuskan napas panjang. Wajah terasa panas, kedua pipiku pasti memerah.

"Bapak mesum, ih!" ucapku pura-pura kesal. Ini sungguh gila dan mendebarkan, tapi aku menyukainya.

"Tapi suka, kan?" Pak Baekhyun semakin menggoda. Lihatlah senyumnya! Manis sekali. Aku bisa terkena diabetes kalau terus disuguhui senyumnya yang manis itu.

Aku menunduk malu. Pak Baekhyun malah terkekeh pelan.

"Aku sudah tahu jawabannya."

Alamak! Apa terlihat sangat jelas kalau aku menyukai ciuman itu? Lebih baik aku melanjutkan makan saja.

❤❤❤

"Bapak mau bicara apa?" tanyaku saat jajangmyeon kami sudah habis.

"Minum dulu!" Pak Baekhyun membuka sebotol air mineral lalu memberikannya padaku.

"Makasih."

Pak Baekhyun menangangguk. Aku memilih diam menunggunya bicara.

Pak Baekhyun menarik napas panjang. "Maaf sudah mengabaikanmu di Mal waktu itu," ucapnya penuh penyesalan.

Aku masih diam.

"Aku benar-benar bodoh karena melupakanmu." Pak Baekhyun meraih kedua tanganku dan menggenggamnya lembut. "Maafkan aku Aeris. Seminggu ini aku kacau karena kamu mengabaikanku. Kamu mau maafin aku, kan?" katanya memohon.

Aku mengembuskan napas panjang. "Kenapa Bapak berbohong?"

"Bohong?" Alis Pak Baekhyun menyatu. "Aku tidak pernah berbohong padamu."

Aku meringis, ada sesak yang menyelip dalam dada karena dia berbohong. "Apa Bapak masih ingat kenapa waktu itu tidak bisa mengantar saya pulang?"

Pak Baekhyun mengangguk. "Ingat," jawabnya.

"Bapak bilang tidak bisa mengantar pulang karena menemani Pak Taehyung cek kesehatan. Padahal saya lihat dengan mata kepala saya sendiri jika Bapak berada satu mobil dengan Aluna. Bapak masih mau mengatakan jika Bapak tidak berbohong?" Dadaku rasanya sungguh sesak. Aku tidak pernah tahu jika bernapas rasanya bisa sesakit ini. Kebohongan Pak Baekhyun masih belum bisa kulupakan. Aku paling benci jika dibohongi, padahal aku sendiri sering berbohong.

Tubuh Pak Baekhyun menegang. "Aku tidak berbohong Aeris. Aku memang mengantar Ayah untuk cek kesehatan. Lalu di tengah jalan aku tidak sengaja bertemu dengan Aluna. Dia memintaku untuk mengantarnya pulang," suara Pak Baekhyun di akhir terdegar melemah. Dia menunduk, tidak berani menatapku.

Aku tersenyum kecut. Ternyata Pak Baekhyun lebih mementingkan Aluna dari pada aku.

Pak Baekhyun terkejut karena aku melepas tangan dari genggamannya. "Sebenarnya Bapak ingin melupakan Aluna apa tidak, sih?"

Pak Baekhyun mengangguk cepat. "Iya, Aeris. Aku sedang berusaha."

Aku berdecak. "Sepertinya hanya saya yang berusaha, Pak," ucapku lesu. Jika hanya aku yang berjuang, maka akan sangat sulit untukku menghapus nama Aluna dari hati Pak Baekhyun.

Tubuhku menegang, tanpa kuduga Pak Baekhyun menenggelamkan kepalanya di leherku. Jantung berdedup kencang. Terpaan hangat napasnya yang menerpa kulit leher membuat tubuh ini meremang hebat.

"Aku hanya membantu Aluna menghadapi proses perceraiannya, maaf jika itu yang membuatmu khawatir. Aku tidak mencintainya lagi Aeris. Aku peduli padanya hanya sebagai teman. Tidak lebih."

Aku diam mencerna perkataan Pak Baekhyun. Benarkah apa yang dia katakan? Kulihat ponsel Pak Baekhyun bergetar. Nama Aluna tertera di sana. Tanpa merubah posisinya, Pak Baekhyun menolak panggilan dari Aluna. Tanpa sadar aku tersenyum. Ini suatu permulaan yang bagus.

"Maaf, aku berjanji tidak akan mengabaikanmu lagi." Pak Baekhyun mengangkat kepalanya. Tatapan kami seketika bertemu dan terkunci cukup lama. Pelan Pak Baekhyun mendekat. Kedua mataku reflek terpejam. Benda lembut dan hangat menyentuh bibir. Awalnya hanya menempel, namun lama kelamaan Pak Baekhyun melumat bibirku lembut.

Pak Baekhyun meraih tengkukku dan semakin memperdalam ciumannya. Aku merasakan udara di sekitar menipis. Jantung pun berdegup dengan liar di dalam sana. Rasanya seperti ada jutaan kupu-kupu yang mengepakkan sayapnya di dalam perut. Pak Baekhyun menciumku begitu lembut.

"Erngh...!" Aku mengerang. Pak Baekhyun melepas pagutan bibirnya, memberiku kesempatan untuk mengambil napas. Napas kami berdua tampak tersengal.

Pak Baekhyun menyatukan keningnya dengan keningku.

"Aku mencintaimu. Jangan pernah pergi dariku," bisiknya terdengar merdu di telingaku. Hati ini seketika menghangat ketika mendengar ucapannya.

"One more kiss!" Aku memejamkan mata karena Pak Baekhyun ingin menciumku lagi.

Brak!

Aku dan Pak Baekhyun kompak menatap ke arah pintu. Tubuhku sontak menegang, begitu juga dengan pak Baekhyun.

"Aluna?" ucap kami kompak.

Aluna tersenyum canggung. "Maaf mengganggu. Aku sudah mengetuk pintu, tapi sepertinya kamu tidak mendengarnya."

Wajahku memerah. Hampir saja Aluna melihatku dan Pak Baekhyun berciuman. Tapi tunggu! Bukankah itu bagus? Supaya wanita ini tahu jika aku kekasih Pak Baekhyun sekarang.

Pak Baekhyun menarik napas panjang, menatap Aluna dengan malas.

"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu," pinta Aluna ke Pak Baekhyun.

"Katakan saja," jawab Pak Baekhyun.

"Aku ingin kita bicara berdua," ucap Aluna sambil melirikku malas. Apa dia ingin aku pergi? Oke. Aku akan pergi. Aku berdiri, tapi pak Baekhyun malah meraih tanganku dan menautkan jemari kami.

"Kamu tetap di sini!" Dia tersenyum hangat, menahanku agar tetap tinggal. Aku pun balas tersenyum padanya.

Aluna menggeram kesal. Wajahnya enak sekali dipandang sekarang. Yes, rasakan!

Tbc

Συνέχεια Ανάγνωσης

Θα σας αρέσει επίσης

271K 21.3K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
7.5K 408 6
"Bagaimana jika kehidupan seorang Lee Haechan berbanding terbalik apa yang dibilang dan ditampilkan di layar TV sperti rumornya" "Brakk!!! " "LEE DON...
785K 80K 55
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
MAFIA DAN MUSLIMAH [Lengkap Nih] Από jazill_hb

Επιστημονικής φαντασίας

717K 52.1K 66
⚠️18+ ⚠️ Terdapat kata kata kasar dan adegan kekerasan [Lagi revisi] _______ "Apakah kunci surga itu...?" Satu pertanyaan dari gadis mungil itu bahk...