My Lovely Teacher

By Aeris_04

403K 12.6K 1.1K

Dewasa 21+ [Jangan lupa follow authornya] "Kamu benar-benar berengsek, Pak!" ~Aeris Ariana~ Apa jadinya jika... More

Guru Baru
Hukuman
Terjebak
I'm Down
Sisi Lain
Baikan?
Surprise
I'm Down 2
His Back
Sang Penyelamat
Mantan Next Door
Tanda tanya?
The War
Ketahuan
Hancurnya Sebuah Harapan
Dies Natalies
Aluna
Pertengkaran Pertama
Baikan
Wanita itu...
Terbongkar
Hancur 1
Hancur 2
I'm Down 3
I'm Pregnant
Kekecewaan Sehun
Lights Out
Smile On My Face
End
Epilog

Jadian?

8.2K 369 13
By Aeris_04

Mobil Pak Baekhyun terus melaju menuju kawasan luar kota Jakarta. Karena terlalu senang, aku sampai tidak sadar jika sudah duduk di dalam mobilnya sudah lebih dari satu jam.

Mobil berjenis sport ini melaju sedikit kencang di jalan tol menuju ... mataku seketika membelalak lebar saat melihat papan jalan berwarna hijau yang terpasang di sisi kanan jalan. What? Bogor? Apa aku tidak salah lihat? Pak Baekhyun ingin membawaku ke Bogor? Ya Tuhan, jauh sekali.

"Pak?"

"Hmm," sahutnya datar seperti biasa.

"Kita mau ke...?"

Aku kehilangan kata-kata karena Pak Baekhyun tiba-tiba menatapku. Sumpah demi apa? Pak Baekhyun terlihat semakin tampan karena memakai kaca mata hitam. Kenapa aku baru sadar jika dia memakai kaca mata?

Pak Baekhyun mengembuskan napas panjang. "Lain kali kamu jangan langsung mau kalau dibawa orang pergi sembarang," ucapnya sambil fokus melihat jalan.

Aku mengerutkan dahi, tidak mengerti dengan maksud ucapannya.

"Kamu tidak paham maksudku?"

Aku tidak sadar mengangguk.

"Aku heran sama kamu. Kamu nurut aja waktu aku bawa masuk ke mobil dan pergi keluar kota. Bagaimana jika orang lain yang membawamu. Apa kamu juga akan nurut seperti ini?"

Aku langsung menggeleng. "Tentu saja tidak. Bapak kan orang spesial. Ups!" Aku refleks memukul mulut pelan. Kenapa aku selalu mempermalukan diri sendiri? Ya Tuhan.

Pak Baekhyun tersenyum tipis, tapi aku masih bisa melihatnya. "Syukurlah. Aku ingatkan sekali lagi, jangan langsung mau kalau diajak pergi orang lain. Ingat itu!"

"Iya, iya Bapak. Kita mau pergi ke mana?"

"Kenapa kamu selalu bertanya jika sudah tahu jawabannya?" desahnya menahan kesal.

Aku terkekeh pelan. Kalau ke Bogor tujuannya paling tidak jauh-jauh dari Puncak. Puncak kan, udaranya dingin. Pak Baekhyun memakai celana jeans dan jaket denim. Bajunya sudah sangat cocok jika dipakai ke Puncak. Sementara aku masih memakai seragam sekolah.

Jika aku berjalan di samping Pak Baekhyun, orang-orang pasti mengira aku adiknya. Aku tidak mau dianggap sebagai adiknya. Tidak mau.

Pak Baekhyun tiba-tiba menghentikan mobilnya di depan sebuah toko.

"Turun?"

Karena terlalu asyik memerhatikan sekitar, aku sampai tidak sadar jika Pak Baekhyun sudah membukakan pintu mobil untukku.

"Kenapa berhenti di sini? Puncak kan, masih jauh?"

"Memangnya kamu mau pakai seragam terus?"

Wajahku memanas. Ya Tuhan, aku terbang. Tanpa perlu memberitahu, Pak Baekhyun sudah tahu apa yang kubutuhkan. Dia sangat perhatian.

Jantung seketika berdetak tidak karuan saat Pak Baekhyun menggenggam tanganku. Kami masuk ke salah satu butik yang ada di sana. Dia menyuruh memilih baju sesuai dengan keinginanku, tapi aku malah berputar-putar terus sedari tadi, bingung memilih baju yang mana karena harga baju yang dijual di butik ini mahal.

Semua dari brand ternama di dunia. Seperti, Gucci, Chanel, LV, dan lain-lain. Aku tidak mungkin menyebut semua merk-nya pada kalian.

"Pakai saja ini, aku pusing melihatmu berputar-putar terus." Pak Baekhyun memberi dua buah baju. Sweater putih dan celana jeans berwarna biru navy.

"Cepat ganti baju. Aku tunggu lima menit lagi."

Aku segera menuju ruang ganti, lalu memerhatikan penampilan di depan cermin. Baju yang diberikan Pak Baekhyun ukurannya sangat pas. Aku terlihat manis sekali memakai baju ini. Ternyata Pak Baekhyun pintar sekali memilih pakaian yang cocok untukku.

"Sudah?" Pak Baekhyun memerhatikan penampilanku dari atas sampai bawah. Aku mendadak gugup dan salah tingkah ditatapnya seperti itu.

"I-iya, Pak," jawabku terbata.

Ah, mata itu. Aku selalu lemah bila menatap matanya yang berwarna cokelat madu. Kedua mata Pak Baekhyun seolah menarikku untuk masuk semakin dalam. Aku hanyut. Mata itu kembali terlihat berbinar setelah beberapa hari sempat redup.

Pak Baekhyun berjalan mendekat hingga berhenti tepat di depanku. Bahkan ujung sepatu kami bersentuhan.

"Kamu cantik," bisiknya.

Cup ...

"Hah?" Dia mengecup pipiku sebelah kanan.

"Aku suka melihat rona merah di wajahmu, Aeris."

Cup ...

Dia mengecup pipiku sebelah kiri.

"Jangan lupa bernapas!"

"Fiuh!" Aku sontak mengembuskan napas panjang. Apa yang baru saja Pak Baekhyun lakukan? Apa dia baru saja menciumku?

Ya Tuhan, aku ingin waktu berhenti sekarang. Aku ingin menikmati moment indah ini lebih lama. Aku mohon ... sebentar saja.

❤❤❤


Kejadian di butik tadi terus berputar-putar di dalam otakku, bahkan saat kami sampai di Puncak. Pak Baekhyun tidak mengatakan apa pun setelah menciumku. Dia terlihat biasa saja. Berbeda denganku yang terus memikirkan ciuman tadi.

Jujur, Pak Baekhyun adalah orang pertama yang mencium pipiku selain kedua Mama dan Papa. Apa maksud ciuman itu? Apa Pak Baekhyun sudah biasa melakukan hal itu pada orang lain? Bahkan mungkin pada Aluna, mantan pacarnya.

Aku berdecak kesal, membayangkan Pak Baekhyun pernah mencium pipi Aluna, bahkan mungkin bibirnya. Ah, udara di sekitar tiba-tiba terasa panas. Aku terbakar api cemburu. Panas. Panas. Panas.

"Apa yang kamu pikirkan Aeris? Aku mengajakmu ke sini untuk bersenang-senang. Bukan melihat wajah cemberutmu?"

Aku mendengkus mendengar pertanyaannya. Cowok di mana pun sama. Mereka selalu saja tidak peka. Apa Pak Baekhyun tidak tahu kalau aku sedang kesal?

Aku menyeruput jus strowberry sebagai pelampiasan. Semoga dinginnya jus ini bisa mendinginkan perasaanku.

"Kamu memikirkan ciuman tadi?"

Brush.

Aku menyemburkan jus yang kuminum karena terkejut mendengar pertanyaan Pak Baekhyun. Aku menerima tisu yang diberikan Pak Baekhyun untuk membersihkan mulut.

"Maaf," ucapku lirih.

Pak Baekhyun mengambil tisu lagi. Dengan penuh pengertian dia membantu membersihkan mulutku yang belepotan karena jus.

"Kenapa Bapak tadi mencium saya?" Akhirnya pertanyaan itu keluar dari bibirku. Aku ingin tahu apa arti ciuman tadi? Apa Pak Baekhyun juga mencintaiku? Apa salah jika aku berharap lebih karena dia sudah tahu perasaanku yang sebanarnya?

Pak Baekhyun tersenyum. "Jadi ini yang membuatmu cemberut sejak tadi?"

Astaga, kenapa dia malah balik bertanya?

"Bapak jawab saja pertanyaan saya!" ucapku sedikit ketus. Jujur, aku kesal karena Pak Baekhyun tidak segera menjawab pertanyaanku.

"Kamu masih butuh jawaban?"

"Iya," jawabku cepat.

"Kamu marah?"

Tidak.

"Ya jelas saya marah. Bapak main cium orang sembarangan," ucapku sedikit keras. Beruntung tempat makan yang kami singgahi tidak terlalu ramai. Jadi ucapanku tidak mungkin menarik perhatian orang lain.

"Aku tidak pernah mencium sembarang orang," ucapnya tanpa rasa bersalah.

Aku memutar bola mata malas melihat wajah bodoh Pak Baekhyun. Ah, dia tidak bodoh. Mungkin hanya pura-pura bodoh.

"Buktinya Bapak tadi main nyosor, cium saya sembarangan. Bapak pasti se ...."

"Kamu yang pertama."

Mataku sontak membelalak lebar saat mendengar ucapannya. "Sungguh?" tanyaku tidak percaya.

Pak Baekhyun mengangguk. "Iya, kamu adalah orang yang pertama, Aeris."

Aku tidak percaya dengan apa yang Pak Baekhyun katakan begitu saja. Apa kalian percaya dia tidak pernah berciuman? Mustahil.

"Tidak mungkin. Bapak pasti berbohong."

"Aku tidak bohong, Aeris."

"Masa'? Saya tidak percaya? Memangnya selama pacaran sama Aluna Bapak ngapain aja?"

"Hanya pelukan dan pegangan tangan, udah itu saja. Tunggu! Kenapa kamu menyebut Aluna? Kamu cemburu sama dia?"

"Iya saya cemburu. Puas?"

Pak Baekhyun tersenyum lebar. "Aku puas sekali. Aku senang kalau kamu cemburu."

"Bapak nyebelin, ih!" decakku kesal.

"Tapi sayang, kan?"

"Iya, sayang pakai banget."

"Aku juga sayang sama kamu."

"Hah?"

❤❤❤

Apa yang kalian rasakan jika sedang jatuh cinta?

Jantung berdetak lebih cepat dari pada biasanya?

Bibir yang selalu tersenyum bila melihat wajahnya?

Waktu berjalan lebih cepat jika sedang bersamanya?

Aku sekarang merasakan semua hal itu. Akhirnya Pak Baekhyun mulai membuka hati untukku. Walaupun dia tidak pernah mengatakan cinta, tapi perhatian dan sikap yang Pak Baekhyun tunjukkan sudah cukup membuatku tahu jika dia juga mencintaiku.

Pak Baekhyun tidak pernah mau mengatakan cinta meskipun aku sudah sering memaksa. Menurutnya cinta tidak harus diungkapkan dengan kata-kata, yang terpenting adalah bukti jika benar-benar tulus mencintai.

"Apa perhatian yang selama ini aku berikan belum cukup membuktikan jika aku mencintaimu?"

"Belum. Aku ingin Bapak mengatakan. Aku mencintaimu, Aeris. Seperti itu?"

Wajah pak Baekhyun sontak bersemu merah. "Aku tidak mau," katanya malu-malu.

Aku senang sekali melihat wajahnya saat malu-malu. Pak Baekhyun malah terlihat semakin menggemaskan. Dia semakin perhatian kepadaku sekarang, mulai jarang marah dan lebih bersabar jika memberi pelajaran tambahan matematika. Hal ini berdampak bagus karena nilai matematikaku meningkat.  

"Berarti Bapak tidak sungguh-sungguh mencintai saya."

Aku menatap kedua mata Pak Baekhyun lekat, mencari kesungguhan di sana. Ada sedikit keraguan di sana. Aku pun memalingkan wajah. Tidak sanggup menatap matanya.

Ternyata selama ini aku terlalu banyak berharap. Pak Baekhyun belum bisa melupakan Aluna. Aku benar-benar bodoh.

"Tolong bantu aku Aeris." Ucapan Pak Baekhyun sukses membuatku terkejut.

"Bantu apa, Pak?" tanyaku malas. Aku merasa dipermainkan. Apa arti semua perhatian yang dia berikan selama ini?

"Bantu aku menghapus Aluna dari hatiku." Pak Baekhyun terlihat kalut. Apa dia sangat mencintai Aluna hingga saat berpisah hidupnya berubah menyedihkan?

Aku hanya diam karena tahu Pak Baekhyun ingin mengatakan sesuatu lagi.

"Aluna cinta pertamaku. Kami berpacaran sudah cukup lama. Bahkan aku mempunyai impian bisa menikah dengannya." Pak Baekhyun tersenyum getir. Aku tidak tahu jika dia menyimpan luka sedalam itu.

"Tapi takdir berkata lain. Aluna meninggalkanku, dia lebih memilih lelaki pilihan orangtuanya. Sejak saat itu hidupku hancur. Semua orang yang aku cintai pergi meninggalkanu. Ibu, Aluna …." Pak Baekhyun menatapku lekat. Kedua matanya terlihat berkabut. Apa dia menangis?

"Dan sekarang aku tidak ingin kehilangan orang yang kucintai lagi. Aku tidak ingin kehilanganmu, Aeris. Kamu datang dan memberi warna baru di hidupku. Tanpa aku sadari, kamu telah berhasil mencuri hatiku."

Pak Baekhyun menatapku lekat. Dia menarik napas panjang sebelum kembali bicara.

Perlahan dia mendekatkan. Bahkan aku bisa merasakan embusan hangat napasnya yang menerpa wajahku.

Napasku tercekat, jantung pun berdetak cepat dan dunia seolah berhenti berputar.

"Aku mencintaimu."

Cup...

I lost my first kiss

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

53.6K 6.6K 29
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
41.8K 6K 21
Tentang Jennie Aruna, Si kakak kelas yang menyukai Alisa si adik kelas baru dengan brutal, ugal-ugalan, pokoknya trobos ajalah GXG
67.3K 10.6K 15
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...
7.5K 408 6
"Bagaimana jika kehidupan seorang Lee Haechan berbanding terbalik apa yang dibilang dan ditampilkan di layar TV sperti rumornya" "Brakk!!! " "LEE DON...