KAISAR (Komplit)

Por shantymilan

2.6M 125K 9.5K

Triva Selena, cewek cantik yang punya sejuta ketenangan di dalam hidupnya. Dia memiliki kepribadian yang meng... Más

PROLOG
👑1. Mengendus
👑2. Tebak-tebakan
👑3. Kamu?
👑4. Titip Ciuman
👑5. Nagih Hutang
👑6. Kecewa
7. Jadian
8. Keenan
9. Kaisar Manja
10. Kaisar (masih) Manja
11. Go Public
12. Putus!
13. Iced Couple
14. Balikan nggak?
15. 1 Permen 2 Mulut
16. Nikah Muda?
17. Kaisar Sakit
18. Triva Cemburu?
19. Guru "Private"
20. Romeo & Juliet
21. Akting atau Niat?
22. Long-Weekend
23. Hai Amira
24. Kita Putus!
25. Bodoh!
26. Dinner Kecil-kecilan
27. Back to Jakarta
28. Gara-gara ML
29. Ngapain di Sini?!
30. "Date" with Haruka
31. Kelulusan
32. Prom Nite
33. Bye Triva
35. Giselle
36. Seminar Prestasi
37. Cemburu
38. Kesepakatan
39. Adeknya ya?
40. Cewek Kaku!
41. Sibuk
42. Hancur
43. Broke
44. Ego
45. Pulang
46. Tahanan Rumah
47. Ketahuan
48. Mantan Rasa Pacar
49. Pacar atau Adik?
50. Kita ini apa?
51. Kaisar Birthdays

34. Kangen!

25.8K 2.3K 109
Por shantymilan

"Hai... Good Morning," sapa Triva begitu wajah tampan kekasihnya muncul di layar ponsel.

"Di sini udah malem," kekeh Kaisar sambil memutar tubuhnya agar Triva bisa melihat kalau langit terlihat gelap dari balkon kamarnya.

"Ups, lupa! Bedanya enam jam yah," Triva ikut terkekeh.

Kaisar tersenyum. Seharian ini rasa rindunya hanya terbalaskan oleh sebuah panggilan Video, rasanya tetap tak akan cukup.

"Eh, kamu mau liat apartemen aku?" Triva membawa ponselnya memutari sekitar ruangan apartemennya, terutama kondisi kamarnya yang masih serba putih belum diapa-apain sama sekali.

Lalu Triva tengkurap di atas kasur dan menyandarkan ponsel ke pinggiran bantal agar Kaisar bisa melihatnya lebih fokus tanpa bergerak-gerak.

"Kamu lagi apa?" Tanya Triva kembali. Sepertinya dia menjadi begitu bawel karena sejak tadi yang mencerocos cuma dirinya aja. Beda kalau ketemu langsung, Kaisar yang lebih cerewet.

"Nggak lagi apa-apa," jawab Kaisar.

"Ouhhh..." Triva mengangguk. "Gimana sekolah hari ini?"

"Kayak biasa aja."

"Ihhh, kok kayak terpaksa gitu sih ngobrolnya. Kamu nggak suka video call sama aku?" Protes Triva.

Kaisar tertawa tipis. Dia menyeka mulutnya dan terlihat menawan di mata Triva. "Kamu tau nggak, Video Call kayak gini malah bikin aku makin kangen sama kamu."

Triva menggigit ujung lidahnya menahan senyum. Dia memandangi wajah Kaisar, "aku juga kangen, Kai. Kangen banget malah," sahut Triva.

"Pengen ke sana," ucap Kaisar pelan.

Triva tersenyum. "Kalau kamu ke sini, sekolah kamu gimana? Kamu udah kelas tiga Kai, udah harus bener-bener fokus untuk belajar. Kalau nggak lulus, kamu nggak akan bisa nyusul aku ke sini. Iya kan?"

Kaisar tersenyum dan menunduk. Tapi lalu dia mengangkat wajah dan kembali menatap Triva. Jarinya mengusap pipi Triva, "kamu hari ini test jam berapa?"

"Jam sepuluh waktu sini. Doain aku yah biar bisa melewati test tanpa hambatan apapun."

"Kamu pasti bisa, Triv."

"Hehehe, amin."

"Eh ngomong-ngomong, kamu apartemennya bener-bener deket kampus?"

"Iya. Bahkan nih ya, cuma lima menit jalan kaki nyampe. Papa emang the best deh."

"Biar kamu nggak kesulitan cari rute buat bis ke kampus. Tau sendiri kan di sana itu gimana," sahut Kaisar.

"Humm, harusnya aku dikasih mobil di sini."

"Nggak usah!"

"Loh kok?"

"Nanti kamu asyik jalan-jalan sampe lupa waktu. Lupa sama aku," larang Kaisar. Dia tersenyum melihat Triva menguap. Lagi ngap aja tetep cantik pacarnya ini.

"Kaisar, jalan-jalan itu bukan hobi aku. Nggak mungkin lah aku keluyuran di sini."

"Bagus. Aku juga nggak mau kamu nakal di sana. Awas aja ya kalau kamu bergaul yang nggak bener di sana."

Triva tertawa, kepalanya menggeleng. "Kok posesifnya dari jauh sih? Emang kalau aku nakal di sini kamu tau?"

"Jangan remehken aku ya, Triva. Aku bakal tau segala yang terjadi sama kamu di sana. Jadi jangan macem-macem."

"Situ cenayang?"

Lantas keduanya tertawa menanggapi itu. Setelahnya, mereka sama-sama diam dan saling menatap wajah lawan. Senyum kerinduan terukir di kedua wajah mereka.

"I Miss you Triva Selena," bisik Kaisar.

"I Miss you too Kaisar," balas Triva.

"Semoga waktu berlalu dengan cepat. Aku dan kamu bisa bersama kayak dulu lagi."

"Iya, aku juga harapin hal yang sama."

"Bibir kamu kenapa?" Tanya Kaisar. Dia baru sadar kalau ada bentol kecil berwarna merah di bibir bawah Triva.

"Nggak tau nih. Berasa ada yang gigit, tapi nggak tau deh apaan. Mungkin semut," Triva mengusap bibirnya sendiri.

"Minta dicium itu. Kangen dia sama bibir aku," canda Kaisar.

"Hahaha, ngaco!"

"Beneran. Kita yang biasanya ciuman tiap hari, sekarang udah nggak bisa lagi. Makanya tuh bibir kangen."

Triva semakin tertawa. Tapi emang ada benernya juga, ciuman seakan sudah menjadi makanan sehari-hari mereka. Setiap hari nggak pernah sekalipun absen melakukan itu. Malah bisa sampe berkali-kali setiap kali ketemu. Terutama kalau Kaisar lagi manja, mintanya pasti ciuman mulu.

"Kangennn," rengek Kaisar.

"Iyaaa. Aku juga," jawab Triva.

"Kamu pulang ya, aku jemput."

"Ya udah aku tunggu di sini ya."

"Iya. Aku siapin dulu pesawatnya, aku bawa sendiri."

Triva akhirnya tertawa. Kaisar pun juga. Mereka saling memandang dan mengukir senyum di bibir.

"Jangan macem-macem ya, Triv. Sumpah, aku bakalan langsung ke sana dan bawa kamu pulang kalo sampe kamu macem-macem."

Triva melotot. "Aku macem-macem buat apa coba?"

"Triv, kamu tuh cantik. Cuma cowok tolol yang nggak suka sama kamu. Wajar kalau aku takut kamu disamber sama cowok lain."

Triva menaikkan sebelah alisnya menanggapi pujian sefrontal itu. "Cewek yang cantik ini, juga punya cowok yang gantengnya luar biasa. Dan aku tolol banget kalo sampe sia-siain kamu," balas Triva serius.

Kaisar tersenyum. Dia menunjukkan kelingkingnya ke kamera mengajak Triva berjanji. Meski terkesan seperti anak kecil, tapi Triva melakukan hal yang sama. Mereka menautkan jari kelingking dari jauh untuk menyatukan janji.

💃💃💃

Triva menghela nafas berat begitu telepon dimatikan. Dia menatap frame kecil di atas meja belajar yang berisi fotonya dan Kaisar. Foto yang diambil Kaisar secara candid, dengan pose Kaisar yang menggigit pipi Triva. Di sana, Triva terlihat melotot pada Kaisar dan Kaisar menatap Kamera. Candid dengan hasil yang sangat indah.

"Tunggu aku, Kai. Aku nggak akan kecewakan kamu," ucap Triva.

Sementara di tempat yang berbeda, Kaisar pun sedang menatap Foto Triva yang begitu banyak di ponselnya. Berbagai macam pose Triva ada di sana, entah itu foto dengan sengaja ataupun candid.

"Aku akan tunggu kamu, Triv. Tolong jangan macem-macem di sana," bisik Kaisar sambil mengusap layar ponselnya.

💃💃💃

Jam pelajaran pertama kosong lantaran guru sedang ada rapat. Hal ini dimanfaatkan Kaisar untuk melakukan Video call dengan Triva. Jika di Jakarta baru jam 8 pagi, maka di Amerika sekitar jam 2 siang. Itu artinya Triva sedang nggak sibuk dan Kaisar bisa ngobrol lama dengan kekasihnya itu.

Tut...

Tut...

Tepat pada suara sambungan ketiga, wajah Triva muncul di layar ponsel 6" Kaisar. Triva terlihat baru selesai mandi dengan handuk yang masih melilit kepala.

"Tumben nelpon jam segini?" Tanya Triva.

"Guru lagi rapat," jawab Kaisar. Untung dia membawa headset sehingga suara Triva tak perlu didengar oleh yang lain.

"Seneng banget ya kalo nggak belajar?" Sindir Triva.

"Ampunnnn Ibu Guru marah," canda kaisar.

"Ihhh dasar!" Kaisar menghempaskan tubuhnya ke kasur.

"Dadanya tutupin," suruhnya ketika melihat baju handuk Triva sedikit terbuka di bagian dada.

Triva terlihat langsung merapatkan belitan baju handuknya. Dia tercengur pada Kaisar. "Udah sering lihat juga," pancingnya. Coba aja kalo Deket, mana berani Triva ngomong kayak gitu.

Kaisar tertawa. "Jangan mancing aku, Triva..."

"Emang kamu bisa apa?" Tantang Triva.

"Beneran yah minta didatengin," ancem Kaisar.

"Coba aja," Triva menjulurkan lidahnya. Dia tau betul Kaisar tak mungkin melakukannya. Cowok itu harus sekolah, dia sudah kelas tiga dan harus fokus dalam belajar. Mana boleh libur tanpa alasan yang jelas lebih dari satu hari.

"Kak Kaisarrrr."

Tiba-tiba Jenis muncul di belakang Kaisar. Dia jadi ikut tertangkap kamera sehingga Triva bisa melihatnya.

💃💃💃

"Kak Kaisarrrr."

"Apaan sih!"

"Ihhh, Kakak jutek banget. Jeni mau ajak kakak makan di kantin, mumpung lagi nggak belajar. Yok Kak," Jeni mengamit lengan Kaisar.

Kaisar menepisnya, dia memasang wajah jutek pada Jeni. Tapi si Jeni malah makin getol dan terus merayu Kaisar.

"Itu siapa?" Tanya Triva dengan wajah datar. Sejak tadi dia cuma memperhatikan, tapi lama-lama risih juga liatnya.

"Cewek gila."

"Eh, Kakak nggak boleh ngomong gitu sama calon pacar!" Hardik Jeni dengan nada yang amat sangat menjijikkan bagi Triva.

Wajah Triva berubah dingin. "Kalo kamu sibuk ya udah matiin dulu telponnya."

"Eh, jangan." Kaisar terlihat menoleh pada Jeni yang sibuk mengganggunya. "Lo bisa pergi nggak? Ganggu tau nggak!"

"Ihhh Kakak kok gitu." Jeni cemberut. Lalu dia menatap layar hape. "Itu pacar Kakak yang lagi Kuliah di Amerika itu ya?" Tanyanya dengan polos.

"Bukan urusan Lo!"

"Ihhh Kasar. Nanti aku pingsan lagi loh. Kakak jadi harus repot-repot kasih napas buatan lagi."

Triva terkejut mendengarnya. Apa Jeni bilang barusan? Kaisar ngasih nafas buatan?

"Eh Lo sinting ya?! Kapan gue..."

Klik.

Merasa sangat marah, Triva mematikan sambungan telepon. Mood-nya tiba-tiba jelek.

Triva merasa harus mencari tau sesuatu... Dia mencari kontak di ponsel dan menemukan nama Bella.

Triva menelpon Bella, hanya Bella yang tau segalanya tentang Kaisar saat ini.

"Hallo." Sapa suara di seberang sana.

"Hai, Bella. Ini gue Triva."

"Eh, hai! Ini nomer Lo di sana?"

"Hehehe. Iya."

"Wah ada angin apa nih nelpon gue. Curiga gue..."

"Hahahaha. Tau aja Lo!"

"Iya lah."

"Bel, Jeni tuh siapa sih?"

Sejenak Bella dia. Tapi lalu terdengar suara tawanya yang kian besar.

"Malah ketawa," Triva sebenernya pengen to the point aja karena mood nya lagi jelek.

"Sori-sori..." Terdengar Bella masih terkikik. "Kayaknya Lo harus mulai waspada deh, Triv dengan kehadiran si Jeni ini. Gila, anaknya tuh ya pantang menyerah banget. Tiap saat gentolin si Kaisar."

"Masa sih?" Hati Triva langsung nggak enak.

"Tapi tenang aja. Kaisar nggak pernah tanggepin kok."

"Kalo lama-lama terbiasa, akan nyaman juga," bisik batin Triva.

"Kaisar setia kok, Triv. Satu sekolah aja tau siapa pacarnya Kaisar. Seorang mantan murid paling berprestasi di Mars yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Inggris."

"Hahaha, bisa aja Lo!"

"Eh by the way, kasian ih si kaisar sering kayak orang linglung. Jarang ngomong. Menyendiri Mulu," Bella harus membongkarnya agar Triva tau kesulitan Kaisar dalam LDR.

Triva yang tadinya tertawa, langsung terdiam.

"Eh Triv, udahan dulu ya. Gue mau ngabur nih."

"Ah gila Lo, udah kelas tiga jangan macem-macem."

"Sekali-sekali, Triv."

"Hahaha. Ya udah deh, bye Bella."

"Bye Triva."

Klik.

💃💃💃

Setelah susah payah mengusir Jeni dari kelasnya, kaisar kembali menghubungi Triva. Sayangnya, nomor Triva selalu sibuk hingga membuat Kaisar curiga dan berpikir macam-macam.

Nelponin siapa sih dari tadi?
Jangan macem-macem ya Triv!

Sent.

Lima menit, chat yang Kaisar kirimkan belum juga dibaca. Dia pun mencoba menelpon kembali dan nomor Triva tetap sibuk.

Lima menit lagi masih sibuk, aku susul kamu ke sana!

Sent.

Demi apa Kaisar gelisah tengah mati. Dia seperti mendapatkan sugesti jelek dari pikirannya sendiri. Dia jadi takut Triva macam-macam padahal cewek itu bisa aja menelpon keluarganya.

Saat mencoba sekali lagi, akhirnya Triva bisa dihubungi lagi. Terdengar bunyi Tut sekali.

"Hallo," jawab Triva.

"Bentar," ujar Kaisar sambil mematikan sambungan telepon.

Kaisar menelpon kembali, kali ini dengan Video Call.

"Ihhh, labil deh," rutuk Triva dengan muka cemberutnya.

"Nelpon siapa dari tadi sibuk?" Todong Kaisar langsung.

"Nggak nelpon siapa-siapa," bohong Triva.

"Aku nggak suka ya di bohongin," Kaisar memperingatkan.

"Astaga, Kai. Aku cuma nelpon temen."

"Temen kamu punya nama kan?"

"Bella."

"Bella?" Kening Kaisar bertaut. "Bella anak sini?" Tanyanya agak tak yakin.

"Iyalah. Emang aku punya temen nama Bella selain yang itu?"

"Kenapa nelpon dia?"

"Mau tau aja," Triva mencebik.

"Nanya soal Jeni?"

Sambil menghembuskan nafas keras, Triva menatap layar dengan serius. "Kenapa nggak pernah cerita kalo selama ini ada cewek yang namanya Jeni dan selalu gangguin kamu?"

"Ya karena aku ngerasa itu nggak penting buat diceritain."

"Kalau nanti di sini ada yang ngejar-ngejar aku juga. Terus aku nggak cerita, nggak papa?"

Kaisar terdiam. Tapi lalu dia menatap Triva sambil tersenyum, "kamu cemburu?"

"Kai, ini hati. Wajar lah kalo merasa nggak enak pacarnya dideketin sama cewek lain."

"Tuh tau."

"Loh kok jadi mau balikin ke aku gitu?"

"Karena kamu yang suka bikin aku cemburu."

"Eh, nggak salah?"

Kaisar terkekeh lagi. Sungguh menggemaskan pacarnya itu kalau lagi marah atau cemburu. Pipinya akan sering menggembung. Bibirnya pasti akan digigitin. Dan matanya terus aja nunjukin sisi dingin yang mematikan.

💃💃💃

Seguir leyendo

También te gustarán

1.2M 113K 32
FOLLOW DULU SEBELUM BACA 🌼🌼🌼 Jika sebuah nama adalah doa, maka mungkin saat itu doa itu entah tersangkut dimana. Eldenis. Bagian dari nama Raka El...
5.9M 272K 57
[THE HOT MODEL] #2 in Romance [19 05 2017, 28 05 2017, 09 06 2017] #8 in Chicklit [01 04 2017] Bagi aktor sekaligus model papan atas seperti Giov...
2.3M 245K 59
"Je, lo beneran nggak pacaran lagi sama Ganesh?" "Iya, kan gue juga udah bilang putus sama dia 30 Januari." "Terus kenapa dia masih suka perhatiin lo...
4.4M 186K 34
------ Finish * Highest rank #3 Teen Fiction-21-12-16 #2 -28-12-16 #1 ~10-1-2017 * Ambar Wulandari harus menjadi babu dari Bara Pradipta saat rahasia...