My Pretty Boy; seulmin

By rieniverse

33.3K 3.3K 311

[completed] Dia adalah sosok yang membuatku penasaran dan membuatku ingin lebih tahu lagi. Mencintaimu adalah... More

βπ‘¨π’„π’•π’Šπ’π’ Clip❞ πŸŽ₯
1st; that girl
2nd; coincidence
3rd; pretty boy
4th; "Friends"
6th; breathe
7th; Opened
8th; soft 0,5
9th; soft 1,0
10th; I fall
11th; ...
#0; the story
#Christmas Special
12th; changed
13th; chaos
14th; 3
15th; you kidding?
16th; i am weak
17th; moist
18th; an end?
19th; afterall
20th; the end βœ”οΈŽ
Epilogue
Fmv clip πŸ“Ή
bearie's survey !

5th; invitation

1.2K 134 3
By rieniverse


Kang Seulgi's


Setelah sekian lama tidak bertemu, tanpa adanya kabar, akhirnya aku bisa bertemu dengannya lagi. Ditempat biasa dulu kami biasa bertemu, baik itu hanya menceritakan kegiatan masing-masing ataupun mengerjakan tugas. Disinilah kami, di sebuah cafe yang memiliki banyak sekali kenangan. Interior yang masih sama seperti dulu, dan para karyawan juga yang samar-samar masih mengenalku dengannya.


"Aha! Bukankah kalian dulu yang sewaktu SMA sering datang kemari?" Sapa salah satu pelayan kepada kami berdua setelah memberikan apa yang kami pesan. Akupun hanya tersenyum sebagai respon tetapi beda dengan Jongin, "Ya! Ahjussi masih mengenal kami berdua?"


"Pastinya. Wajahmu dan dia sama sekali tidak berubah. Dan lihatlah kalian yang sudah semakin tinggi saja, hahaha,"

"Apakah gadis yang ada didepanku ini semakin cantik?"

Pelayan itu sekilas menatapku sebelum menjawab, "Hm, wajahnya kelihatan semakin bersinar!"

"Tolong carikan pria yang sangat tampan untuknya, Ahjussi. Dia sekarang belum mendapatkan pasangan yang pas untuknya, hahaha,"

Apa maksudnya?

"Bukankah kalian adalah sepasang kekasih? Kalian sudah sangat lama datang hanya berdua di cafe ini,"


"Ahjussi sebaiknya kembali bekerja mengingat ada beberapa pelanggan yang baru saja datang," kata Jongin lalu pelayan itu pun pergi meninggalkan kami. Keheningan cukup lama tercipta. Aku... Tidak. Aku hanya ingin dia menjelaskan maksudnya ingin menemuiku dan apa yang ingin diberikan olehnya.


Secuil harapan kemudian muncul dibenakku. Apakah saat ini ia akan mengatakannya? Bukankah dia begitu rindu padaku sampai-sampai ingin menemuiku ketika baru saja kembali ke Korea?


"Bagaimana kabarmu, bear?" Bear. Sudah cukup lama aku tidak mendengar nama panggilan itu. "Kau tahu kan kalau aku bukan tipikal orang yang suka basa basi?" Jawabku lalu terkekeh sekilas. Ia pun terkekeh mengikutiku. "Kita sudah sangat lama tidak saling bicara seperti ini, bear. Maklumlah aku masih agak sedikit canggung kali ini."


"Cih, kau jangan merasa canggung denganku, Kai. Kita sudah lama berteman." Kulihat dia menyeruput kopi yang dipesannya tadi. Kai, adalah nama panggilan dariku untuknya. "Dan apa yang membuatmu ingin menemuiku kali ini? Jangan bilang kau sangat merindukanku, Hahaha," lanjutku lagi lalu tertawa. Mencoba menghilangkan rasa canggung yang ada. Berusaha sebisa mungkin agar bisa seperti dulu lagi. "Harus ku akui ketika aku sampai disini aku langsung mengingatmu, bear. Aku merasa bersalah tidak pernah menghubungimu semenjak kita kuliah."


"Dan kenapa kau tidak mengabariku waktu itu?"


"Waktu aku berangkat menuju ke New Zealand, aku lupa membawa ponselku. Kau tau kalau aku ini sangat pelupa bukan?" Aku pun terkekeh mendengar jawabannya. "Dan yang ku sadari waktu itu adalah aku yang telah terbiasa bersamamu, bear. Ketika aku lupa akan sesuatu kaulah yang menjadi pertama yang mengingatkan. Juga keberangkatanku waktu itu adalah menjadi yang pertama kalinya aku berpisah denganmu." Lanjutnya lagi membuatku bungkam. Dia seperti meyakinkanku akan satu hal yang menjadi harapanku hingga saat ini.


"Aku ingin berterima kasih atas semua yang telah kau lakukan terhadapku, bear." Tambahnya lagi lalu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. "Ini, kumohon terimalah." Ia meletakkan sebuah kotak kecil diatas meja.




Deg







Apakah Ini...




"Kau tidak ingin membukanya?"

"Terima Kasih, Kai. Aku akan membukannya dirumah,"

"Baiklah,"




Baiklah?




"Dan ada satu lagi yang akan kuberikan kepadamu, bear." Ia mengambil sesuatu pada saku jas nya. Terlampau cukup besar sehingga ia sedikit kesulitan mengambilnya. Ia meletakkannya diatas meja dan mendorongnya hingga berada tepat didekatku. Sebuah Undangan?



"Aku akan menikah,"




End;







------





Ia pun membuka pintu rumahnya dan menutupnya dengan kasar, membuat orang yang berada dalam rumah itu kaget dan berkumpul ke depan pintu utama melihat siapa yang datang. Ia berjalan cukup cepat menghiraukan para pelayan yang melihatnya heran. Langkahnya terhenti ketika mengetahui kakaknya sedang berdiri di ujung tangga dan menatapnya kosong.


Seulgi menaiki tangga itu dengan cukup cepat. Ia ingin menahan tangisnya tetapi tidak bisa. Airmata terus mengalir dikala ia menaiki tangga rumahnya.


Tanpa sepatah kata saudaranya itu langsung menarik lengannya ketika sampai diatas lalu membawanya kedalam kamar. "Aku sudah tau kenapa kau menangis. Sebelum ia bertemu denganmu tadi ia datang ke kantor menemuiku dan memberikan undangan padaku karena ia tahu kau tidak akan mengambilnya,"


"Kau mengambil pemberiannya?"

"... Dia juga mengatakannya padamu, oppa?"

"Dia menjelaskan semuanya padaku, Seulgi."

"Ohㅡ"


"Kau mengambilnya?" Kakaknya pun menatap Seulgi menunggu jawaban dari gadis itu. "Menurutku kau tidak salah jika mengambilnya. Kalian sudah cukup lama berteman dan itu adalah tanda terima kasihnya." Tambahnya lagi lalu melihatnya sekarang menangis. "Sebenarnya aku tidak ingin menerimanya jikalau akhirnya akan seperti ini, oppa." Seulgi pun menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan menangis sejadinya. "Dia memiliki alasan kenapa dia harus melakukannya, Seulgi-ya." Kata kakaknya lalu memeluk Seulgi dan menepuk punggungnya pelan.


"Dia dijodohkan dengan gadis yang juga kuliah bersamanya di New Zealand,"

"Perusahaan ayahnya mengalami masa sulit ketika dia kuliah disana,"

"Ayah dari gadis yang dijodohkan dengannya itu memberikan bantuan untuk perusahaan mereka,"

"Demi menyelamatkan perusahaan mereka, akhirnya ayahnya memutuskan untuk melakukan perjodohan-"


"Dan kenapa ia tidak menjelaskannya padaku?" Potong Seulgi disela tangisnya. Ia tidak tahu dengan hal itu. Jongin pun tidak memberitahunya. "Dia sudah tau jika kau akan pergi begitu saja setelah ia memberikan undangan itu padamu, Seulgi-ya. Itu sebabnya sebelum bertemu denganmu ia meluangkan waktunya agar bisa bertemu denganku dahulu." Jawab pria yang notabene adalah kakak kandungnya. Dia juga mengerti jika berada di situasi seperti Jongin karena dia juga dipercayakan untuk bekerja di sebuah perusahaan keluarga yang cukup besar.





Hening. Tidak ada suara selain sesegukan dari Seulgi yang berusaha untuk menghentikan tangisnya.





"Sebagai seorang teman kau harus mendukung keputusan dari orang tuanya, Seulgi-ya. Aku tau betul jika kau memiliki perasaan lebih terhadapnya. Tetapi kumohon agar kau bisa menerimanya dan bersikap dewasa."






-----




Tibalah mereka di sebuah convention hall yang sangat megah yang terletak di dalam salah satu hotel ternama Korea. Dia mengenakan long dress berwarna biru pastel, rambut lurus dibiarkan terurai dengan salah satu bagian rambut ia selipkan ke telinganya, dan tatanan makeup tipis ditambah sepatu heels yang sangat menunjang tubuhnya agar terlihat lebih tinggi membuatnya malam ini terlihat sangat elegan.


Sementara pria yang disampingnya memakai tuxedo berwarna hitam dengan kemeja yang berwarna senada dengannya. Mereka berdua datang bak sepasang kekasih, tapi nyatanya mereka berdua hanyalah kakak beradik.





Ah, tidak lupa juga ia memakai kalung pemberian dari pria yang hari ini telah resmi menikah.





"Tampilkan senyummu dan jangan sampai menangis, Seulgi-ah." Kata pria itu ketika mereka sudah duduk di salah satu set meja yang ada dalam ruangan itu. Ia pun hanya tersenyum merespon perkataan kakaknya.





Kang Seulgi kau harus tersenyum! Buktikan kau kuat. Buktikan kau adalah gadis yang dewasa, katanya sembari mengepalkan tangan, lalu menepuk dadanya menenangkan diri, membuang nafas berat dan tersenyum simpul.




Disisi lain, ada seseorang yang memerhatikan mereka berdua. Kedua matanya terpaku pada gadis itu. Gadis yang sangat berbeda dengan biasanya yang ia lihat. Gadis itu terlihat sangat anggun dan selalu tersenyum menyapa para undangan yang lain.






Ia menganggap apa yang dilihatnya sekarang tidaklah nyata.



"Ayah, apakah kau mengenal gadis itu dan pria yang ada disampingnya?" Tanyanya memastikan. Ia bertanya tanpa mengalihkan pandangannya. Ia tidak ingin melewatkan senyum yang tersungging di wajah gadis itu. "Ya. Pria itu bernama Kang Minhyuk sedangkan gadis itu bernama Kang Seulgi. Bukankah kau mengenal mereka berdua? Ah, setahu Ayah kau dan Seulgi berada di Universitas yang sama, bernarkan?" Tidak salah lagi. Ayahnya juga tahu mereka berdua.





-----







Seulgi meyakinkan dirinya agar bisa berhadapan dengan temannya itu. Ia harus membuktikan bahwa dirinya itu adalah pribadi yang acuh, seolah lupa akan kejadian terakhir bersama Jongin, walaupun nyatanya ia pasti tidak akan bisa melupakannya. Ia pun tidak ingin dikatakan sebagai gadis yang lemah. "Hey!" Sahutnya lalu berjalan santai menuju tempat dimana kedua mempelai sedang berdiri. Yang merasa terpanggil pun menoleh.


"Congratulations, Ka- ah, maksudku Kim Jongin-ssi." Kata Seulgi lalu ia mengacungkan jempol dikedua tangannya. Hal yang biasa dia lakukan kepada pria yang ada didepannya sekarang ketika pria yang di maksud melakukan sesuatu yang sangat berkesan untuknya.


Jongin begitu terpaku melihat Seulgi berada didepannya. Beberapa detik ia terdiam melihat gadis itu. Ia berdandan dengan sangat cantik malam ini. Ia merasa sangat bersalah dengannya. Hatinya merasa terluka melihatnya sekarang memberikan selamat kepada dirinya dan dia tersenyum manis. Entahlah itu senyum palsu atau tidak, Jongin tidak bisa membaca maksud Seulgi sekarang. Yang pasti terakhir kali ia bertemu dengan gadis itu, ia tahu bahwa gadis itu kecewa terhadapnya.


Tiba - tiba Jongin dikagetkan dengan kalung yang dipakai oleh Seulgi.







----------------------------------------

to be continue

--------------------------------

Continue Reading

You'll Also Like

2.3K 262 46
Setelah Taehyung dan Yeonjun menjadi lemenang di permainan kehidupan sebelumnya, mereka menerima hadiah berupa kehidupan yang diinginkan. Tapi... apa...
1.2M 8.6K 21
Juandre Arkham, Seorang Ayah anak satu yang kembali menjadi petualang selangkangan dan sedang mencoba peruntungan untuk berbagi gairah, dengan cinta...
365K 4K 82
β€’Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre β€’woozi Harem β€’mostly soonhoon β€’open request High Rank πŸ…: β€’1#hoshiseventeen_8/7/2...
83.4K 6K 53
Serba-serbi kehidupan JeffBarcode. ────────────────────── Highest ranks: πŸ₯‡#jeffsatur πŸ₯‡#barcodetinnasit πŸ₯‡#barcodetin πŸ₯‡#mlm πŸ₯‡#barcode πŸ₯‡#jeffcode...