The Other Side [Telah Difilmk...

By alyaranti

19.3M 933K 43.7K

The Other Side Movie tayang di seluruh bioskop Indonesia, 17 Maret 2022. #1 in Teenfiction [06/10/18] "Gue it... More

Pengenalan Tokoh Utama
1 - Fall
2 - Again
3 - Unexpectedly
4 - Revo Adriano
5 - Hujan
6 - After The Rain
7 - Happy Birthday?
8 - A Case Of Mistaken Identity
9 - Surprise
10 - A Seconds (15+)
11 - What?
12 - Confused
13 - Seriously?
14 - Tak Mengerti
15 - Bottle
16 - Kesal Beneran?
17 - Eyes Meet
18 - Cemburu?
19 - More Confused
20 - Secret Place
21 - What Happen?
22 - His Life
23 - Salah Paham
24 - Focus On You
25 - Sweet
26 - Why?
27 - Happy?
28 - Unavoidably
29 - Berbeda
30 - Dreams Come True
31 - I'll Find You
32 - Sweeter
33 - Deeper
34 - That Feelings
35 - Who?
36 - Tak Disangka
37 - Out?
38 - Conversation
39 - Janggal
40 - What's Wrong?
41 - Klarifikasi
42 - Baikan?
43 - Guess
44 - New Plan
45 - Suddenly
46 - Remains
47 - Alea?
48 - Broken
49 - Aware?
51 - Far
52 - A Big Ask
53 - A Fact of Life
54 - Bicara
55 - Hurt
56 - Comeback?
57 - Putri Cantik?
58 - Liar
59 - Down
60 - Sacrificial
61 - Isi Hati Alea
62 - Regret
63 - Result
64 - Losing Her
65 - Revealed
66 - Putus
67 - Last Mission
68 - New Ending
Sequel The Other Side
Extra Part
Book III - The Other Side
Have a Nice Dream
Pengumuman Penting
Info Cover TOS
Kenapa harus beli The Other Side versi cetak?
Fisik The Other Side dan Testimoni
Segera Difilmkan
Original Soundtrack The Other Side
Vote Cover Another Goodbye
FILM THE OTHER SIDE MAU TAYANG?
Official Trailer The Other Side
Special Offer Another Goodbye
NONTON GRATIS FILM THE OTHER SIDE 17 MARET DI BIOSKOP?

50 - Jealous?

227K 11.1K 3K
By alyaranti

Alea memandang Revo bingung.

"Lo bilang Kak Reva bakal ada acara sama temen-temennya? Kenapa masih di deket sekolah?" tanya Alea.

"Emang salah? Santai aja," jawab Revo santai. Alea menghela nafas.

"Rev, tapi kan-" ujar Alea terpotong. Dengan cepat Revo memotong ucapan Alea.

"Reva ngerti, Le." Revo menegaskan.

"Ngerti apa?"

"Reva ngerti gue udah anggep lo kayak adik gue sendiri. Apa salahnya seorang kakak anterin adeknya pulang?" tanya Revo. Perkataannya seakan menohok hati Alea, entah jika memang Revo menganggapnya sebagai adiknya. Tetapi memang Alea seharusnya memang hanya menjadi adik Revo di OSIS. Kalian mengerti kan?

Seperti ada pisau yang menusuk palung hatinya. Apa ucapan Revo salah? Mengapa rasanya sakit?

"I-iya."

"Reva percaya sama gue, gue nggak akan ninggalin dia karena lo."

"Dia ngerti, Le. Gue sama lo cuma senior junior, nggak lebih dari itu." Revo makin mempertegas, rasanya Revo seperti sedang meng-klarifikasi.

"Lagi juga, buat apa gue ninggalin Reva? Gue sayang Reva, Le."

"Iya lah, kan lo pacarnya." Alea tertawa miris.

"Iya."

Namun rasanya pisau itu menancap semakin kuat sehingga dadanya terasa semakin sesak, matanya memanas. Entah, apa yang terjadi pada Alea? Alea juga tak mengerti.

"Lo tau nggak? Gue kenal Reva dari kecil, dia baik banget. Lo tau? Setelah Reva balik rasanya hidup gue balik. 2 tahun misah sama dia itu rasanya aneh."

Rasanya hatinya semakin tercabik-cabik.

Gue kenapa? Batin Alea. Matanya terasa sangat panas sekarang.

Alea mungkin tahu rasanya jadi Reva. Saat itu Reynand membuangnya karena Gladys, sahabat dekatnya. Itu sangat sakit rasanya. Bahkan ketika Reynand sudah menganggap bahwa mereka tak saling kenal. Itu lebih sakit. Alea tak mau seperti Gladys, namun mengapa ada yang aneh dengan dirinya? Ada apa dengan perasaannya?

Tak lama, hujan mulai membasahi Kota Jakarta secara mendadak. Hujan deras langsung membasahi begitu saja tanpa memberi aba-aba. Revo menghentikan motornya.

"Lo mau neduh dulu?" tanya Revo seraya melirik kearah Alea yang ada dibelakangnya.

"Nggak usah, udah terlanjur basah," jawab Alea. Revo mengangguk lalu kembali mengegas motornya. Alea terlihat sedikit terkaget sehingga ia spontan memeluk tubuh Revo.

"Maaf." Alea melepaskan pelukannya pada lingkaran pinggang Revo. Revo terkekeh kecil.

"Nggak papa, daripada lo jatoh."

"Kaya sama siapa aja." Revo menarik tangan Alea untuk kembali memeluknya. Ia mengusap tangan Alea lembut.

Rasanya perlakuan Revo kepadanya membuatnya semakin bingung. Apakah ia terlalu terbawa perasaan?

Hujan semakin membasahi, air mata Alea pun menetes begitu saja. Biarkan saja, Revo pun tak akan mendengar dan mengetahui jika ia menangis. Air matanya tersamarkan oleh air hujan. Thats why, Alea sangat menyukai hujan.

Alea memeluk Revo dari belakang, menyenderkan kepalanya di punggung Revo. Ia benar-benar menumpahkan air matanya.

Sebenernya gue kenapa? Kenapa gue harus nangis? Gue sama sekali nggak kehilangan Revo. Buat apa gue nangisin orang yang bahkan nggak pergi dari hidup gue? Buat apa gue nangisin orang yang bukan milik gue? Batin Alea. Ia membiarkan air matanya mengalir begitu saja. Alea memeluk Revo sangat erat.

Revo merasa ada yang aneh dari Alea, mengapa ia memeluknya sangat erat? Seperti tak akan bertemu lagi saja. Satu tangan Revo menyentuh punggung tangan Alea.

"Lo kenapa?" tanya Revo.

"Nggak papa."

"Serius? Lo nggak sakit? Neduh dulu aja deh ya?" tanya Revo. Alea menggeleng, Revo melihatnya dari kaca spion.

"Tanggung, pele."

Akhirnya Revo mengendarai motornya hingga sampai ke Rumah Alea. Sudah sampai, namun Alea masih saja memeluknya.

"Hei, udah sampe." Revo mengelus tangan Alea agar gadis itu melepaskannya. Alea melepaskan pelukannya dan turun dari motor Revo. Revo menatap wajah Alea yang pucat, bibirnya pucat, matanya juga sembab.

"Lo kenapa?" tanya Revo lembut.

"Nggak papa."

"Lo pucet, bego! Nggak papa gimana sih?" tanya Revo lagi. Alea menghela nafas.

"Dingin, Rev. Gue masuk ya? Thanks loh udah ngajarin tadi." Alea tersenyum dan bergegas memasuki rumahnya. Namun Revo menahan tangan Alea.

"Kenapa lagi sih, Rev? Dingin, pele. Lo mau gue mati kedinginan disini?" tanya Alea kesal.

Revo menatap gadis itu lekat, seakan tidak akan melepaskan tatapan itu.

"Lo nyembunyiin apa dari gue?" tanya Revo tegas.

"Apa sih?"

"Ada yang lo sembunyiin dari gue?" Revo mempererat genggamannya.

"Gue nggak papa, Rev. Suer deh!"

"Gue kedinginan, please." akhirnya Revo melepaskan genggamannya.

"Sekarang lo langsung mandi biar besok nggak sakit!"

"Ngantuk."

"Nggak usah batu, bego! Mandi lo sana cepet!" ujar Revo. Alea beranjak berjalan.

"Alea."

"Apa lagi?" Alea menoleh malas. Revo tersenyum.

"Good luck ya, besok." Revo mengelus pipi gadis itu yang sudah basah oleh air hujan. Alea menatap tangan yang menyentuh pipinya, dengan cepat Alea menepis tangan itu. Alea hanya tersenyum sekilas lalu memasuki rumahnya.

Revo menatap tingkah gadis itu yang aneh.

"Dia kenapa?"

"Apa gue salah?" Revo malah menjadi bertanya-tanya. Apakah yang ia ucapkan salah? Apakah ia membohongi perasaannya sendiri? Entahlah.

---

Keesokan harinya, benar memang praktek bernyanyi. Seluruh temannya sibuk menyiapkan lagu, menyiapkan koreografi. Namun Alea hanya meletakkan kepalanya diatas tangannya, mungkin ia hanya berkutat dengan perasaannya sekarang. Aldi menatap gadis itu aneh.

"Sawan lo?" tanya Aldi. Alea berdecak kesal.

"Berisik."

"Lo nyanyi sendiri?" tanya Aldi. Alea mendongak.

"Iya, pinjem gitar ya Di," pinta Alea. Aldi mengangguk.

Tak lama, Pak Deka memasuki ruangan kelas. Satu persatu grup pun bernyanyi. Alea sangat menikmati itu, ada yang bagus, hingga ada yang lucu. Ada grup yang vocal suaranya sangat bagus, koreografi-nya sangat bagus, bahkan ada grup bernuansa k-pop yang sangat menghibur. Sekarang giliran Alea, Alea tak tahu apakah ia akan sukses dalam praktek ini atau tidak. Entahlah, Alea tidak terlalu peduli. Ia hanya berlatih satu kali saat bersama Revo kemarin.

"Alea kamu mau solo vocal?" tanya Pak Deka. Alea mengangguk.

"Iya pak."

"Ya sudah."

"Save the best for the last."

"Good luck pacar aku yang cantik, aku yakin kamu bisa!" teriak Aldi. Alea maju ke depan dan mulai memetik gitarnya.

"Good luck ya, besok." Alea malah teringat oleh perkataan Revo kemarin. Alea mencoba menenangkan dirinya.

🎶 We keep behind closed doors
Every time I see you, I die a little more
Stolen moments that we steal as the curtain falls
It'll never be enough 🎶

Alea menyanyikan lagu itu hingga akhir, entah mengapa ia sangat menghayati dan meresapi lirik dari lagu itu. Semua yang mendengarkan tercengang, tak dapat berkata-kata, bahkan ada yang menangis. Berlebihan memang, namun Pak Deka juga tak menyangka. Semua bertepuk tangan.

"Alea, tadi kamu lypsinc?" tanya Pak Deka.

"Nggak lah pak, suara ancur gitu ngapain lypsinc." Alea tertawa.

"Saya serius, saya kasih nilai tertinggi kamu di praktek ini kalau kamu mau menyanyikan satu lagu lagi. Tapi di panggung sekolah," ujar Pak Deka. Alea mengerutkan dahinya.

"Kamu isi daily music hari ini," ujar Pak Deka. Memang, setiap hari pasti ada saja yang menyanyi di panggung sekolah. Tapi apakah Alea bisa?

"Lagi! Lagi! Lagi!" sorak suara teman-teman sekelasnya membuatnya mau tak mau menuruti kemauan Pak Deka.

"Tap-tapi saya nggak tau pak kunci gitarnya, tadi aja masih amatir." Alea menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Nggak papa, nanti ada yang saya suruh main piano." Alea menghela nafas, mau tak mau ia menurut.

Kini Alea tengah ada di panggung sekolah, sialnya didepannya ada Reva dan Revo yang tengah berbincang dan bergurau bersama. Alea juga malas jika Revo harus melihatnya. Alea menatap Revo dari atas panggung, Revo yang tengah berbincang dengan Reva juga langsung menoleh ke arah Alea.

"Itu Alea, Rev?" tanya Reva bingung. Revo mengangguk.

"Iya, Va." Revo menatap Alea serius, lekat, dan tajam. Alea menyadari itu. Entah, mengapa ia tak kuat membalas tatapan itu? Tatapan yang sangat tajam dan selalu bisa mengintimidasinya.

"Oke, jadi hari ini Alea Annastasya dari XI IPA 1 yang akan mengisi daily music hari ini. Enjoy it!"

Revo menatap Alea, tatapannya masih tidak lepas dari gadis itu.

"Rev." Reva menggoyangkan lengan Revo. Revo menoleh.

"Kenapa?"

"Alea lucu ya?" tanya Reva lagi. Revo tertawa.

"Iya lucu, kaya boneka beruang paling gede yang di kamar kamu."

"Ih jahat!"

"Alea cantik nggak?" tanya Reva.

"Cantik." Revo kembali menatap Alea. Reva menatap Revo kesal.

"Oh gitu."

"Tapi cantikan kamu lah." Revo merangkul bahu Reva seraya mencolek hidung Reva. Mereka tertawa bersama, dengan jelas Alea bisa melihat itu dari atas panggung. Alea tersenyum tipis.

Alunan musik mulai berbunyi.

🎶 I'm jealous of the rain
That falls upon your skin
It's closer than my hands have been
I'm jealous of the rain 🎶

Mungkin Alea tak perlu cemburu dengan hujan yang selalu mambasahinya dikala ia turun. Karena untuk apa selalu ada dalam posisi yang salah?

Alea menghela nafas sejenak, ia mengingat dimana ia berputar-putar ditengah hujan dengan Revo dikala itu lalu menggendongnya agar tidak terkena hujan. Mungkin Revo cemburu dengan hujan, jika harus hujan yang dapat membuat Alea tertawa bahagia. Namun sekarang? Yang ia lihat sekarang? Rasanya hujan lebih bisa membuatnya bahagia.

🎶 I'm jealous of the wind
That ripples through your clothes
It's closer than your shadow
Oh, I'm jealous of the wind 🎶

Mungkin Alea juga tak perlu iri pada angin, karena dulu Revo yang akan marah pada angin jika angin mengoyak tubuh Alea. Namun, sekarang masihkah Revo akan marah pada angin?

🎶 'Cause I wished you the best of
All this world could give
And I told you when you left me
There's nothing to forgive
But I always thought you'd come back, tell me all you found was
Heartbreak and misery 🎶

Alea berharap dunia memberikan yang terbaik untuk lelaki yang tengah bergurau dengan kekasihnya diseberang sana, mungkin gadis itu adalah yang terbaik. Jika memang bukan Alea yang terbaik, Alea berharap Revo mendapatkan yang lebih baik lagi. Tak perlu ada maaf memaafkan, Alea juga ingin Revo bahagia. Semoga lelaki itu jauh dari kata kehancuran.

🎶 It's hard for me to say, I'm jealous of the way
You're happy without me 🎶

Haruskah Alea cemburu? Haruskah Alea marah dengan jalan yang tengah Revo tempuh? Apakah kini Revo bahagia tanpa Alea? Menurut kalian?

🎶 I'm jealous of the nights
That I don't spend with you
I'm wondering who you lay next to
Oh, I'm jealous of the nights 🎶

Banyak malam yang telah menjadi saksi, mungkin bintang waktu itu juga menjadi saksinya.

"Lo cenayang, ya?" ledek Revo.

Ia menatap langit malam yang penuh bintang. Alea pun jadi ikut menatap langit.

"Liat deh keatas, hidup lo sama kaya gitu. Banyak orang yang sayang sama lo, gimana rasanya disayang sama orang yang lo sayang?" tanya Revo. Alea tertegun. Alea tahu maksud Revo.

"Kadang gue iri sama lo."

"Nggak boleh iri, nyokap lo sayang banget kok sama lo." Alea tersenyum, Revo ikut tersenyum.

"Gue juga sayang kok sama lo." Alea tersenyum manis seraya menatap Revo lekat.

Bayangan tentang itu terlintas di benak Alea. Apakah rasa sayang itu masih ada sekarang? Apakah Alea harus menyayangi orang yang telah disayangi? Alea kembali bernyanyi.

🎶 I'm jealous of the love
Love that was in here
Gone for someone else to share
Oh, I'm jealous of the love 🎶

Cemburu pada cinta? Bagaimana? Cinta seperti apa yang perlu kau cemburui? Cinta yang ada disini namun hilang karena sudah untuk orang lain? Atau cinta yang ia berikan untukmu yang seharusnya untuk orang lain?

🎶 'Cause I wished you the best of
All this world could give
And I told you when you left me
There's nothing to forgive
But I always thought you'd come back, tell me all you found was
Heartbreak and misery
It's hard for me to say, I'm jealous of the way
You're happy without me

As I sink in the sand
Watch you slip through my hands
Oh, as I die here another day, yeah
'Cause all I do is cry behind this smile 🎶

Saat Alea mencapai nada tertingginya, semuanya bersorak. Termasuk Reva dan Revo yang ikut bersorak dan tertawa.

"Aduh nangis bawang deh gue!" teriak Revo meledek. Reva menyenggol lengan Revo secara sengaja agar lelaki itu tidak terus meledek.

Alea tersenyum kearah mereka, apakah ia seperti itu? Yang ia lakukan menangis dibalik senyum yang selalu ia kembangkan di bibirnya? Apakah itu salah? Apakah pantas ia disebut munafik dengan perasaannya?

🎶 I wished you the best of
All this world could give
And I told you when you left me
There's nothing to forgive
But I always thought you'd come back, tell me all you found was
Heartbreak and misery

It's hard for me to say, I'm jealous of the way
You're happy without me
I-I-It's hard for me to say, I'm jealous of the way
You're happy without me
🎶

Entahlah, akan bagaimana akhirnya. Namun Alea tetap ingin lelaki itu selalu bahagia, walaupun lelaki itu bahagia tanpa dirinya. Alea mungkin saja mencintai Revo, tapi ia sama sekali tak ingin merubah kebahagiaan dari lelaki itu.

Prok. Prok. Prok.

"Wagelaseh!"

"Hoah!" semua bersorak takjub. Alea hanya tersenyum.

"Terimakasih." Alea bergegas turun, namun panitia menahannya.

"Eh tunggu dong jangan balik dulu, coba jelasin dong Alea maksud lagu itu apa. Terus kenapa kamu nyanyi lagu itu?"

"Kenapa ya kak?" Alea malah tertawa.
"Abis bikin orang nangis ini anak malah ketawa. Capek banget capek!" dumelnya. Alea tertawa. Revo juga tertawa, Reva hanya terkekeh kecil.

"Dasar gila." Revo menggelengkan kepalanya. Reva menoleh kearah Revo yang begitu antusias dengan Alea.

"Jadi, lagu itu mengisahkan tentang seseorang yang sangat merasa sedih dan cemburu karena orang yang ia cintai bisa bahagia tanpa dia."

"Kalo kamu cinta apa, Alea?" ledek Kak Dio. Nama panitia Daily Music.

"Aku cinta apa ya? Mie ayam madam aja deh." Dio mengangguk.

"Yaudah abis ini kita makan bareng ya? Makasih Alea." Dio mempersilahkan Alea untuk turun. Semua bersorak, Alea bergegas menuju kelasnya.

"Alea!" panggil Revo. Reva terbingung mengapa Revo memanggil gadis itu.

"Iya?" Alea berjalan mendekati dua sejoli itu.

"Lo keren banget nggak boong! Baguslah nggak malu-maluin gue!" ujar Revo seraya menepuk pundak Alea. Reva menatap tangan Revo yang menyentuh pundak Alea, Alea sadar akan itu. Ia menepis tangan Revo.

"Kok lagunya beda tapi?"

"Iya, yang kemaren udah nyanyi dikelas. Tapi tadi Pak Deka nyuruh gue nyanyi lagi." Revo mengangguk.

"Makan bareng yuk?" Alea dan Reva mengerutkan dahinya.

"Iya, makan bareng bertiga. Yuk?" ajak Revo. Alea menatap Reva sejenak, wajah Reva menunjukkan bahwa ia tidak setuju.

"Nggak usah, abis istirahat gue pelajaran Bu Lidya. Gue ke kelas duluan ya?" ujar Alea.

"Yaelah bentar doang, gue yang bayar deh," paksa Revo. Alea terbingung.

"Yaudah Alea, ayo!" Reva menarik pergelangan tangan Alea dengan cukup kuat agar gadis itu berjalan bersamanya saja bukan dengan Revo.

Dari jauh, ada sosok yang tak suka melihat ini. Ia bergegas mencari seseorang.

Lelaki itu tengah mendengar banyak pujian tentang Alea yang sudah menyanyi dengan bagus. Lelaki itu tersenyum miring. Gadis itu berjalan dengan kesal menghampiri lelaki itu.

"Maksud lo apa, anjing?" sentak gadis itu. Lelaki itu tersenyum miring.

"Maksudnya apa gimana? Rencana kita udah berhasil."

"Maksud lo apa? Lo bisa dengan gampangnya deketin Alea sekarang, sedangkan gue? Kenapa lo bikin pacarnya Revo disini?"

"Lo cuma bilang, lo nggak suka liat Alea sama Revo bareng-bareng. Gue juga nggak suka, lo kan yang ajak gue kerja sama duluan. Sekarang udah berhasil, girls."

"Terus tujuan lo cuma buat hancurin kebahagiaan Revo? Dia orang baik, dia bahkan bakalan kasih yang dia punya buat lo. Manusia keji macam apa?"

"Lo juga bukan temen yang baik buat Alea. Lo hampir bikin hidup temen lo sendiri ancur cuma gara-gara cowok macem Revo! Apa sih yang dilihat dari Revo?"

"Alea cuma anggep gue temen, sedangkan lo? Ngaca!"

"Gue suka sama Reva dari dulu, tapi Reva lebih milih Revo dibanding gue. Okay, nggak papa. Cuma apa gue harus biarin Reva disakitin, ditinggalin sama orang yang dia sayang? Apa gue salah pengen liat orang yang gue sayang bahagia? Nggak lebih dari itu. Gue nggak maksa Reva buat jadi milik gue, nggak kaya lo yang cuma mikirin kebahagiaan lo dan ngorbanin orang lain!" sentak Lelaki itu.

"Pokoknya gimanapun caranya, Revo bakal jadi milik gue! Termasuk kalo harus nyakitin Reva lo itu!" Gadis ini tak mau kalah.

"Jangan sentuh Reva, atau hidup lo bakal hancur!" Lelaki itu mendorong gadis itu agar menjauh dari hadapannya.

Tapi, siapa mereka?

---
Author Note:
Hula gengs!🙋 sorry baru update. Kira-kira siapa ya mereka? Terus ada yang baper nggak Alea nyanyi? Hehe maaf ya kalo feelnya kurang atau nggak dapet. Semoga kalian suka, i wuf u!💛

Alya Ranti

Continue Reading

You'll Also Like

3.8M 15.4K 21
Sekali aku bilang kamu pacar aku nggak ada yang bisa mengubahnya selain aku, jadi you're mine and always be mine; Kalimat itu kembali terngiang di te...
12.9M 478K 36
#1 in Teenfiction [26/09/2020] "Apa gunanya kehadiran gue kalo lo selalu anggep gue nggak ada?" "Bukannya lo yang nggak pernah anggep gue ada? Emang...
1.9M 110K 63
DITERBITKAN OLEH @anonymous.publisher #2 in Teenfiction (July 6th 2018) Bulan pikir, semesta akan mengabulkan permohonannya untuk tidak kembali sekel...
6.6K 1.1K 27
(n.) Cerita ini bukan sekedar menceritakan tentang perasaan cinta yang tumbuh dipertengahan antara bulan dan bintang. Namun cerita cinta ini menjabar...