MARRY YOU? [END]

By resetlove

641K 23.8K 308

Bellvania memilih untuk menyetujui pernikahannya dengan seorang pria bernama Arzachel. Pria yang berumur 8 ta... More

Prolog
1. The Wedding
2. Paris
3. You
4. Without You
5. You & I
6. Sweet Honeymoon?
7. Song For You
8. I Love You, And You?
9. Who Are You?
10. What Is Love?
11. This Is Me
12. I Love You
13. First Kiss
Info
15. About Time
16. Belive me
17. My Wish
18. Our time
19. Hurt
20. Goodbye
21. You Hurt Me
22. Broken Heart
23. Lee Jun Ho?
24. This Is Jun Ho
25. With You
26. Housemate
27. Falling In Love
28. I Love You, So Eun
29. Our Story
30. Always
Epilog
Back (1)
Back (2)
Back (3)

14. True Love

15.2K 632 8
By resetlove

"Kamu mau ngapain, Za?" Tanya Bellvania seraya menahan tubuh Arza dengan salah satu kakinya

"Bell...., kamu tidak sedang menggodakukan?"

Bellvania tertegun. Baru menyadari maksud ucapan Arza. Jadi, sejak tadi pria itu....

"Aku akan ganti baju" ucap Bellvania cepat lalu pergi menuju lemari pakaiannya

Arza hanya bisa menghela nafas. Berat. Sungguh berat. Andai ia tidak bisa menahan diri, hal buruk itu pasti akan terjadi.

"Tapi, Za..."

Arza membalikkan tubuhnya dan mendapati Bellvania yang berdiri tidak jauh darinya. Wanita itu menatap Arza bingung.

"Tapi apa?"

"Bukankah kita suami-istri? Bukankah tidak masalah jika kamu menginginkannya?"

Mata Arza membesar. Semakin sulit mengontrol diri. Entahlah, ia yakin pasti begitu banyak setan yang sedang membisikinya sekarang.

"Bell, cepat ganti baju atau kamu akan menyesal!"

Bellvania mengangguk patuh dan langsung pergi untuk mengganti pakaiannya.

Kumohon, jangan pernah mengujiku seperti ini lagi, Bell... Ini sangat berat untuk seorang pria normal...
•••

Bellvania melangkahkan kakinya keluar dari ruang kelas. Seperti biasa ia harus kuliah hari ini. Jujur, Bellvania sangat ingin pulang ke Indonesia, bertemu dengan mami. Walau ia menyukai kota Paris yang sangat indah ini, tapi Indonesia tetap nomor satu di hati Bellvania. Karena di negara itulah ia lahir dan di besarkan. Negara itulah yang paling banyak menyimpan kenangan masa kecilnya.

"Hai, Bellvania..."

Langkah Bellvania terhenti. Matanya menatap Oriel yang sedang tersenyum padanya. Sejak kejadian itu, Bellvania tidak pernah bertemu Oriel. Dan sekarang pria itu ada di depan Bellvania. Tersenyum seakan-akan tidak ada kejadian yang terjadi sebelumnya.

"Kita ke Cafe depan, yuk!" Oriel langsung merangkul Bellvania dan membawanya ke cafe depan kampus.

"Aku minta maaf..." ucap Oriel saat meraka tiba di cafe

Bellvania hanya menunduk, "Aku yang salah"

"Sebenarnya, aku pernah mendengar kalau kamu sudah menikah, Bellvania"

Bellvania sontak mengdongkakkan kepalanya dan menatap Oriel tak percaya.

"Benarkah?"

"Ya, namun aku tidak percaya saat itu. Ternyata berita itu benar, kamu telah menikah sekarang"

"Aku dan Arza di jodohkan. Pernikahan itu mendadak, aku dan Arza punya alasan masing-masing untuk menikah"

"Aku mengerti. Tapi aku ingin tetap berteman denganmu, Bellvania"

Bellvania tersenyum, "Tentu, kita akan tetap berteman"
•••

Bellvania memilih untuk duduk di salah satu kursi yang ada di taman. Ia baru saja pulang dari cafe bersama Oriel. Sebenarnya pria itu menawarkan tumpangan pada Bellvania, namun ia menolak karena harus pergi ke toko buku terlebih dahulu, dan sekarang ia harus menunggu sekertaris Park untuk menjemputnya.

Dering ponsel Bellvania membuyarkan lamunan Bellvania. Dari mami.

"Halo"

"Vania, kamu dimana sayang?"

Jadi, hubungan Bellvania dengan mami sudah sangat baik. Walau masalah antar keduanya belum terpecahkan. Namun, baik Bellvania dan mami sama-sama mencoba melupakan masalah itu, untuk membangun hubungan yang lebih baik. Bellvania juga setuju untuk kembali di panggil "Vania" oleh mami, walau sebenarnya ia masih sulit mendengar panggilan tersebut. Dan hubungan yang baik ini terjalin karena Arza. Pria itu mencoba memberi Bellvania pengertian sehingga bisa berbaikkan dengan maminya.

"Lagi tunggu jemputan, mih"

"Oke, kamu sudah makankan?"

"Sudah kok, mami sehat aja?"

"Iya, mami sehat kok"

Bellvania terdiam sesaat, ada pertanyaan yang ingin ia tanyakan namun sulit untuk ia ungkapkan.

"Mih..."

"Ya, sayang"

"Mami belum ada waktu untuk ke Paris?"

Sarah tertawa pelan, "Maafkan mami. Mami telpon kamu untuk membicarakan hal itu, jadi mami akan ke Paris akhir pekan nanti"

"Serius, mih?"

"Yap, tunggu ya"

"Oke, mih"

"Sampai jumpa, sayang"

"Bye"

Tepat saat Bellvania menutup telponnya, mobil yang menjemputnya datang.

"Kita langsung pulang, Mrs. Darrell?"

"Saya ingin ke toko buku terlebih dahulu"

"Baik" ucap sekertaris Park

Bellvania membawa beberapa buku pilihannya menuju kasir. Langkahnya terhenti saat matanya tertuju kearah sekelompok gadis yang sedang mengantri di kasir. Dengan cepat Bellvania membalikkan badannya. Menghindar. Namun, ia terlambat...

"Bellvania..." panggil salah satu gadis itu

Bellvania sontak berbalik dan memamerkan senyum ramahnya

"Hai, Lorraine, Alice, Angel"

"Kamu beli buku juga?"

"Ya..."

"Hei, kamu datangkan sebentar?" Tanya Alice sambil menepuk pelan lengan Bellvania

Bellvania hanya tersenyum kecut. Inilah alasannya menghindari ketiga gadis ini. Ia tidak ingin mengikuti acara malam di club seperti minggu-minggu yang lalu. Bukan gaya Bellvania.

"Ah, i am sorry. Sepertinya aku tidak bisa"

"Hey c'mon, ini akan sangat menyenangkan" timpal Angel

"Aku tidak bisa pulang malam hari ini. Lagi pula aku belum siap-siap"

"Beruntunglah kami bertemu kami, serahkan semua keperluanmu pada kami" seru Lorraine sambil merangkul Bellvania

Arza akan marah kalau tahu aku pergi ketempat itu lagi...

"But..."

"Let's go..."

Ketiga gadis itu membawa Bellvania keluar. Membuat Bellvania hanya bisa pasrah dan menurut.

"Aku bicara dulu pada penjemputku" ucap Bellvania lalu pergi menemui sekertaris Park yang asyik melihat-lihat buku

"Sekertaris Park..."

"Sudah selesai?"

Bellvania menggelengkan kepalanya pelan lalu memberikan buku pilihannya kepada Sekertaris Park.

"Tolong bayarkan buku-buku ini. Aku harus pergi bersama teman kampusku... dan tolong sampaikan hal ini kepada Arza"

"Baik, Mrs. Darrell"
•••

Arza melepas kacamata kerjanya dan menaruhnya asal di meja. Ia menghela nafas berat dan melirik jam di tangannya. Pukul 21.44. Hari ini adalah hari terakhir ia akan lembur. Sekarang pekerjaannya yang menumpuk sudah selesai, jadi ia bisa bertemu Bellvania lebih lama sekarang.

Tok... tok... tok...

Sekertaris Park masuk sesaat setelah mengetok pintu ruangan kerjannya. Wanita itu terlihat sangat lelah dengan pekerjaannya, membuat Arza kasihan. Bagaimanapun wanita itu begitu baik padanya dan telah banyak membantu berbagai kebutuhan Bellvania.

"Selamat malam, Pak Arza"

Arza tersenyum, "Santailah padaku, sekertaris Park"

"Baiklah. Jadi aku ingin memberi tahumu kalau Bellvania harus pulang telat malam ini"

"Ada apa?"

"Ia harus pergi bersama teman-teman kampusnya"

Arza langsung bangkit dari duduknya, " Apa? Pergi bersama teman kampusnya?"

"Ya..."

"Kenapa kamu mengizinkannya!"

Sekertaris Park tampak mematung sesaat, "Bukankah itu bagus? Bellvania memiliki banyak teman sekarang"

"Lacak keberadaan Bellvania dari ponselnya dan kirimkan alamatnya padaku" ucap Arza lalu pergi meninggalkan Sekertaris Park yang masih tampak kebingungan

"Baik, Pak Arza"
•••

Arza mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia baru saja mendapatkan pesan lokasi Bellvania dari sekertaris Park. Benar, wanita itu berada di club yang sama seperti waktu itu.

Kenapa harus pergi ke sana sih, Bell...

Sebenarnya Arza tidak seharusnya sepanik ini. Ia tahu Bellvania pasti aman. Namun, mengingat Bellvania akan merasa tidak nyaman di club itu membuat Arza tidak suka. Itu benci jika Bellvania berada di tempat yang tidak di sukai wanita itu. Ia ingin Bellvania selalu merasa nyaman... seperti saat bersamanya

Arza melangkahkan kakinya memasuki club tempat Bellvania berada. Matanya sibuk mencari sosok Bellvania di antara banyak orang. Mata Arza memicing, saat matanya menangkap seorang pria yang mencoba membelai pipi Bellvania yang tampak mabuk. Wanita itu tampak sudah kehilangan kesadarannya dan tertidur di atas bangkunya.

Dengan langkah besar Arza berjalan mendekati Bellvania. Menepis tangan pria yang sejak tadi membelai pipi istrinya.

"Apa yang kau lakukan!" Teriak Arza sambil menatap tajam pria tersebut

"Dia mabuk padahal ia hanya meminum segelas saja"

"Jangan pernah menyentuh wanita ini!"

Pria itu tampak kesel dengan cara berbicara Arza. Ia bangkit dan membalas tatapan tajam Arza.

"Kau siapa, hah?"

"Aku suaminya" jawab Arza dengan penuh penekanan

Pria itu tampak kaget dan langsung berlalu pergi. Arza menatap Bellvania yang sudah kehilangan kesadaran. Amarah Arza semakin memuncak melihat pakaian Bellvania yang kekurangan bahan. Dengan kesal Arza melepas mantel yang ia kenakan dan menutup tubuh Bellvania lalu membawa gadis itu pulang.

Arza membaringkan Bellvania di atas ranjang. Ia melepas high heels milik Bellvania lalu menyelimuti tubuh gadis itu.

"Aku pastikan ini adalah hari terakhir kamu pergi kesana, Bell!" Ucap Arza dengan penuh penekanan

Suara keras Arza ternyata membangunkan Bellvania. Gadis itu tersenyum saat melihat Arza berdiri di depannya.

"Za...."

"Emmm"

"Za... bukankah kita sudah menikah?"

"Bell, tidurlah. Kamu masih mabuk"

"Tapi kenapa kamu tidak melakukannya padaku..."

Arza tertegun. Ia tidak menyangka Bellvania menanyakan hal ini padanya. Apakah kejadian kemarin mengusik pikirannya? Arza menghela nafas berat

"Aku tidak ingin melakukannya karena keinginganku saja, Bell. Apalagi kalau kamu ingin melakulannya karena kasihan padaku. Lagi pula kamukan tidak ingin memiliki anak sekarang"

"Za, aku memang tidak ingin memiliki anak sekarang. Karena aku tidak ingin anakku harus di urus oleh orang lain karena aku masih sibuk kuliah. Tapi, Za... bukankah kita bisa melakukannya dengan pengaman?" Tanya Bellvania sambil tetap terpejam

Arza menatap Bellvania dalam.

"Bell, sudah kukatakan jangan menggodaku..."

Bellvania menghela nafas lalu membalik tubuhnya membelakangi Arza.

"Aku ingin menggodamu..." gumam Bellvania pelan namun sukses membuat Arza tersentak

"Bell, sepertinya malam ini tidak ada ampun bagimu..."

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 65.3K 33
Amanda dan Kevin dipertemukan dalam sebuah pernikahan, yang telah diatur oleh keluarga mereka. Dari awal mereka menyadari bahwa tidak mudah menjalani...
416K 20.7K 46
Laura Adelia wanita berparas cantik yang harus rela dijadikan alat oleh sang ibu untuk mencapai tujuannya. Dia dijodohkan dengan Raka Aldrick Gunawan...
5.6K 190 13
di ceritakan seorang perempuan di jodohkan oleh orang tua nya untuk meperbaiki perusaha orang tau nya dan dia hidup dengen ibu tiri sama adek tiri ny...
1.5M 59.4K 32
I LOVE YOU! Abinaya Satrio Prasetia Laki-laki berusia 30 tahun. Seorang arsitek yang bekerja diperusahaan kontraktor milik keluarganya. Senang memban...