With Duda ??? Why NOT (END)

By Nanaluv99

498K 24.7K 223

Duda tampan nan menawan bernama Park Jinyoung (31 tahun), memiliki putri cilik yang cantik nan menggemaskan y... More

WDWN :PART 1: IN JINYOUNG ROOM
WDWN : PART 2 : ✅MENCARI PEKERJAAN BARU
WDWN : PART 3 : ^THE FIRST MEET
WDWN : PART 4 ^Sohee Meet HaeJa^
WDWN : PART 5
NOT UPDATE
WDWN : Part 6 : One Day With Aunty Sohee (bagian 1)
WDWN : Part 6 *One Day With Aunty Sohee (bagian2)
WDWN : Part 7
informasi
WDWN : Part 8
WDWN : Part 9
WDWN : Part 10
WDWN : Part 11
WDWN : Part 12
WDWN : part 13
WDWN : Part 14
New Cast
WDWN : Part 15.
WDWN : Part 16
WDWN : Part 17
INFO
Promo Nih
WDWN : Part 18
WDWN : 19
WDWN : Part 20
WDWN : Part 21
WDWN : Part 23
WDWN : Part 24
WDWN : Part 25
WDWN : Part 26
WDWN : PART 27
WDWN : Part 28
WDWN : Part 29
WDWN : Part 30
Info
WDWN : PART 31
WDWN : Part 32 (END)
ALHAMDULILLAH.
Extra Part.
Extra Part (JB-HYENA)
Beralih

WDWN : Part 22

11.1K 616 5
By Nanaluv99

Yuhuuuuu, ketemu lagi nih di Part terbaru With Duda Why Not. Maaf yah kalo kalian nunggunya kelamaan. Harap maklum lah, author agak sibuk belakangan ini (gak sibuk sibuk banget sih).

Daripada nunggu kelamaan mending kalian langsung Read aja deh. Semoga kalian suka yah, jangan lupa Vote Komennya sayang.

Part 22
.
.
.
Selama perjalanan menuju kediaman Park, baik Sohee ataupun Jinyoung sama sekali tak ada niatan untuk berbicara.

Kejadian kemarin membuat keduanya cukup terguncang. Bagi Sohee, kejadian kemarin benar benar membuat batinnya tertekan, melihat kekasihnya bermesraan dengan wanita lain ditambah lagi kejadian dimana dirinya hampir menjadi korban pemerkosaan.

Jinyoung melirik Sohee dengan pandangan campur aduk. Dia baru saja akan menjelaskan kejadian kemarin, tapi belum sempat dia menjelaskannya kejadiaan naas justru hampir menimpa kekasihnya.

Jinyoung menggenggam lembut tangan Sohee yang mengepal disamping pahanya, merasakan tangannya yang menghangat membuat Sohee mengalihkan fokusnya dari jalanan.

"Semuanya akan baik-baik saja. Aku berjanji akan menjagamu. Dan tentang kejadian dikantor kemarin akan aku jelaskan. Itu tidak seperti apa yang kau lihat Baby, percayalah."

Sohee tak mampu menahan laju air matanya ketika mendengar kalimat yang diucapkan Jinyoung. Dia melupakan hal penting, bahwa Jinyoung mempercayainya seutuhnya, dan dia sendiri pernah berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia pun akan mempercayai Jinyoung sepenuhnya. Dan dia hampir saja melupakan janjinya itu.

"Ssssstt, berhentilah menangis baby. Aku tidak suka melihat air matamu itu untuk alasan apapun. Dan aku berjanji padamu bahwa setelah ini, Hyunseng itu akan mendapat hukuman berat."

Sohee tersenyum mendengar janji Jinyoung padanya, apalagi saat pria itu mengusap air matanya. Untuk sesaat dia bisa merasakan perasaan tenang yang tidak didapatnya sejak kemarin malam.
.
.
.
Setelah melepas kekesalannya pada BamBam, JB terpaksa harus menjadi supir pribadi BamBam karena pria menyebalkan itu meminta untuk ikut kerumahnya dengan alasan ingin melihat HaeJa. Dan sialnya lagi, ban mobil BamBam yang katanya dipesan langsung dari Thailand justru kempes entah kenapa.

"Yakk JB hyung, pelankan laju mobilmu. Aku ini belum menikah dan jika terjadi kecelakaan yang merenggut wajah tampanku ini, maka kau harus bertanggung jawab untuk itu."

Kekesalan BamBam sepertinya sudah memuncak, pasalnya sejak dari Caffe tadi, JB mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Sedangkan BamBam bukanlah tipe orang yang menyukai hal hal seperti ini.

Mendengat BamBam yang sepertinya ketakutan menjadi hal menyenangkan bagi JB. Itulah kenapa dia jusrtu malah menambah kecepatan mobilnya yang membuat BamBam seketika berteriak histeris.

"Ck, tidak bisakah kau menutup bibir tebalmu itu hah ? Aku bisa tuli jika kau terus berteriak seperti orang ketakutan." Kata JB sambil memelankan laju mobilnya, lama-lama dia tidak tahan juga mendengar jeritan BamBam yang tidak berhenti sejak tadi.

"Ini salahmu bodoh. Jika sejak tadi kau tidak mengebut maka aku tidak akan berteriak. Dan lagi, bibirku ini tidak tebal, tapi seksi. Katakan saja jika kau iri karena tidak memiliki bibir seseksi milikku." Kata BamBam sinis.

Sepanjang perjalanan mereka, selalu saja ada perdebatan. Seperti itulah persahabatan mereka, mereka mungkin terlihat selalu saling menghina, tapi dibalik itu semua mereka tidak pernah melupakan tentang batasan-batasan dalam persahabatan mereka.

"Bam, tentang apa yang aku katakan padamu di caffe tadi, itu adalah hal serius. Dan kuharap kau bisa memberiku saran." Kini JB mulai terlihat serius, dan BamBam bisa merasakan hal itu meski tanpa melihat kearah JB.

"Yah aku mengerti Hyung, aku sudah memiliki solusi untuk itu. Dan aku yakin, kau akan suka dengan solusiku itu." Kata BamBam disertai dengan senyum miring, membayangkan wajah konyol JB ketika diCaffe tadi.

Setelah menempu perjalan yang memakan waktu hampir sejam itu, mereka akhirnya tiba di depan rumah bergaya klasik modern. Dengan pohon pohon bongsai yang ditanam rapi sepanjang jalanan menuju teras rumah.

Dengan langkah pasti, kedua pria tampan itu berjalan menuju pintu utama, begitu masuk kedalam rumah baik JB ataupun BamBam sama sekali tidak menemukan siapapun diruangan tamu.

"Hyung kau bilang kemungkinan besar Jinyoung dan kekasihnya ada disini. Tapi aku sama sekali tidak melihat siapapun. Bahkan upilku yang kutempelkan minggu lalu di dinding ruangan ini sudah menghilang. Apa kau yang mengambil upilku dan menyimpannya ?" Tanya BamBam dengan wajah polos tanpa menyadari tatapan JB yang tajam bak elang yang siap memangsa kapan saja.

JB memberikan kunci mobilnya pada BamBam yang langsung diterima BamBam dengan tatapan penuh tanya.

"Kunci mobilku sudah ada padamu, bensin mobil itu juga masih banyak, mobilnya belum kumasukkan kedalam garasi, gerbang depan juga bisa terbuka secara otomatis. Kau pun sudah tau dimana letak pintu keluar dari rumahku. Jadi, kembalilah kerumahmu atau kemanapun asalmu sekarang juga sebelum aku memotong milikmu itu menjadi beberapa bagian hingga tak bisa kau gunakan lagi." Kata JB panjang lebar dengan suara rendah pertanda tak bisa lagi mengontrol kekesalannya.

Jika JB sudah ada dalam mode seperti ini, maka bertahan disampingnya adalah pilihan bunuh diri, dan dia sendiri sudah pernah merasakan keganasan JB jika pria itu sedang kesal. Itulah kenapa dia segera pergi begitu JB selesai mengucapkan kalimat yang BamBam yakin adalah kalimat terpanjang yang pernah dikatakan JB.

Mendengar bunyi pintu yang dibanting dari belakangnya membuat JB menghela napas kasar.

"Sabar. Kau harus sabar JaeBum. BamBam memang seperti itu, kau bisa menjadi tua seketika jika selalu meladeninya." Gumam JB lalu melangkah menuju ruang keluarga. Mungkin saja keluarganya berada disana, mengingat gosip itu beredar sejak tadi malam.
.
.
"APA, untuk apa lagi kau menemui wanita itu Jinyoung ? Lihat akibat dari perbuatanmu."

Dari jarak 10 meter dari ruang keluarga JB bisa mendengar suara ibunya yang menggelegar. Ibunya adalah tipe wanita yang selalu lembut dan menjaga nada suaranya agar tidak pernah tinggi. Apalagi membentak anak anaknya.

Dari yang JB ingat, ibunya itu tidak pernah membentaknya sama sekali. Dan yang didengarnya tadi cukup menjadi bukti bahwa kesalahan yanh dilakukan adiknya adalah kesalahan besar.

Dengan rasa penasaran yang tinggi, JB mempercepat langkahnya menuju ruang keluarga. Begitu sampai diruang keluarga, bisa JB lihat ayah dan ibunya menatap Jinyoung dengan tajam. Sedangkan adiknya itu hanya menghela napas pelan, JB mengedarkan pandangannya kesegala penjuru ruang keluarga berharap menemukan sosok gadis yang merupakan kekasih adiknya itu. Tapi dia sama sekali tidak menemukan sosok Sohee.

JB melangkah mendekati adiknya yang terlihat sedang frustasi itu, menepuk pelan bahu adiknya begitu sampai tepat dibelakang sofa tempat Jinyoung duduk.

"Bu, biarkan Jinyoung menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Aku yakin bahwa adikku ini tidak mungkin melakukan kesalahan untuk kedua kalinya. Dan untuk masalah Hyunseng, aku sudah menghubungi DongHae Hyung untuk memberikan bukti buktinya padaku." Kata JB menengkan ibunya yang terlihat sudah tidak bisa mengendalikan emosinya.

Mendudukkan tubuhnya tepat disamping sang adik, JB bisa merasakan napas Jinyoung memberat pertanda bahwa adiknya ini sudah tidak bisa menahan amarahnya.

"Dimana Sohee?"

Jinyoung yang sejak tadi diam menatap lantai, kini mengalihkan tatapannya pada sang kakak.

"Diatas, dia sedang beristirahat dikamarku Hyung."

Melihat sikap putra sulungnya yang dewasa membuat Park SungHol sendiri merasa bangga. Biasanya JB sangat acuh terhadap masalah apapun, tapi kini dia bisa melihat sosok lain dari diri putranya itu.

"Begitu ibumu memberitahu mengenai masalah ini pada ayah, ayah langsung menghubungi pengacara Ok, dia yang akan menangani kasus ini. Tapi tadi dia memberitahu ayah bahwa keluarga Hyunseng ingin melakukan mediasi agar masalah ini tidak sampai menjebloskan putra mereka kedalam penjara dengan waktu yang lama, jadi.."

"Astaga sayang, apa kau sudah mulai hilang kendali ? Pria itu harus dihukum untuk kejahatannya. Apa kau tidak melihat wajah Sohee tadi ? Wajahnya penuh luka. Dan kau malah.." Kata Hana memotong kata-kata suaminya dengan nada frustasi.

"Aku belum selesai berbicara Hana." SungHol menghela napas senejak melihat sikap istrinya yang entah kenapa menjadi sangat sensitif. Atau jangan-jangan istrinya itu sedang hamil ??

"Jinyoung, jika bisa kau bujuklah Sohee untuk datang kekantor polisi siang nanti. Kasus ini tidak bisa dilanjutkan tanpa keterangan dari pihak korban. Ayah berjanji padamu bahwa pria itu pasti akan mendapat hukuman. Tapi kita tidak bisa menghukumnya jika Sohee tidak memberikan keterangan apapun." Ucapan Sunghol kini membuat Hana sedikit tenang.

Hana memejamkan matanya sejenak, sedari tadi Jinyoung hanya diam saja. Jujur dia merasa bersalah karena membentak putranya tadi.

"Jinyoungie, maafkan ibu karena memarahimu tadi. Ibu benar benar marah saat membaca artikel itu nak, ibu lah yang telah memasukkan Sohee didunia entertaiment, jadi ibu merasa bertanggung jawab untuk semua ini nak." Kata Hana memandang putra bungsunya dengan mata yang berkaca kaca.

Jinyoung menatap ibunya dengan senyum yang dipaksakan.

"Tidak apa bu, aku mengerti. Ibu tidak perlu meminta maaf. Aku akan berusaha untuk membujuk Sohee agar dia mau datang nanti. Dan untuk masalah Yoojung, aku sendiri tidak tahu bagaimana dia bisa berada dikantor apalagi diruanganku. Aku sudah tidak pernah berhubungan lagi dengannya sejak kejadian itu. Dan ibu taukan, ibu bisa mempercayaiku untuk hal itu."

Hana tersenyum mendengar perkataan anaknya, yah dia tau, dia bisa mempercayai Jinyoung.

Jinyoung bangkit dari duduknya dan melangkah menuju tangga, dia ingin melihat bagaimana kondisi gadisnya.

"Jinyoung, apa kau sudah menjelaskan tentang Yoojung pada Sohee ?"

Pertanyaan dari sang ayah menghentikan langkah Jinyoung yang baru saja akan menaiki tangga terhenti.

"Belum ayah, aku akan menceritakan semua masa laluku pada Sohee nanti. Aku tidak ingin kedepannya akan terjadi masalah lagi karena masa laluku."

Setelah mengatakan hal itu, Jinyoung melanjutkan langkahnya menaiki tangga. Entah kenapa mendengar kata masa lalu membuatnya menjadi merindukan putri kecilnya. Sepertinya sebelum melihat kondisi Sohee, terlebih dulu dia harus melihat putrinya dulu.

Sejak tadi putri kecilnya itu tidak terlihat, biasanya dipagi hari, HaeJa akan berada ditaman untuk bermain, tapi Jinyoung sejak tadi tidak melihat putrinya itu.
.
.
Setelah kepergian Jinyoung, JB juga berniat untuk pergi kekamarnya, setidaknya disana dia beristirahat sejenak. Tapi sebelum beristirahat, dia harus membersihkan dirinya dulu karena insiden di Caffe tadi.

Belum juga meninggalkan sofa tempatnya duduk, pertanyaan dari sang ayah membuat JB menjadi tegang.

"Makan malamnya kita tunda JaeBum bawalah kekasihmu untuk datang kerumah malam ini JaeBum. Setidaknya ayah dan ibu bisa berkenalan dengannya sebelum makan malam yang akan kita adakan dilain waktu." Tuan Park bisa melihat gelegat aneh putranya yang menelan ludahnya kasar.

"Ada apa JaeBum ?"

"Tidak ada apa apa ayah."

Hana tersenyum melihat wajah aneh putranya.

"JaeBum nak ada apa hm ? Oh iya, kau belum memberitahu ayah dan ibu nama dari kekasihmu. Siapa namannya nak ?"

Skakmat, pertanyaan ibunya membuat JB gelisah, nama kekasihnya ? Yang benar saja. Dia bahkan tidak memiliki kekasih. Tapi ini. Lihatlah. Ayahnya bahkan sudah terlihat penasaran dan tertarik ingin mendengar nama dari kekasih yang tidak pernah ada, dalam bayangannya sekalipun.

"JaeBum.. ada apa ? Ayo katakan siapa nama kekasihmu ?" Tanya Hana.

"Diaa.. anuuuu... bu namanya.." kata JB terbata bata.

"Siapa JaeBum ?" Kali ini sang ayalah yang bertanya dengan titah tak terbantahkan.

"Hyena. Namnya Jang Hyena ayah."

Mendengar nama itu, baik Hana maupun SungHol menjadi kaget, gadis itu....
.
.
.

Jeng jeng jeng.... ayo nih, siapa yang bisa tebak, kira-kira Hyena siapa yah yang dimaksud sama JaeBum. Dan kenapa juga yah Tuan dan Nyonya Park me jadi kaget mendengar namanya Hyena.

Ada yang bisa nebak gak nih ??? 😅😅😅😅.

Oh iya, makasih juga untuk semua readers readers setiaku 😅😅😅😊😊😊. Author harap yang kalian suka sama part ini.

Wassalamuaikum wr,wb

Continue Reading

You'll Also Like

100K 4K 27
Bagaimana jika seorang CEO cantik mencintai seorang OB? Mawar seorang CEO di sebuah perusaahan ternama jatuh cinta pada seorang OFFICE BOY (PEMBERSI...
109K 2.4K 72
Baby seorang anak tunggal yang hanya memiliki single Mom, ia dibesarkan tanpa ayah. Baby sama sekali tak tahu seperti apa sosok ayahnya. Sejak kecil...
992K 68K 37
[Tersedia di Shopee, Tidak tersedia di Gramedia] Alea Camella Rowellson, gadis muda yang baru saja lulus S1 Sastra Inggris ini bingung harus melamar...
3.7M 303K 54
{Novel Tersedia di shopee jaksamedia dan rrains.store} Sebagian besar part telah di hapus, hanya 1-14 saja yang tersedia. Mungkin kisah ini akan terd...