GHOST VS ME [New Version]

By flodyss

4.3K 1K 390

Hidup Elsa menjadi tidak tenang setelah bertemu Arka, sosok arwah penasaran yang memaksa agar dirinya ditampu... More

VISUALISASI
01 - Elsa dan Arka ✔️
02 - Arka si Misterius ✔️
03 - Memori Buruk ✔️
04 - Tempat di Ujung Gang ✔️
05 - Seseorang dari Masa Lalu ✔️
07 - Kali ini Berhasil ✔️
08 - Sosok Tak Jelas ✔️
09 - Just a Nightmare ✔️
10 - Discouraged ✔️
11 - Sebuah Ajakan ✔️
12 - Peringatan Pertama ✔️
13 - Nenek Bungkuk ✔️
14 - Merasa Aman ✔️

06 - Too Hurt to Remember ✔️

154 67 33
By flodyss

"Yer, makan siang sendiri dulu ya lo. Gue ada urusan bentar sama seseorang." Ucap Elsa pada Yera setelah bel istirahat kedua berbunyi.

"Wei, acara jurnalis camp lagi?"

"Bukan. Ini agak darurat sihh." Balas elsa kemudian.

"Oke deh, gue juga udah ada temen makan kok." Yera menjawab dengan pipi yang tiba-tiba bersemu merah.

Elsa jadi mengernyit. "Idih, paling si Jojo. Dia kan udah lama ngejar-ngejar lo. Jangan-jangan... Lo mulai luluh yaa?"

Yera mencibir. "Ih bukan tauu. Gebetan nih, doain aja ya El, xixixi."

"What?! Seriusan lo? Siapa siapa?"

"Udahh, entar aja gue kasih tau kalo udah fix. Malu guee."

Elsa pun balas mencibir. "Aisshh, oke kalau gitu. Gue tunggu kabar baik lo. Udah ya, gue pergi duluu."

Gadis itu pergi menuju parkiran sekolah. Ada satu tempat mirip gazebo di area situ, dan dari kejauhan Elsa sudah dapat melihat kehadiran seseorang di sana. Hana.

"Hei Kak." Hanna menoleh. "Jadi, gimana kelanjutan yang kemarin?"

"Tunggu dulu. Kamu beneran mau bantu aku berarti?" Tanya Hana lagi memastikan.

"Iyaa. Asalkan aku bisa bantu ya kak."

Senyuman indah terukir di bibir makhluk itu. Padahal Elsa belum membantunya, tapi Hana merasa sudah sangat beruntung karena bisa bertemu dengan gadis seperti Elsa ini. "Makasih ya Elsa."

"Iya sama-sama." Tiba-tiba Elsa menyadari sesuatu. "Eh iya kak, aku baru sadar. Berarti kakak nggak lupa semua masa lalu kakak ya?"

Hana mengangguk, walau tampak sedikit ragu. "Kata beberapa hantu senior, memori yang terlupa itu saat kita udah lama meninggal. Biasanya puluhan atau bahkan ratusan tahun yang lalu. Itupun tidak semua memori hilang begitu saja, hanya beberapa."

"Ratusan tahun??" Heran Elsa.

"Iya."

Elsa terdiam sebentar. Terlihat berpikir. "Arka kan belum terlalu lama meninggal, tapi kok dia bisa lupa banyak hal ya?"

"Eh iya. Katamu dia baru meninggal dua tahun lalu."

Elsa mengangguk dengan raut bingung. "Dan katanya dia amnesia, banyak yang dia lupakan. Ah, atau mungkin tiap arwah beda-beda kali ya." Elsa menyimpulkan demikian. "Si Arka paling emang cetek ingatannya. Oke, lanjutin kak ceritanya."

"Kemarin sampai mana ya... oh ya. Jadi, pertemuan terakhir aku sama Kak Arka pas aku dibully kak Cantika di kantin itu. Sebelum-sebelumnya kak Arka udah sering banget belain aku dari bullyan kakak kelas, tapi kami nggak pernah ngobrol lama. Cuman sekedar bilang makasih gitu akunya, karena gimana yah..aku benar-benar antisosial, jadi terlalu takut sama orang-orang.

"Pas hari terakhir itu pun, kami cuma bicara sebentar setelah pergi dari kantin. Kami tidak pernah bertukar kontak. Jadi, aku dan Kak Arka lost contact selama kurang lebih 4 tahun." Jelas Hana.

"Wah, berarti Arka umurnya berapa ya sekarang? Ck, tapi ogah juga gue manggil dia pake 'kak'," gumam Elsa saat menyimak tadi.

Hana tertawa renyah lalu melanjutkan. "Sebelum aku sibuk di tahun depan untuk menyiapkan skripsi dan wisuda, aku berencana ingin pulang ke Jakarta untuk bertemu dengannya. Meski aku sendiri nggak tahu dia tinggal di mana, tapi aku sudah bertekad akan mencari. Tapi rupanya, kami justru bertemu dengan keadaan masing-masing sudah meninggal. Nggak nyangka banget..."

Hana menunduk dalam membuat Elsa ikut sedih dengan cerita gadis itu. "Aku nggak nyangka bakal dengar cerita se-plot twist ini." Elsa menarik napasnya lalu mengembuskannya pelan. "Okey.. Jadi, Kakak ingin aku membantu apa?"

Hana tersenyum dengan raut senang yang terlihat jelas. "Meyakinkan dia kalau aku memang adik kelasnya yang sering ia bantu dulu. Aku ingin menyampaikan rasa terima kasihku yang paling dalam. Sekaligus meminta maaf."

👻👻👻

Saat ini Elsa tengah berada di halte bus menunggu giliran bus yang menuju rumahnya. Tempat duduk di sana sudah penuh, alhasil ia berdiri. Dengan menahan lapar dan kesal karena ocehan makhluk di sebelahnya, ia sibuk memikirkan permintaan Hana.

"Kalau dia lupa semuanya, gimana bilangnya entar. Duh.." gadis itu melirik Arka dengan ekspresi ragu.

"Sa, kok lo kelihatan bingung? Cerita aja, gue pendengar yang baik." Ucap Arka yang akhirnya sedikit peka. Ia terdiam sambil memandang Elsa dari samping.

"Entar aja di rumah. Oh ya, nanti malam ikut gue ya. Penting."

Arka mengernyit tapi berikutnya tersenyum lebar, mulai merasa geer. "Ngajak kencan nih ceritanya..."

"Plis deh, otak gue masih bisa mikir ya."

"Sialan." Arka cuma menggerutu.

👻👻👻

Malam harinya, Elsa mengajak Arka pergi ke taman di ujung kompleks perumahannya. Ia mengenakan sweater kebesaran dan celana training karena cuaca malam ini yang dingin. Sedangkan Arka, yah, dia hantu. Pakaiannya selalu sama seperti saat pertama bertemu Elsa. Kaos hitam lengan pendek dan celana jeans abu-abu yang robek di bagian lutut.

"Kita mau ngapain emang Sa? Main basket?" Tanya Arka karena di taman ini ada lapangan basket umum, dan tujuan Elsa ternyata memang ke lapangan itu.

"Bukan. Ada yang mau ketemu sama lo. Kan tadi gue udah bilang.. Oh ya, dan tolong, nanti dengarkan dulu semua yang dia bilang sampai tuntas. Biar lo bisa paham.."

Arka makin mengernyit sekaligus penasaran. "siapa sih emang?"

Tanpa Elsa menjawab, Arka sebagai arwah dapat merasakan sendiri kehadiran arwah lain di tempat ini. Ia berbalik dan tentu mengenal sosok gadis berambut pendek itu. Hana kan?

"Eh? Lo?"

"Dia nggak yakin bisa meyakinkan lo tentang ceritanya nanti..jadi dia minta tolong gue buat bikin lo percaya." Elsa memegang bahu Arka dengan pelan. "Coba lo ingat-ingat lagi Ka, siapa gadis di depan lo ini.."

Tiba-tiba kepala Arka berdenyut perih. Rasanya sangat sakit. Tapi tidak ada sama sekali ingatan yang bisa ia temukan. "Kepala gue... Kepala gue sakit, Sa."

Arka jatuh terduduk, tapi tak lama kemudian ia terdiam. Mulai merasa sedikit tenang. Elsa hanya bisa duduk dengan gelisah di depan Arka sambil memegang tangan cowok itu.

"Kak, sepertinya ini sulit. Dia nggak bisa ingat Kakak," ujar Elsa mendongak memandang Hana.

Hana sendiri bingung harus melakukan apa. Ia tidak tenang. Ia merasa ada yang masih mengganjal bila tidak menyampaikan semuanya ke Arka. Ya, Hana kesulitan untuk pergi ke langit, bukan karena dendam kepada orang yang sudah menabraknya hingga meninggal, bukan pula karena dendam lain di masa lalu.

Ia sudah mengikhlaskan semuanya. Ia menerima dengan lapang dada tidak bisa menempuh tahun terakhir kuliahnya. Orang tua Hana sendiri telah merelakan kepergiannya dengan ikhlas.

Namun, berbeda dengan masalah yang satu ini. Hana merasa harus membalas kebaikan Arka setidaknya dengan mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya. Apapun itu, Hana akan melakukannya.

Tiba-tiba Arka mendongak menatap Hana. Dengan pandangan sayu sambil menahan rasa sakit di kepalanya.

"Kak... apa Kak Arka ingat sama aku?" Tanya Hana pelan.

Arka terdiam cukup lama. Sampai sebuah kata mengalihkan perhatian Elsa dari kepanikannya. "Adik."

"Kak, sepertinya dia mulai ingat." Ucap Elsa dengan raut senang.

"Adik kelas gue. SMA saturnus. Arrgghh." Kepala Arka berdenyut kembali membuat Elsa tidak tega melihatnya. Ia kembali panik sambil terus merangkul tubuh Arka dari samping untuk menenangkannya.

Hana pun ikut berjongkok. Tangannya bergetar, ia berusaha mengucapkan semua kalimat di ujung lidahnya, tapi melihat Arka kesakitan membuatnya tidak berdaya.

Sedangkan Arka sendiri, tengah berusaha meraih ingatan yang menggantung sangat dekat dengannya. Ia bisa melihat sebersit tentang Hana, tapi seolah-olah ada tangan gaib yang menjauhkan potongan ingatan itu darinya.

Tidak. Arka harus melawannya.

Ka, kalau untuk mengingat sedikit tentang satu hal saja bikin lo kesakitan gini, gimana nanti saat semua ingatan lo kembali...plis jangan dipaksa Ka...gue nggak bisa lihat lo kayak gini..

Arka meraih tangan Elsa, menggenggamnya cukup erat. Ia kemudian mendongak memandang Elsa yang wajahnya tampak cemas. Gadis itu entah mengapa merasa gugup tiba-tiba.

"Gue.... ingat Sa."

👻👻👻

Bersambung~

Continue Reading

You'll Also Like

298K 4.1K 72
KUMPULAN CERITA DEWASA.
365K 3.2K 18
18++ Bukan konsumsi anak2 Sekian lama menjanda, kau mendapatkan kabar jika ibumu akan menikah. Mungkin bagi sebagian anak. Ia akan bahagia. Namun tid...
10.2K 1.6K 8
[ SHORT STORY ] Semuanya bermula ketika mereka berlibur di villa itu.
3.8K 511 15
Menceritakan sebuah keluarga harmonis yang terjebak ilmu hitam. Membawa kekacauan di dalam keluarga kecil tersebut. Membuat seorang wanita harus ber...