Jangan lupa vote dan komen
Happy Reading
Gue kangen suara lo saat lo larang gue ini itu
Gue kangen sama perlakuan lo yang manis
Dan gue kangen senyuman lo yang dulu lo tunjukan hanya buat gue
_Saylena
Bel pulang akhirnya berbunyi, sedari tadi Manda terus duduk di kursi yang sudah di sediakan di Uks, sedangkan Lena terbarik diatas ranjang Uks. Manda sedang menunggu Yuka dan Aice untuk membawakan tas mereka berdua.
Tak lama Yuka dan Aice datang dengan nafas terengah-engah. Tak lupa dengan tas Lena dan Manda di tangannya masing-masing.
"Nih tas lo, serasa babu gue." Yuka melempar tas Manda.
"Biasa aja dong." Decak Manda.
"Si Lena mana? Tasnya nih," Aice mengangkat tas Lena.
"LENA ADA DISINI!" pekiknya.
Aice menghampiri Lena dan melihat Lena wajahnya pucat. Ia memberikan tasnya dan memegang dahi Lena. "Lo beneran demam? Gue kira si Manda cuma ngibul buat bisa bolos sama lo." Cerocos Aice.
"Gue gak bohong bego," Manda melempar pulpen yang disediakan untuk mengabsen murid yang masuk Uks.
"Sakit woi." Teriak Aice.
"Guys gue harus pulang, gue harus ke rumah bibi gue, maaf ya bye!" Yuka berlari membuat kuciran rambutnya kekanan dan kekiri.
"Eh gue juga harus pulang nih, Lena lo mau ikut gak?" tanya Manda.
"Lena mau tiduran dulu, Manda sama Aice gak apa-apa duluan aja." Lena tersenyum di wajah pucatnya.
"Lo gak apa-apa beneran?" tanya Aice memastikan, Lena mengangguk. "Yaudah kita duluan ya bye, kalau ada apa-apa chat aja." Lena mengangguk lemah.
Manda dan Aice meninggalkan Lena yang sedang melamun di Uks. "Lena harus pulang, Sean udah jemput Lena." Lena melihat percakapannya dengan Sean di ponselnya.
Lena bangun dari ranjang Uks dengan hati-hati. Lena menggendong tasnya dan keluar dari Uks, bau badannya sudah berganti dengan bau minyak angin. Lena menatap lapangan outdoor yang sangat panas. Setelah pulang Lena berjanji akan tidur dan beristirahat.
Lena terus berjalan hingga ia sampai di parkiran, disana ia melihat Eric yang terus melihat Lena. Ada rasa khawatir dimatanya, namun ia berusaha menutupinya dengan rasa kecewa.
"Ric pacar lo kenapa? Pucet banget." Tanya Jo heboh.
"Ric Lena itu masih pacar lo, lo harus peduli walaupun itu hanya sedikit." Saran Farel.
Eric hanya mendengus kasar.
Lena melewati Eric, tak lupa ia menyapa Eric walau dengan suara parau. "Hai Eric," senyumannya mengembang di bibir pucatnya.
Eric hanya melihat Lena dari ekor matanya, tak ada niatan untuk membalasnya. "Eric jangan marah sama Lena ya." Setelah itu Lena pergi ke gerbang menghampiri Sean. Sean memeluk Lena setelah itu mereka melepaskan pelukannya.
Di parkiran Eric mengepalkan tangannya kuat, rahangnya mengeras, wajahnya memerah karena amarah.
"Lo semua lihat sendiri kan?" tunjuk Eric ke arah Sean dan Lena.
"Cowok itu siapa? Kayak akrab," sahut Deval.
"Mungkin pacara barunya." Tebak Eric dingin.
Sedangkan Lena ia tersenyum kala Sean menggodanya . "Len wajah lo pucat kenapa?" tanya Sean khawatir.
"Emang kelihatan banget ya?" tanya Lena.
"Banget."
"Pantas pucat juga, orang Lena dari pagi belum makan. Tapi tadi sempet makan roti," ucap Lena tak lupa dengan senyumannya.
"Sean Lena pusing."
Pandangan Lena sudah mengabur dan tiba-tiba semuanya menjadi gelap. Lena pingsan tetapi dengan cekatan, Sean menangkapnya.
Eric yang melihat itu ingin menghampirinya, ingin mengetahui ada apa dengan Saylena, pacarnya.
"Si Lena pingsan goblok!" toyor Farel. Ya! Hanya Farel yang berani dengan Eric.
"Kenapa gak lo bantu?" tanya Mike.
"Peduli amat," Eric memakai helmnya dan menaiki motornya. Lalu ia melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata.
"Penyesalan datang diakhir Ric," gumam Farel.
×××××
Kini Lena berada di kamarnya ditemani oleh Sean, orangtuanya pergi bekerja ke luar kota. Sean mengambil kompresan dan makanan untuk Lena. Lena bilang dia sudah meminum obat, jadi Sean tidak memberinya obat lagi.
"Gimana bahasa inggrisnya udah lancar belum?" tanya Sean seraya memberikan suapan demi suapan ke mulut Lena.
"Udah lumayan, kata guru les Lena, bahasa inggris Lena udah agak bagusan cuma tinggal di poles sedikit." Jelas Lena.
"Orangtua lo udah tahu kalau lo ikut les bahasa inggris?" Tanya Sean. Lena menggeleng, "Mereka gak tahu,"
"Yaudah nih minum dulu ya." Sean memberikan segelas air minum.
Lena meminumnya hanya setengah saja, setelah itu ia menidurkan badannya yang terasa lemah. Sean memberikan kain basah yang di peras ke dahi Lena.
"Len lusa gue mau balik ke Amerika lusa." Ucap Sean dengan wajah lesu.
"Yah kok cepat banget sih Sean main ke Indonesianya. Padahalkan Sean belum ketemu Barca. Eh tapi Barca kan ada dirumah Eric." Sean yang mendengar penjelasan Lena meringis sebentar.
'Gue kasih tahu aja ya?' Batinnya.
"Len gue mau ngomong sesuatu tapi lo jangan marah ya." Cicit Sean.
"Apa?" tanya Lena.
"Abang lo-"
Tok_tok_tok
"Ada yang datang gue buka pintunya ya?" Sean bangun dari duduknya dan pergi keluar untuk membuka pintu.
"Sean mau ngomong apa ya?" heran Lena.
Sean membuka pintunya, di luar ada dua orang perempuan yang menatapnya memuja dan menatapnya dingin.
"Youtubers terkenal, NGAPAIN ADA DIRUMAH SAHABAT GUE?! KENALIN GUE AICE YANG PALING CANTIK DARI YANG TERCANTIK!" hebohnya membuat Manda menutup kedua telinganya.
Manda nelonong masuk dan membiarkan Aice dan Sean, biar saja mungkin setelah ini Sean akan tuli karena suara Aice.
"Sumpah gue gak nyangka ketemu sama lo, kok lo bisa ada di rumah Lena? Kapan-kapan ke rumah gue yuk!" tawar Aice.
"Euhm sebenarnya gue itu sepupu Lena." Sean menggaruk tengkuknya tak gatal.
"What?!" pekik Aice.
"Ikut gue." Aice menggenggam tangan Sean dan membawanya masuk tak lupa menutup pintunya terlebih dahulu.
Aice memasuki kamar Lena, disana Lena sedang asik mengobrol dengan Manda.
"LENA! KENAPA LO GAK BILANG-BILANG PUNYA SAUDARA YOUTUBERS SEKALIGUS SELEGRAM!!" pekik Aice. Lena, Manda dan Sean menutup telinganya.
"Berisik woi!" Manda melempar sendal tidur Lena ke wajah Aice.
"Fuck love~~fuck love~~fuck love~~," Aice menyanyi dengan lirik yang salah.
"Fake bego!" kesal Manda.
"Udah woi kasihan si Lena mau istirahat." Dengus Sean.
"Tambah sakit nanti si Lena gara-gara lo berdua." Tunjuk Sean kesal. Aice mencebikan bibirnya sedangkan Manda terlihat tidak terima.
"Heh lo gue kesini karena gue khawatir sama si Lena. Lena itu sahabat kita, bego di pelihara." Manda berucap sinis.
"Manda jangan omelin bebep Sean." Cemberut Aice.
"Gue bukan bebep lo," delik Sean.
"Mampus!"
"Sean jangan gitu sama sahabat Lena." Lena memelototi Sean.
"Tuh dengerin," dengus Aice.
"Iya-iya maaf,"
"Coba kalau ada Eric lebih seru kali." Lena menghembuskan nafasnya kasar lalu membuka ponselnya. Ada dua pesan disana.
Gws:*
-Alberic
Lena sempat tersenyum bahagia, namun pesan dibawahnya membuat senyuman itu berubah menjadi senyuman getir.
Bjk Jo
-Alberic
Gak apa-apa kok
Bilangin ke Jo makasih^^
-Saylena
Lena tersenyum maklum, mungkin Eric masih marah padanya. Lena tersenyum getir mengingat sifat Eric yang keras kepala. Pesan selanjutnya membuat Lena mengernyit bingung.
Len gws ya
Gue tahu dari Alta
Soalnya katanya lo tadi pingsan
Gue janji, gue bakalan jagain lo dari jauh mulai sekarang
Lena kalau ada waktu ketemuan yuk
Gue kangen
-Thio
Kapan-kapan aja ya Thio
Maaf😊
-Saylena
Babang😙
Btw gua baca ini gregetan juga kesel juga-maulllllllli
Gimana kalian apa yg bakal kalian katakan jika bertemu Eric?
Apa yg akan kalian katakan juga jika ketemu Lena?
Apa yg ingin dikatakan jika ketemu Sean?
Jangan lupa VOTE dan KOMEN nya kalian.
Next?
#
katchangpasti