Serpihan Hati (END)

Galing kay Fdsfmly

527K 20K 1.1K

[Follow dulu sebelum baca] Perselingkuhan Hafiz yang terus ia lakukan, membuat Adira sang istri merasakan sak... Higit pa

Bagian Satu
Bagian Dua
Bagian Tiga
Bagian Empat
Bagian Enam
Bagian Tujuh
Bagian Delapan
Bagian Sembilan
Bagian Sepuluh
Bagian Sebelas
Bagian Dua Belas
Bagian Tiga Belas
Bagian Empat Belas
Bagian Lima Belas
Bagian Enam Belas
Bagian Tujuh Belas
Bagian Delapan Belas
Bagian Sembilan Belas
Bagian Dua Puluh
Bagian Dua Puluh Satu
Bagian Dua Puluh Dua
Bagian Dua Puluh Tiga
Bagian Dua Puluh Empat
Bagian Dua Puluh Lima
Bagian Dua Puluh Enam
Bagian Dua Puluh Tujuh
Bagian Dua Puluh Delapan
Bagian Dua Puluh Sembilan
Bagian Tiga Puluh
Cerita Baru.
Ayo Bacaa
Promosi!!

Bagian Lima

16.5K 663 23
Galing kay Fdsfmly

Hafiz sangat tahu bila sang istri begitu menyukai sepakbola. Tanpa diketahui Dira, Hafiz membeli dua tiket untuk pertandingan timnas hari ini. Ia akan memberi kejutan pada sang istri. Kebetulan timnas bermain di daerah Jawa Barat. Tepatnya di daerah Pakansari, Cibinong Bogor.

"Dir?" Panggil Hafiz.

"Iya Mas? Ada apa?" Sahut Dira.

"Kamu tahu sekarang timnas bermain?"

"Tahu dong mas! Apa sih yang aku gak tahu tentang jadwal bola?"

"Iya deh iya. Istriku ini kan penggila bola." Hafiz tertawa renyah. "Gimana kalo kita nobar? Mau ga?" Tawar Hafiz.

"Ayok Mas, Ayok! Nobar dimana?" Dira sangat antusias. 'pasti seru kalo nobar, bisa teriak-teriak barengan gitu kalo gol.' Batin Dira.

"Di daerah Braga. Atau ga dimana aja yang ada nobar."

"Oke! Kapan perginya?" Tanya Dira.

"Sekarang, cepet siap-siap sana!" Padahal pertandingan dimulai nanti malam, sedangkan sekarang baru pukul 10 pagi. Tapi mereka sudah siap.

Mungkin karena perjalanan cukup jauh, jadi mereka akan datang lebih awal.

"Siap, captain." Sambil bergaya hormat pada Hafiz.

Hafiz tersenyum senang, melihat kelakuan sang istri. Padahal bisa dikatakan jarang, jika wanita menyukai sepakbola. Tapi istrinya? Begitu gila bola. Aneh memang.

Sambil menunggu istrinya kembali, Hafiz memainkan game di handphone nya. Tak selang waktu lama, sang istri sudah turun menggunakan atribut timnas lengkap. Hafiz hanya geleng-geleng kepala.

"Ayo Mas! Aku udah siap."

"Iya ayo!"

Keduanya memasuki mobil, selama di perjalanan keduanya mendengarkan musik dari Adera yang berjudul muara. Seolah mewakili perasaan keduanya, mereka ikut bersenandung kecil.

Saat di perjalanan, Dira merasa heran karena jalan sudah lewat dari jalan Braga. Namun, ia tetap berfikir positif. Karena tadi suaminya berkata dimana saja yang ada tempat nobar.

Karena tak kunjung sampai, Dira memutuskan untuk tidur terlebih dahulu. Selama kurang lebih 3jam di perjalanan, selama itu pun Dira tak kunjung bangun.

Sesampainya di tempat, Hafiz membangunkan Dira.

"Sayang, bangun udah sampai." Hafiz menepuk-nepuk pipi Dira.

Dira mengeluh, lalu membuka matanya menyesuaikan dengan cahaya disekitar. Ia masih mengumpulkan nyawa.

Saat sudah sadar, Dira bengong. 'Inikan stadion Pakansari. Tempat bermain timnas. Ini aku mimpi gak sih?' Batin Dira.

"Ayo keluar, sayang!" Ajak Hafiz sambil terkekeh geli melihat istrinya yang mangap-mangap gak jelas.

"Mas.."

"Hm.."

"Mas, aku gak mimpi kan? Cubit aku mas, cubit aku." Hafiz mencubit pipi Dira.

"Aww, mas sakit. Berarti ini gak mimpi, aku ada di stadion. Eh, tapi kita mau apa kesini? Mau nobar diluar? Kan kalo masuk gak ada tiket," tanya Dira.

Hafiz menunjukan dua tiket yang Dira tidak ketahui. Lagi, lagi dan lagi Dira kaget. Tak menyangka bahwa suaminya sudah membeli tiket tanpa ia ketahui sebelumnya.

"Surprise." Hafiz dengan agak berteriak.

Dira langsung memeluk Hafiz. Suaminya ini bisa saja membuatnya terharu dengan kejutan-kejutan kecil yang dibuatnya. Ternyata benar, bahwa bahagia itu sederhana. Cukup hidup dengan orang yang kita sayang, itu sudah membuat kita bahagia.

"Makasih, Mas. Ini sangat-sangat special. Ini adalah impianku, Mas. Pergi menonton bola langsung ke stadion. Ini sangat mengharukan, Mas. Terima kasih banyak." Dira memeluk erat Hafiz.

"Sama-sama sayang. Maaf aku belum bisa kasih kamu yang lebih," Dira menggeleng. " Ini udah lebih dari cukup Mas. Makasih pokonya. Aku gabisa ngomong apa-apa lagi. I'm so very happy. Thank you my husband."

"Mas, ini masih lama kan? Kita belum sholat Dzuhur loh. Solat dulu yuk!" Hafiz mengiyakan ajakan Dira.

Keduanya berjalan beriringan mencari mushola. Setelah menemukan mushola mereka bergegas berwudhu dan segera sholat.

Beberapa menit setelah menunaikan ibadahnya, kemudian mereka kembali ke dekat pintu masuk stadion. Tapi, karena stadion dibuka pukul 15.30 WIB mereka memutuskan untuk berjalan-jalan disekitar stadion sambil sesekali selfie.

Tak terasa, sudah pukul tiga sore. Mereka memutuskan untuk kembali ke depan pintu stadion karena stadion akan dibuka sebentar lagi. Mereka juga harus mengantri masuk.

Setelah lama menunggu, akhirnya pertandingan pun dimulai. Beberapa menit pertandingan dimulai, kedua tim tampil maksimal. Hingga Indonesia dapat mencetak gol. Semua yang ada di stadion bergemuruh. Dira mendengar dan melihat nya merasa merinding.

"Gol, Mas gol," Dira teriak histeris.

Hafiz tersenyum bahagia. Ternyata membuat istrinya bahagia hanya dengan hal sederhana.

Setelah 2×45 menit pertandingan. Akhirnya selesai sudah pertandingan tersebut, dengan kemenangan Indonesia 2-1. Semua bergegas keluar stadion. Begitupun dengan Hafiz dan Dira.

"Mas, makasih banyak yaaa. Aku bahagiaaa banget sumpah! Kapan-kapan ajak aku ke stadion lagi ya!" Hafiz hanya tersenyum tipis.

"Ayo kita pulang, udah malem," ajak Hafiz.

"Yakin mau pulang, Mas? Kenapa ga nginep aja gitu di hotel daerah sini? Takut loh mas udah malem gini. Takut ada yang nyulik aku. Kan spesies yang imut kaya aku itu udah langka di dunia. Jadi kalo aku diculik nanti yang kaya aku udah gak ada dong, Mas." Hafiz tertawa mendengar celotehan sang istri.

"Hhaha, kamu bisa aja sayang. Ya ngga lah. Kita gak akan pulang, kita nginep di sini aja. Lagian siapa sih yang mau culik kamu? Gr banget kamu." Hafiz mencubit kedua pipi Dira pelan.

Keduanya pun mencari hotel terdekat. Setelah melakukan reservasi, akhirnya mereka bisa memasuki kamar dan bisa langsung istirahat.

Keesokan harinya, mereka berdua melakukan check-out. Dira sudah menyiapkan barang bawaannya. Lalu, seorang bell-boy datang dan membawa barang keduanya.

Dira dan Hafiz turun kebawah menggunakan lift.

"Hafiz?" Panggil seseorang.

Hafiz menoleh ke arah suara. "Re..na?"

"Iya, ini aku Rena. Untung kamu masih inget aku. Eh, btw kamu sama siapa kesini?"

"Euu, aku...sama__"

"Ada yang bisa saya bantu tuan?" Ucap resepsionis. Ucapan Hafiz terpotong karena ada yang menawarkan bantuan.

"Ohh iya, saya mau check-out."

"Baik pak, tunggu sebentar."

Pikiran Hafiz masih terganggu, mengapa ia bisa bertemu dengan mantan kekasih yang sampai saat ini belum sepenuhnya ia lupakan?

"Eh, boleh minta alamat kamu gak? Siapa tahu aku bisa mampir kesana."

"Ada, rumah aku di jalan Sumatera, Bandung. Nanti tanyain aja aku, mereka tau aku ko," jelas Hafiz.

Sementara Dira, dia merasa dirinya diabaikan oleh sang suami. Dira merasa ada yang mengganjal dalam hatinya.

Tadi kata Hafiz siapa? Rena? Apa mungkin dia mantan kekasih Hafiz itu? Mengapa Hafiz terlihat bahagia dengan wanita itu? Ahh, semua pertanyaan melayang di otaknya.

Jika memang itu mantan kekasih Hafiz, yang ia takutkan hanya satu. Sang suami jatuh kembali ke pelukan sang mantan kekasih.

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

16.9M 748K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
2.8M 128K 54
⚠️PART COMPLETE ✔️ BELUM Revisi, Maaf! Start : February 2019 End : December 2020 Katanya, laki laki yang baik untuk perempuan yang baik begitu jug...
482K 17.3K 17
#KARYA 4 Dian sangat membenci TNI. Sangat-sangat benci. Karena bagi gadis Tionghoa itu, TNI bertanggungjawab atas peristiwa 1998 dan diskriminasi yan...
518 194 33
🥉Juara 3 Event Menulis Novellet 30 Hari with Bougenvillea publisher cabang Bekasi Auristella Danuarta, memiliki seratus keinginan yang ia tuangkan d...