ALBERIC

By justmahe

8.4M 387K 20.9K

[SELESAI]✔ 🔥BOOK_1 [ALBERIC]🔥 🔥BOOK_2 [LENRIC]🔥 Lena senantiasa mengikuti alur kisa cintanya bersama seor... More

ALBERIC KEVANO DARMANTARA
SAYLENA ARGANTA MAYMAC
1 | ALBERIC
2 | ALBERIC
3 | ALBERIC
4 | ALBERIC
5 | ALBERIC
6 | ALBERIC
7 | ALBERIC
8 | ALBERIC
9 | ALBERIC
10 | ALBERIC
11 | ALBERIC
12 | ALBERIC
13 | ALBERIC
14 | ALBERIC
15 | ALBERIC
16 | ALBERIC
17 | ALBERIC
18 | ALBERIC
20 | ALBERIC
21 | ALBERIC
22 | ALBERIC
23 | ALBERIC
24 | ALBERIC
25 | ALBERIC
26 | ALBERIC
27 | ALBERIC
28 | ALBERIC
29 | ALBERIC
30 | ALBERIC
31 | ALBERIC
32 | ALBERIC
33 | ALBERIC
34 | ALBERIC
35 | ALBERIC
Trailer Alberic
36 | ALBERIC
37 | ALBERIC
38 | ALBERIC
39 | ALBERIC
40 | ALBERIC
41 | ALBERIC
42 | ALBERIC
43 | ALBERIC
44 | ALBERIC
45 | ALBERIC
46 | ALBERIC
47 | ALBERIC
48 | ALBERIC
49 | ALBERIC
50 | ALBERIC
51 | ALBERIC
52 | ALBERIC
53 | ALBERIC
ENDING
ALBERIC 2
LANJUTAN
PENGUMUMAN

19 | ALBERIC

122K 6.6K 154
By justmahe

Jangan lupa vote dan komen
Happy reading

Lo itu candu bagi gue. Tanpa lo hidup gue mungkin kacau. Dan tanpa senyum lo hidup gue terasa hitam putih.
__Alberic

"Saya dok," lelaki paruh baya itu mendekat dan cukup membuat Adam dan Rina terkejut. Ya dia adalah Chandra ayah dari Eric, Eric pun sama terkejut mendengarnya. Hingga suara Chandra memecahkan kecanggungan tersebut.

"Golongan darah saya O+ juga dok." Jelasnya membuat empat orang yang kini masih ada di rumah sakit menatapnya penasaran.

"Yasudah sekarang Pak Chandara ikut saya ke ruangan laboratorium untuk cek darah. Apakah darah pak Chandra baik untuk pasien atau tidak." Chandra mengikuti Dokten Deni dari belakang. Ia menarik nafas lalu menghembuskannya. Hingga mereka sampai diruang laboratorium.

"Pak Deni saya ingin bicara sebentar." Chandra mendekat kearahnya membuat sang dokter menatapnya bingung.

"Ada apa pak?" tanya Deni. Ia takut jika ada masalah dengan pekerjaannya terlebih lagi yang kini ada dihadapannya pemilik rumah sakit tempatnya bekerja.

"Siapa nama pasien?" tanya Chandra membuat dokter semakin dibuat bingung.

Pak Deni tampak sedang berpikir. Hingga ia mengingat nama salah satu pasien yang kini terbaring disana. "Namanya Barca Archandra. Dia berumur 19 tahun." Jelasnya dengan dingin membuat Deni terdiam cukup lama.

"Pak ada apa memagnya?" tanya Deni penasaran.

"Setelah pengambilan darah. Saya minta anda untuk mencoba tes Dna saya dan pasien anda bernama Barca, dan anda jangan bilang kepada siapapun walaupun itu keluarganya sendiri. Saya juga minta hasil secepatnya." Jelasnya membuat Deni membelalakam matanya.

"Ba__baik pak," setelah itu Chandra melakukan pengambilan darah untuk di donorkan kepada Barca, entah siapa dia tetapi Chandra merasakan sesuatu yang aneh jika melihatnya.

×××××

"Bunda gimana sama abang? Abang baik kan? Abang gak kenapa-napa kan?" Lena, kini ia sudah berada di pelukan sang Bunda. Sedangkan Eric? Ia duduk di sebelah Adam ayah Lena.

"Bunda abang memangnya kenapa? Lena gak tahu, abang kenapa." Rina memeluk Lena dengan erat.

"Abang kamu gak apa apa Lena, doakan saja yang terbaik." Rina mengelus surai rambut Lena.

Sedangkan disisi lain kecanggungan sedang melanda Adam dan Eric. Eric tampak gusar dengan penampilan yang sudah tidak karuan.

"Ekhem," deham Adam untuk memecahkan kecanggungan, Eric menoleh.

"Eric, terima kasih sudah jaga Lena. Apa sebaiknya jika Eric pulang dulu untuk mengganti baju. Ini sudah larut."

"Tapi Lena Om,"

"Jangan panggil Om panggil saja ayah," Adam tersenyum dan mengusap rambut Eric.

"Tapi Eric udah punya ayah," Eric menunduk, ia mempunyai seorang ayah namun ia tak pernah menganggap keberadaannya.

"Gak apa-apa, nak Eric ganti baju dulu nanti kesini lagi." Adam melihat Eric yang kacau tersenyum. "Terima kasih udah khawatir ya,"

Setelah itu Eric bangkit, "yasudah ayah Eric pulang dulu. Assalamualaikum,"

"Waalaikumsallam,"

Setelah itu Eric menghampiri Lena dan ibunya. Ia menatap Lena dan senyum yang tipis tercetak di bibirnya. Ia jongkok di hadapan Lena membuat kedua orang tua Lena menatapnya heran.

Eric memegang kedua tangan Lena, matanya menatap lekat mata Lena.

"Lena, kamu jangan nangis lagi. Kamu harus istirahat jangan terlalu cape." Lena tersenyum.

Setelah itu Eric menghapus air mata Lena menggunakan kedua jempolnya. "Eric pulang dulu, kamu harus istirahat. Aku gak mau kalau nanti Lena sakit." Eric bangun dari duduknya. Dan menghampiri Rina yang duduk di samping Lena.

"Bun, Eric pulang dulu ya. Assalamualaikum," setelah itu Eric pergi untuk pulang ke rumahnya. Besok saat libur Eric akan kembali lagi ke rumah sakit.

×××××

P

agi ini Eric mendapatkan kabar bahwa anak geng Asgarda mengajak untuk kembali tawuran. Padahal baru saja kemarin tawuran dan mereka mencelakakan Barca, abangnya Lena.

Pagi ini Eric akan pergi mengunjungi Lena dirumah sakit, setelah itu ia akan membalas dendam ke anak geng Asgarda. Kini ia memakai kaos navy, dan jaketnya? Oh tidak jaketnya kesayangannya ada di pacarnya, Lena. Dan akhirnya Eric memakai jaket Ragonda. Setelah ini Eric pergi menemui Ibunya di ruang tamu. Disana bukan hanya ibunya saja yang ada tetapi ayahnya juga ada. Mereka berdiri dengan menatap Eric, membuat Eric menatapnya heran. Eric berjalan melewatinya begitu saja.

"Eric," panggil Chandra membuat langkah Eric terhenti, ia membalikan badannya.

Chandra mendekat dan setelah itu hal yang tidak pernah di duga oleh Eric terjadi. Suatu hal yang telah lama Eric rindukan, suatu hal yang membuat hati Eric menghangat. Ya! Chandra memeluk Eric dengan erat, memeluknya seakan tidak mau melepaskan. Eric terdiam mematung, sungguh ia sangat terkejut. Dan dibelakang Chandra ada Dara yang tersenyum lebar ke arah Eric.

"Eric maafin ayah." lirih Chandra.

Wow Eric tidak bermimpi kan? Sungguh? Ini semua terlalu tiba-tiba untuknya dan kenapa ayahnya berubah. Bukannya sedih Chandra berubah kepadanya, tetapi pasti ada satu hal yang membuatnya seperti ini.

"Iya," Eric yang belum terbiasa berbica dengan keluarganya kini terasa canggung.

Chandra melepaskan pelukannya dan menatap kearah Eric. Dara pun menghampiri Eric dan memeluknya. "Maafin Ibu nak," terdengar isakan dari seorang wanita paruh baya di depannya.

"Maafin kami Eric, maafin ayah yang selama ini seperti tidak menganggapmu. Dan ayah minta maaf jika ayah tidak memberimu kasih sayang yang seharusnya memang tugas ayah." Sesal Chandra.

"Maafin ibu juga nak," lirih Dara.

Eric ingin memaafkannya sungguh, dari hati yang paling dalam. Tapi egonya lebih menguasai dirinya, Eric sebenarnya ingin mengucapkan 'maafin Eric juga' tetapi lidahnya terasa kelu untuk berbicara.

Setelah itu hal yang tidak pernah Eric pikirkan begitu saja terjadi. Ia meninggalkan kedua orang tuanya, walau hatinya menolak tetapi egonya menguasainya hingga Eric lebih memilih untuk pergi.

Ia menaiki motornya dan melesat meninggalkan pekarangan rumahnya. Entah kenapa hari ini ia cukup merasa bahagia, moodnya sedang bagus. Dan jika Eric bertemu dengan Lena, itu akan membuat moodnya lebih lebih lebih bagus.

Motor Eric berhenti di sebuah tempat. Ia pergi kesana untuk masuk kedalamnya dan menemui pelayan toko itu. "Mbak, saya ingin donuts dengan topping yang berbeda-beda, topping cokelatnya banyakin ya mbak. Dan saya memesan tiga kotak." Pelayan itu mengangguk dan menyiapkan pesanan Eric.

Setelah selesai Eric kembali ke motornya dan tujuan selanjutnya adalah rumah sakit. Dan untuk pertama kalinya Eric mengikuti aturan lalu lintas, tidak seperti biasanya yang membuat semua pengendara memaki kelakuannya.

Eric memakirkan motornya di tempat yang sudah ada, setelah itu ia pergi ke ruang inap Barca. Ia berjalan dan banyak perempuan yang menatapnya kagum, tapi Eric tidak peduli toh! Yang sekarang ada dihatinya cuma Lena seorang.

Eric memegang knop pintu dan memutarnya sehingga pintu dapat terbuka. Disana terlihat Lena yang tampak murung ditemani keluarganya. Mereka tidak menyadari keberadaan Eric hingga suara Eric menyadarkannya.

"Ekhem," deham Eric. Semua menatapnya begitupun Lena yang terlihat sendu. Disana terlihat Barca yang sepertinya belum sadarkan diri.

"Maaf mengganggu, Lena ini aku bawain donuts buat kamu. Terus topping cokelatnya aku pesenin lebih banyak." Setelah itu eajah Lena tampak berbinar.

Begitulah Lena, ia akan merubah moodnya menjadi bagus hanya dengan cokelat apapun atau es krim. Lena menatap donutsnya berbinar setelah Eric membuka tutupnya.

Kedua orangtua Lena yang melihat anaknya tidak murung lagi tersenyum. Dan menatap Eric dengan senyum yang tercetak pulan.

'Bahkan pacarnya lebih tau apapun daripada saya, ayahnya.' Batin Adam.

Lena tersenyum dan memeluk Eric. "Makasih Eric." Setelah itu Lena membuka satu kotak dan memakannya dengan lahap.

Eric mengacak rambut Lena, setelah itu ia berdiri menghampiri kedua orang tuanya. Ia menyalimi Adan dan Rina.

"Yah, Bun. Eric kesini cuma mau lihat keadaan Lena sama bang Barca. Eric gak bisa lama-lama. Eric pamit assalamualaikum,"

"Waalaikumsallam."

Setelah itu Eric menghampiri Lena. "Lena, aku pamit dulu, ada kumpul-kumpul."

Lena bangun dan memeluk Eric, lagi. Sebuah lirihan dari Lena membuatnya lebih semangat dan moodnya bertambah bagus.

"Makasih Eric, Lena sayang baget sama Eric." Lirihan itu akan selalu Eric ingat sampai kapanpun.

A/N : Aciee Eric sekarang pake aku-kamu ya sama Lena. Jadi makin cintuy.

Follow

@albericavano_


Salam manis dari penulis yang mengantuk
Maesaroh

Continue Reading

You'll Also Like

77.8K 11.4K 66
Pasukan Biru bukan sebuah gangster, gang motor atau sekumpulan mafia yang kerjaannya jual barang ilegal dan jadi kejaran pihak berwajib. Pasukan Biru...
885K 6.3K 10
SEBELUM MEMBACA CERITA INI FOLLOW DULU KARENA SEBAGIAN CHAPTER AKAN DI PRIVATE :) Alana tidak menyangka kalau kehidupan di kampusnya akan menjadi sem...
3.1M 5.8K 1
Lagi di revisi gais❤️❤️ Highest Rank📌 Rank #1 Fiksiremaja (11/5/20) Rank #5 Fiksiremaja (10/5/20) Blurd Punya pacar yang sweet, perhatian dan romant...
2.3M 91.4K 62
Hati-hati dengan yang buat nyaman. Jangan-jangan itu hanya jebakan atau mungkin cuma sebatas permainan dan lebih parahnya lagi sebagai pelampiasan ya...