Distorsi [HOLD]

Od vaniautp

18.8K 1.4K 368

"Jangan hilang..." Setidaknya, itu dua kata yang sangat ingin kusampaikan padamu. Sungguh. Tapi, bagaimana ca... Viac

Prolog
Dokter Main Game?
Couple
Kok, Klop?
Welcome to Jakarta, Ben!
Bandung, I Am Coming!
Oh, Ben!
#BukanAntiBaperBaperClub
Cari Penyakit
Bandung, Again!
Benang yang Terlanjur Kusut
Pencarian Dimulai
Gotcha!
Ben is Ben, but not Ben?
Sebuah Kisah
A Day with Ben
Unexpected
Dory

Ritual Baru

1.5K 97 10
Od vaniautp


Hari ini hari Senin. Nggak terasa udah 2 minggu jadi dokter internsip di puskesmas.

Hal-hal unik yang dimaksud dr. Anes sudah mulai terlihat. Bahkan, aku sebagai orang yang paling anti berkonfrontasi, mendadak naik pitam. Gimana nggak? Tiba-tiba, barusan, ada cowok usia 20-an datang ke BP. Dengan gaya santainya, dia bilang mau minta surat sakit. Padahal jelas dia sehat lahir batin. Surat sakitnya juga bukan buat hari ini, tapi buat tiga hari yang lalu. Tepat ketika HARPITNAS alias Hari Kejepit Nasional. Wah, ini sih udah jelas maksud dan tujuannya.

Untungnya kepalaku tetep dingin. Masih bisa ngasih penjelasan tanpa nada kesal. Aku meletakan stetoskop di meja dan memperbaiki posisi duduku. Duduk lebih tegak supaya terkesan lebih berwibawa, lalu dengan tegas memaparkan semua kesalahannya dengan intonasi yang anggun.

Kesalahan yang dia lakukan adalah pertama, dia minta surat sakit padahal sehat. Kedua, dia minta surat sakit untuk hari sebelumnnya. Ketiga, kalau pun di harpitnas dia beneran sakit, tetep aja dia salah, karena baru minta surat sakit sekarang, dengan dokter yang berbeda. Keempat, waktu kemarin harpitnas dia bukan berobat di puskesmas, tapi di tempat lain. Dan sekarang minta surat sakitnya ke puskesmas. Mana bisa.

Untuk orang yang belum paham, pasti hal ini terdengar remeh. Padahal hal ini sudah tergolong pemalsuan surat. Hukumannya? Di penjara maksimal 4 tahun. Cek aja KUHP pasal 267.

Dulu waktu kuliah, boro-boro mikirin kayak gitu. Yang ada di kepala cuma belajar teori kedokteran. Nggak peduli dengan sesuatu yang berbau hukum. Yang penting belajar penyakit dan penanganannya supaya pasien sehat lagi. Padahal pas terjun kelapangan, kalau nggak ngerti hukum bisa dipenjara. Entah karena memang melakukan kesalahan atau karena dibodoh-bodohi oleh oknum. Se-kejam itu. Aku bodoh banget baru buka mata sekarang.

Dalam waktu 2 minggu ini juga aku mulai paham pola di Puskesmas Dewata. Sejak pagi biasanya ruang tunggu di depan BP udah kayak pasar. Rame banget. Apalagi tiap kamis, pas hari imunisasi, mendadak ada paduan suara dari dedek-dedek gemes yang nangis.

Sekitar jam setengah 12 siang, pasien sudah bisa dihitung jari atau bahkan, ada fase, deretan kursi yang ada di depan BP jadi kosong melompong. Nah, daripada bengong, biasanya aku akan main Ayodance di hp sembari nunggu pasien dateng.

Kandit, Billy, Ersya, dan dr. Anes udah paham kebiasaanku. Kalau aku pegang hp siang-siang dengan posisi landscape, pasti lagi main. Dan untungnya mereka sama sekali nggak mempermasalahkan hal ini. Toh, kan pasiennya juga ngga ada. Daripada melongo terus nggak ngapa-ngapain? Kalau ada pasien dan aku main game, baru itu salah banget. Tapi, kan ini nggak. Kalau mendadak ada pasien, aku buru-buru umpetin hpnya supaya tetep terlihat profesional. Nggak keliatan lagi main game. Menunaikan hak asasi itu boleh, asal tau tempatnya.

"Gila si Icha, nggak bosen-bosen main game," celetuk Billy sambil benerin posisi kacamatanya yang sedikit turun.

"Lo nggak tau aja sih Bil, dulu dia pas koas kayak apa. Sering main game. Tapi, gue salut sih, dia profesional. Tau kapan harus main dan tau kapan harus ngelakuin hal yang lain. Cuma yang gue nggak abis pikir, dia kalau ditanya sama konsulen pasti bisa jawab. Nilainya juga selalu tinggi. Otaknya encer banget. Peraih nilai UKMPPD tertinggi se-Indonesia juga, kan, si Icha. Dunia kadang nggak adil," Kandit menimpali dengan nada yang terlalu didramatisir.

"Wah dipuji. Sini Dit gue traktir!" aku menanggapi tanpa mengalihkan pandanganku dari layar hp. Masih game yang sama, Ayodance. BTW, mereka nggak tau aja, walaupun keliatannya sering main game, tapi dulu jaman kuliah kalau udah masuk kamar terus kunci pintu, aku langsung belajar berjam-jam sampe mau mati rasanya. Karena saat itu aku udah paham, kelak kalau jadi dokter kerjaannya akan berkaitan dengan nyawa manusia. Kalau aku nggak belajar bener-bener, ya ke laut aja.

***

Aku merebahkan tubuhku di kasur. Suasananya super sunyi. Cuma kedengeran hembusan angin dari AC. Disini aku tinggal cuma berdua sama bibi. Dia itu asisten rumah tangga yang sudah mengurusku sejak SMP. Jadi, memang udah deket banget. Kalau ayah dan ibuku tinggal di Bekasi. Faldo juga. Orang tuaku sama-sama praktek di salah satu rumah sakit swasta di Bekasi. Ayahku dokter bedah digestif. Ibuku dokter kulit.

Rumah orang tuaku ada dua. Di Bekasi dan di Jakarta. Jelas, aku lebih memilih tinggal di Jakarta supaya deket sama puskesmas. Lagi pula setelah selesai jam kerja di puskesmas, aku nggak bisa langsung pulang. Biasanya ada aja yang dilakuin. Diundang ke radio, ngisi talkshow, meet up sama youtuber yang ngajak collab, dan lainnya. Kalau harus pulang pergi Bekasi-Jakarta ogah deh. Bisa tua di jalan. Apalagi bawa mobil sendiri. Nggak pake supir.

Karena cuma tinggal berdua dengan bibi, aku lebih banyak menghabiskan waktu sendirian di kamar. Melakukan apapun yang bisa dilakuin. Kalau sekarang? Pasti udah ketebak kan lagi ngapain. Yup, main. Hari ini genap setengah bulan aku main Ayodance. Dan tibalah di fase jenuh. Kenapa? Soalnya aku main sendirian. Nggak bersosialisasi sama siapapun. Padahal itu kan game online. Aku bisa aja nambah temen disitu. But, no thanks. Nanti bisa hancur dunia persilatan kalau ketauan seorang Tisa Aulia main game online.

Tapi, hari ini makin jenuh. Aku main gitu-gitu aja. Main sendirian, padahal yang lain saling ngobrol satu sama lain. Saking bosennya bahkan sempet kepikiran untuk uninstall game ini. Cuma, malam ini, entah kenapa, aku tergerak untuk masuk salah satu klub yang ada di Ayodance. Iya, klub. Kalau kamu ada yang nggak tau, jadi di Ayodance itu ada banyak klub alias organisasi alias klan. You name it, lah. Ada ribuan klub. Satu klub anggotanya kisaran 30 sampai 70an orang. Aku nggak tau persis sih soalnya nggak begitu merhatiin.

Kemarin Faldo bilang, kalau masuk klub itu seru. Ini berlaku untuk semua game online. Soalnya kita bisa sosialisasi sama yang lain. Mabar alias main bareng. Seru-seruan bareng. Bahkan nggak sedikit yang janjian ketemu di dunia nyata. Kalau orang dulu nyebutnya kopdar, alias kopi darat.

Faldo bahkan pernah bilang kalau ternyata selama ini aku konyol banget karena main sendirian. Buat apa main game online kalau ujung-ujungnya cuma main sendirian? Aku langsung bilang alasannya, kalau sampe ada yang tau seorang Tisa Aulian main game bisa bahaya. Hmm... sebetulnya nggak juga sih. Aku aja yang berlebihan. Emang, bakalan kayak gimana sih kalau ada yang tau Tisa Aulia main game? Cuma masalahnya, Mas Gani terus-terusan kasih peringatan supaya aku nggak ngebuka identitasku di game online. Kayaknya kecemasanku berasal dari omongannya Mas Gani. Mungkin.

Aku chat Faldo buat konsul. Konyol ya masa game doang pake konsul segala? Dengan simpelnya dia bilang, "nyamar aja kalau gitu. Kan nick kakak nggak pake nama asli, yaudah nyamar aja."

AHA! Ide brilliant!

Akhirnya, aku masuk ke salah satu klub. Asal aja sih. Aku juga nggak tau patokan apa yang harus aku pake untuk milih sebuah klub. Yaudah yang mana aja jadi deh. Cap cip cup.

Disitu aku kenalan sama ketua klubnya, nick nya 'darkchoco'. Katanya sih nama aslinya Darma, kalau nggak salah. Dan ada couple nya juga. Couple Ayodance maksudku, bukan pacar. Jadi, di Ayodance itu ada fitur namanya "Couple". Bisa punya pasangan dan well, keuntungannya adalah dapet reward lebih banyak di dalam game. Siapa sih yang nolak dapet reward di game? Kalau yang main game pasti paham.

Aku juga kemarin dalam rentang waktu 15 hari punya Couple. Cuma udah putus, soalnya dia nggak mau main Ayodance lagi karena sibuk kerja. Kita juga hampir nggak pernah interaksi. Eh, tapi kenapa jadi ngomongin couple sih? Nggak penting. Ini kan game doang. Aku nggak paham liat orang-orang yang katanya baper sama couple-nya. Bukan satu atau dua orang ya yang kayak gitu, tapi banyak! Baper kok di game? Mana bisa kayak gitu. Aneh.

Mendadak aku kalang kabut. Kenapa? Karena ternyata dengan masuk klub, mereka mengharuskan aku untuk gabung di group Line. Langsung insecure, lah.

Buru-buru aku konsul lagi ke Faldo. Dia lama banget balesnya, padahal ini urgent. Takut tiba-tiba identitasku kebongkar. Nah! Akhirnya dia bales juga. Dia menyarankan untuk take it slow. Gabung aja, toh Line aku kan di filter. Jadi, kalau nggak temenan ya nggak bisa chat. Bener juga apa yang dibilang Faldo.

Lima menit setelah itu, aku udah gabung di group Line. Tau nggak? Aku kalang kabut untuk kedua kalinya karena ternyata aku harus isi notes di Line yang isinya nama, domisili, nick, dan foto. OH NO! FOTO! Ugh, buat apa sih?! Aku buru-buru chat Faldo. Gangguin dia untuk kesekian kalinya cuma gara-gara Ayodance. Faldo malah ketawa, "ya udahlah upload aja foto yang bukan Kak Icha banget. Yang paling nggak mirip kakak. Atau tutupin aja mukanya."

Ide bagus! Tutupin mukanya. Akhirnya aku post fotoku yang pake masker. Cuma keliatan mata. WAIT! Plis, jangan mikir kalau aku posting fotoku yang lagi maskeran. Masker madu, charcoal, atau lainnya. Bukan itu. Maksudnya, masker bedah. Itu loh yang warna ijo.

Aku harap mereka nggak akan sadar kalau aku adalah Tisa Aulia yang suka seliweran di media sosial dan kadang di televisi. Kan, yang namanya Tisa banyak di Indonesia. Lagipula aku memperkenalkan diriku dengan nama 'Icha' supaya nggak spesifik. Harusnya aman. Kenapa aku terlalu khawatir sih? Lebay. Aku menertawakan diriku sendiri.

Waktu aku ngenalin diri di group, ada satu orang yang godain aku. Namanya Ben. Dia genit banget. Kenapa? Karena bukan cuma aku yang digodain. Tebar pesona sana sini. Mungkin dia cuma bercanda, tapi aku paling nggak bisa deh, akur sama orang genit kayak gitu. Hus... Pait-pait.

Pokračovať v čítaní

You'll Also Like

4.5M 33K 29
REYNA LARASATI adalah seorang gadis yang memiliki kecantikan yang di idamkan oleh banyak pria ,, dia sangat santun , baik dan juga ramah kepada siap...
5.5M 453K 63
"Allahuakbar! Cowok siapa itu tadi, Mar?!" "Abang gue itu." "Sumpah demi apa?!" "Demi puja kerang ajaib." "SIALAN KENAPA LO GAK BILANG-BILANG KALO PU...
984K 59.7K 46
Kalluna Ciara Hermawan memutuskan untuk pulang ke kampung Ibu nya dan meninggalkan hiruk pikuk gemerlap kota metropolitan yang sudah berteman dengan...
2.3M 255K 45
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...