๐‘ฐ๐’๐’๐’†๐’“๐’Ž๐’๐’”๐’•

By pluviolaa

422K 53.6K 11.4K

(Sudah Diterbitkan) Note: karena restock fanbook habis, untuk pembelian versi pdf bisa DM di ig *pluveejey ... More

0; PROLOGUE
1; Curious
2; Pregnant?
3; Make It Deep
4; Bathtub 17+
5; Damn It!
6; Terror
7; Betrayed
8; Flavour
9; Awake
10; Riddle
11; Speechless
12; Bring The Pain
13; Innermost
14; Memory
16; This Time
17; Because Of You
18; Unknown
19; Playing Around
20; Know
21; Suivre
22; Me and My Broken Heart
23; Choose
24; One Side
25 ; Bad Flowers
26; Crazy Morning
27. Blushing
28; Mistake
29; Unbeatable
30; Latte
31; The Same
32; Dark on all fours
33; Tear
34; EVANESCENT
35; Dumb & Doubt
36; Red Wife
37; Prison
38; Clandestine
39; 3 AM
40; Dangerous Room
41; Witness
42; Eucalyptus
43; Killed by hope
44; Anxious
45; Healing
46; Black & Blue
47; Code Name
48; Tragic Secret
49; Burn
50; Vilest
51; The Deepest Wound
52; Disease
53; Eternal regret
54; Agreement
55; Madly / Epilogue

15; Change

8.9K 1.3K 223
By pluviolaa

Lewat celah jendela yang tirainya sudah disingkap lima belas menit lalu oleh wanitanya, pendar samsyu menelusup gelitiki kelopak mata. Seolah masih ada lem perekat atau barangkali rasa kantuk masih tertambat erat. Jungkook terpaksa singkap netra tatkala dengar suara air mengucur di lingkup kamar mandi. Ia menarik tubuh dan sandarkan punggung di kepala ranjang. Termangu tatap langit-langit kamar guna mengumpulkan ruh yang masih bermain di alam bawah sadar.

Kepala Jungkook bergerak menoleh saat gentar di atas meja-yang berlokasi di samping ranjang-merecoki delusi hampa. Satu sudut labiumnya terangkat naik waktu pandangi ponsel wanitanya terus-menerus menyala karena tak kunjung dapat respons. Kim Taehyung is calling...

"Pagi-pagi sudah mengusik istri orang, Kim?" kemamnya.

Tidak perlu buru-buru berlaku tidak sopan menyahut panggilan untuk istrinya dengan berlagak sok menjadi suami posesif. Jungkook akan membiarkan dan amati sejauh mana lelaki itu berusaha melewati batas.

Beberapa sekon layarnya meredup lalu berganti notifikasi pesan baru. Jungkook melongok lagi untuk mencuri baca sebagian pesan dari tampilan pop-up.

Kim Taehyung : Selamat pagi, cinta. Hari ini aku akan berkunjung ke makam istriku, Hyo. Semalam Hyora menangis merindukan bundanya.

Oh, istrinya sudah mati. Dan apa itu tadi ... cinta? Hei! Jungkook terkekeh dalam benak.

Suara derik pintu kamar mandi membuatnya sontak angkat kedua tangan dan meluruskan segala persendian dengan mata terpejam melenguh. Kalau saja itu ibunya, pasti beliau sudah berkomentar reaksi yang kuno! Mata kirinya terbuka sekelumit, mengintip, lantas jiwanya labil menemukan wanitanya cuma dililit handuk kecil sebatas paha. Masih berada tak jauh dari pintu kamar mandi, ia menatap lelakinya sambil keringkan rambut yang basah menggunakan handuk.

"Baru bangun?" tanyanya. Sementara jakun Jungkook naik turun sewaktu mata buas menemukan objek setetes air mengaliri paha mulus istrinya.

"Jung?" Hyoji mengernyit tak dapat reaksi. Ia berjalan mendekat setelah sadari Jungkook menatapnya sarat.

"Ah. Iya. Nyawaku belum terkumpul, maaf," sahutnya kalang kabut. Meski begitu matanya terus memindai bagian keelokan tubuh Hyoji yang lain. Hasratnya mendadak gelisah, mengingat semalam ia juga menahan mati-matian supaya tak menjamahi wanitanya berlebihan.

"Ada yang salah denganku?" tanyanya basa-basi kendati sudah paham kemana orientasi pikiran lelaki itu. Jungkook cuma menggeleng lemah sebagai jawaban. "Atau ada sesuatu yang kau inginkan?" Satu alisnya terangkat guna menggoda.

Jungkook berdecak, menggeser pandangan lalu mengusap tengkuknya sebab merasa pikirannya sudah tertangkap basah. Hyoji tersenyum simpul sambil lajukan tungkai menuju lemari pakaian.

"Ibumu dirawat di ruang apa, Jung? Biar aku mendampinginya saat selesai bertugas."

"Ruang Lyre nomor 07."

Hyoji mengangguk sebagai respons sederhana. Lantas kini berbalik dengan setelan pakaian yang sudah bergelayut di lengan. "Kau mau menggunakan kamar mandi? Eum maksudku-aku akan memakai bajuku di sana," tuturnya pelan.

"Kenapa tidak di sini?"

"Huh?" responsnya agak terkejut.

Kening Jungkook mengkerut, ia tatap gelagat canggung di rupa wanita itu. Yah, meski mereka pernah melakukan beberapa kali, eh, tidak, cuma dua kali (di bawah perasaan dendam dan kebencian) tetapi berbeda kalau ia harus melihat tubuh bugil itu setelah semalam tangisan Hyoji melelehkan sikap dinginnya, mengubah Jungkook jadi mendadak sedikit manis apalagi waktu Hyoji merintih membutuhkannya di dalam dekapan. Sial! Jungkook menahan senyum kemenangan.

"Ya-aku memang akan menggunakan kamar mandi." Jungkook menapakkan kakinya di lantai, menatap Hyoji sejenak. "Cepatlah berpakaian, nanti masuk angin."

"Eum." Hyoji mengangguk seraya tatapi lelakinya merapah menuju kamar mandi. Ia menaruh setelannya di atas kasur sambil menunggu Jungkook benar-benar hilang dari penglihatan. Lalu ketika ia sedang melucutkan lilitan handuk, derik pintu terdengar terbuka, Hyoji menoleh terkejut saat sebuah kepala muncul di antara bingkai dan daun pintu, lantas ia segera membelit kembali dengan terburu-buru.

"Maaf, tapi kau sungguh baik-baik saja? Semalam kau benar-benar mengharukan."

Hyoji menelan saliva sebelum menjawab, "Oh, aku harus baik-baik saja. Terima kasih untuk sikap baiknya semalam. Aku-tersentuh." Tetapi tetap saja, ia tidak bisa sembunyikan reaksi gugupnya.

Jungkook tersenyum datar, mengangguk, lantas kembali menarik kepala dan menutup pintu. Hyoji bernapas lega seolah baru saja melewati hal menegangkan.

Hyoji kembali menanggalkan handuknya dan memakai pakaian dalam. Tepat ketika ia sedang mengaitkan bra, derik pintu kembali mengejutkannya, ia refleks berbalik memunggungi dengan rona panik sekali. Sementara Jungkook spontan menggumam wow (lirih sekali bahkan sampai tak terdengar) diperlihatkan objek bokong polos, putih, mulus, kenyal pasti.

"Maaf, tetapi kau sepertinya perlu tahu aku terbangun karena ponselmu terus berdering. Mungkin pagi selanjutnya supaya tidak mengganggu kenyamanan tidurku-itu pun kalau kau mau aku tidur bersamamu lagi-" Jungkook menjeda bimbang, sementara Hyoji memejamkan mata, menggigit bibir bawah menahan malu. "Bisa kau memblokir kontak Kim Taehyung?"

Hyoji mendengus kesal, apa hal itu tidak bisa dikatakan setelah tuntas mandi? "Iya, iya, sudah sana!" pekiknya.

"Oke." Kemudian disusul suara debuman pelan, Hyoji mengira lelaki itu sudah kembali pada habitatnya, tetapi ketika ia hendak membalikkan badan, lagi-lagi membuat Hyoji benar-benar jengkel mendengar suara pintu kembali terbuka. "Jangan malu, itumu bagus, kok."

"Jeon Jungkook!" Jeritnya tertahan, mencoba meredam marah dan semburat merah di pipi yang merangkak naik ke permukaan selepas dengar Jungkook terkekeh lalu hilang diganti suara derik pintu.

***

Menepati janji, selepas bertugas menangani pasien lain, ia menyempatkan diri menyelinap ke ruang Lyre 07 untuk menjenguk ibu mertuanya. Hyoji membuka perlahan kenop pintu, ia suguhkan senyum hangat saat Dahyun tersenyum senang begitu tahu yang datang adalah menantu kesayangannya.

Hyoji mengangkat kursi di sudut ruangan agar terletak tak jauh dari sisi ranjang, lalu menempatkan bokongnya di sana perlahan. Dahyun segera meraih tangan menantunya, menatapnya dengan sayu.

"Maaf, Bu. Semalam aku tidak menemanimu."

"Tak mengapa, Hyo. Jungkook sudah bilang katanya kau menangis karena terus-terusan mual dan tidak enak badan." Dahyun melirik perut Hyoji. "Kalian baik-baik saja, kan?"

Hyoji mengangguk cepat. Ia bersyukur Jungkook tidak mengatakan hal yang sesungguhnya sebab ia tidak mau merasa diinterogasi dan dikasihani. Jika dipikir berulang kali, Jungkook sebenarnya tidak seburuk yang ia pikirkan. Lelaki itu bisa menjaga rahasia dan dapat dipercaya.

"Ibu sendiri dari tadi sendiri?"

"Tidak. Jungkook baru saja kembali ke kantor, dia menemuimu?"

Hyoji menggeleng. Padahal sudah bukan hal tabu bila lelaki itu tak memprioritaskan dirinya. Tetapi ada saja rasa dongkol yang bercokol di dadanya. Hyoji tersenyum kemudian berupaya melupakan. "Lalu semalam Ibu dengan siapa?"

"Bersama Kang, pamannya Jungkook. Tadi pagi dia sudah pulang ke negara istrinya di Jepang."

Hyoji mengernyit. "Apa aku mengenalnya?"

Gelengan lemah sebagai jawaban. "Tetapi dia mengenalmu, Hyo. Dia selalu antusias setiap Ibu menceritakan tentang istrinya Jungkook." Dahyun menepuk-nepuk punggung tangannya. "Kau cantik dan baik, katanya."

Hyoji tersenyum karena merasa tersanjung. "Dia sudah pernah melihatku?"

"Sudah."

Ia memiringkan kepala gamam, ingin bertanya kapan dan dimana tepatnya. Tetapi Dahyun kembali melanjutkan, "Ibu langsung mengirimi beberapa foto pernikahan kalian selepas janji sakral diucapkan."

Hyoji meringis. Bila teringat hari itu rasanya perih sekali, ia bersandiwara tersenyum dalam keadaan jiwanya teramat sangat menginginkan Taehyung menyelinap dan membawanya kabur. Perkara lainnya yang ia benci; kalau mengingat rekaman suara desah calon suaminya bersama sang mantan.

"Padahal aku ingin melihat pamannya Jungkook. Siapa namanya, Bu? Ah iya, pasti Jungkook juga sangat menyukai pamannya, ya?"

Anggukkan kepala seraya tersenyum lebar. "Kang Seungmo, namanya. Jungkook selalu menyayangi siapapun yang menjaga ibunya. Kang sangat berjasa untukku. Jungkook menyukainya tetapi tidak dengan anaknya."

"Kenapa?"

"Namanya Daniel, dia tampaaaan sekali, seperti ayahnya." Dahyun tersenyum lagi, kali ini matanya berpendar sarat minat. "Daniel mantan kekasih Yesi sewaktu kuliah, jadi Jungkook sensi setiap bertemu dengannya," ujarnya berbisik, lalu terkekeh.

Hyoji tahan beludak tawa sampai mukanya nyaris memerah. "Jungkook selalu membenci orang yang lebih tampan darinya, ya? Apalagi kalau orang itu pernah dekat dengan gadis yang Jungkook cintai."

Mereka tertawa bersama. "Kau sudah paham Jungkook. Oh, atau jangan-jangan-" Dahyun menatap mengintimidasi dengan raut jenaka. "Jungkook membenci mantan kekasihmu juga?"

Bisa kau memblokir kontak Kim Taehyung? Hyoji ingin mengelak dan mengalihkan topik interlokusi mereka tetapi ia sudah keburu tertangkap basah gara-gara gagal redam rona merah jengah di pipi.

Dahyun tersenyum, naluriahnya tak dapat dibohongi kalau mereka sedang digeluti oleh perasaan yang makin berkembang, meski masih terombang-ambing bimbang dan diadu egoisme. Semuanya membutuhkan proses, untuk jatuh pada pesona yang kerap ingin dibenci pun menghilangkan rasa pada lara yang terus dinikmati.

"Ibu ini, bisa saja membuatku kehabisan kata-kata." Lantas mereka kembali tertawa dan dilanjutkan dengan ceracau ibu mertuanya soal Jungkook.

"Jungkook dan Daniel sudah bersama sejak mereka berusia dua tahun. Dulu mereka cuma bertengkar memperebutkan mainan, goresan luka di pipi Jungkook jadi saksinya." Dahyun mengambil spasi, sementara Hyoji menganggap bekas luka itu malah membuatnya menawan. Ah, ia jadi ingin berterimakasih pada Daniel. "Tetapi mereka berjarak cuma karena peliknya kisah cinta." Dahyun tersenyum hambar. "Cinta itu membutakan segalanya, hati juga isi kepala. Mereka yang sudah dibutakan akan melakulan segala cara untuk bersama."

Hyoji mengemam. Ia setuju dengan perkataan ibu mertuanya, tetapi bukankah tidak semua manusia dibutakan oleh cinta? Ia sendiri punya pendapat, kalau cinta juga punya tatakrama. Seperti; tak mengapa melakukan segalanya asal tahu batasan dan tidak merebut hak orang lain. Sedang yang melakukan segalanya meski takdir menentang adalah manusia yang takut kekalahan. Hyoji meringis, ia sendiri sebenernya lemah dan tak mematuhi tatakrama.

Kemudian Dahyun melanjutkan, "Ibu lahir setahun lebih dulu sebelum Kang Seungmo. Sejak kecil kami saling melindungi, berbagi kasih seperti keluarga harmonis pada hakikatnya. Di usia Ibu yang ke-21 tahun, dia menikah muda, lalu ibu dilamar oleh ayahnya Jungkook sebulan setelah pernikahan mereka." Dahyun kini meremat tangan Hyoji. "Ibu belum benar-benar mencintai ayahnya Jungkook saat itu, karena perasaan Ibu masih terpaut pada masa lalu. Tetapi seiring berjalannya waktu, kehadiran Jungkook membuat kami mulai saling menerima dan benar-benar mencintai." Kini wanita berusia 52 tahun tersebut menatap Hyoji tulus. "Ibu memahami perasaanmu, Nak. Terlebih kalian menikah karena keadaan darurat. Pasti banyak mengalami hal yang saling bertentangan. Tak mengapa, perlahan saja."

Suasana memang mudah berubah, ya? Padahal tadi mereka masih antusias menggibahi Jungkook. Hyoji termangu, jiwanya dibawa merenung. Ia berjalan beriringan dengan Jungkook sedang tangannya seolah diborgol oleh Taehyung. Membuatnya tak mampu menjamah, cuma menatap, merasa, menangkis, dan menyimpulkan semuanya adalah benci. Sementara waktu terus berjalan, banyak hal terjadi dan mereka cuma bisa memendam tanpa menceritakan. Cinta tak mampu menyatu bila dituntut menerka tanpa bicara. Kata tercipta untuk memudahkan menyuarakan apa yang dirasa, lantas kenapa mulut mereka tak mau dibuka?

Hyoji menghela napas, Dahyun masih memandangnya tanpa surutkan senyum. Ia melirik arlojinya lantas berpamitan untuk segera kembali ke ruangannya.

"Jangan lupa makan, Hyo."

Hyoji mengiyakan. Mengusap lengan ibu mertuanya sebelum benar-benar bangkit dari sana dan tinggalkan lingkup ruang serba putih. Tatkala dirinya hendak tarik kenop pintu, seseorang sudah membukanya lebih dulu. Hyoji masih termangu dengan presensi dadakan yang membuatnya terkejut, hatinya meletup-letup. "Aku pikir kau sudah sampai kantor, kenapa masih ada di sini?"

"Sampai depan kantor, lalu putar balik," jelasnya.

Mengerutkan kening, mencoba menerka tetapi tak kunjung temukan alasan tepatnya. Hingga akhirnya Hyoji melongok ke belakang, menatap ibu mertuanya yang cuma merespons dengan mengangkat bahu tak tahu. Lalu ia kembali menatap Jungkook. "Ada yang tertinggal, Jung?"

Hyoji tahu ada yang tidak beres dengannya. Ia bernapas dengan was-was ketika Jungkook menatapnya semakin dalam dan intens. Lalu embuskan satu hela napas. "Aku hanya-tiba-tiba ingin melihatmu lebih lama." []

Continue Reading

You'll Also Like

417K 42K 42
[Diterbitkan] [Mature - Dark Fantasy- Thriller Romance] Tiga orang dalam suatu hubungan. Haerin mencintai Taehyung dan Jungkook membenci Haerin. Ta...
346K 38.9K 27
[COMPLETE] Dalam kasta kehidupan mahasiswa ekonomi itu menempatkan dirinya pada kasta yang rendah. Baginya mereka yang berada di kasta atas adalah or...
201K 12.8K 12
[MATURE CONTENT] โ Do any fucking things you are want's, except getting pregnant out of marriage, Honey. โž - Haneul's Mom. ยฉstarbookdialy
65.5K 7K 28
[๐ฃ๐ž๐จ๐ง ๐ฃ๐ฎ๐ง๐ ๐ค๐จ๐จ๐ค] Pada dasarnya, Song Jia tercipta untuk menghancurkan, bukan untuk dihancurkan. ๐Ÿท๐Ÿท/๐Ÿถ๐Ÿผ ๐Ÿธ๐Ÿถ๐Ÿท๐Ÿฟ - ๐Ÿธ๐Ÿถ/๐Ÿท๐Ÿธ ๐Ÿธ๐Ÿถ๐Ÿท๐Ÿฟ ๏ฟฝ...