My Bad Boy Senior [TELAH TERB...

By moonyyblue

28.6M 1.3M 77.7K

(Beberapa bagian dihapus untuk kepentingan penerbitan) "Berandal - berandal gini gue juga masih punya hati ko... More

Awal semuanya dimulai
Dia itu...
Pertemuan Kedua
Rasa Suka
Berubah
Pesan
Awal Sebuah Perjuangan
Awal Sebuah Perjuangan Part : 2
Pendekatan Pertama
Pendekatan Pertama Part : 2
Perasaan yang Mulai Muncul
Andra's Confusion
Fathan's Planning
Fathan's Planning Part : 2
Happy Sunday
Reason
Andra Itu Pacar Gue!
I Will Take Care Of You
Like What You Want Baby
PMS
First Dating
Fathanstagram #2
17 Agustus
Andra Sakit
Labrak
Honesty
Pasar Malam
Fandrastagram
Bye Budi
Berenang
Instagram
Bodyguard
Sorry
Nonton
Fandrastagram #2
War
Perawat Pribadi
Hello Nuel
Siapa Dia?
Fahira Natania
Berjuang Sendiri?
Bonus
Sabotase
Tinggal atau Pergi?
Prank
Info
Punishment
Info #2
New Year Party
Kiss?
Saksi Bisu
Back
Race
One chance
Happy Birthday!!
Trouble
Berubah 180Β°
Dilabrak?
He's Back
Terror
Dua Samsak Baru
She's Back
Accident
It's Hard
I will waiting
Keputusan
Hadiah
Last
Sequel?
SEQUEL
Ada apa??
VOTE COVER + GIVE AWAY!!!
OPEN PO!!!

Failed

287K 13.5K 2.6K
By moonyyblue

Sahabat itu ada, untuk ngedukung dari belakang. Bukan nusuk dari belakang.

~~~

Setelah Fathan pulang, Angga dkk langsung menelpon seseorang. Siapa lagi jika bukan si musuh dalam selimut.

"Hallo."

"Hallo ngga, kenapa?"

"Fathan barusan dateng kesini ngeroyok kita. Besok, lo langsung jalanin rencana kita."

"Hah? Serius? Terus kalian gapapa kan?"

"Gapapa, cuman memar memar dikit aja. Pokoknya besok lo lakuin rencana kita buat bales perbuatan Fathan."

"Oke ngga."

Tut...tut..tut...

Angga tersentum licik,
"Good bye ndra."

♢♢♢

Seperti pagi pagi sebelumnya, Fathan datang ke rumah Andra dan menjemputnya.

Fathan sedang berdiri bersandar di mobilnya sambil sesekali merapikan jambul cetarnya. Padahal, tidak ada yang berubah dari jambul tersebut.

"Benerin rambut mulu, lo kalo botak juga ganteng than," sahut Nuel yang tiba tiba keluar.

"Eh, kak El. Bisa aja lo kak," balas Fathan.

"Andranya mana kak?" sambung Fathan.

"Aku disini," jawab Andra yang tiba tiba muncul.

Nuel menunjuk Andra dengan dagu,
"Tuuh tuan puteri udah dateng."

Fathan tersenyum,
"Pagi ndra."

"Pagi than," balas Andra tersenyum.

"Yaudah kak, kalo gitu gue sama Andra berangkat ya," pamit Fathan lalu bersalaman dengan Nuel.

"Aku berangkat ya kak," pamit Andra juga.

"Iya. Ati ati kalian."

Mereka langsung masuk ke mobil dan melaju ke arah sekolah.

Saat di perjalanan tidak sengaja Andra melihat bekas luka di sudut bibir Fathan. Yang langsung membangkitkan rasa keingintahuannya.

"Bibir kamu kenapa luka gitu?"

"I..ini, semalem keberet cukuran kumis," jawab Fathan asal.

Untungnya, Andra percaya dengan perkataannya.

Saat sampai di sekolah, Fathan dan Andra langsung disambut oleh keramaian di tengah lapangan. Ada seseorang yang tampak tidak asing bagi Fathan dan Andra.

"Than itu Rosa sama kak Satya," ucap Anda tiba tiba.

"Eh, sumpah itu Satya ngapain," balas Fathan.

Fathan langsung melerai Satya dan seorang murid kelas dua belas yang sudah tidak karuan keadaannya, sedangkan Andra menuju Rosa untuk menenangkan.

"KENAPA CUMA NONTONIN SIH? KALIAN PIKIR INI HIBURAN? BUBAR SEKARANG!" teriak Fathan yang langsung membuat semuanya membubarkan diri dari lapangan dengan wajah pasrah.

"Lo kenapa sih sat? Pagi pagi gini udah ribut."

"Dia duluan than," Satya menunjuk Sandi.

"Gara gara dia ngelempar botol minuman ke Rosa, bajunya Rosa jadi kotor semua. Gue cuma minta dia minta maaf, eh dia gamau. Malah ngejelek jelekin gue sebagai adek kelas yang gak punya sopan santun. Ya gue marah lah," jelas Satya.

"Ya emang lo ga punya sopan santun. Masa gue suruh minta maaf. Jelas jelas cewe lo berdiri di deket tong sampah, harusnya lo salahin cewe lo kenapa dia berdiri disana," Sandi membela diri.

"Ya lo kenapa main lempar lempar aja? Kalo bukan anak basket, gausah sok sok an main lempar lemparan," sahut Satya lagi.

"Satya udah sat, baju aku bentar lagi juga kering kok. Jangan cari masalah sat," rengek Rosa.

"Ini bukan cuma masalah kamu di lempat pake botol minuman dan tumpah, aku ga terima dia ga mau minta maaf dan malah jelek jelekin aku," bantah Satya.

"EHH KALIAN INI. MASIH PAGI SUDAH PADA BIKIN RIBUT SAJA!" teriak Pak Ripto menggelegar.

Pak Ripto menjewer telinga Satya dan Sandi,
"Kalian ikut bapak ke ruang BK. Yang lainnya bubar!"

"Ndra, kamu balik ke kelas sama Rosa ya. Aku mau ikut ke ruang BK," ucap Fathan.

Andra mengangguk,
"Iya. Tapi kamu juga jangan kepancing emosi."

Fathan memberi hormat pada Andra pertanda ia akan menuruti perkataannya. Setelah itu, ia langsung berlari menuju ruang BK.

♢♢♢

Bel istirahat berbunyi, sontak semua murid langsung menyuarakan suara kebahagiaan di dalam hati mereka.

"Anak anak, jangan lupa kalian belajar untuk menghadapi ulangan kenaikan kelas. Ibu gamau kalian malas malasan lagi. MENGERTI SEMUANYA?" tegas Bu Rina.

"Mengerti bu.." jawab semuanya.

Setelah itu, Bu Rina langsung pergi meninggalkan kelas. Saat itu pula semuanya langsung berhamburan keluar kelas.

"Ndra, kantin yuk," ajak Rosa.

Andra mengangguk,
"Yuk. Gue laper banget nih. Nta, kantin yuk."

Kinta menggeleng,
"Gue bawa bekel ndra."

Rosa dan Andra mengangguk bersama.

"Lo ngga ke kantin Tan?" tanya Rosa.

"Gue mau ke perpus bareng Rama," jawab Tania.

"SAYAANG!" teriak Budi dari depan pintu kelas.

Anak anak yang berada di dalam kelas langsung menoleh ke sumber suara. Tania langsung menghampiri Budi dengan wajah merah karena malu.

"Ngapain teriak teriak gitu sih?!" sungut Tania.

Budi menggeleng cepat,
"Gapapa, ngetes aja. Ternyata yang mau aku panggil sayang banyak. Buktinya, mereka semua nengok."

Tania memutar matanya malas,
"Terserah kamu lah."

Tania berjalan duluan meninggalkan Budi. Dengan cepat Budi langsung menyusul Tania ke perpustakaan.

Rosa menatap kepergian Budi dan Tania,
"Kalo ada penghargaan couple ter gajelas, pasti mereka menang tuh."

Andra tertawa,
"Parah lo. Udah yuk ke kantin."

Saat sedang mencari buki di perpustakaan, ada seorang laki laki yang mendekati Tania.

"Eh, Tan. Apa kabar lo?" tanya Bima, teman SMP Tania.

"Ngapain lo nanya nanya?" sinis Tania.

Bima berdecak kagum,
"Waaw, galak juga lo sekarang. Gue kangen sama Tania yang kutu buku dan lugu yang dulu."

Tiba tiba Bima mencolek pundak Tania. Hal tersebut langsung mendapat penolakan dari Tania.

"Kenapa sih? Harusnya lo seneng dong kalo kita bisa deket. Dulu kan lo suka sama gue. Apa jangan jangan, lo udah punya pacar ya?"

"Iya, gue pacarnya. Lo ngapain deket deket aama cewe gue?" sahut Budi dari belakang Bima.

Bima memutar badannya,
"Ohh. Jadi lo pacarnya. Kenapa lo bisa mau sama dia? Dia kan cewe cupu. Lo kena pelet kali sama dia."

Budi mengepal tangannya,
"Maksud lo apa ngomong kaya barusan."

Tania segera manarik lengan Budi, takut jika Budi terus terpancing dan malah membuat keributan.

"Udah Ram, kita ke kantin yuk. Gausah kepancing sama dia."

"Awas lo ya," ancam Budi.

Tania dan Budi keluar dari perpustakaan. Tania bisa bernafas lega, setidaknya Budi belum terpancing oleh perbuatan Bima.

Tania mengusap pundak Budi,
"Udah ya, kamu gausah kepancing sama omongannya Bima. Dia dari dulu emang kaya gitu."

"Ya aku ga terima lah. Masa dia bilang kalo kamu pake pelet," balas Budi kesal.

"Udah udah, sekarang kita ke kantin aja ya."

Tania langsung menarik Budi ke arah kantin. Saat di kantin, terlihatlah Fathan, Satya, Andra, dan Rosa yang sedang duduk di tempat mereka biasanya. Semua orang tau jika tempat itu adalah tempat kekuasaan Fathan beserta teman temannya.

"Woi Bud, kok udah kesini aja, katanya mau ke perpus nemenin Tania cari buku. Udah?" sambut Satya.

"Ga jadi," jawab Budi datar.

"Kenapa?" tanya Fathan.

"Tadi ada anak kelas 10 yang deketin Tania. Dia temen SMP nya Tania. Masa Tania dikatain cewe cupu lah, pake pelet lah. Ya ga terima lah gue. Akhirnya Tania bawa gue kesini dari pada ribut lagi," jelas Budi.

"Emang siapa Tan?" tanya Andra.

"Bima. Anak kelas sebelah," jawab Tania.

"Ohh. Bima yang gayanya sok hype itu?" tanya Rosa yang diangguki Tania.

Satya meletakan sendok dan garpunya,
"Lo semua ngerasa gak si, kalo hari ini kita dapet masalah yang beruntun gitu. Mulai dari gue sama Rosa, terus sekarang Budi sama Tania."

"Karma gara gara kemaren kali ya?" celetuk Budi yang langsung dibalas dengan tatapan sinis dari Fathan dan Satya.

"Kemaren? Emang kemaren kamu ngapain?" tanya Tania heran.

"I..itu kemaren kita bertiga nabrak kucing. Kan katanya kalo nabrak kucing, dapet karmanya gede. Ya ga than, sat?" jawab Budi asal.

"Emang kemaren kamu kemana?" tanya Andra dan Rosa untuk pacar masing masing.

"Toko buku," jawab Fathan.

"Kafe deket rumah Fathan," jawab Satya.

Rosa dan Andra mengkerutkan kening. Bagaimana mereka bisa menabrak kucing padahal tujuan mereka berbeda.

"Satya, kamu boong ya? Bukannya kemaren kamu bilang mau nemenin mama kamu?" tanya Rosa mengintrogasi.

Satya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal,
"Iya.. kemaren abis itu, aku ke kafe deket rumah Fathan. Terus nyuruh Fathan sama Budi kesana nemenin aku. Fathan abis dari toko buku."

Rosa mengangguk paham.

"Yaudah, bentar lagi bel. Kita ke kelas duluan ya. Kalian gapapa kan balik bertiga. Yuk than, sat."

Budi langsung menarik Fathan dan Satya menjauh sebelum mereka lebih di introgasi lagi, dan akhirnya ketahuan.

Satua menoyor kepala Budi,
"Lo bego banget sih!"

"Untung ga ketauan kalo iya gimana?" tambah Fathan.

"Yaudah maap. Manusia kan tempatnya salah dan dosa," sesal Budi.

"TAPI SALAH LO BANYAK!" ucap keduanya bersamaan lalu meninggalkan Budi di belakang.

♢♢♢

Jam menunjukan pukul 14.50 itu tandanya, sepuluh menit lagi bel pulang akan berbunyi.

"Ndra, nanti pulang sekolah gue mau ke rumah lo ya. Mau nanyain pr fisika nih," ucap Kinta.

"Boleh boleh. Lo berdua mau ikut gak?" tanya Andra pada Rosa dan Tania.

Keduanya menggeleng.

"Gue mau pergi sama nyokap," jawab Rosa.

"Gue ngerjain di les ndra," jawab Tania.

Andra mengangguk angguk sambil membentuk pola 'o' di mulutnya.

          Kriiing

"Anak anak, bapak pesan sekali lagi pada kalian untuk mempersiapkan diri menuju UKK. Bapak gamau kalau kalian menganggap ini main main. Dan jangan lupa kalian kerjakan pr yang tadi bapak berikan. Mengerti semuanya?" ujar Pak Topo.

"Mengerti pak..." jawab semuanya.

"Baiklah kalau begitu kalian boleh pulang."

Pak Topo pergi meninggalkan kelas. Tak lama kemudian seisi kelas pun turut keluar meninggalkan kelas.

Saat mau keluar kelas, Andra langsung di cegat oleh seseorang. Siapa lagi jika bukan Fathan.

"Ayo pulang," ajak Fathan.

Andra menggeleng,
"Aku ngga pulang bareng kamu ya than. Soalnya Kinta mau ngerjain pr bareng aku."

Fathan mengangkat sebelah alisnya,
"Ngerjainnya dirumah kamu kan?"

Andra hanya mengangguk.

"Yaudah kalo gitu aku anter aja. Kinta ikut juga. Tapi dia harus siap jadi nyamuk."

"Than kok ngomong gitu sih," sungut Andra.

"Emang bener kali ndra," sahut Kinta.

"Tuh, Kinta aja bilang gitu. Udah ayo kita pulang."

Akhirnya mereka bertiga berjalan menuju parkiran. Andra sempat ingin menolak Fathan karena tidak enak dengan Kinta, tapi Fathan tetap bersi keras. Bukan Fathan namanya jika ia tidak mendapatkan apa yang ia mau.

Saat di mobil, suasana menjadi sedikit canggung karena adanya Kinta.

"Emang kalian mau ngerjain pr apa?" tanya Fathan memecah keheningan.

"Fisika," jawab Andra.

Fathan tercengang,
"Fisika? Emang ada yang susah? Perlu bantuan?"

Andra menggeleng cepat,
"Gausah than. Biar kita usaha sendiri."

"Yaudah."

Mereka pun sampai di rumah Andra. Fathan memperhatikan rumah Andra.

"Ada siapa dirumah?"

Andra berpikir sejenak,
"Ada bibi kayaknya."

Fathan manggut manggut,
"Yaudah, masuk gih."

Andra dan Kinta keluar dari mobil, tapi Fathan masih tetap manatap kepergian mereka.

"Gue ga akan biarin Andra berdua doang sama Kinta," gumam Fathan.

Ntah kenapa, sejak Satya bilang kalau mereka mendapat kejadian beruntun, perasaan Fathan jadi tidak enak meninggalkan Andra dirumah sebelum ada Nuel.

Sedangkan di dalam, Andra dan Kinta mulai berkutat dengan rumus rumus fisika.

"Eh iya nta, lo siapin aja dulu pr nya. Gue mau kebawah ngecek bibi," pamit Andra.

Andra turun menuji dapur, dan ternyata tidak ada siapa siapa. Lalu ia langsung mengambil jus jeruk dan menuangkannya kedalam dua buah kelas.

"Ternyata bibi ngga dateng hari ini," ucap Andra sambil meletakan nampan berisi minuman dan makanan ringan.

"Eh sumpah ndra, jadi ngerepotin," kata Kinta.

"Santai aja nta."

♢♢♢

Kinta meregangkan otot,
"Akhirnya selesai jugaa."

"Susah banget sih yang nomor terakhir," balas Andra.

"Gue ke toilet dulu ya ndra, kebelet banget dari tadi," ucap Kinta langsung berlari kecil ke toilet.

Andra menggeleng geleng,
"Kinta kinta."

Saat Kinta berada di toilet, tiba tiba ada telepon masuk di handphonenya. Dan Andra membaca nama di layar handphone Kinta.

"Nta.. mama lo telpon nih," teriak Andra.

"Angkat aja.." jawab Kinta.

"Hallo tante."

"Hallo, Kintanya mana ya? Kok suaranya beda."

"Iya tante, ini saya Andra. Kinta lagi ngerjain pr sama saya tan."

"Ohh gitu, yaudah kalau begitu. Tante titip Kinta ya, bilang ke dia jangan pulang malam malam."

"Iya tante."

Tut...tut..tut...

Saat telepon tersebut terputus, terlihatlah wallpaper handphone Kinta. Andra terkejut. Wallpaper tersebut adalah foto Kinta dengan Tama.

"Ternyata lo udah liat ya ndra," ucap Kinta yang sudah keluar dari toilet.

"Nta, ini foto lo sama Tama?"

"Iya. Pasti lo kaget ya?"

"T..tapi? Kenapa nta?" tanya Andra tidak percaya.

Kinta tertawa remeh,
"Lo pake nanya kenapa?"

"Gue, suka sama kak Fathan ndra. Dan dulu gue juga udah pernah bilang ke lo. Walaupun emang, awalnya gue bilang kalo gue udah ga suka sama dia. Tapi ternyata, lo sama kak Fathan justru jadian. Apa lo nggak mikirin perasaan gue? Gue tau ndra, semua orang juga ngga akan nolak kalo di tembak sama dia. Tapi apa lo lebih milih cinta dari pada sahabat lo?" jelas Kinta menggebu gebu.

"Kenapa lo ngga bilang kalo lo ngga rela gue sama Fathan jadian nta? Kan gue bakal nolak dia kalo lo ngomong."

"Apa gue rela ngerusak hubungan kalian berdua saat kalian lagi bahagia bahagianya? Gue juga mikir kok ndra tentang perasaan lo. Gue berusaha move on. Untungnya, ada Rino yang mau nerima gue walaupun dia tau perasaan gue nggak seutuhnya buat dia. Semakin gue berusaha buat move on, gue gak bisa."

Perlahan, setetes air bening mengalir dari mata Kinta. Andra pun hanya menunduk karena merasa bersalah.

"Lo tau, kenapa gue susah move on? Karena kak Fathan dulu pernah nolongin gue waktu mau di gangguin sama anak kelas duabelas, sampe dia rela adu jotos. Cewe mana yang baper ndra? Sejak itu, gue jadi suka sama kak Fathan. Tapi, nggak lama setelah itu lo dateng. Dan semuanya berubah."

"Nta please maafin gue. Kalo itu yang lo mau."

Hening sejenak.

"Gue bakalan mutusin Fat-"

Kinta menggeleng,
"Gausah ndra. Semuanya udah terlambat. Sekarang tugas gue adalah jalanin rencana Tama dan Angga. Selama ini, mereka jadi temen yang nerima gue dengan segala keluh kesah gue."

Kinta menatap Andra dalam. Tatapan tersebut menunjukan dendam yang sangat dalam pada Andra.

Andra memundurkan posisinya,
"Nta lo mau ngapain?"

"Bales dendam," jawab Kinta dengan suara serak.

Kinta mempersiapkan posisi tangannya untuk mencekik Andra. Sedangkan Andra sudah berada di pojok tempat tidurnya.

Andra menahan tangan Kinta yang sudah berada di depan lehernya,
"KINTA SADAR NTA!"

"Nta please lo sahabat gue nta," lirih Andra.

Kinta tertawa remeh,
"Lo sahabat gue? Ngga salah denger gue? Sahabat itu ada, untuk ngedukung dari belakang. Bukan nusuk dari belakang."

Andra menggeleng,
"Gue nggak bermaksud untuk nikung lo nta. Please nta maafin gue. Kita perbaikin semuanya nta."

Kinta tidak menggubris perkataan Andra. Dan akhirnya Kinta berhasil mencekik Andra. Andra mulai terengah engah. Tapi sekuat tenaga, Andra berusaha untuk mendorong Kinta.

Andra berlari keluar saat Kinta masih dalam posisi tersungkur.

"Hp gue di kamar lagi," ucap Andra panik.

"TOLONG..!" teriak Andra.

Fathan mendengar suara itu samar samar, ternyata ia masih berada di lapangan yang berada tepat di sebrang rumah Andra.

Fathan melihat ke arah rumah Andra,
"Itu suara Andra kan?"

Fathan segera berlari memasuk teras rumah Andra. Ia berteriak memanggil manggil Andra.

"Ndra.. kamu kenapa?"

"Than? Itu kamu? Than tolongin aku than," rengek Andra.

"Pintunya di kunci?" tanya Fathan sambil terus berusaha membuka pintu.

"Iya than. Kuncinya ada di kamar."

"ANDRA!" teriak Kinta dari kamar.

"Than tolongin aku than cepetan!" rengek Andra yang semakin menjadi.

"Kamu mundur sekarang. Aku dobrak pintunya."

Andra mulai menjauhi pintu, ia terus menoleh kebelakang melihat ke arah kamarnya, tapi Kinta belum juga turun. Sedangkan Fathan sudah bersiap untuk mendobrak pintu.

Bruak! Bruak! Bruak!

Pintu tersebut berhasil dibuka, tepat saat itu pula Kinta berlari menuruni tangga. Andra langsung berlari kebelakang Fathan. Rasanya sedikit lega berlindung di balik tubuh Fathan yang memiliki punggung yang lebar seakan akan bisa menutupi seluruh tubuh Andra.

"Lo mau apain pacar gue?" tanya Fathan dengan nada marah.

Kinta menghentikan langkahnya. Ia sadar, ia tidak mungkin bisa melawan Fathan.

"LO MAU APAIN PACAR GUE?!" bentak Fathan.

"Jadi selama ini, lo yang kerjasama sama Angga dan Tama, iya?"

"Iya, gue yang kerjasama sama mereka," jawab Kinta tanpa rasa takut.

Fathan mulai geram, ia memajukan langkahnya dan mendekati Kinta. Beberapa detik kemudian.

           Plak!

Fathan menampar Kinta. Kinta langsung memegangi pipinya yang terasa memanas.

Andra menahan langkah Fathan,
"Than udah stop!"

Fathan menunjuk Kinta dengan penuh amarah,
"Lo! Yang selama ini jadi musuh dalam selimut? Orang kaya lo gak pantes hidup."

"Gue pernah bilang, kalo gue ngga peduli mau cewe ataupun cowo yang gangguin cewe gue, mereka bakal gue musnahin," ucap Fathan terhenti.

"Dan itu termasuk lo," lanjut Fathan yang mempunyai efek dasyat bagi Kinta.

"Than udah than," pinta Andra.

Kinta mendorong Fathan untuk minggir, Fathan yang sedang lengah pun terdorong minggir dan Kinta bisa dengan mudah melarikan diri.

"Woi! Jangan lari lo njing!" teriak Fathan emosi.

Fathan hendak mengejarnya, tapi Andra menahannya.

"Udah than biarin aja. Sekarang kita masuk aja."

Andra dan Fathan duduk di ruang tamu. Andra merebahkan tubuhnya, ia masih tidak habis pikir dengan kejadian hari ini.

Fathan mengelus kepala Andra lembut,
"Pusing ya? Mau aku buatin minum?"

Andra menggeleng cepat,
"Gausah than. Harusnya aku yang bikinin kamu minum."

Fathan juga menggeleng,
"Gausah. Mending sekarang kamu cerita gimana kejadian tadi bisa terjadi."

Andra membenarkan posisi duduknya, ia mulai menceritakan kejadian tadi secara detail.

Fathan mengangguk paham,
"Jadi dia baper sama aku?"

Andra hanya mengangguk.

Fathan menghembuskan nafas,
"Yaudah lah biarin aja. Kalo emang kamu jodoh aku, dia bisa apa?"

Andra memalingkan wajahnya,
"Apaansih than."

"Kenapa buang muka gitu? Salting ya? Atau baper? Kamu gapapa baper karena aku, asal jangan orang lain."

Fathan memegang wajah Andra membuat gadis itu menoleh. Fathan menempelkan wajah Andra di pundaknya yang lebar.

"Sekarang kamu tidur dulu. Pasti capek ngadepin orang kesurupan kaya tadi. Aku bakal disini sampe kak Nuel pulang."

Andra tersenyum tipis,
"Makasih sayang."

Fathan terkejut mendengar perkataan Andra walaupun terdengar pelan, tapi Fathan mendengar jelas kata kata tersebut.

"Of course babe," balas Fathan sambil mengecup puncak kepala Andra.

♢♢♢

Ditempat lain, Kinta sedang berada di rumah Tama. Ia sedang terisak disana.

"Gue minta maaf tam, ngga, gue ngga bisa jalanin rencana kita."

"Gapapa kali nta. Masih ada orang terakhir yang bisa kita jadiin bahan bales dendam. Dan gue yakin, dia bisa jalanin rencana terakhir kita," ucap Angga dengan senyum liciknya.

Angga meraih handphoenya yang ada di sakunya, ia mencari kontak seseorang.

"Hallo ra."

"Hallo ngga. How are you? Long time no see."

"I'm fine ra. Oiya ra, lo bisa ke Indo? Gue butuh bantuan lo."

"Sekitar seminggu lagi gue mau ke Indo nemuin om gue. Gapapa seminggu lagi?"

"Gapapa ra gapapa. I'll waiting for you."

"Ok bye."

Tut...tut..tut...

"Kita tunggu seminggu lagi. Sekarang biarin mereka seneng seneng dulu."

Yeaay update.
Maaf yaa karena lama, karena harus mikiran jalan ceritanya biar bagus hehe.
Maaf juga kalo masih ada yang typo typo.
Vomment yaa.

Continue Reading

You'll Also Like

14.1M 775K 63
πŸ’£ S U D A H T E R B I T oleh : Glorious PublisherπŸ’£ SEBAGIAN CERITA DI HAPUS!! 🌟 NOVEL MBCP SUDAH ADA DI TOKOPEDIA DAN SHOPEEπŸ€—β€ DILARANG COPAS...
784K 65.7K 49
"π™³πš’πšŠ πš’πšŠπš—πš πšπš’πšπšŠπš” πšπšŽπš›πšŒπš’πš™πšπšŠ πšžπš—πšπšžπš”πš–πšž. π™ΌπšŠπš”πšŠ πšπš’πšŠ πšŠπš”πšŠπš— πš™πšŽπš›πšπš’ πš‹πšŽπš›πš•πšŠπš•πšž."-π™°πšŠπš›πšŠπšŸ'𝚜 Aarav Denta Karanva...
521K 25.8K 73
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
13.1M 370K 71
Sifatnya yang BadBoy tidak membuat cowok itu kehilangan para fans disekolah atau bahkan dimanapun ia berada. Cowok berparas tampan bahkan sangat tamp...