ALBERIC

Da justmahe

8.4M 387K 20.9K

[SELESAI]✔ 🔥BOOK_1 [ALBERIC]🔥 🔥BOOK_2 [LENRIC]🔥 Lena senantiasa mengikuti alur kisa cintanya bersama seor... Altro

ALBERIC KEVANO DARMANTARA
SAYLENA ARGANTA MAYMAC
1 | ALBERIC
2 | ALBERIC
3 | ALBERIC
4 | ALBERIC
5 | ALBERIC
6 | ALBERIC
7 | ALBERIC
8 | ALBERIC
9 | ALBERIC
10 | ALBERIC
11 | ALBERIC
12 | ALBERIC
13 | ALBERIC
14 | ALBERIC
15 | ALBERIC
16 | ALBERIC
18 | ALBERIC
19 | ALBERIC
20 | ALBERIC
21 | ALBERIC
22 | ALBERIC
23 | ALBERIC
24 | ALBERIC
25 | ALBERIC
26 | ALBERIC
27 | ALBERIC
28 | ALBERIC
29 | ALBERIC
30 | ALBERIC
31 | ALBERIC
32 | ALBERIC
33 | ALBERIC
34 | ALBERIC
35 | ALBERIC
Trailer Alberic
36 | ALBERIC
37 | ALBERIC
38 | ALBERIC
39 | ALBERIC
40 | ALBERIC
41 | ALBERIC
42 | ALBERIC
43 | ALBERIC
44 | ALBERIC
45 | ALBERIC
46 | ALBERIC
47 | ALBERIC
48 | ALBERIC
49 | ALBERIC
50 | ALBERIC
51 | ALBERIC
52 | ALBERIC
53 | ALBERIC
ENDING
ALBERIC 2
LANJUTAN
PENGUMUMAN

17 | ALBERIC

121K 6.8K 63
Da justmahe

Happy Reading
Jangan lupa vote dan comen

Tanpa lo hidup gua gak bermakna.
Karena lo adalah makna dari hidup gua.
__Alberic

Aice menatap Lena yang sedari tadi terdiam selama bel pulang berbunyi. Tidak beranjak ataupun berbicara. Aice, Yuka dan Manda menatap perempuan itu yang kini sudah menjadi sahabatnya. Satu ide terlintas di pikiran Yuka dan Aice. Manda menatapnya heran dengan gerak-gerik yang di timbulkan dari Yuka dan Aice.

"DHA__!"

"Lena!" panggilan seseorang membuat rencana jail Aice dan Yuka gagal.

Pandangan mereka mengarah kepada kumpulan laki-laki yang memenuhi ambang pintu. Yuka dan Aice mencebikan bibirnya. Wajah mereka terlihat panik, dengan cepat mereka menghampiri Lena. Terlebih lagi dengan Mike, ia memasang wajah dramatis andalannya yang membuat siapa saja ingin menaboknya.

"Len gawat Len!" pekikan itu terdengar lebay bagi keempat perempuat yang kini menatapnya aneh.

Pletak!

Farel menjitak kening Mike dengan keras, membuat sang empu meringis kesakitan. Mike menatap Farel tajam.

"Sakit bego!" kesal Mike.

"Lo becanda mulu dasar kambing!" toyor Jo.

"Yaudah mending sekarang kita bicara serius saja! Oke!" Farel berbicara serius membuat keempat perempuan menatapnya ragu.

"Ap__apa?" gugup Lena.

"Len Eric dirumah sakit," ungkap Farel membuat Lena mematung diam. Begitupun dengan sahabatnya.

"Er__Eric?" tanya Lena memastikan. Semua mengangguk.

Air mata menetes tanpa permisi dari pelupuk mata Lena. Eric yang kini sedang marah padanya ada dirumah sakit? Kenapa?

"Kenapa? Eric kenapa?" Lena berdiri dan berlari keluar lapangan. Sahabat Lena dan Eric pun mengejar Lena yang sudah menjauh.

Sampai Lena diparkiran, suasana begitu kosong hungga seseorang membekap Lena dari belakang. Pandangan Lena pun memburam dan kesadarannya pun menghilang.

Yuka, Aice dan Manda mengedarkan pandangannya untuk mencari Lena, tetapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Lena. Wajah sahabat Eric pun terlihat panik, karena ketidak adaannya Lena.

"Mungkin Lena udah pergi ke rumah sakit," Manda berusaha untuk berpikir positif.

"Mungkin." Jawab Yuka ragu.

"Yasudah mendingan sekarang kita nyusul saja." Deval mengambil kunci motor dari sakunya.

"Yuka lu sama Arie, Aice sama Mike, Lo sama gua." Putus Farel.

Semuanya mengangguk walau ada sedikit bantahan di kedua hati perempuan itu. Mereka pun menaiki motornya dan melesat ke jalan raya.

Seseorang yang mengintip dibalik tembok menyeringai kecil. "Mampus!"

Sesampainya mereka disana, ia menemukan keluarga Lena. Sahabat Lena pun mengernyit heran. Bukankah Eric yang dirawat? Itulah yang ada dipikiran mereka.

"Om, Tante." Yuka dan yang lainnya menyalimi tangan Pak Adam dan Bu Rina.

"Tante Lena-nya ada?" tanya Yuka.

"Lena? Bukannya sama kalian ya?" kaget Rina.

Yuka dan yang lainnya pun terkejut. Kemana Lena?. Seseorang membuka pintu ruang inap yang ada di samping mereka. Terlihat seorang laki-laki dengan pakaian yang sudah lusuh.

"Ric Lena udah kesini?" tanya Mike.

"Ngapain nanya gue? Bukannya sama lo tadi yang katanya mau jemput?" Eric menatapnya heran.

"Lena gak ada," Aice baru menyadarinya saat semua orang tidak mengetahui keberadaan Lena.

Eric mengambil kunci motor di saku celana abu-abunya dan pergi keparkiran, ia menaiki motornya dan melesat untuk pergi mencari Lena.

Rina masih bengong, air matanya menetes. "Aku gak pantas ya buat jadi ibu. Jaga dia sama anak kandung aku sama sekali gak becus," gumamnya.

Adam yang ada disampingnya mengusap pelan bahu istrinya. "Sudahlah mungkin in cobaan buat kita. Jangan di sesali dulu sebaiknya kita berdoa,"

"Pak Adam?" yang merasa namanya dipanggil pun mendongkak siapa yang memanggilnya.

"Chandra?" Adam pun bangun dan memeluk temannya.

Yuka, Manda, Aice, dan sahabat Eric yang lainnya menatapnya heran. Itukan pemilik yayasan sekolahnya, kenapa bisa akrab dengan ayahnya Lena.

"Kenapa pada kumpul disini? Kayak gak ada tempat lain saja." Ucap Chandra terkekeh.

"Anak saya Chan dia dirawat." Ungkap Adam.

"Pak Adam punya anak berapa emang?" Tanya Chandra.

Adam tampak ragu untuk mengungkapkannya. "Du__dua," gugupnya.

"Kenapa gugup?" tanya Chandra.

"Saya hanya khawatir dengan keadaan anak saya," Adam menunduk lesu.

"Sabar saja, ini semua ujian." Chandra menepuk pundak Adam sebanyak dua kali.

×××××

"Lena, bangun Len." seseorang menepuk pipi Lena.

Bulu mata lena bergerak begitupun dengan mata Lena yang terbuka sedikit demi sedikit. Lena tersenyum kala melihat sosok yang pertama dilihatnya. Orang itu memegang erat tangan Lena, begitupun Lena membalasnya.

"Nial." lirih Lena.

Nial mendengus pelan. "Panggil Alta, karena Nial hanya seorang bocah gendut."

Lena terkekeh pelan saat pendenganr pernyataan yang sebenarnya dari mulut Alta. "Hahaha Nial memang gendut, bahkan Lena lebih tinggi. Tapi sekarang Nial lebih tinggi dari Lena." Lena memilih untuk duduk, dan melihat kearah sekelilingnya.

"Ini rumah Nial?" tanya Lena.

Alta mengangguk mantap. Lena menatap sekeliling dengan berbinar hingga sebuah suara menghentikan aksi kekaguman Lena.

"Lo udah sadar?" tanya dengan pelan tetapi terdengar begitu jelas.

Lena menoleh dan tubuhnya membeku. "Ka__kamu?"

Sedangkan Eric, kini ia tengah berada di jalan raya dengan melajukan motornya hingga berada di kecepatan yang sangan tinggi, bahkan lampu merah pun ia terobos. Ia sangat menghawatirkan Lena, karena sudah satu jam Eric mencarinya. Hingga kerumah para anak geng Ragonda.

"Len lo dimana?" Sesaat kemudian sebuah ide terlintas di kepala Eric. Sebuah rumah yang belum ia kunjungi.

Eric pun kembali melajukan motornya dengan kecepatan yang tinggi. Tak lama motor Eric berhenti di sebuah rumah mewah bernuansa abu-putih. Eric turun dan pergi ke gerbangnya, Eric dengan tak sabar memencet bel rumah tersebut.

Seseorang membuka bel tersebut dan tersenyum. "Eh Den Eric. Piye kabare?" tanya nya dengan logat jawanya.

"Baik bi." Eric menjawab dengan seadanya.

"Kenapa Den Eric, tidak main lagi kesini?" tanya-nya. Ia berlalu kedapur dan membawa segelas minuman dingin. Hingga ia meminta Eric menjawab pertanyaannya.

"Eric sibuk karena Eric udah kelas dua belas," jelas Eric dalam sekali tarikan nafas.

"Oalah. Sama kaya si Aden, dia udah kelas dua belas tapi banyak main."

Eric mengingat kembali tujuan awalnya. "Bi Thio udah pulang?" tanya Eric to the point.

"Belum, Den Thio belum pulang. Den Thio suka pulang malam bahkan sampai sampai ia tidak pulang." Jelasnya membuat Eric terdiam.

'Lo udah berubah Yo,' batin Eric.

"Yaudah bi, kalau begitu Eric pamit. Eric masih ada urusan." Eric bangun dan menyalami wanita paruh baya di depannya.

"Hati-hati den jangan ngebut." Wanita itu mengantar Eric sampai ke pintu luar rumahnya. Eric tersenyum lalu menaiki motornya. Tak lama motornya melasat meninggalkan pekarangan rumah bernuansa abu-putih itu.

Wanita itu tersenyum saat Eric pergi meninggalkan pekarang rumah itu. Ia tersenyum, 'Den Eric udah tak akrab lagi ya sama Den Thio? Den Thio juga udah berubah, semenjak hari itu. Den Thio juga seperti merasa kesepian. Bibi lihat itu, disaat Den Thio menangis dalam diam di kamarnya.' Batinnya lalu menutup pintu rumah itu.

A/N : Bagi pembaca gelap tolong ya voment gak papa kalau vote doang juga. Gak papa deh gak dua duanya juga😌😌

BTW author mau hiat bentar soalnya tugas numpuk sama ukk di sekolah😪

Continua a leggere

Ti piacerà anche

1.5M 130K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
8.4M 484K 75
Sebab, sejauh apapun Agatha berusaha mendapatkan hati Bara semuanya akan tetap sama; percuma. Untuk apa melakukan hal yang sia-sia, kan? Sama saja se...
7.4M 192K 22
[SUDAH TERBIT] Note: Belum revisi. Cerita ini ditulis ketika belum paham PUEBI, dll. *** Apa yang kalian rasakan ketika memiliki pasangan yang tidak...
1.8M 120K 62
[SEGERA TERBIT] "Valcano, aku kehujanan boleh minta tolong jemput aku?" "Jangan ganggu gue." ••• "Valcano, boleh minta tolong jemput aku?" "Gue lagi...