AFAF2 : OUR LIFE | ✔

De nanu_ayessa

55K 3.1K 350

[Spiritual-Romance-Humor-Action] AFAF-2 [END] , Sequel Of Istiqomah Bersamamu. Hati-hati typo bertebaran d... Mais

OUR LIFE -- Prolog
OUR LIFE -- Cast Pemain
OUR LIFE -- 1. TRIPLEKS...
OUR LIFE -- 2. CEREWET
OUR LIFE -- 3. PLAN ANEH
OUR LIFE -- 4. NEW SCHOOL
OUR LIFE -- 5. RASA..?
OUR LIFE -- 6. HOBAH!!
OUR LIFE -- 7. TOO FASTER
OUR LIFE -- 9. DUA SISI NASIB
OUR LIFE -- 10. IMAM DAN MAKMUM TERBAIK
OUR LIFE -- 11. KALAH MABAR
OUR LIFE -- 12. ALAY
OUR LIFE -- 13. GAS PRIBUMI
OUR LIFE -- 14. BERBEDA
OUR LIFE -- 15. THE POWER OF NGIDAM
OUR LIFE -- 16. TERKEJOET AKUH!
OUR LIFE -- 17. CAT MOBIL
OUR LIFE -- 18. ZONA JOMBLO
OUR LIFE -- LEBAR-an
OUR LIFE -- 19. GARA-GARA TAHU GEJROT
OUR LIFE -- 20. TUKANG RIBUT
OUR LIFE -- 21. AKU DI SINI.
OUR LIFE -- 22. CABE-CABEAN
OUR LIFE -- 23. GAK GAY SUMPAH!
OUR LIFE -- 24. MASA(LAH)LU
OUR LIFE -- 25. SIAPA MEREKA?
OUR LIFE -- 26. PAHA AYAM
OUR LIFE -- 27. KHILAF
OUR LIFE -- 28. KUNO
FYI -- HAPUS CHAPTER

OUR LIFE -- 8. GONE

1.4K 96 3
De nanu_ayessa

Pukul 10.00 WIB
Bandara Halim Perdanakusuma.

Setelah melaksanakan pernikahan, Zahra dan Zauf langsung digiring ke London untuk mengemban tugas mereka masing-masing. Perasaan khawatir antara kedua orang tua Zauf dan Zahra sedikit memudar ketika melihat mereka sudah menikah.

Setidaknya, Zauf dan Zahra bisa saling menjaga dan mengingatkan.

"Kami pergi dulu ya Bi, Mi, Mam dan Dad." Pamit Zauf keorang tuanya dan mertuanya. Tangan kiri Zauf enggan melepas pelukannya di pinggang Zahra.

"Elah.. Mentang-mentang udah nikah seenaknya didepan jomblo." Celetuk Zikra menatap malas kedua insan itu. Zahra merona malu sedangkan Zauf tetap dingin dan tidak menggubris perkataan saudara kembarnya.

"Ayo Yunus!  Pesawat kita udah mau berangkat!" Teriak Gibran yang sedang membawa koper dan didampingin kedua orang tuanya, Arfan dan Gina.

"Ck.. Sabar kali bang." Ucap Zikra malas. Kenapa ia harus satu perusahaan dengan Gibran? Perutnya mual seketika. Apa dia hamil? Tentu tidak. Jangan gila deh!

Alasan perutnya mual simple. Dia hanya berfikir kalo Zauf dan Zahra menikah dan diberi tugas di kota yang sama. Jika salah satu dari mereka sakit ataupun lelah mereka bisa saling melengkapi.

Tidur bersama saling menghangatkan. Apalagi yang nganu-nganu bikin ketagihan. Lah kalo sama Gibran? Yakali yekan? Pisang sama pisang? Dijus lah!

Aneh? Tentu saja. Kan author rada-rada stress kebanyakan mikirin doi yang ga dateng-dateng.

"LAMA!!" Ucap Gibran sedikit berteriak lalu menarik kerah baju Zikra dan menyeretnya masuk ke dalam pesawat. Zikra terkesiap dan mencoba menyeimbangkan langkah Gibran.

"Bang apa-apaan sih. Emang gue anak kucing apa maen tarik aja. Untung ni leher masih utuh. Coba kalo kaga? Bisa jomblo sampe akhirat gue." Celetuk Zikra mengusapkan lehernya yang terasa panas.

"Lebay lu lobang kancing." Datar Gibran.

Tiba-tiba ponsel Gibran berdering membuat langkah lelaki itu terhenti sejenak untuk meraih ponsel yang ada disaku celananya.

"Abi? Kenapa dia menelponku? Astagfirullah lupa pamit!!" batin Gibran.

Dengan berat hati ia mengangkat telpon itu dengan wajah yang sedikit meringis dan ia sudah siap jika ayahnya akan mengomel.

"Assalamualaikum ..." Lirih Gibran.

"Wa'alaikumsalam.. Hati-hati kamu Gibran jaga Zikra jangan ampe digondol kucing." Ucap Arfan dengan nada datar. Tapi--garing.

"I.. Iya.. " Ucap Gibran terbata dan sedikit lega mendengar ayahnya biasa saja.

"MUHAMMAD GIBRAN ARGHINA!! KAU MAU MENJADI ANAK DURHAKA HAH? PERGI TANPA PAMIT MAEN NYELONONG AJA KAYA KEDEBONG PISANG!!" Teriak Gina dari seberang sana dengan nada yang naik beberapa oktaf. Gibran hampir saja menjatuhkan ponselnya karna kaget dengan teriakan maut sang Ibu tercinta.

Mom dirimu tega membuat telinga anakmu budek sementara. Dunia terasa pengang karna telpon itu.

"Ishh Umi.. Biasa aja kali. Kaget tau dedek." Ucap Gibran pelan tentu saja dengan tidak tenang.

"HEH!! KAMU YA! BERANI KAMU SAMA UMI IBAM? YAALLAH KENAPA PUNYA ANAK BEGINI BANGET SIH." Celoteh Gina dengan nada yang tidak turun-turun. Sepertinya ia harus diberi paracetamol.

"Ihh iya Umi maafin Gibran. Ibam lupa tadi soalnya pesawatnya dikit lagi mau terbang mi. Ntar kalo ketinggalan kan repot mi. Masa iya Ibam harus ngejar-ngejar eman---" Ucap Gibran terpotong.

"KALO SAMPE, KABARIN UMI. AWAS KALO SAMPE LUPA!! DISANA ADA ANAK BUAH ABI! JANGAN MACEM-MACEM KAMU!! ASSALAMUALAIKUM." Teriak kesal Gina yang langsung menutup telponnya sepihak. Gibran menatap nanar ponselnya. Kasian ponselnya karna dia ponselnya menderita akibat suara ibunya yang luar biasa.

Sedangkan didalam pesawat ahh tidak Ralat!! Lebih tepatnya jet pribadi yang membawa Zahra dan Zauf. Mereka berdua duduk berdampingan. Zauf sibuk membaca majalah otomotif yang ada disana. Sedangkan Zahra memilih tidur.

Zauf menatap kearah Zahra yang sudah bergulat dengan dunia mimpinya. Ia tersenyum bahagia. Ya, Zauf tersenyum baru kali ini anak itu tersenyum. Terlihat dari lekukan bibir itu mengembang sehingga menampilkan lesung pipi yang tersembunyi. Kejadian langka bukan?

Zauf membelai lembut kepala Zahra yang berbalut hijab. Ia mengambil posisi tidur disebelah Zahra dan memeluk tubuh itu dari belakang. Zahra hanya menggeliat kecil saat ada pergerakan yang Zauf buat. Dan mereka pun terlelap dan Zauf menyusul Zahra ke alam mimpi.

🦀🦀🦀🦀🦀

"Bang!! Buset berat elah.. Nyender ama bangku lo noh!!" Teriak Zikra karna Gibran bersandar pada bahunya.

"Yaelah.. Lo ga sirik apa liat yang pada maen senderan? Mending ama gue sini senderannya." Ucap Gibran.

"Eek lo!! Gue masih waras!! YaAllah ampuni aku punya abang yang gilanya ga pernah sembuh." Ucap Zikra memohon.

Pletak!

"Sialan lu! Lo kira gue gila? Gausah sombong deh lo."

"Lah sombong apaan bang?"

"Gue aja yang gila lama selow. Lah lo? Gila baru aja sombong." Ucap Gibran kesal tapi ga nyambung. Readers bingung? Author juga sama.

"Ga nyambung, ogeb." Celetuk Zikra membenarkan posisinya agar nyaman saat tidur. Begitupula dengan Gibran yang sudah lebih dulu mendengkur keras.

Untung VVIP!! Coba kalo ruangan yang banyak orang? Bisa berabe satu ruangan gabisa tidur denger si Gibran ngorok. Dasar kebo untung ganteng ditambah statusnya sebagai abang Zikra. Pengen banget sumpah nih orang dilempar dari pesawat.

Zikra mengelus dada bidangnya tanda sabar. Dia pengen banget istirahat sebenarnya cuma ituloh suara Gibran ganggu banget. Jadi ngebayangin ena-ena si Zauf ama Zahra. Lah ini? Nasib-nasib..

"AllahuAkbar!" Dengkuran Gibran membuat Zikra melejit kaget dari mimpi indahnya.

Bayangkan saja disaat Zikra tengah berjabat tangan dengan wali pasangannya dan hampir saja mengucapkan kata sakral itu. Tapi tiba-tiba saja Gibran hadir didepan Zikra dengan dengkuran yang MasyaAllah!!

Zikra mengusap wajahnya kasar. Ini kok nasibnya begini banget ya. Apa salah dan dosanya Zikra? BANYAK!!

Toh diakan anak yang buandel. Kerjaannya ngebully temen pantes aja ganjarannya berat kek bawa Batu koral dari gunung ke kota. Gakuat!

"Bang bangun bang! Gantian Zikra yang tidur." Rengek Zikra yang mengguncangkan tubuh tegap disebelahnya.

1

2

3

Gaada tanda-tanda mau bangun atau bergerak. Apa dia mati? Sukur dah kan jadi tahlilan lumayan ngumpetin besek buat nyambung idup.

Author gila jangan dibaca!

Zikra panik kenapa Gibran belum bergerak sama sekali. Akhirnya ia mengambil gelas dan menuangkannya dengan air mineral.

Glek.

"Alhamdulillah." Ucap Zikra setelah meminum air didalam gelas hingga tandas.

Kalian pikir dia bakal nyiram Gibran hah?

BYURRR!!

"ALLAHUAKBAR ALLAHUAKBAR!!" Teriak Gibran gelagapan yang langsung bangkit kaget dan menatap tajam Zikra yang tengah memberikan ia cengiran kudanya.

Pletak! Gubrak! Brak!! Kedumbrang!

"Auhh bang aduhh!! Maap bang masyaallah melar kuping Yunus."

"Ganjaran yang berani ganggu tidur ganteng abang. Kurang ngajar emang nih anak!!" Geram Gibran menarik telinga Zikra.

"Aduhhhh bang!! Ntar kuping Yunus kaya tinkerbell..ashh aduhh.."

"Biarin aja. Biar kaya tinkerbell ntar abang bikinin bajunya dari daon kelor."

"Daon kelor mah kecil bang. Daon pisang yang gedean." Celetuk Zikra ditengah-tengah rasa sakitnya.

"Diem lu--" Ucap Gibran terpotong karna ada yang masuk ke ruangan mereka.

"Maaf, sir. 30 menit lagi pesawat akan segera turun." Ucap seorang laki-laki berbadan besar denga baju safari dilengkapi beberapa alat canggih yang di telinganya. Sebut saja dia salah satu pengawal kedua saudara sepupu itu.

"Baiklah." Ucap Gibran tanpa melepaskan tangannya dari telinga Zikra.

"Bang! Lepasin! Yahh panjang dah. Lo beneran mau punya Ade kek tinkerbell ya?" Gerutu Zikra.

"Kalo iya kenapa?----ahmm.. Tapi kayanya gue lagi berbaik hati. Lo ternyata lebih ganteng kalo kuping panjang. Cuma gue lebih suka yang gini aja. Panjangin kuping kapan-kapan lagi. OK!" Ucap Gibran melepaskan tarikan tangannya dari telinga Zikra.

Zikra mengusapkan telinganya yang sedikit memerah. Lalu kembali duduk tenang tidak bergeming. Sampai beberapa menit kemudian mereka turun dan tiba dibandung.

Sedangkan Zauf dan Zahra masih terlelap dengan berpelukan. Perjalanan mereka masih jauh. Zahra menggeliat kecil menimbulkan pergerakan kecil diantara pelukan mereka. Zauf yang merasa ada pergerakan disekitarnya. Ia membuka matanya perlahan.

Cup!

_______________
______

Assalamualaikum!!

Lama gak si gue gak update?

Lupa masa haha.
Jangan ketawa! Kecuali gue.

Bhye!

See you dipart selanjutnya!

Continue lendo

Você também vai gostar

Hakim De ul

Espiritual

1.3M 76.8K 51
[Revisi] Kalian percaya cinta pada pandangan pertama? Hakim tidak, awalnya tidak. Bahkan saat hatinya berdesir melihat gadis berisik yang duduk satu...
9.8M 882K 51
#1 In Horor #1 In Teenlit (20.05.20) Tahap Revisi! Vasilla Agatha yang dijauhi orang tuanya dan tak memiliki teman satupun. Dia menjalani setiap har...
53.6K 2.5K 29
"Wanita itu suci, bagaikan sajadah. Karna, diatas wanita lah lelaki akan beribadah." Fatimah mengerutkan keningnya. "Maksudnya? Perempuan dijadikan s...