Lovely Chef

By LadiesQueen_

22K 1.6K 90

Pindah ke KBM App dan sudah up sampai tamat. Silahkan mampir untuk baca😊 Terlalu sering kehilangan membuat L... More

Prolog
Lovely Chef - 1
Lovely Chef - 2
Lovely Chef - 3
Lovely Chef - 4
Lovely Chef - 5❤
Lovely Chef - 6
Lovely Chef - 8
Lovely Chef - 10
Lovely Chef - 11
25
Lovely Chef - 9
Promo Indonesia Merdeka (perubahan)

Lovely Chef - 7

1.5K 151 15
By LadiesQueen_

You're mine, boss

Bisikan tegas Andhy selalu terngiang di telinga Lily. Bahkan seluruh tubuhnya terasa memanas. Andhy benar-benar dapat membangkitkan sisi liar salah satu keturunan Garindra itu.

Setelah lumatan dan kata-kata kepemilikan yang Andhy ucapkan, sejak itu pula Lily merasa jika dirinya selalu di awasi oleh sepasang mata tajam nan menggoda milik Andhy.

Semua mata terarah pada pintu masuk Domani's Cafe & Resto saat pintu terbuka dan menampilkan wajah tampan, hidung mancung, alis mata yang tebal serta bibir yang seksi. Membuat semua mata tertuju padanya.

"Teh Lily ada? "

"Teteh ada di ruangannya, Al. Mas Al langsung naik saja. " ujar Indira malu-malu.

Lelaki tampan yang di panggil Al itu langsung melenggang kearah ruangan Lily. Lalu sekilas menoleh kearah kitchen karna merasa ada yang memperhatikannya. Benar saja, di sana seorang lelaki tampan -namun tidak lebih tampan darinya- berdiri menyilangkan kedua tangan di depan dada dan menatap tajam padanya. Al memberikan tatapan yang sama serta sebuah senyuman miring yang membuat tampilannya makin menggoda.

"Siang teteh cantik. "

Al nyelonong masuk tanpa mengetuk pintu, membuat Lily kaget lalu reflek melemparkan bolpoin yang ada di tangannya kearah wajah Al.

"Si teteh, bahaya tau. Kalau sampe ni bolpoin kena muka ganteng Al kan nanti bisa gawat. "

"Bodo amat. "

Al terkekeh geli melihat bibir Lily yang maju beberapa senti karna kesal. Al berjalan mendekat kearah Lily lalu mencium pipi kiri Lily dan merangkul manja tangan Lily.

"Apa sih Al. Orang lagi kerja malah gelendotan gini. "

Lily melepas paksa tangan Al dari lengannya namun tak berhasil. Akhirnya dia menyerah dan mengikuti Al yang sedaritadi menarik tangannya duduk di sofa.

"Ok, cepetan bilang tujuan kamu ke sini. Pasti ada maunya, gak mungkin sampe nyusulin ke sini kalau gak ada apa-apa. "

Al cengengesan tak jelas. Lily tau saja jika dirinya akan meminta sesuatu. "Tambahin duit Al dong, teh. Al mau beli mobil baru. "

"Ya ampuuun. Emang kamu gak bisa minta sama mami atau papi? "

Kini giliran Al yang mencebik kesal. "Mami mah pelit teh. Saban hari gak jauh dari latihan tembak lah, latihan beladiri lah, latihan memanah lah, sampe latihan pedang segala. Papi? Beuuh jangan di tanya. Saking cintanya ama mami, kalau mami udah bilang A ya papi bakalan ikut A. "

Lily terkekeh mendengar penjelasan Al. Ya, dia tau benar bagaimana kerasnya mami Al dalam mendidik namun ini juga membuktikan jika didiknya tak salah.

"Mau beli mobil apaan emang? "

"Lamborgini Gallardo. " Ujar Al meringis

"APA? " Yang benar saja. Itu bukan lah sebuah mobil yang murah. Tarik nafas, hembuskan. Lily memberi instruksi untuk dirinya sendiri. "Ok, minta tambahin berapa? Lima atau sepuluh juta? "

"Lima ratus juta. "

Kali ini Lily diam, saking kagetnya dia tak bisa bersuara. Lima ratus juta? Oh ya Allah, itu bukan uang yang sedikit. Apa Al sudah mulai gila?

"Kamu mau bikin teteh bangkrut? " Ucap Lily sambil menekan pelan pelipisnya.

"Hehehe, Al cuma becanda. Al kesini mau ajakin teteh makan siang di rumah. Mami kangen teteh katanya, jadi mami minta Al buat jemput teteh. Ya sekalian Al juga mau pamer mobil baru sama teteh. "

"Kamu nih, ngerjain ampe buat teteh shock. Gak ada bedanya sama double F. "

Lily berjalan kearah mejanya membereskan berkas laporan pemasukan dan pengeluaran cafe bulan ini.

Tiba-tiba Al merengkuh pinggang Lily.

"Apa sih ini pake peluk pinggang segala, Al? " Tegur Lily.

"Gak, cuma pengen test aja. " Ujar Al santai. Sedangkan Lily hanya mengendikkan bahunya acuh dan membiarkan Al merengkuh pinggangnya.

Al sekilas melirik kearah dapur di mana dia merasakan seseorang tengah menatapnya, dan benar saja. Kali ini Al mendapatkan tatapan membunuh dari lelaki itu. Al bisa merasakan aura kemarahannya, lagi pula itu sangat terlihat dari rahang yang mengeras dan tatapan yang semakin tajam. Jika saja dengan sebuah tatapan, seseorang bisa mati maka Al yakin dirinya sudah menjadi mayat sejak dia menuruni tangga tadi.

°•°•°•°

Setelah selesai makan siang dengan Al dan keluarganya, Lily kembali ke cafe. Laporan tadi belum selesai dia periksa.

Hari ini pengunjung cafe sangat ramai karna malam minggu memang selalu seperti ini, belum lagi dengan adanya live musik semakin menarik minat para pelanggannya.

"May, tolong buatin lemon tea anget ya. Anterin ke ruangan aja. "

"Iya teh. "

Lily menghempaskan tubuhnya di sofa lalu memejamkan sejenak matanya tanpa sadar jika di kursi kerjanya seseorang tengah memperhatikannya.

Tubuh Lily tersentak lalu membuka mata dan langsung duduk ketika mencium aroma parfum yang menusuk, aroma yang membuat tubuhnya panas.

"Se...sejak kapa...an an... " Lily menarik nafas sesaat untuk menetralkan kegugupannya. "Sejak kapan anda di situ? "

Andhy diam dan terus melangkah dengan perlahan kearah Lily yang juga memundurkan langkahnya. Dia merasakan tubuhnya memanas.

Oh sialan, Ly. Jangan jadi wanita murahan. Masa iya seorang Garindra luluh hanya dengan sebuah tatapan tajam.

Tapi kau merasakan panas, Ly. Dia mampu membangkitkan gairah yang tak pernah bangkit. Dia membangunkan sisi liar mu.

Lily menghentikan langkahnya saat punggungnya membentur dinding. Dengan susah payah dia mencoba meneguk sedikit salivanya, agar bisa mengeluarkan suara.

Andhy menatap tajam kearah Lily. Jika Lily menatapnya sedikit lebih lama, Andhy yakin wanitanya bisa melihat dengan jelas api kecemburuan sedang berkobar di mata Andhy bahkan hatinya pun masih terasa panas.

Tangan kiri Andhy terangkat dan memerangkap Lily dengan tembok dan dirinya. Kepala Andhy turun perlahan, menempatkan wajahnya dileher jenjang Lily, menghirup aroma parfum yang sudah bercampur dengan keringat Lily justru terkesan seksi bagi Andhy.

"Kamu sudah membangkitkan satu sisi yang sudah lama tertidur, boss. " Gumam Andhy.

Nafas hangat Andhy di lehernya membuat Lily merinding. Seluruh darahnya berdesir menuju satu pusat yang sama.

Oh ya ampuuun, aku harus mendorongnya. Batin Lily mulai beteriak panik.

Namun yang terjadi bukanlah dorongan yang Lily berikan melainkan sebuah usapan singkat di dada bidang Andhy yang membuat lelaki bermata tajam itu mendesis.

Mata Lily meloto kaget saat bibir Andhy melumat rakus bibir tipisnya. 

Ciuman yang berawal keras itu kini perlahan melembuat dan membuat Lily terbuai oleh kelembutan bibir Andhy pada bibirnya.

Andhy melepaskan bibirnya dari bibir Lily, lalu menempelkan dahi mereka. Jempolnya mengusap pipi Lily, kemudian turun ke bibir bawah Lily yang membengkak karna ciumannya.

"Aku tidak suka jika milikku di sentuh orang lain, boss. Kamu milikku dan aku gak mau kamu di sentuh lelaki lain termasuk lelaki tadi. "

Lily membuka mata indahnya dan tatapan mereka langsung bertemu. Lily baru sadar jika Andhy memiliki mata yang Indah namun tajam, tapi di sana juga terdapat suatu kelembutan.

"Dia Alexi Domani Wirawan, sepupuku. " Jelas Lily. Entahlah tapi dia tak ingin membuat lelaki yang sudah dua kali mencicipi bibirnya itu salah paham.

Andhy memejamkan mata dan mengumpat dalam hati tentang kebodohannya. Kenapa tadi dia tidak bertanya pada pegawai cafe lainnya? Kenapa kebodohan itu datang saat melihat Lily-nya di rangkul oleh lelaki lain?

Andhy menarik pinggang Lily, sehingga membuat posisi mereka benar-benar rapat tanpa ada celah.

"Mulai detik ini jangan izinkan lelaki lain merangkul pinggang ini. " Ucap Andhy sambil memberi sedikit tekanan di pinggang Lily. "Mengerti, boss? "

Lily tak sanggup mengeluarkan suara. Dia masih menenangkan jantungnya yang bertalu kencang. Oh, dia akan sangat malu jika saja Andhy dapat mendengar detak jantungnya saat ini.

Senyum manis di bibir Andhy terbit saat mendapatkan anggukan dari kepala Lily. Tangan kanannya yang tadi berada di pinggang Lily kini naik dan merengkuh tengkuk wanitanya dan kembali mencumbu bibir yang kini Andhy cap sebagai heroin baginya.

❤❤❤

Udah pada bobo belum ya dedek imyut nan kiyut? 😂

Sabar, mas Andhy sama neng Lily belum sah jadi sebatas kissing aja. Gak boleh lebih😣

Mau up apa lagi nih? Mumpung Qie lagi baik😂😂

Semoga suka..

Follow Qie ya..

💞 IG : rizqieaathar
💞 FB : Rizqiea Athar
💞 LINE : ladiesqueen_92

💋Qie

Prabumulih, 07 Mei 2018

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 112K 27
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...
621K 27.2K 42
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
3.8M 42.3K 33
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
2.1M 9.9K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...