ALBERIC

By justmahe

8.4M 387K 20.9K

[SELESAI]✔ 🔥BOOK_1 [ALBERIC]🔥 🔥BOOK_2 [LENRIC]🔥 Lena senantiasa mengikuti alur kisa cintanya bersama seor... More

ALBERIC KEVANO DARMANTARA
SAYLENA ARGANTA MAYMAC
1 | ALBERIC
2 | ALBERIC
3 | ALBERIC
4 | ALBERIC
5 | ALBERIC
6 | ALBERIC
7 | ALBERIC
8 | ALBERIC
9 | ALBERIC
11 | ALBERIC
12 | ALBERIC
13 | ALBERIC
14 | ALBERIC
15 | ALBERIC
16 | ALBERIC
17 | ALBERIC
18 | ALBERIC
19 | ALBERIC
20 | ALBERIC
21 | ALBERIC
22 | ALBERIC
23 | ALBERIC
24 | ALBERIC
25 | ALBERIC
26 | ALBERIC
27 | ALBERIC
28 | ALBERIC
29 | ALBERIC
30 | ALBERIC
31 | ALBERIC
32 | ALBERIC
33 | ALBERIC
34 | ALBERIC
35 | ALBERIC
Trailer Alberic
36 | ALBERIC
37 | ALBERIC
38 | ALBERIC
39 | ALBERIC
40 | ALBERIC
41 | ALBERIC
42 | ALBERIC
43 | ALBERIC
44 | ALBERIC
45 | ALBERIC
46 | ALBERIC
47 | ALBERIC
48 | ALBERIC
49 | ALBERIC
50 | ALBERIC
51 | ALBERIC
52 | ALBERIC
53 | ALBERIC
ENDING
ALBERIC 2
LANJUTAN
PENGUMUMAN

10 | ALBERIC

168K 8K 51
By justmahe

Jangan lupa vote dan coment
Happy Reading

Gue gak peduli orang nilai gue bagaimana. Tapi gue peduli saat lo nilai gue seperti apa.

_Alberic

Senin pagi membuat Eric enggan untuk bangun dari tidurnya, ia sangat malas ber-upacara. Terlebih lagi dengan panasnya matahari yangbmenyorot. Waktu menunjukan 07.33, pastu upacara telah dimulai. Eric pun bangun dan  pergi mandi, tak sampai sepuluh menit ia pun telah siap untuk berangkat sekolah.

Eric pergi menuruni tangga, disana ia melihat kedua orang tuanya saling diam, keduanya hanyut ke dalam kesibukan masing-masing. Tak peduli jika ada Eric disana. Kini andai saja kakaknya masih ada dengannya, pasti keluarga ini akan menjadi keluarga harmonis.

Eric berjalan menghampiri ayahnya. "Yah, Eric pamit sekolah," pamitnya dengan mengulurkan tangan.

"Kamu telat?" tanya ayahnya tanpa menoleh maupun membalas uluran tangan Eric. Eric menarik kembali tangannya. Ia mengangguk walau itu tidak terlihat oleh ayahnya.

Sekarang ia menghampiri Ibunya. "Bu, Eric mau pamit sekolah,"

"Hmm." Hanya itulah jawaban yang didapatkan Eric. Eric keluar dari rumahnya dengan hati yang mencelos melihat perlakuan kedua orang tuanya terhadap dirinya selaku anaknya, oh apa mereka tidak menganggapnya anak? Entahlah.

Eric memacu motornya dengan kecepatan tinggi, tak membutuhkan waktu sepuluh menit ia sudah sampai di depan gerbang.

"Pak Tuki buka gerbangnya!" titah Eric membuat Pak Tuki menurutinya.

Eric melajukan motornya keparkiran, dengan santainya ia berjalan kelapangan tanpa melihat raut wajah marah dari guru. Ia berjalan dengan wajah datar di depan peserta upacara. Membuat sang kepala sekolah geram dengan tingkah lakunya.

"Eric kenapa kau berjalan lewat depan?! Kenapa tidak lewat belakang saja?!" geram Pak Herman-selaku kepala sekolah, atau pamannya Eric.

Eric menatapnya sinis. Ia tidak peduli jika itu pamannya sendiri, jika ada seseorang yang merusak kebahagiaannya maka orang itu akan berurusan dengan Eric si ketua Ragonda. Eric yang kala itu memakai jaket kesayangannya dengan lambang burung elang di dada kirinya membalikan badannya menghada kepala sekolah yang menjadi pembina upacara.

"Pak Herman menyuruh saya? Sekolah orang tua saya ini Pak. Tenang aja bapak gak bertanggung jawab atas kenakalan Eric kok," ucapnya santai.

"Kamu itu anak murid disini Eric!" Pak Herman menatapnya amarah, namun Eric tidak mempedulikannya.

Eric pun mengedarkan pandangannya ke barisan kelas X, XI, XII. Tak senghaja matanya bertemu dengan manik mata Lena, Eric melambaikan tangannya yang dibalas senyuman oleh Lena. Ia berjalan kearah barisan kelas XI, membuat semua berteriak histeris.

Pak Herman sudah geram menghentikan teriakan itu. Ia kembali melanjutkan amanat yang akan disampaikannya.

"Hai Lena," Eric berbaris di samping Lena.

"Hai Eric, kenapa kamu baris dikelas sebelas? Emang kamu kelas sebelas? Bukannya kamu kelas dua belas ya?" cerocos Lena.

"Enggak cuma kangen lo aja," ucapnya dengan santai.

"Ekhemm"

"Hmm ingat jangan bikin iri yang jomblo dong,"

"Ekhemm aduh ketelen biji salak,"

Eric yang melihat kelakuan teman pacarnya ini tersenyum kecil. Ia menarik tangan Lena kebelakan barisan, biasanya jika ada yang pindah kebelakang akan diprotes, jika ini tidak karena Eric yang pindah.

"Lo jangan terlalu cape Len, kemarin kan baru sembuh," Eric mengusap pipi Lena, membuat para kaum hawa memekik tertahan.

"Mendingan ke Uks," Eric menarik tangan Lena.

"Tapi Lena gak apa-apa kok," ucap Lena.

"Lo kan baru sembuh," keukeuh Eric. "Gue temenin kok," Eric mengulurkan tangannya untuk mengusap puncak kepala Lena.

"Say say sayangnya Eric," Lena menoleh, ia kira Eric memanggilnya namanya kan Saylena.

Mereka pun sampai di Uks. Lena masuk bersama Eric, Lena mengambil tempat di tengah. Ia menidurkan kepalanya di ranjang Uks, padahal ia tidak sakit atau apapun. Tetapi Eric yang memaksanya.

"Lena gue ke kelas ya? Hati-hati jangan berinteraksi sama cowok lain atau cowok itu habis sama gue," pesannya. Lena mengangguk dengan menelan saliva nya kasar.

"Ok_oke,"

Eric mengusap kepala Lena dan pergi ke kelasnya. Diliat Uks ada seorang petugas Uks yang juga anggota Ragonda. Eric menghadap kepadanya. "Roy lo jagain Lena tapi jangan sentuh dia," ucapnya tajam membuat Roy mau tak mau mengangguk.

Eric melanjutkan kembali langkahnya menuju kelasnya. Kelasnya begitu sepi dikarenakan semua murid tengah ber-upacara. Ia duduk disana, menatap langit-langit kelas. Ia berpikir bagaimana keadaan keluarganya jika kakaknya kembali, ia itu adalah harapan terbesarnya. Setidaknya ia ingin kedua orang tuanya menyapanya setiap pagi, ingin sekali dan itu hanyalah impian belaka.

Lena bangun dari tidurnya untuk mengambil minyak angin, tiba-tiba Lena sakit perut seperti ja sedang pms. Jika memang iya Lena pms bisa gawat di karenakan Lena tidak membawa pembalut.

"Kak minta minyak angin," pinta Lena ke salah satu petugas Uks.

"Eh Lena ya? Pacarnya Eric," Lean mengangguk. "Yasudah nih minyak anginnya," siswi itu memberikan minyak angin.

"Makasih kak_" Lena melirik papan nama. "Jihan,"

"Sama-sama,"

"Len gue mau tanya boleh?" tanya Jihan saat ia menghampiri Lena yang tengah mengolesi minyak angin di pelipisnya. Lena mengangguk. "Apa?"

"Lo tahu mantannya Eric?" tanya Jihan.

Lena menggelengkan kepalanya. "Siapa?"

"Lo serius gak tahu?" kaget Jihan.

"Mantan Eric itu_"

"Lo jangan ngomong yang enggak-enggak sama Lena atau lo gue hajar," seseorang memotong ucapan Jihan, membuat Jihan membeku.

Ia menolehkan kepalanya. "Eh Er_Eric, ada pasien datang," Jihan berlalu dari hadapan Lena dan Eric.

"Tadi dia ngomong apa aja?" tanya Eric tajam.

"Enggak kok, belum ngomong apa-apa soalnya Eric keburu datang," Lena menggelengkan kepalanya.

"Oh baguslah," ucap Eric.

"Kenapa?" tanya Lena penasaran.

Eric tersenyum. "Gak apa-apa,"

'Kok Eric aneh ya?' batin Lena.

×××××

"Akhirnya tuh Pak Herman selesai ceramahnya," syukur Arie.

"Si bege, itu pamannya si Eric," Deval memukul kepala Arie.

Kini mereka berada dikantin, dengan rokok masing-masing ditangannya kecuali Farel dan Frans.

"Eric aja gak peduli, malah dia lebih peduli sama si Lena," santai Mike.

"Berarti Eric udah move on dong? Baguslah kalau begitu," ucap Farel.

Frans menyetujui. "Iya bener kata lo Rel, tapi bagaimana kalau si Biy kembali lagi disaat Lena dan Eric udah bahagia?" ucapnya lesu. Membayangkannya juga ia tidak mau.

"Tapi kalau si Eric udaj bisa jaga hati buat Lena mah gak mempan walaupun mantannya si Eric dateng. Intinya sebuah hubungan itu harus dilandari kepercayaan," seru Arie.

"Tumben lo pinter," ledek Jo.

"Baru tahu?"

"Btw Eric jadi tambah possessive semenjak kejadian pembullyan Lena," Jo menatap sahabatnya serius.

"Iya, gue juga merasa gitu. Semoga aja Lena betah ya?" tambah Deval.

"Iya semoga aja,"

"Rel hubungan lo sama Manda gimana? Setiap hari mainnya kode-kode'an mulu," tanya Mike.

"Tunggu aja," santai Farel.

"Alah tapi lo jangan lupa sama Pj," ingat Arie.

"Selow aja udah gue siapin," Farel bangkit dari duduknya. "Bolos yuk!"

"Ayo!!" setujunya dengan serempak.

"Lo hubungin si Eric. Suruh dia ke Warbel," titah Farel kepada Mike.

Mike mengangkat kedua jempolnya.

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.7M 67.3K 30
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
1.8M 120K 62
[SEGERA TERBIT] "Valcano, aku kehujanan boleh minta tolong jemput aku?" "Jangan ganggu gue." ••• "Valcano, boleh minta tolong jemput aku?" "Gue lagi...
4.8M 222K 62
[SELESAI] 🔥BOOK_1 [ALBERIC]🔥 🔥BOOK_2 [LENRIC]🔥 👑Conten :16+👑 Lena gue mau nanya, lo berubah ya? Lo beda, lo lebih cuek, dingin dan tak tersentu...
4.8M 196K 37
Namanya Kenzo Arsenio, seorang cicit dari yayasan pemilik sekolah, cucu dan anak dari seorang pemilik perusahaan besar, serta wajahnya yang memukau y...