ALBERIC

By justmahe

8.4M 387K 20.9K

[SELESAI]✔ 🔥BOOK_1 [ALBERIC]🔥 🔥BOOK_2 [LENRIC]🔥 Lena senantiasa mengikuti alur kisa cintanya bersama seor... More

ALBERIC KEVANO DARMANTARA
SAYLENA ARGANTA MAYMAC
1 | ALBERIC
2 | ALBERIC
3 | ALBERIC
4 | ALBERIC
5 | ALBERIC
6 | ALBERIC
8 | ALBERIC
9 | ALBERIC
10 | ALBERIC
11 | ALBERIC
12 | ALBERIC
13 | ALBERIC
14 | ALBERIC
15 | ALBERIC
16 | ALBERIC
17 | ALBERIC
18 | ALBERIC
19 | ALBERIC
20 | ALBERIC
21 | ALBERIC
22 | ALBERIC
23 | ALBERIC
24 | ALBERIC
25 | ALBERIC
26 | ALBERIC
27 | ALBERIC
28 | ALBERIC
29 | ALBERIC
30 | ALBERIC
31 | ALBERIC
32 | ALBERIC
33 | ALBERIC
34 | ALBERIC
35 | ALBERIC
Trailer Alberic
36 | ALBERIC
37 | ALBERIC
38 | ALBERIC
39 | ALBERIC
40 | ALBERIC
41 | ALBERIC
42 | ALBERIC
43 | ALBERIC
44 | ALBERIC
45 | ALBERIC
46 | ALBERIC
47 | ALBERIC
48 | ALBERIC
49 | ALBERIC
50 | ALBERIC
51 | ALBERIC
52 | ALBERIC
53 | ALBERIC
ENDING
ALBERIC 2
LANJUTAN
PENGUMUMAN

7 | ALBERIC

173K 9K 162
By justmahe

Jangan lupa vote dan comen

Happy Reading

Gue peduli karena gue sayang. Gue perhatian karena gue cinta. Dan lo gak bisa menentang apa yang sudah takdir tentukan.
_Alberic

Sudah seminggu Eric dan Lena menjalin hubungan. Tidak ada gangguan apapun selama Lena menjadi pacarnya dikarenakan Eric selalu ada disampingnya. Akhir-akhir ini juga Eric menjadi lebih possessive kepada Lena, ia selalu menghajar siapapun lelaki yang berani dekat dengan Lena, walaupun kepada teman sekelasnya sekalipun.

Seorang Lelaki kini tengah berbaring diatas kasur empuknya. Tak peduli dengan mentari yang telah menyambut paginya. Ia terusik disaat sorotan cahaya mentari menyinari wajahnya. Matanya terbuka, ia menolehkan wajah mencari ponsel untuk melihat waktu. 7.00, telat itu pasti. Dengan santai ia kekamar mandi, memakai seragam dan memakai farfume mint-nya.

Eric turun dari tangganya, disana terdapat kedua orang tuanya yang lagi-lagi berdebat.

"Itu salah kamu Chandra, kamu tidak becus menjaga anak kamu," teriak seorang wanita kepada suaminya.

"Dara, menjaga anak itu tugas kamu. Sudah seharusnya kamu menjaganya, kenapa kamu malah memeberikannya kepada orang lain?"

"Waktu itu kamu kan yang menyuruhnya. Menyuruhnya untuk dititipkan kepada temanku, kenapa kamu menyalahkanku,"

Itulah sebabnya Eric tidak betah berada dirumahnya, kedua orangtuanya seakan tidak menganggapnya ada. Bahkan kedua orang tuanya tidak pernah bertegur sapa semenjak kakaknya hilang sebelum ia lahir. Eric tidak pernah melihat kakaknya kecuali dari fotonya.

Eric tidak peduli dengan perdebatan kedua orangtuanya, ia keluar dan menyalakan mesin motornya. Ia pun melesat meninggalkan pekarangan rumahnya.

Sungguh Eric ingin keluarganya seperti keluarga yang harmonis lainnya, ada kasih sayang ibu, pengertian ayah. Tetapi itu semua kandas hanya dengan melihat pertengkaran kedua orang tuanya. Dulu mantan pacarnya yang selalu memberi perlngertiannya. Ah Eric merindukannya, tetapi semenjak kedatangan gadis polos itu ia menjadi lebih terbuka. Terlebih lagi perhatian yang diberikan Lena. Eric pun tersenyum mengingat hal itu.

Eric pun kini tengah bingung dengan perasaannya. Move on? Entahlah ia sebenarnya sudah menyayangi Lena tetapi Bianca selalu menghantui pikirannya.

Kini Eric berada di depan gerbang sekolah Darmantara, sekolah milik ayahnya. Ia lebih memilih untuk bolos sekolah daripada tidak fokus. Eric pun melajukan kembali motornya ke warbel. Disana ada keenam sahabatnya yang termasuk anak Ragonda. Eric menepikan motornya di parkiran warung.

"Wuihh si bos ternyata ikut bolos, feeling gue bener kan," bangga Mike.

"Emang lo punya feeling, gue rasa lo gak punya." Ejek Deval.

"Anjir amat lo,"

Eric duduk disebuah gazebo bersama keenam sahabatnya, ia mengambil rokoknya dan menghisapnya.

"Ric gimana hubungan lo?" tanya Farel.

"Baik pasti, Ericnya aja makin lengket sama Lena. Sekalinya ada cowok yang berinteraksi sama si Lena si Eric langsung siap hajar," Frans terkekeh dengan ucapannya mengingat ke possessivan sahabatnya.

"Itu namanya sayang," tambah Jo.

"Semenjak lo jadian kita-kita belum kenalan lho sama si Lena," ucap Arie.

"Gak penting," santai Eric dengan asap yang keluar dari mulut dan hidungnya.

"Yaelah,"

×××××

Hari ini dikelas Lena ada pelajaran olahraga, dimana ia harus mengganti pakaiannya dengan pakaian olahraga. Semua murid telah mengganti pakaiannya sedang Lena, ia masih memakai seragam sekolahnya.

"Lene cepat ganti baju, lima menit lagi dimulai lho," cerocos Aice.

"Baju Lena gak ada, kayaknya Lena lupa," ucap Lena, ia kini tengah panik.

"Yah izin aja ke Pak Rojak, kalau lo lupa bawa bajunya," saran Manda.

"WOI PAK ROJAK GAK NGAJAR, TAPI KITA SURUH KELAPANGAN BUAT BELAJAR MATERI KEMARIN!!" Teriak Leo sang ketua kelas.

"Yeay gak olahraga. Len gak olahraga tuh, ke lapangan yuk kita gosip-gosip cantik," ajak Yuka.

"Yuk!" Setujunya dengan serempak.

Mereka berempat pergi kelapangan dan duduk di pinggir lapangan, mereka pun memulai percakapan dengan membahas geng di sekolahnya yang kemarin memulai tawuran kembali.

"Gimana Eric pas tawuran kemarin?" tanya Yuka.

"Ya gitu, pulangnya wajah Eric babak belur, terus dia kerumah Lena minta diobatin." Sekarang Lena memanggil Eric tanpa embel-embel 'Kak' dikarenakan Eric yang menyuruhnya.

"Ouhh btw semoga kalian makin langgeng ye," ucap Aice.

"Amiin," ucapnya serempak.

"HEH LO!!" Teriak seseorang yang kini ada dihadapan Lena. Ia mendongkak.

"Apa?" tanyanya.

"Jangan pura-pura gak tau deh lo. Mumpung Eric gak ada disamping lo gue bisa kasih pelajaran ke lo sepuasnya. Guru juga ada rapat, berarti ini memang keberuntungan gue buat siksa lo!"

"Heh siapa lo? Kenapa lo jadi ngurusin hidup orang." Kesal Aice.

"Lo bilang gue siapa? Gue ini pacarnya Eric. Andai cewek kumel kayak dia gak sekolah disini," sinisnya.

"Ck bilang aja lo kalah saing sama Lena, karena Eric lebih pilih Lena," decak Yuka.

"Udah-udah ini kenapa lagi Lena gak ngerti," ucapan Lena membuat banyak tatapan mengarah padanya.

"Lo! gue bisa siksa lo sepuasnya." Ia mendorong bahu Lena, membuatnya tersungkur ke tanah. "Dan anak Ragonda yang ada disini, jangan ada yang berani lapor kejadian ini ke Eric. Karena gue bisa keluarin kalian. Keluarga gue donatur terbesar disini." teriaknya.

"Lexa bukannya donatur terbesar itu keluarga Pak Adam?" Lena berusaha bangun walau badannya terasa sakit.

"Diam lo!" Lexa mendekati Lena. "Ikut gue!" Lexa menarik paksa Lena dibantu dengan kedua dayang-dayangnya, Anabelle dan Chintya.

"Lexa jangan lo apa-apain sahabat gue!!" Mereka bertiga hendak mengejar Lexa dan Lena namun teman Lexa yang lainnya menahan mereka.

Setelah sampai di toilet, dayang-dayang Lexa melempar Lena ke tembok dengan keras membuat Lena meringis. Lexa menghampiri Lena, ia jongkok dihadapannya.

"Lo udah ambil Eric dari gue. Karena lo, Eric jadi gak peduli sama gue." Desisnya di hadapan wajah Lena.

Plakk

"INI KARENA LO UDAH AMBIL POSISI GUE LENA!!" teriaknya setelah mendaratkan tamparan dipipi mulus Lena.

"Lena gak salah apa-apa kok," parau Lena.

"Oh lo berani jawab? YA? Lo brengsek jadi cewek," Lexa menarik rambut Lena dengan sekali terikan membuat Lena meringis.

Lexa terus menarik rambut Lena dengan sekuat tenaga. "Awhh sakit Lexa, kepala Lena sakit," tangisnya.

"Ini baru permulaan Lena," ucapnya dengan tatapan tajam. "Ini hukuman lo karena lo udah ambil Eric dari gue."

"Siapin semua barang!" titahnya kepada kedua dayang-dayangnya. "Lo udah kunci pintunya?" tanyanya.

"Udah," jawab Anabelle dengan memberikan sebuah tas.

Lexa mengambil sebuah cat bewarna hitam dengan dibungkus plastik dari dalam tasnya. Ia mengambil gunting.

Lexa dengan keras menendang kaki Lena dan menginjaknya membuat Lena menangis. Ia sungguh sadis. Setelah itu Lexa mengambil kuas, ia mengukir namanya di wajah Lena dengan kuas itu.

"Gue lukis lo biar wajah lo jadi jelek, terus Eric ninggalin lo," ucapnya masih dengan olesan cat.

"Chintya ambil bahan selanjutnya!!" titahnya. Lexa pun mengguyurkan cat ke atas kepala Lena, membuat wajahnya bewarna hitam karena guyuran cat, masih untung Lena tadi menutupi matanya dengan kedua tangannya.

"Lexa maafin Lena," lirihnya.

Plakk

Chintya menampar pipi kanan Lena. "Gak usah bacot!! Lo ikutin aja permainan kita,"

Wajah Lena kini penuh cat dan luka lebam. Lexa tidak peduli dengan reaksi Eric nanti, karena ia sungguh kesetanan dengan membully Lena.

Anabelle menyodorkan bahan selanjutnya yaitu lipstick. Dengan cepat Lexa mengambilnya, ia mengoleskannya di seluruh wajah Lena. Hingga wajah Lena berubah menjadi tak karuan.

"Mana telur busuknya!!" Lexa menatap kedua dayang-dayangnya.

"Nih enam buah telur busuk, gue mau ngelempar juga. Tapi kita siksa dulu lah biar puas!!" Anabelle menatap Lena dengan senyum miringnya.

Ana jongkok di depan Lena.

Plakk

Sekali lagi tamparan dilayangkan kepada Lena. Ia pun menarik rambut Lena dengan sekuat tenaga. Mungkin rambutnya akan rontok. Setelah itu Ana melemparkan kepala Lena ketembok toilet dengan keras membuat ketiganya tertawa.

'Abang Lena sakit' batin Lena. Ia sangat kesakitan sungguh.

"Lempar telurnya girls!" Komando Lexa.

Keenam telur busuk pun mendarat diatas kepala Lena, ia tersenyum puas saat Lena terlihat tidak berdaya.

"Kita selesaikan ini sekali lagi," titah Lexa.

Mereka pun menyemprotkan cat kaleng bewarna merah dan biru ke badan Lena yang memakai seragam. Mereka tersenyum puas. Setelah itu mereka bertiga menginjak tangan Lena, membuat Lena meringis. Air matanya telah habis.

Sebelum Lexa benar-benar keluar ia mengucapkan satu kalimat yang membuat Lena terdiam.

"Lo jauhin Eric sebelum gue bertindak jauh!"

Setelah itu Lexa pun keluar dari toilet perempuan.

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 120K 62
[SEGERA TERBIT] "Valcano, aku kehujanan boleh minta tolong jemput aku?" "Jangan ganggu gue." ••• "Valcano, boleh minta tolong jemput aku?" "Gue lagi...
374K 24.2K 93
Kejadian yang menimpa kakaknya membuat Gistara Arabhita membenci cowok. Dia menganggap semua cowok itu sama, yakni tiga B yang berarti belang, bejat...
4.6M 361K 90
Nareshta Ravaleon Arkana adalah cowok populer di SMA Ganesha. Kepopulerannya ditunjang oleh penampilan dan tampang yang rupawan juga kiprahnya sebaga...
4.6M 395K 58
[ BELUM REVISI DAN BANYAK TYPO ] MASIH BERLANJUT UPDATE!! TUNGGUIN, YA. Garuda Wisnu Victorian, bukan spesies burung bukan juga lambang negara. Cow...