ALBERIC

By justmahe

8.4M 387K 20.9K

[SELESAI]✔ 🔥BOOK_1 [ALBERIC]🔥 🔥BOOK_2 [LENRIC]🔥 Lena senantiasa mengikuti alur kisa cintanya bersama seor... More

ALBERIC KEVANO DARMANTARA
SAYLENA ARGANTA MAYMAC
1 | ALBERIC
2 | ALBERIC
3 | ALBERIC
5 | ALBERIC
6 | ALBERIC
7 | ALBERIC
8 | ALBERIC
9 | ALBERIC
10 | ALBERIC
11 | ALBERIC
12 | ALBERIC
13 | ALBERIC
14 | ALBERIC
15 | ALBERIC
16 | ALBERIC
17 | ALBERIC
18 | ALBERIC
19 | ALBERIC
20 | ALBERIC
21 | ALBERIC
22 | ALBERIC
23 | ALBERIC
24 | ALBERIC
25 | ALBERIC
26 | ALBERIC
27 | ALBERIC
28 | ALBERIC
29 | ALBERIC
30 | ALBERIC
31 | ALBERIC
32 | ALBERIC
33 | ALBERIC
34 | ALBERIC
35 | ALBERIC
Trailer Alberic
36 | ALBERIC
37 | ALBERIC
38 | ALBERIC
39 | ALBERIC
40 | ALBERIC
41 | ALBERIC
42 | ALBERIC
43 | ALBERIC
44 | ALBERIC
45 | ALBERIC
46 | ALBERIC
47 | ALBERIC
48 | ALBERIC
49 | ALBERIC
50 | ALBERIC
51 | ALBERIC
52 | ALBERIC
53 | ALBERIC
ENDING
ALBERIC 2
LANJUTAN
PENGUMUMAN

4 | ALBERIC

195K 10.7K 290
By justmahe

Jangan lupa vote dan coment
Biar author yang galau ini kembali bahagia

Lo bikin gue jinak Len, gak tahu kenapa gue gak bisa berbuat apapun kalau ada lo
__Alberic

"Gue udah mutusin kalau gue bakal usaha deketin Lena," finalnya.

"Selamat berjuang Ric, gue doain lo cepet move on," Farel menepuk bahu Eric dua kali.

Eric dan Farel menatap kamar yang sekarang ditempati menjadi seperti kapal pecah, bungkus ciki bertebaran dimana-mana, cangkang kacang kulit berserakan dimana-mana, komik dan segala buku entah dimana tempatnya dan orang yang menyebabkan itu semua malah tertawa-tawa? Sungguh Farel sangat geram sekarang.

"ANJIRR KAMAR GUE!!" teriak Farel, semua sahabatnya menatap Farel dengan cengiran tak berdosa. "Rapihin semuanya kalau tidak," Farel meletakan jari telunjuk di lehernya.

"Iya iya nanti kita rapihin," ucap Arie sebal.

"GAK ADA KATA NANTI!! SEKARANG KERJAKAN!! AMBIL SAPU SAMA PELANNYA DI DAPUR CEPAT!!" Farel berdiri diatas kasurnya seraya menunjuk-nunjuk sahabatnya.

"Iya-iya," jawabnya serentak.

Semua lelaki yang di suruh untuk membersihkan kamar Farel mengeluarkan sumpah serapahnya, bahkan Mike menatap Eric memohon agar Eric mendukungnya.

"Eric," panggil Mike dengan suara seperti anak kecil.

"Udah bersihin aja dulu, sorry sorry gue gak bisa bantu," Eric memasang senyuman miringnya.

"Kaliah Jahadd!" dramatis Arie dan Mike.

×××××

"Lena kemarin gimana ceritanya lo bisa diculik?" tanya Yuka menatap teman baru seharinya ini.

"Kok kalian bisa tahu? Lena kan belum cerita apa-apa," Lena menunduk menatap kedua sepatunya. Tiba-tiba air matanya jatuh membuat ke tiga temannya terkejut. Tetapi dengan cepat Lena menghapusnya.

"Jangan nangis Lena," Manda mengusap punggung Lena.

"Kita tahu karena berita itu dari salah satu anak Ragonda, semua murid Sma Darmantara lagi ngomongin tentang berita ini. Apalagi tangan Eric yang sekarang diperban," mendengar ucapan dari Aice membuat Lena mendongkak.

"Itu salah Lena, tangan Eric ke tusuk pisau karena Lena," air mata Lena tak bisa lagi di bendung mengingat kejadian kemarin.

'Lena gak boleh nangis!' Batin Lena.

"WHATT!! Jadi yang di perban itu dari tusukan pisau?" mereka bertiga menatap Lena kaget.

"Udahlah Lena gak mau cerita lagi, Lena jadi parno," ucap Lena.

Lena menidurkan kepalanya keatas meja, dengan berbantal tangan. 'Lena capek,'

Sementara itu Eric, ia sedang berada di kelasnya dengan duduk di atas meja Arie. Ia menatap tangannya yang di perban sesekali ia menekan-nekan lukanya untuk merasakan sakit atau tidaknya.

"Ric, balik kumpul yuk!" Ajak Mike.

"Gak dulu gue ada acara." Eric melirik Farel yang sedang tersenyum ke arahnya.

"Acara apa? Keluarga?" timbrung Deval.

"Rahasia," ucap Farel yang disertai dengan kikikan kecil. "Lo semua gak perlu tahu, ini acara gua sama Eric." Lanjutnya.

"Wah gak ngajak-ngajak, jahat ya kalian sama Arie," Arie mencebikan bibirnya membuat sahabatnya menatapnya jijik.

"Geleh sia teh!" ucap Deval dengan logat sundanya.

"Btw ke kelas kuy, bosen gue pengennya belajar," ucap Frans. Membuat semua melongo menatpnya kecuali Eric yang langsung memalingkan tatapannya.

"Kesambet apa lo,?" tanya Mike dramatis.

"Bukan kesambet pea. Dia insaf mungkin," ucap Jo.

"Oh iya gua lupa dia kan suka sama adik kelas itu, yang pakeannya alim banget, kalau gak salah dia anak marawis ya?" Farel menatap sahabatnya dengan tatapan bertanya.

"Iya namanya Deta. Gua lagi PDKT sama dia tapi dianya gak peka-peka." Kesal Frans.

"Jadi disini ceritanya lo yang kodein dia?" Arie menatap tak percaya. "Baguslah ceweknya gak usah capek-capek kodein lo,"

"Gue juga pengen kodein cewek," ucap seseorang yang sedari tadi terdiam. Keenamnya menatap tak percaya apa yang di katakannya barusan.

"Lo serius?" Pekik Mike dan Arie, dua sejoli yang selalu bertingkah lebay.

"Kodein siapa?" tanya Deval antusias.

Eric dan Farel tersenyum. "Ada aja," jawab Farel.

"Okelah teman," kesal Arie.

"Emang teman, kata siapa setan?" Eric menaikan sebelah alisnya.

"Kata lo tadi."

×××××

Bel pulang sekolah berbunyi membuat semua semua murid memekik senang. Bagaimana tidak? Kimia yang membuat mereka mengantuk di tambah dengan guru yang killer nya abis, membuat siapa saja ingin cepat selesai belajar.

Lena yang sedari tadi menatap ponselnya tak menghiraukan temannya yang menatapnya kebingungan. "Len lo kenapa?" tanya Yuka.

"Abang belum sms atau nelepon, janjinya mau jemput." Kesal Lena.

"Apa hubungannya?" tanya Aice.

"Kalau abang mau jempun biasanya ngehubungin Lena dulu. Kalau gak ada berarti dia gak jemput," jelas Lena yang di angguki oleh ketiga temannya.

"Mendingan kita tunggunya di depan yuk! Bunda udah jemput," Manda menatap ketiga temanya.

"Yuk!" Mereka bertiga pun keluar kelas dengan jalan setengah lari.

Yuka, Aice dan Manda berada di depan Lena dengan berjalan lumayan cepat sehingga Lena sulit mengimbanginya di katenakan sepatu barunya yang kebesaran.

"Eh tungguin Lena sepatu Lena mau copot," Lena mengejar ketiga temannya dengan langkah hati-hati.

"Lo pake sepatu baru?" tanya Aice.

"Iya kemarin malam abang beliin, Lena juga gak tahu, tiba-tiba ada sepatu baru di rak sepatu," ucap Lena mengingat saat tadi pagi dimana sepatu baru terpampang di atas rak sepatu.

"Yaudah Gue duluan ya Bunda gue udah jemput. Bye," pamit Manda.

"Gue juga, supir udah nunggu di depan," giliran Aice yang pamit.

"Len, lo gak apa-apa kan sendiri? Kakak gue udah jemput, soalnya gue sama kakak gue ada acara jadi gue gak bisa temenin lo," ucap Yuka dengan wajahnya yang terlihat menyesal.

"Gak apa-apa kok Lena sendiri aja. Bentar lagi bang Barca dateng kok, yaudah tuh kasihan kakak Yuka nungguin," Lena menunjuk ke arah mobil yang sedang menunggu Yuka.

Yuka terkekeh. "Yaudah bye Lena," Yuka berlari ke araha mobil jemputannya. Lena tersenyum, ia berpikir andai Caca ada disini pasti semua akan terasa lebih seru.

Lena menghentakan kakinya menunggu jemputan kakinya. Bahkan sesuatu yang ada di depan matanya ia tendang, tak peduli benda apapun itu. Hingga saat ia menendang batu di depannya membuat sepatu barunya terlempar ke arah seseorang, membuat Lena meringis ketakutan.

"Siapa yang lempar gue pake sepatu?!" Teriaknya, membuat semua orang menatapnya takut-takut. Lena menunduk menyembunyikan wajah ketakutannya.

"Sekali lagi gue ngomong, SIAPA YANG NGELEMPAR GUE PAKE SEPATU?!" teriaknya lebih kencang, teman disampingnya mengelus punggung si peneriak.

"Udah Ric, sabar! Masa cuma di lempar sepatu lo marah, tapi di tusuk pisau lo B aja," ucapnya menenangkan.

"Kak maafin Lena, Lena yang lempar sepatu Lena gak senghaja," mata semua orang membulat dengan pengakuan seorang perempuan didepannya.

"Oh jadi lo yang lempar, gak apa-apa sih nih gue balikin sepatu lo," Eric mengembalikan sepatunya. "Tapi sekarang lo harus ikut gue." Lanjutnya.

"Rel lo siapin ya, jangan lupa gue serahin ini ke elo. Karena lo bisa dipercaya," titah Eric yang di angguki Farel.

"Oke bos! Terima kasih atas kepercayaannya," Farel memberi hormat kepada Eric lalu terkekeh. "Gue duluan, jagain tuh bocah!" Farel melajukan motornya menuju Warbel terlebih dahulu.

"Sekarang ikut gue!" Eric menarik pergelangan tangan Lena membuat semua yang melihatnya memekik histeris. Bagaimana tidak? Seorang Eric yang telah lama ditinggal kekasihnya membuatnya enggan untuk berinteraksi dengan mahluk yang bernama perempuan, kini untuk pertama kalinya ia melakukannya lagi. Apalagi itu dengan anak baru.

Semua orang sibuk dengan ponselnya masing-masing untuk mengabadikan momen ini. Lena tertunduk malu, walaupun ini sudah jam pulang tetapi masih banyak murid yang berkeliaran di sekilah ini.

"Tapi mau kemana kak? Lena kan mau di jemput abang," cicit Lena sebelum menaiki motor Eric. Lena takut, sunggu takut kepada Eric.

"Mana ponsel lo?" tanya Eric.

Lena menyodorkannya. "Nih!"

Terlihat Eric sedang mengetik sesuatu, ia tersenyum lalu mengembalikan ponsel kepada sang pemilik.

"Udah gue izinin, tenang aja." Eric memakai helm'nya lalu menyuruh Lena untuk naik.

Continue Reading

You'll Also Like

373K 24.2K 93
Kejadian yang menimpa kakaknya membuat Gistara Arabhita membenci cowok. Dia menganggap semua cowok itu sama, yakni tiga B yang berarti belang, bejat...
1.8M 118K 62
[SEGERA TERBIT] "Valcano, aku kehujanan boleh minta tolong jemput aku?" "Jangan ganggu gue." ••• "Valcano, boleh minta tolong jemput aku?" "Gue lagi...
Angel's By

Teen Fiction

1.7M 152K 59
[COMPLETE] Angel, dalam bahasa inggris berarti 'Malaikat'. Namun, dalam bahasa jawa Angel juga berarti 'Sulit'. Jadi yang bener yang mana? Angel ini...
77.5K 5.4K 18
Tidak sempurna, ini hanyalah karangan semata.