Yoona and The Boys

Av appaddal

58.7K 4.9K 541

Special for 1-3 shoot fanfic for Yoona and the boys. Keep waiting Mer

Eunhyuk - Kyuhyun : Miss Understanding
Kyuhyun : GEMINI
Deerburning : I'm In Love
Song Joongki : Happy Me
Yonghwa : Broken Heart
Ji Changwook : 우리 (WE)
Kyuhyun: Behind Story The Journey Of The West
Kyuhyun : Happiness
Kyuhyun : You and I (Happiness Seq)
Kyuhyun: You & Me (Song Compilation)
Kyuhyun - Lee Jongsuk : Ain't Love
Lee Jongsuk : This is Love
Kyuhyun : Love Lies [Prolog]
Kyuhyun : Love Lies [1/2]
Kyuhyun : Love Lies [2/2]
Changmin: Daddy's First Love
Kyuhyun: Coagulation
Sehun: Regrets
Kai : Last Chance (NC 21+)
Sehun-Kai : Past
Kai : The Reason I'm Getting Married (1)
Kai : The Reason I'm Getting Married (2)
Kai: The Reason I'm Getting Married (4)
Kyuhyun: One More Chance (1)
Kai: The Reason I'm Getting Married (END)
Chanyeol: Our Family
Song Joongki: One Of These Night
Sehun : Rainbow After The Rain
Kyuhyun: Love and Hate
Chanyeol: I'll Never Love Again
Chanyeol x Suho : Move On
Chanyeol : True Love
Deerburning: Lies [1/2]
Deerburning: Lies [2/2]
Song Joongki : Bertahan Terluka
Song Joongki : Glimpse of Us
Chanyeol : Rumah Singgah
Suho : Rainbow After The Rain
Kai : Memories [1/?]
Chanyeol : Satu Bulan
Chanyeol : Berharap Kau Cembali

Kai : The Reason I'm Getting Married (3)

738 135 12
Av appaddal


Demi apa? Demikian aku mencintaimu –Kai

"Baju akadnya kita jahit aja ya? Baju resepsi baru nyewa." ujar Yoona sambil mencatatat di buku kecil.

"Jahit dua-duanya juga ga masalah kok." jawab Kai santai.

Yoona geleng. "Jangan itu pemborosan, nyewa aja."

Kai ngelirik Yoona yang sibuk sama buku catatannya. "Yang."

"Apa?"

"Ga usah perhitungan gitu, duit gue cukup kok kalo kita jahit dua-duanya."

"Gue tahu, tapi tetep aja kita ga boleh boros. Setelah acara masih banyak yang perlu kita siapin."

"Yaudah terserah lo aja." Yoona senyum. "Yang pasti kita tetep tinggal dirumah ini." sambung Kai.

"Kita bisa tinggal ditempat lain."

"Ga kita tinggal disini. Kasian Nayeon sendirian."

"Nayeon bakal kuliah di Bandung tem. Dia mau ngulang di ITB.."

"Tetep aja kita disini." tegas Kai. "Akad nikahnya juga disini."

"Kenapa harus disini?"

Kai tersenyum. "Karna kita lebih sering ngabisin waktu di rumah ini, jadi dia harus ikut nonton kita nikah."

Yoona mengangguk. "Oke."


Kai melihat ke arah halaman rumah sederhana itu. "Setiap hari gue nganter lo pulang tapi ga pernah ditawarin masuk." sindirnya.

"Kan lo Cuma bilang mau nganter pulang bukan mau main di rumah."

"Gue baru tahu anak pindahan dari Palembang bentuknya kayak lo, ngomongnya harus jelas."

Yoona ngangguk. "Iya dong. Harus jelas dan detail, gue ga suka maen kode-kodean."

Kai mendengus lalu tersenyum lebar saat melihat bocah kecil keluar rumah.

"Mbaak Yoon." seru bocah itu yang menghampiri mereka. "Eh ada abang juga."

"Kamu udah pulang sekolah dek?"

Nayeon kecil mengangguk. "Mbak ayok masuk. Adek laper."

"Adek laper? Mau makan apa?" celetuk Kai. "Nanti abang yang beliin."

"Serius?"

"Nayeon." tegur Yoona.

"Gapapa. Sekali-sekali."

"Adek mau Happy meal itu bang, yang dapet mainannya."

"Yaudah, yuk ikut abang."

"Kai!"

Kai Cuma senyum. "Adek duduk didepan ya."

"Asik naik motor."

"Lo tunggu dirumah aja. Ga lama kok." ujar Kai lalu membantu Nayeon naik motor. "Let's Go."



Nayeon gabung bareng Yoona sama Kai. "Mbak, liat deh hantarannya lucu-lucu. Masak hantarannya ada laptop."

Yoona meraih ipad adiknya itu lalu mengangguk. "Iya ya lucu-lucu, apa perlu hantarannya ada album Super Junior."

Kai mendengus. "Jangan mimpi."

"Tem, gimana kalo bulan madunya ke Korea aja." usul Yoona.

"Aaah. Jangan Korea. Adek juga mau ikut."

Kai geleng. "Engga. Kita bulan madunya di Bandung aja, sekalian nganter Nayeon."

"Itu bukan bulan madu namanya." rutuk Yoona. "Ayolah, sekali ini aja."

"Engga Yoon. Boleh tempat lain asal jangan Korea, Jepang atau China. Ketara banget gue itemnya."

Denger itu Nayeon ketawa. "Ciyee yang ga mau ada saingan."

"Iya dong. Masak waktu pacaran abang di tinggal streaming drama, eh pas bulan madu di tinggal ketemu oppa plastik. Ogah."

Yoona mendengus. "Mereka itu ga plastik."

"Plastik yang. Mana ada manusia mukanya secakep itu."

"Ada!"

"Mana tunjukkin ke gue." tantang Kai.

Seketika Yoona menaruh kedua tangannya dibawa dagu dengan bentuk V. "Buktinya gue."

Denger itu Kai terbatuk sedangkan Nayeon Cuma mendengus sebel.

"Gila ye, pedenya calon bini gue."

"Iyala, kalo gue ga cantik lo ga bakal suka sama gue dari pertama liat." ujar Yoona ngibas rambut.

"Serah lo aja deh."


"Ayah, ternyata pacarnya mbak baik loh yah. Tadi adek di beliin makanan."

Ayah Yoona melirik kearah putrinya. "Oh ya? Beliin apa?"

"Itu Happy meal yang dapet hadiahnya."

"Oh begitu."

Yoona berdeham. "Cuma temen yah, ga pacaran kok."

Ayah tersenyum. "Pacaran juga gapapa, asal tau batas aja. Anaknya juga baik, jarang ada lo cowok mau nyamperin ayah ceweknya terus langsung ngaku lagi."

"Tetep aja mbak belum mau ngenalin dia sebagai pacar."

"Ayah ngerti. Jalanin aja kayak air yang mengalir."



Yoona menarik tangan Kai yang sedang kumpul bareng gengnya. Tingkah keduanya berhasil bikin geng cowok itu menggoda mereka dengan heboh. Gadis itu melepaskan tangan Kai saat berada di samping gedung sekolah.

"Kenapa?" tanya Kai heran.

"Ga usah beliin adek gue makanan lagi."

"Itu sebagai tanda perkenalan."

"Gue ga suka."

Kai menghela nafas. "Tapi gue seneng ngelakuinnya, Nayeon juga seneng."

"Tetep aja gue ga suka lo deket-deket sama keluarga gue. Kita itu Cuma temenan bukan pacaran."

"Bukannya udah beberapa kali gue bilang, lo pacar gue. Lo pacar gue Yoona." ujarnya penuh penekanan di akhir kalimat. "Kita udah pacaran."

"Gue belum nerima elo jadi pacar gue."

"Terus maksud elo nerima setiap ajakan gue pulang apa?"

"Ya karna lo ngasih tumpangan, makanya gue mau. Siapa yang ga mau pulang gratis."

Tangan Kai terkepal. Hatinya terluka.

"Kita Cuma temen, ga lebih." tegas Yoona lalu pergi tidak ingin kehilangan kesempatan Kai menyusul gadis itu meraih lengannya lalu mendorongnya hingga punggung gadis itu menabrak tembok.

Ujung bibir bocah itu terangkat sebelah. "Kalo begitu mulai hari ini elo resmi jadi pacar gue." ujarnya lalu mencium bibir Yoona.

Mata Yoona melebar.

"Kita pacaran atau gue sebar ke anak-anak kalo lo udah gue cium."

Yoona dorong Kai hingga terjungkal. "Brengs*k loh." teriaknya lalu menutup mulutnya kemudian pergi.

Kai tersenyum. "SEKARANG LO RESMI JADI PACAR GUE!" teriaknya lalu memegang bibirnya. "Ya Allah kok gue kebablasan sih. Anjiing emang."

&&&&&

Kai menatap wajah cantik Yoona dengan lengannya merangkul pinggul gadis itu sedangkan kedua tangan Yoona berada di dada pria itu, Yoona menunduk seakan malu atas tatapan penuh cinta dari Kai. Saat ini mereka lagi photo prewedding.

"1... 2... 3... OKE." teriak sang fotografer.

Keduanya langsung menjauh, sejujurnya mereka tidak pernah sedekat ini. Tidak. Mereka pernah sedekat itu dulu. Dulu, saat Kai merebut ciuman pertama Yoona yang juga ciuman pertama pria itu.

Kai berdeham. "Apa ga ada pose yang lebih mengerikan dari ini." sindirnya.

Fotografer itu terkekeh. "Kenapa? Kalian ga pernah begitu?"

"Begini-begini gaya pacaran kita syar'i ya." sindir Kai pada fotografer yang tak lain adalah temannya, Jimin.

Jimin terkekeh. "Setahu gue kalian udah pacaran 10 tahun, masak canggung begitu? Ga pernah pelukan ya?"

Yoona mendengus. "Emangnya elo sama Seulgi, tiap ketemu harus pelukan terus cipika-cipiki."

"Gue begini karna mau ambil gambar yang bagus." bela Jimin. "udah siap ke pose selanjutnya."

Pasangan itu mendengus.



Yoona natep cowok yang duduk didepannya dengan kesal, gadis itu lupa kalau Kai juga anggota tim inti OSIS dan bodohnya dia daftar buat jadi anggota OSIS.

"Yakin lo mau jadi anggota OSIS?" tanya siswa yang memakai kaca mata. "OSIS itu berat dan ga butuh anak mama."

'Iya gue tau.' umpatnya dalem hati.

"Di sekolah yang lama elo ikut OSIS juga?" tanya siswi yang Yoona tau namanya Sohee.

Yoona ngangguk. "Iya."

"Apa jabatannya?" tanya Kai dengan senyum tengil yang sudah jadi ciri khas dia.

"Pas kelas satu gue jadi wakil Sekretaris." jawabnya ragu. "Terus sebelum pindah gue sempet jadi Wakil Ketua OSIS."

Mata dua murid disana melebar sedangkan Kai masih dengan senyuman tengilnya.

"Terus lo mau di posisi yang mana? Wakil Ketua Osis atau Ketua OSIS?"

Yoona menatap Kai dengan tatapan menantang. "Kalo gue mau posisi elo gimana?"

Denger itu semuanya kaget sedangkan Kai terkekeh.

"Oh jadi setelah memiliki hati gue, elo juga mau memiliki jabatan gue begitu." candanya. "Jangan gitu ah, ga enak di denger orang."

"Kalian pacaran?" tanya Sohee.

Kai ngangguk. "Iya, lo baru tau?"

Sohee menggeleng. "Udah lo ga usah masuk OSIS." ujarnya membuat Yoona kaget. "Kalo lo masuk OSIS yang ada playboy tengil ini makin nyebelin."

Kai terkekeh.

"Lo masuk MPK aja. Siapa tahu bakal jadi ketuanya terus membasmi pacar lo yang tengil ini."

"Serius?" seru Yoona. "Membasmi hama kayak dia emang tujuan utama gue."

"Ih serem."



"Baju SMA?" seru pasangan itu.

Jimin ngangguk. "Kalian kan udah pacaran dari SMA. Makanya gue pilih teman kisah kasih di sekolah."

Yoona melirik Kai. "Kita pacaran pas jaman kuliah bukan SMA."

"SMA begok. Gue nembak lo jaman SMA."

"Gue ga ngerasa pacaran sama elo pas jaman SMA." jawab Yoona.

Jimin mendengus. "Ya gimana mau ngerasa, tiap ketemu kalian berdua kerjaannya debat muluk. Cuma diem pas dianter pulang lepas dari itu kalian terus debat kayak ga ada hentinya."

"Makanya itu, kita pacaran jaman kuliah bukan SMA."

Kai mendengus. "Yaudah deh terserah lo aja." jawabnya pasrah lalu meraih seragam SMA. "Buat gue jadi Dylan ya."

Jimin ngangguk. "Oke. Ayo Milea ganti baju juga."

Yoona mendengus. "Nyebelin tau gak."

Pria itu ketawa aja.



"Liat Yoona ga?" tanya Kai pada anak-anak yang dia temui, bocah itu tampak panik.

"Tem lo liat Yoona ga?" tanya Irene.

Kai geleng. "Gue juga dari tadi nyariin dia, tapi belom ketemu."

Irene mendesah. "Kok elo nyariin Yoona juga?"

"Gue ngerasa feeling yang bagus tentang dia. Makanya gue cari." jawabnya sambil ngeliat sekitar. "Gue keliling dulu ya."

"Iya tem."

"Oh jadi ini pacar barunya Kaesar?"

Yoona Cuma nunduk, bocah itu takut dengan gerombolan siswi itu. "Maaf kak, aku buru-buru." ujarnya mau keluar WC namun lengannya ditahan.

"Mau kemana sih? Buru-buru amat."

"Itu kak.. mau ke kantor."

Salah satu dari siswi itu terkekeh. "Alasan yang bagus, tapi tenang kita ga bisa lo bohongin." ujarnya.

"Aaakh." teriak Yoona saat seseorang narik rambutnya. Bahkan kedua tangannya sudah dipegang oleh siswi lain.

"Lo ga tau siapa gue?"

Yoona geleng dan siswi lain menarik rambutnya semakin kencang. "Aakkh sakit kak."

"Gue Hwayoung. Mantannya Kaesar. Lo tau kenapa kita putus?" Yoona Cuma geleng. "Karna Kaesar lebih milih elo dari gue. Apa sih bagusnya elo? Badan kurus kerempeng, dada rata, muka juga ga terlalu cantik. Aaah apa mungkin lo mudah di pakek, makanya Kaesar langsung milih lo."

Tangan Yoona terkepal.

"Inget ya. Ini belom seberapa, kalo lo masih berhubungan sama Kaesar. Gue habisin lo."

"Lo yang bakal gue habisin." sahut seseorang bikin mereka noleh.

Kai masuk toilet cewek seketika tangan mereka terlepas dari tubuh Yoona. Bocah itu menarik Yoona untuk mendekat. "Gue ga takut sama elo sekalipun elo kakak kelas gue. Siapapun yang ganggu Yoona bakal berurusan sama gue."

Hwayoung mendengus. "Sampe segitunya elo bela bocah ini."

Kai menatap Hwayoung tajam. "Tentu, karna dia pacar gue dan gue bertanggung jawab atas dia kalau di luar rumah. Jadi sekali lagi tangan kalian nyentuh Yoona, gue yang bakal abisin kalian." tegasnya lalu berjalan sambil menarik Yoona. "By the way, gue ga pernah pacaran sama elo ya. Jangan ngimpi." ujarnya lalu pergi.  

"Thanks." ucap Yoona yang menunduk.

"Lo gapapa kan?"

"Iya."

"Syukurlah." ucapnya namun mata bocah itu melirik kearah tangan kiri bocah itu.

"Gue duluan."

Kai ngangguk. "Nanti pulang bareng ya."

Yoona ngangguk.



"Good." seru Jimin. "Wes, kalian berdua bisa nih jadi model buat buku prewed edisi bulan depan.

Yoona mendengus. "Jangan macem-macem lo."

"Serem amat Nya." sindir Kai bikin Yoona melotot sedangkan dua pria itu terkikik.

"Masih ga mau di panggil Nyonya nih?"

"Ogah! Gue bukan Nyonya ya."

"Bakal Calon Nyonya entar." sambung Kai.

"Belum lebih tepatnya." ulang Yoona yang langsung pergi buat ganti baju.

Kai tersenyum natep punggung calon istrinya itu. "Dia makin hari makin cantik kan?"

Jimin ngangguk. "Kalo itu, gue akui tem."

Pria itu menghela nafas. "Gue kira dia ga bakal tahan sama gue, ternyata di luar dugaan."

"Itu namanya benci jadi cinta tem. Jaman SMA dia alergi sama elo eh pas jaman kuliah dia jadi nempel sama lo."

"Tsk. Alergi, emang ga ada kata yang pas."

"Lee gue bener kan? Setiap ngeliat elo dia langsung kabur kecuali pas pulang sekolah."

"Jadi lo mau bilang gue itu tukang ojeknya si Kartika Yoona begitu?"

Jimin tersenyum nyengir. "Gitu deh."

"Anjiing emang lo."



Seulgi gabung sama Yoona yang udah duluan nangkring di kantin. "Lo di cari Kaesar tuh."

"Males banget."

"Sekarang bilang males, entar pas pulang sekolah di cari."

"Ya kan dia emang tukang ojek gue. Dia juga udah izin sama ayah."

Seulgi terkekeh. "Kasian banget nasib Kaesar, mentang-mentang item dianggap tukang ojek."

"Gapapa kok jadi tukang ojek. Asal gue bisa naterin elo kemana aja elo pergi." ujar Kai gabung sama mereka.

Yoona memutar matanya sebel. "Emang ga ada kursi laen ya? Kenapa harus kesini?"

Kai tersenyum lebar. "Jangan geer dulu. Gue kesini Cuma mau nemenin Jimin ketemu sama ceweknya."

Gadis itu menoleh kearah Seulgi yang sekarang lagi ngobrol sama Jimin. Yoona mendengus sebel.

"Senyum dong. Entar cantiknya hilang."

"Ogah."

Kai terkekeh lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Yoona. "Senyum dong. Atau gue sebarin kalo kita udah pernah..."

"Iya iya. Nih Senyum." Yoona senyum lebar dan bikin Kai nahan tawa. "Puas lo."

Bocah itu ngangguk. "Kurang puas sih, tapi gapapa deh. Daripada manyun." jawabnya santai lalu menyeruput minuman Yoona.

"Woy itu minum gue."

"Gapapa kali, gue kan pacar lo."

"Kalo lo punya penyakit TBC gimana?" seru Yoona dan bikin Seulgi sama Jimin terkekeh.

Kai mendengus. "Gue itu sehat wal afiat neng."

"Sehat? Badang cungkring gitu."

"Ngaca sono. Lo lebih cungkring dari gue."

"Kapan coba pasangan ini ga debat. Sesekali kek romantis." celetuk Seulgi.

Kai merangkul Yoona. "Begini maksud lo?"

"Apaan sih? Lepasin ga. Tukang Ojek ga boleh begitu sama pelanggan."

Seulgi sama Jimin ketawa ngakak sedangkan Kai mendengus kesal.

"Udah ah gue duluan. Sepet liat muka item lu."

"Awas lo ye. Entar gue jadiin bini lo." teriak Kai.

^1^

"Ibunya baik ga sama lo?"

Gadis cantik itu ngangguk antusias. "Baik banget bahkan nyokapnya langsung suka sama gue pas pertama ketemu."

"Aah beruntung banget lo bakal dapet mertua begitu, Ren." ujar gadis bermata sipit.

Irene mengangguk riang. "Tapi Yoona lebih beruntung, dia ga punya mertua."

Yoona mendengus. "Kai yang ga punya mertua, gue mah masih punya ayah mertua."

"Eh, gue denger dari Jimin tadi siang lo habis prewed ya sama item?"

"Serius?" seru Irene.

"Gitu deh."

"Akhirnya nikah juga ya lo berdua setelah 10 tahun pacaran."

Yoona ngangguk. "Eh Gi, elo sama Jimin masih saling contact ya?"

Seulgi ngangguk. "Gitu deh. Ya walopun udah mantan kan harus tetap menjalin silahturrahmi. Ga kayak Irene tuh, habis putus jadi musuh."

"Tsk. Dalam hidup gue, mantan itu ga penting!" tegas Irene. "Tapi menurut gue, meskipun Yoona sama si item udah pacaran 10 tahun tetep aja ga relationship goals."

"Kenapa?" tanya Seulgi.

"Ya relationship goals itu kan buat pasangan yang romantis, yang manis. Bukan kayak mereka berdua. Pasangan tapi kayak musuh, dimana-mana orang pacaran itu panggil aku-kamu, ini panggilannya elo-gue malah si Yoona masih aja manggil Kai dengan sebutan item."

"Yee. Kita juga manggil 'yang' kok."

"Yang.. yang.. palak lo peyang."

Seulgi ketawa. "Ngomongnya biasa aja sih Ren. Kayak sensi bener."

"Pokoknya ga relationship goals."

Yoona mendengus. "Daripada lo, relationship goals tapi pacarnya Cuma beberapa bulan habis itu putus terus ganti cowok baru. Ga capek Nya?"

Kali ini gantian Irene yang mendengus. "Kali ini ga bakal putus, gue harus nikah sama cowok gue yang sekarang."

"Amin." seru Yoona sama Seulgi kompak.

"Gue serius loh."

"Ya kita juga serius." sahut keduanya dan makin bikin Irene manyun.

Ponsel Yoona berdering dan disana tertera nama 'Hubby'. "Halo Assalamualaikum."

['Masih ngumpul? Ini udah mau jam 9 malem loh.']

Yoona meringis. "Masih."

['Gue jemput ya? Sekalian juga gue mau ke rumah.']

"Ih ga usah. Gue pulang bareng Seulgi aja, rumah kita kan searah. Entar lo repot lagi."

[Kai mendengus. 'Lo udah ngerepotin dari jaman dulu, jadi gue udah kebal.']

"Tsk. Rese' lo. Udah pokoknya gue sama Seulgi. Ketemu dirumah aja."

['Yaudah deh, entar kasih tau kalo udah pulang.']

"Iya. Assalamualaikum."

"Siapa?" tanya Irene.

"Biasa si item dekil." jawab Yoona santai. "Udah mau pulang belom nih? Gue udah di omelin sama si item."

Seulgi ngangguk. "Yaudah yuk, besok pagi gue ada rapat."

"Kapan-kapan ajak pasangan masing-masing ya." ujar Irene semangat.

"Lo nyindir gue Ren."

Irene nyengir. "Gue doain lo dapet pengganti Jimin."

"Nyebelin lu." umpatnya sebel.


"Guru?"

Yoona ngangguk. "Iya. Gue mau jadi guru, guru bahasa Inggris."

"Ga ada jurusan yang lebih bagus apa? Kedokteran kek, Ekonomi kek, Hukum kek." sahut Kai.

"Ya kalo gue mau jadi guru, kenapa harus jurusan laen."

Kai mendesah. "Lo kan calon bini gue, masak gue punya bini guru sedangkan gue arsitek."

"Ya gampang sih."

"Gampang gimana?"

"Ya gampang. Lo tinggal cari aja cewek dari jurusan itu, beres kan."

Kai mendegus. "Ya gue kan maunya elo." ujarnya pelan. "Kalo udah ada yang pas kenapa harus nyari yang lain."

Yoona noleh, gadis itu menatap Kai. "Setau gue kita ga pas deh. Malah bertolak belakang."

Bocah itu mendongak. "Karna bertolak belakang itu, jadinya pas. Saling melengkapi." Yoona mengangguk. "Lagipula gue udah jatuh cinta sama elo." ujarnya pelan membuat gadis itu mematung.

"Ciyeeee berduaan. Tumben ga berantem." goda Taemin.

"Ga bisa berantem la, kan udah mau pisah. Jadi harus dikurangin." sahut Jimin.

"Apaan sih." ujar Yoona yang langsung bangkit. "Gue ke kelas dulu, entar pulang duluan aja. Gue mau jalan sama anak-anak."

Kai ngangguk. "Oke."


Yoona memutar kunci rumah dan disambut oleh kegelapan. Rumah itu kosong karna Nayeon tidur di rumah Jun buat nemenin istri sepupunya itu yang ditinggal dinas. Gadis itu menyalakan lampu lalu menutup kembali pintu yang awalnya menjadi sumber cahaya.

"Gue udah sampe. Lo dimana?" ujarnya yang lagi telponan.

['Lagi nunggu martabak depan komplek.']

"Nayeon ga dirumah."

['Siapa bilang buat Nayeon? Ini spesial buat elo. Tunggu ya sayang.']

Yoona tersenyum. "Oke." jawabnya yang langsung melepaskan blazernya lalu melemparnya ke kursi keluarga yang ada diruang tv begitu juga dengan bra dan stockingnya. Gadis itu mulai berkutat di dapur yang begitu berantakan.

"YAANG."

Suara teriakan dari luar bikin Yoona stop nyuci piring lalu mematikan air kran buat buka pintu.

"Kok lama sih?"

"Lagi nyuci piring di dapur." jawabnya. "Mana martabaknya?"

Kai angkat kantong item. "Keju Jagung kan?"

Yoona tersenyum lalu ngangguk. "Sini biar gue siapin."

"Ga usah biar gue aja." ujarnya sambil dorong Yoona. "Lo fokus aja sama piring, kalo udah selesai susul gue di ruang tv."

"Oke." jawab Yoona yang kembali cuci piring sedangkan Kai mengambil piring bersih untuk wadah kotak martabak juga mangkuk yang diisi air untuk cuci tangan mereka.

"Malem ini ada pertandingan?"

Yoona geleng. "Besok kita kerumah Bang Jun ya?"

"Ngapain?"

"Jemput Nayeon la."

"Sejujurnya gue males, tapi demi Nayeon. Gapapa deh."

Yoona mendengus. "Selalu Nayeon."

Kai yang sudah jalan ke ruang tv Cuma senyum. "Kenapa cemburu?"

"Ogah!"

Pria itu ketawa lalu beresin barang-barang Yoona yang ada di kursi keluarga. "ASTAGHFIRULLAH." seru Kai kaget saat memegang sebuah benda.

"Ada apa? Kenapa lo teriak?"

Kai noleh terus ngangkat benda yang ada di tangannya lalu menatap kearah dada kekasihnya itu.

"KYAAA!" teriak Yoona yang langsung menutup dadanya kemudian merampas benda itu dengan sebelah tangannya. Gadis itu langsung masuk ke kamarnya.

"Lo mau ngegoda gue ya?" teriak Kai.

"ENGGA!"

"Itu maksud lo naruh bra disini apa?" serunya.

"GA SENGAJA."

Kai tersenyum malu. "Ah apa karna pose prewed tadi lo jadi pengen ngegoda gue."

Kepala Yoona muncul. "DASAR TUKANG MESUM!" teriaknya kesal.

Kai ketawa lebar. "Udah ngaku aja. Cuma kita berdua kok disini."

"KAESAR!"

"Iya iya gue stop." ujarnya.

Suasana rumah itu sunyi, Kai mencoba mengatur dadanya. Sejujurnya dia juga syok, dia emang bukan cowok suci yang ga pernah ngeliat bra. Jaman SMA dulu, dia bareng Jimin sama Taemin sering nonton bokep berjamaah di kamar kostan Taemin. Tapi kalo megang secara langsung... hm ga pernah dan tadi yang pertama.

Yoona keluar kamar dengan dada sudah memakai bra. "Lo kok diem aja?" Kai noleh. "Kenapa?"

"Kayaknya gue mau ON."

Gadis itu melotot. "WHAT?"

Ngeliat muka kaget Yoona sukses membuat pria itu ketawa ngakak. "Muka lo.. Sumpah.. Muka lo jelek bener."

"ASU LO YA!" seru Yoona memukul tunangannyabertubi-tubi sedangkan Kai terus ketawa.     

Fortsett å les

You'll Also Like

504 83 6
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA AGAR TIDAK KETINGGALAN UPDATE] Short story about EUNKOOK💗 Tiap baca, jangan lupa play music yang sudah tertera di atas! mana...
203K 19.3K 71
Freen G!P/Futa • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
7K 1.1K 12
Pengusaha muda dengan ke jombloan yg hqq..
21.1K 3.1K 32
Bagaimana jadinya kalau ada anak yang mengaku sebagai anakmu dari masa depan? Hal itu di alami sepasang idol yang tengah naik daun, mereka tak akan...