Kyuhyun: Love and Hate

879 103 6
                                    

Gadis itu sibuk menulis di sebuah kertas dengan menggunakan pensil lalu kembali memetik gitar yang sejak tadi berada di pangkuannya. Ia begitu menikmati kegiatannya itu.

"Aku tidak tahu kalau semuanya akan seperti ini eonni. Aku mencintainya... tapi sepertinya tidak terbalas."

Kwon Boa. Gadis itu terdiam sejenak. Perbincangannya beberapa hari yang lalu dengan gadis cantik yang sudah ia nggap sebagai adiknya itu kembali menguap. Bagaimana wajah gadis itu saat berbicara tentang perasaannya? Tangisannya yang begitu menyedihkan. "Aku akan menjadikan lagu ini sebagai hadiah untuknya."

*****

"Dia juga mencintaimu, Yoon. Dia mencintaimu."

"Tidak eonni. Dia tidak mencintaiku, dia membenciku. Karena itu ia menjauh dariku."

Boa menghela nafas dan mengelus rambut Yoona. "Percayalah, dia juga mencintaimu tapi dia belum tahu bagaimana mengungkapkan perasaan itu. Kau harus bersabar."

"Sampai kapan? Sampai ada namja yang kembali mengajakku berkencan lagi?" Boa terdiam. "Sampai kapanpun dia tidak akan mengungkapkannya."

Pandangan keduanya bertemu, saat ini hanya mereka berdua yang berada diruang latihan. Keduanya berusaha mengalihkan pandangan. "Oppa sendiri?"

Kyuhyun menoleh lalu mengangguk. "Nee." Kyuhyun berjalan masuk kedalam ruangan dan menaruh tasnya di sudut ruangan. Kyuhyun melakukan stretching untuk persiapan latihannya sedangkan Yoona hanya dapat melihat bagian belakang dari pria itu. Ia menghela nafas lalu mengunci ruangan dari dalam.

"Aku ingin bicara." Ujarnya dan membuat Kyuhyun menoleh lalu berjalan kearahnya.

"Bicara apa?"

Yoona menggigit bibir bagian bawah, sedikit ragu begitu mendengar nada bicara Kyuhyun padanya. Dingin dan acuh. "Kenapa menghindariku?" tanya pelan dan menatap Kyuhyun. "Kenapa oppa menghindariku selama dua tahun ini?"

Kyuhyun menghela nafas. "Aku tidak menghindarimu. Mungkin itu hanya perasaanmu saja."

"Oppa marah padaku?"

Kyuhyun menatap Yoona. "Tidak." Dalihnya dan menoleh kearah lain. "Kalau hanya ingin bicara tentang itu lebih baik nanti saja, aku ingin latihan."

Mata keduanya bertemu. Yoona merasa bahwa memang sudah tidak ada lagi kesempatan baginya untuk menjadi bagian dari hidup lelaki di depannya. Darahnya mengalir kencang dan jantungnya berdegup keras. "Bisakah kita seperti dulu lagi? Jangan menghindariku lagi. Bukankah oppa bilang kalau kita sahabat." Kalimat terakhir yang Yoona ucapkan, berhasil membuat dada gadis itu tertohok. 'Aku tidak ingin kita hanya sebagai sahabat.'

"Maaf, tapi... itu sulit bagiku." Kyuhyun menatap mata Yoona dan berhasil menangkap kesedihan disana, namun dengan cepat lelaki itu mengalihkan pandangannya. "Mungkin itu yang terbaik untuk kita."

"Aku mencintaimu." Ujar Yoona cepat. "Aku mencintaimu oppa, dari dulu." Ucapnya pelan.

Kyuhyun tersenyum miris. "Kau mencintaiku? Setelah kau sempat berkencan dengan namja lain kau baru mengatakan kau mencintaiku. Kenapa tidak dari dulu saja."

Yoona mendesah pelan. "Aku menunggumu untuk mengatakannya lebih dulu tapi aku lelah... oppa tidak pernah mengatakannya."

"Kau menungguku tapi kau lebih memilih untuk menerima perasaan lain daripada menungguku. Kalau kau mencintaiku, kau tidak akan pernah lelah menungguku. Apa itu yang kau sebut cinta? Apa cintamu sepicik itu?"

"Keurae, cintaku memang sepicik itu. Aku lelah menunggumu karena aku tidak tahu sampai kapan aku harus menunggu. Untuk apa aku menunggu seseorang yang sama sekali tidak menyadari kalau aku mencintainya! Bahkan sekarang aku menyesal meninggalkan namja itu hanya untuk kembali menunggumu."

Yoona and The BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang