My Bad Boy Senior [TELAH TERB...

By moonyyblue

28.6M 1.3M 77.7K

(Beberapa bagian dihapus untuk kepentingan penerbitan) "Berandal - berandal gini gue juga masih punya hati ko... More

Awal semuanya dimulai
Dia itu...
Pertemuan Kedua
Rasa Suka
Berubah
Pesan
Awal Sebuah Perjuangan
Awal Sebuah Perjuangan Part : 2
Pendekatan Pertama
Pendekatan Pertama Part : 2
Perasaan yang Mulai Muncul
Andra's Confusion
Fathan's Planning
Fathan's Planning Part : 2
Happy Sunday
Reason
Andra Itu Pacar Gue!
I Will Take Care Of You
Like What You Want Baby
PMS
First Dating
Fathanstagram #2
17 Agustus
Andra Sakit
Labrak
Honesty
Pasar Malam
Fandrastagram
Bye Budi
Berenang
Instagram
Bodyguard
Sorry
Nonton
Fandrastagram #2
War
Perawat Pribadi
Hello Nuel
Siapa Dia?
Fahira Natania
Berjuang Sendiri?
Bonus
Sabotase
Tinggal atau Pergi?
Prank
Info
Punishment
Info #2
New Year Party
Kiss?
Saksi Bisu
Back
Race
One chance
Happy Birthday!!
Trouble
Dilabrak?
He's Back
Terror
Dua Samsak Baru
Failed
She's Back
Accident
It's Hard
I will waiting
Keputusan
Hadiah
Last
Sequel?
SEQUEL
Ada apa??
VOTE COVER + GIVE AWAY!!!
OPEN PO!!!

Berubah 180°

307K 13.4K 1.3K
By moonyyblue

Mungkin gue harus ninggalin lo sendiri dulu. Supaya lo tau, seberapa berharganya orang itu di saat dia udah pergi.

~~~

Fathan berjalan menuju kelasnya. Ia ingin pergi dari sekolah. Ingin menenangkan pikirannya. Ia lelah dengan sikap Andra yang tidak berubah.

Fathan memasukan bukunya dengan kasar, membuat Budi dan Satya kebingungan.

"Lo mau kemana than?" tanya Satya.

"Cabut," jawabnya.

"Hah? Kok cabut? Tumben banget," ucap Budi heran.

"Ngga tumben. Biasanya juga kalo bosen gue cabut," bantah Fathan.

Satya dan Budi saling menatap. Ada yang aneh dengan Fathan.

"Lo ada masalah sama Andra?" tanya Budi.

"Hm," singkat Fathan.

"Ya lo tenangin diri lo dulu. Jangan langsung main cabut kaya gini, ngga gentle namanya," kata Satya sambil berusaha membuat Fathan duduk kembali.

"Gimana gue ngga marah, ngeliat cewe gue boong demi ketemu sama cowo lain?" ucap Fathan yang langsung membuat keduanya menganga.

"Andra? Boong? Kok bisa?" tanya keduanya bersamaan.

"Udah lah, males gue bahas itu lagi. Kalo ada guru yang nanyain bilang aja gue cabut," balas Fathan sambil menggemblok tasnya.

"Ehh tunggu than kita ikut," ucap Satya cepat.

"Ngapain ikut? Terus cewe lo berdua gimana?"

"Nanti kita kasih tau. Udah gampang pokoknya," jawab Budi mewakili.

Satya dan Budi langsung menggemblok tas mereka dan mengikuti Fathan. Seluruh penghuni kelas sudah tahu, kalau ketiganya menggemblok tas, itu tandanya mereka ingin pergi dari sekolah.

Sedangkan di lain tempat, Rosa, Kinta, dan Tania mencari Andra. Kenapa Andra tidak kembali ke kelas?

"Andra kemana sih?" tanya Rosa sambil celingak celinguk.

"Apa kak Fathan tau kalo tadi kita boong ya?" sahut Tania.

"Udah, sekarang kita cari Andra dulu," ucap Kinta.

Mereka bertiga mencari Andra, semua tempat sudah mereka telusuri. Namun hasilnya nihil. Kecuali satu tempat.

"Kita belom cari ke taman belakang," ucap Rosa tiba tiba.

Mereka langsung bergegas kesana. Dan benar saja, Andra berada disana sedang terisak dalam tangisannya.

"Ndra," panggil ketiganya.

"Lo kenapa nangis?" tanya Tania yang langsung duduk di sampingnya.

"Fathan marah sama gue," jawab Andra gemetar.

"Yaudah yaudah, ceritanya nanti aja kalo lo udah tenang. Sekarang lo hapus air mata lo, atur nafas lo juga ndra," ucap Rosa sembari mengelus pundak Andra.

"Terus kak Fathan ninggalin lo disini?" tanya Kinta.

Andra hanya mengangguk.

Mereka tidak mau terus menanyakan tentang hal ini, mereka membiarkan Andra agar tenang terlebih dahulu.

Saat menenangkan Andra, Tania dan Rosa merasakan handphone di saku rok mereka bergetar.

Satya

Sayang, nanti aku ga bisa anterin kamu pulang. Aku mau nemenin Fathan dulu, dia mau kabur dari sekolah.

Rosa

Hah mau kabur?

Satya

Iya, pasti kamu tau kan gara gara apa. Yaudah, nanti aku chat lagi.

Sedangkan handphone Tania.

Rama♡

Sayaaang, aku nanti gabisa nganterin kamu pulang. Fathan mau cabut sekolah, jadi aku nemenin dia takut dia ngelakuin aneh aneh.

Tania

Yaudah gapapa, ati ati. Nanti kasih tau gimana keadaan kak Fathan ya, kasian Andra.

Rama♡

Iyaa, jangan lupa makan siang nanti.

Tania

Hm

Ya, terlihat sekali bagaimana perbedaan antara Satya dan Budi. Oke, bukan itu masalahnya.

"Katanya kak Fathan cabut dari sekolah ndra," ucap Tania yang langsung membuat Rosa dan Kinta melotot padanya.

Tanpa berkata apa apa Andra langsung berlari meninggalkan ketiga temannya itu.

Rosa menoyor kepala Tania,
"Kok malah lo kasih tau sih?!"

"Andra jadi tambah sedih kan," tambah Kinta.

"Yaa nanti juga dia kan bakal tau kalo kak Fathan cabut," ucap Tania tanpa dosa.

Rosa dan Kinta meninggalkan Tania dari pada terus menerus berdebat dengannya. Mungkin otak Tania telah di cemari oleh Budi.

Andra berlari menuju parkiran, berharap Fathan masih ada disana. Dan ternyata benar, Fathan masih disana dan baru saja ia masuk ke mobil. Dengan segera Andra menghampiri mobil Fathan. Namun Fathan? Ia langsung menyalakan mobilnya dan mundur dari tempat semula.

"FATHAAAN!" teriak Andra.

Fathan mendengar teriakan itu, namun ia tidak memperdulikannya. Ia tetap menjalankan mobilnya di ikuti motor Satya dan Budi.

"Maaf ndra, tapi kamu ngerusak kepercayaan aku," batin Fathan sambil melihat Andra dari spion mobilnya.

Fathan menghilang dari pandangan Andra. Membuat gadis itu kembali menangis. Datanglah Rosa dan Kinta yang langsung memeluknya.

"Ndra udah, kak Fathan pasti baik baik aja. Ada Satya sama kak Budi yang nemenin dia," ucap Rosa.

"Mending sekarang kita ke kelas ndra, tenangin diri lo," tambah Kinta.

Tania datang dengan nafas tak beraturan,
"Aduh kalian tuh, kenapa sukanya ninggalin gue sih?"

"Lo yang lama kaya keong," sinis Rosa.

"Gue mau izin ke guru," ucap Andra tiba tiba.

"Hah? Izin apaan?" tanya ketiganya.

"Gue mau pulang, mau nyusul Fathan," jawab Andra lalu langsung bergegas berlari ke kelas.

"Yeeh tu anak lari lagi," celetuk Rosa.

"Betis gue jadi talas bogor dah abis ini," tambah Kinta.

"Kalian aja gih yang ngejar, gue ikutin dari belakang. Capek tau ga," ucap Tania yang masih mengatur nafasnya.

Andra berlari ke kelas dan memasukan barang barangnya dengan cepat tanpa memikirkan nasib ketiga temannya yang harus terus menerus berlarian mengejar dirinya. Setelah semua barang barangnya masuk, Andra langsung berlari lagi menuju ruang piket untuk meminta izin.

"Permisi bu," ucap Andra pada Bu Rina.

"Iyaa ada apa Andra?" balas Bu Rina.

"Saya mau minta izin untuk pulang lebih awal bu. Soalnya tiba tiba aja kakak saya nelpon saya, katanya dia sakit, di rumah ngga ada orang bu," jawab Andra memelas.

"Hmm, memangnya papa sama mama kamu kemana?" tanya Bu Rina lagi.

"Lagi ada keperluan di Bandung bu," jawab Andra cepat.

"Yasudah, ibu bikin surat pernyataan dulu ya."

Bu Rina membuka laci meja piket dan mengambil selembar kertas keterangan kepulangan siswa, lalu mengisinya dengan data diri Andra.

Bu Rina memberikan surat itu,
"Ini suratnya, kamu boleh pulang. Hati hati ya."

Andra menerima suratnya,
"Iya bu, makasih ya bu."

Ia bersalaman dengan Bu Rina setelah itu dengan cepat ia melesat menuju pagar sekolah, tapi tiba tiba.

"Ndra tunggu," panggil seorang laki laki dari arah belakang.

"Kak Revan," ucap Andra spontan.

Revan memegang wajah Andra,
"Kok mata lo sembab gitu? Lo kenapa? Di apain sama Fathan?"

Andra menepis tangan Revan,
"Ngga papa."

Revan mengangguk angguk,
"Oiya, kadonya belom lo ambil. Jawabannya juga belom gue terim-"

"Lupain semua itu kak, sampe kapan pun gue bakal tetep milih Fathan gimana pun sikap dia," sekat Andra lalu langsung pergi meninggalkan Revan begitu saja.

Revan kembali menahan Andra,
"Ndra tunggu. Jadi lo ngga mau berpikir dulu tentang jawaban lo itu?"

"Nggak!" tegas Andra.

Revan menggeleng tidak percaya,
"Nggak, gue yakin suatu saat nanti lo bakal nerima gue. Gue anggap itu bukan jawaban lo."

"Terserah," balas Andra lalu ia menepis tangan Revan dan benar benar pergi.

♢♢♢

Andra menaiki ojek yang ada di sebrang sekolahnya untuk pergi kerumah Fathan. Padahal selama ia di Jakarta, ia belum pernah di gonceng orang lain selain Fathan.

Selama di perjalanan, hati Andra selalu gusar. Berharap Fathan benar benar ada di rumah dan semua ini bisa di bicarakan secara baik baik.

"Neng udah sampe," ucap si abang ojek memecah lamunan Andra.

"Eh, iya bang, tunggu disini dulu ya bang," ucap Andra.

Ia turun dari motor dan langsung masuk ke rumah Fathan tanpa permisi. Ternyata benar, ada mobil Fathan serta motor Satya dan Budi disana. Namun terdengar suara ribut dari arah dalam.

Andra masuk ke rumah Fathan, namun langkahnya terhenti saat ada badan jangkung yang tepat berdiri di depannya sambil membawa tas ransel besar. Pria itu menatapnya dengan tatapan setajam silet.

"Fathan kamu mau kem-"

"Ngapain lo kesini?" sekat Fathan sinis.

Kata kata tersebut benar benar menusuk hati Andra. Bukan dari arti kata katanya, namun dari gaya bahasa serta nada bicara Fathan.

"A..aku mau minta ma-"

Fathan tertawa remeh,
"Minta maaf lagi? Lo kira telinga gue ngga capek apa denger kata kata maaf lo?"

Tiba tiba datanglah Budi dan Satya dari arah kamar Fathan. Mereka sudah tahu apa yang terjadi dengan Andra dan Fathan. Itu semua terpancar dari raut wajah keduanya.

"Than udah than. Ini semua bisa di bicarain baik baik," ucap Budi tiba tiba bijak.

"Than, lo ngga kasian sama Andra? Dia udah mau nangis kaya gitu," tambah Satya.

Fathan menaikan sebelah alisnya,
"Kasian? Emang dia kasian juga sama gue?"

"Than please maafin aku than," rengek Andra.

Perlahan air mata itu mengalir, tidak bisa terbendung lagi.

"Fathan, aku tau aku salah sangat sangat salah. Aku mohon maafin aku th-"

"DIEM!" bentak Fathan yang langsung membuat semuanya kaget.

"Lo pikir, dengan minta maaf terus menerus bisa memperbaiki hati orang yang udah hancur? Nggak. Dan lo pikir gue ini apa? Cowo yang harus terus menerus nerima maaf cewenya? Padahal, cewenya ngga pernah sedikitpun mau mengerti," sambung Fathan.

Tangisan Andra semakin menjadi, baru kali ini ia mendengar Fathan membentaknya.

"Apa kurangnya gue ke lo, ha? Apa?!" Ucap Fathan lagi.

"Semuanya gue kasih, bahkan tanpa lo minta. Gue perhatiin lo ngga seperti cowo cowo lain sama pacarnya, gue perlakuin lo layaknya seorang putri raja. Tapi nyatanya, lo cuman anggep gue seperti pembantu. Pembantu yang mau disuru apa aja, bahkan mau disuru ngerendahin harga dirinya."

"Than udah than," ucap Satya dan Budi sambil mengusap pundak temannya itu, namun Fathan malah menolaknya mentah mentah.

"Gue pernah bilang sama lo, apapun yang lo lakuin ke gue, ngga akan pernah bikin gue marah. Kecuali satu hal, lo rusak kepercayaan gue. Dan selamat, lo berhasil ngebuat gue marah, lo berhasil ngebangunin singa yang selama ini tidur. Lo udah ngerasain, gimana rasanya jadi orang orang yang selama ini pernah gue jahatin. Gue bukan cuma bisa jahatin orang dari fisik, tapi dari kata kata juga," ucap Fathan dan langsung pergi meninggalkan mereka bertiga.

Andra mengejar Fathan menahan tangan Fathan, berharap ia bisa luluh. Namun hasilnya? Fathan justru menghempaskan Andra. Untung saja, Satya dan Budi dengan cepat menangkap Andra sebelum gadis itu jatuh ke lantai.

"Mungkin gue harus ninggalin lo sendiri dulu. Supaya lo tau, seberapa berharganya orang itu di saat dia udah pergi," ucap Fathan lalu kembali melanjutkan langkahnya.

Namun tiba tiba Fatha membalikan badannya,
"Tapi lo tenang aja, gue ngga akan ninggalin lo. Karena nyatanya, lo ngga bisa semudah itu terhapus dari hati gue. Tapi gue ngga janji."

Setelah itu Fathan benar benar pergi dan menyalakan mesin mobilnya.

"FATHAAN!" teriak Andra.

"Ndra udah ndra, Fathan kan tadi bilang sama lo. Dia ngga akan ninggalin lo," ucap Satya.

Andra menggeleng,
"Tapi tadi dia bilang ngga janji kak. Gimana kalo Fathan bener bener ninggalin gue kak?"

Satya dan Budi tidak tahu harus merespon apa. Mereka tidak pernah mendengar kata kata Fathan yang tidak pernah ia lakukan. Fathan adalah orang yang selalu memegang omongannya.

"Lagian, lo kenapa tadi bohong sih sama Fathan?" tanya Budi.

"Ehh ini anak orang di aja duduk dulu, baru di ajak ngomong," balas Satya.

Mereka berdua membantu Andra untuk duduk di sofa, lalu Andra memulai ceritanya.

Satya mengangguk paham,
"Ohh jadi gitu. Sebenernya, lebih baik lo jujur sama Fathan, karena seburuk apapun kejujuran itu, Fathan bakal lebih suka itu dari pada dia harus dengerin kebohongan."

"Tapi gue gamau dia marah kak," lirih Andra.

"Udah udah, lo jangan nangis terus, kita juga gatau nih Fathan kemana. Mending sekarang lo tenang dulu, kita mau coba hubungin Fathan," ucap Satya.

Mereka mencoba menghubungi Fathan, namun nomornya tidak aktif. Mereka benar benar tidak tahu kemana Fathan akan pergi.

"Fathan kemana ya kira kira?" tanya Satya.

"Apa dia mau menyendiri dulu?" sambung Budi.

"Biasanya Fathan kalo lagi kesel, kemana kak?" tanya Andra.

Keduanya berpikir, sebenarnya Fathan tidak pernah mau menyendiri ketika marah. Saat ia marah, ia akan menyalurkannya ke samsak yang ada di belakang rumahnya atau bahkan langsung kepada orang yang membuatnya marah.

"Fathan ngga pernah pergi pergi kalo marah, dia cuma nyalurin itu semua ke samsak, atau langsung ke orang yang bikin dia marah," ucap Satya mengingat sifat Fathan.

"Tapi ga mungkin Fathan nyalurin itu ke lo, sekasar kasarnya Fathan, dia ga pernah kasar sama cewe. Paling mulutnya aja yang pedes kaya tadi," sambung Budi.

Andra tidak habis pikir, semua sifat Fathan masih banyak yang belum ia ketahui.

Tak lama kemudian terdengar suara kendaraan masuk ke dalam rumah Fathan. Ternyata itu adalah Varo, Wahyu, dan Dave disertai Rosa, Kinta, dan Tania.

"Woi!" ucap Varo sambil memasuki rumah Fathan.

"Gila gila, santai aja masnya. Kaya mau ngajak tawuran," balas Satya.

"Eh, sorry sorry. Gue ngga tau kalo ada Andra," ucap Varo.

"Andraa," panggil ketiga cewe itu.

Mereka bertiga langsung memeluk Andra yang masih menangis. Menggeser Satya dan Budi seakan akan mereka barang yang tidak penting.

"Fathan kemana?" tanya Dave.

"Pergi," jawab Budi.

"Kemana?" tanya Wahyu.

Satya mengangkat bahunya,
"Gatau. Di telpon nomornya ga aktif."

"Fathan ga pernah pergi gini kalo lagi marah. Jadi kita bakal susah nyarinya," ucap Wahyu.

Mereka semua tidak tahu, kemana Fathan. Ini tidak seperti dirinya yang biasanya. Apa Fathan benar benar sudah lelah dengan Andra?

♢♢♢

Matahari sudah mulai meredupkan sinarnya. Akhirnya mereka semua memilih untuk pulang.

"Ndra, lo pulang sama gue ya," usul Varo.

"Iya ndra, lo pulang sama kak Varo aja. Ini udah mau malem," sahut Rosa.

"Nggapapa kak?" tanya Andra.

Varo mengangguk,
"Santai aja."

Akhirnya mereka meninggalkan rumah Fathan dan pulang ke rumah masing masing.

"Eh abang ojeknya kemana?" ucap Andra tiba tiba.

"Tadi udah gue bayarin. Kasian dia sampe jadi kurus kering gitu nungguin lo disini," jawab Tania.

Andra meringis,
"Hehe, makasi Tan. Besok gue jajanin deh."

"Eitss ga boleh ga boleh. Besok adalah jadwal gue sama Tania buat jajan bareng. Anggep aja Tania lagi berbaik hati," sahut Budi mengingat besok adalah jadwal rutinnya untuk makan bersama Tania di kantin.

"Hehehe maapin dia ya ndra, yaa lo tau sendiri kan dia gimana kelakuannya. Lagian juga uangnya gausah di ganti gapapa kali," ucap Tania.

Andra tersenyum,
"Makasi tan."

Akhirnya mereka semua menaiki motor masing masing untuk pulang. Namun ternyata, salah satu dari mereka ada yang memfoto Andra dan Varo.

"Angga pasti seneng dapet foto ini," batinnya sambil melihat foto Andra yang digonjeng Varo.

Sepuluh menit menempuh perjalanan, Andra dan Varo sampai. Kedatangan mereka langsung di sambut oleh Nuel.

"Akhirnya pulang juga kamu," sambut Nuel.

"Maaf ya kak kemaleman," jawab Andra lesu.

Nuel mengangkat wajah adiknya itu,
"Kamu kenapa? Kok pucet gitu?"

Varo membuka helmnya dan turun dari motor,
"Sore kak."

"Eh, lo Varo kan? Temennya Fathan?"

Varo mengangguk,
"Iya kak. Sorry Andra pulangnya jadi sore gini. Soalnya ada masalah dikit tadi kak."

"Masalah sama Fathan?" tanya Nuek menerka nerka.

"Iya kak, mungkin nanti biar Andra sendiri yang cerita," jawab Varo.

Nuel menghela nafas,
"Yaudah. Lo ngga mau masuk dulu ro?"

"Ngga usah kak, gue langsung pulang aja. Gue duluan ya kak, ndra," pamit Varo.

"Iya kak makasi ya," ucap Andra.

Nuel membawa Andra masuk setelah Varo menghilang dari pandangan mereka. Di dalam, Andra ingin langsung masuk ke kamarnya tanpa berbicara apapun.

"Ndra," cegat Nuel di depan pintu kamar Andra.

"Nanti aja ceritanya kak, aku mau mandi dulu," balas Andra.

Nuel akhirnya minggir, tidak baik jika ia harus memaksa Andra untuk bercerita mengenai masalahnya dengan Fathan.

Di dalam kamarnya, Andra langsung ambruk ke kasur. Ia ingin menangis sekencang kencangnya, tapi ia tahu ini sama sekali tidak ada gunanya.

Saran : Biar lebih dapet bapernya, bisa sambil dengerin lagu photograph ya.

Andra membuka galerinya, melihat semua foto di album yang waktu itu pernah Fathan buat di handphonenya. Semua itu masih teringat jelas di otaknya.

Fathan mengutak atik handphone Andra,
"Kalo kangen sama aku, kamu langsung buka ini aja. Liatin foto pacar kamu yang ganteng ini."

"Aku juga nyimpen foto foto kamu, nih salah satunya," ucap Fathan sambil menunjukan foto galerinya.

Andra membulatkan matanya,
"Than ngapain foto aib gitu disimpen sih?"

"Ya gapapa, kalo aku kangen sama kamu, aku tinggal liatin ini aja satu satu."

"Aku juga punya foto aib kamu. Nih liat," balas Andra sambil menunjukan sebuah foto.

Fathan menggeleng,
"Yah itu mah ga aib, ganteng banget malah."

"Liatin aja, pasti suatu saat nanti aku bakal dapetin foto aib kamu."

"Coba aja kalo bisa. Wlee," balas Fathan sambil memeletkan lidahnya.

Setetes air langsung mengalir dari mata Andra. Ia benar benar menyesal karena sikapnya yang merubah sikap Fathan 180°.

"Kalo kamu tau, aku sekarang lagi ngeliat album di galeri yang waktu itu kamu buat than," ucap Andra sambil menscroll foto foto tersebut.

Sedangkan dilain tempat, Fathan sedang berada di villa. Ia menyendiri disana, menenangkan emosinya. Jujur, Fathan paling tidak suka dibohongi.

"Kenapa kamu boong sama aku ndra?" tanya Fathan pada dirinya sendiri.

Fathan merogoh saku handphonenya. Sejak perjalanan menuju villa tadi, Fathan tidak menyalakan handphonenya sama sekali.

Banyak notivikasi yang masuk, itu semua adalah panggilan dari Andra, Satya, dan Budi. Termasuk spamchat dari Andra. Fathan hanya membacanya.

Andra♡

Than

Andra♡

Fathan maafin aku

Andra♡

Kamu kemana than

Andra♡

Than tolong maafin aku

Fathan hanya membaca semua pesan Andra. Ia kemudian membuka galerinya. Melihat satu persatu foto Andra yang Fathan simpan.


"Kenapa kamu selalu cantik dimata aku ndra?"

Fathan menutup wajahnya dengan bantal, ia berteriak sekencang kencangnya. Padahal hari sudah malam.

"REVAN BANGSAT!" umpat Fathan.

Fathan benar benar kesal dengan Revan, sebegitu cintanya kah dia dengan Andra sampai ia berani menembak Andra yang jelas jelas masih berstatus pacarnya.

"Tapi kenapa kamu harus boong sama aku ndra?" ucap Fathan lagi.

Fathan menutup matanya, berharap ia bisa tidur dan melupakan semua kejadian hari ini dengan sekejap. Dan hari esok, emosinya sudah mereda dan ia bisa membicarakan ini semua dengan Andra.

♢♢♢

Dilain tempat, orang yang tadi memfoto Andra dan Varo sedang melaporkan hasik kegiatannya hari ini. Kepada siap.a lagi jika bukan Angga.

"Hallo ngga."

"Akhirnya nelpon juga lo. Gimana, ada info apa tentang Fathan?"

"Banyak. Fathan sama Andra lagi berantem hebat, terus Fathan pergi gitu gatau kemana. Terus, tadi gue sempet foto Andra sama Varo lagi goncengan, gatau sih berguna atau ngga."

"Gila, itu bagus banget sih. Semoga mereka putus beneran. Dan fotonya, cepet cepet lo kirim. Itu bisa kita jadiin bahan teror baru buat Andra."

"Oke langsung gue kirim."

Tut...tut..tut...

"Mampus lo ndra. Hidup lo ngga akan tenang," ucapnya.

Update
Hayoo gimana part ini? Ada yang nangis? Ada yang kesel? Hehe
Jangan lupa vomment yaa, makasi juga buat 2M nya. Tanpa kalian yang setia nunggu MBBS update, cerita ini bukan apa apa. Terus tungguin MBBS update yaa❤❤

Continue Reading

You'll Also Like

29K 2.8K 15
❲ 𝐄𝐍𝐃 ❳ - SoonHoon Brothership - ❝Maafkan aku karena tidak bisa menjagamu dengan baik, maafkan aku..❞ - Kwon Soonyoung 2014 Tentang Kwon Soonyoung...
3.9M 10.8K 4
cerita klasik yang selalu jadi andalan cerita fiksi. nikah dengan cowok playboy di sekolah yang tahunya gue suka dia. etsss... itu dulu... dulu bange...
1.4M 14.6K 8
ANGGREO GASLI TAMA Cowok IPS yang hobinya bikin ribut, suka merokok, suka bolos pelajaran, keluar masuk BK udah menjadi salah satu hobinya, sering bi...
518K 25.7K 73
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...