KEMILA

By Shine_Enelyn

187K 22.3K 1.9K

Kevin dan Mila tidak pernah tahu kalau pada akhirnya sesuatu yang membuat mereka dekat berakhir dengan sesuat... More

Part [1]
Part [2]
Part [3]
Part [4]
Part [5]
Part [6]
Part [7]
Part [8]
Part [9]
Part [10]
Part [11]
Part [12]
Part [13]
Part [14]
Part [15]
Part [16]
Part [17]
Part [18]
Part [19]
Part [20]
Part [21]
Part [22]
Part [23]
Part [24]
Part [25]
Part [27]
Part [28]
Part [29]
Part [30]
Part [31]
Part [32]
Part [33]
Part [34]
Part [35] Ending

Part [26]

4.4K 631 80
By Shine_Enelyn

Hujan turun dengan deras, udara terasa sangat dingin, Mila berjalan dengan pelan dibawah payung yang ia pegang memasuki pemakaman.

Namun langkahnya yang pelan seketika terhenti begitu ia melihat sosok Kevin yang berdiri di samping pusara Reya.

Mila menghela nafas dalam-dalam. Tubuhnya mematung tanpa bisa digerakkan.

Sementara itu Kevin yang baru saja melepas rindu dengan Reya seperti yang sering ia lakukan, yaitu mengobrol dan menumpahkan tangisnya di pusara Reya, mendadak terdiam padahal ia sudah bersiap melangkahkan kakinya.

Keduanya saling menatap dalam.

Kevin yang lebih dulu bisa menguasai dirinya, perlahan menghampiri Mila.

Mila semakin menegang kaku di tempatnya.

Kevin mendekat, semakin mendekat.

"Hai, kau disini?" Sapa Kevin sedikit berteriak.

Suaranya bersahutan dengan air hujan.

Mila mengerjapkan matanya.
Payung birunya bersentuhan dengan payung abu-abu Kevin.

"Mila" Panggil Kevin.

Mila tersentak kaget lalu tersenyum kaku. "Eh ya..." Sahutnya gugup.

Kevin tersenyum. Mengulurkan tangannya lalu diusapnya pipi Mila dengan lembut. "Jadi kau sudah tahu soal Reya?"

Mila mengangguk kelu. Bola matanya bergerak gelisah. Sungguh demi apapun ia ingin menepis tangan Kevin yang membelai pipinya dengan lembut, tapi sialnya rasa hangat yang dihasilkan dari telapak tangan Kevin, membuatnya nyaman.

Hatinya bergetar dan detak jantungnya berubah lebih cepat dari biasanya.

"Aku tahu dari Max"

"Ah, ya tentu pasti Max yang mengatakannya" Kevin tersenyum.

Gila. Senyumnya membuat Mila ketar-ketir mengendalikan degup jantungnya yang semakin menggila.

"Kau ingin menemui Reya?" Tanya Kevin. Entah kenapa ia merasa kecanggungan kini menyelimuti dirinya dan Mila.

Mila mengangguk. "Ya. Bolehkan?"

Kevin menatap dalam Mila sambil menahan senyum gelinya. "Tentu saja boleh" Jawabnya kemudian mencubit gemas pipi Mila.

"Sakit, Vin!" Mila protes sambil mendelik tajam pada Kevin.

Sambil bersungut-sungut Mila berjalan melewati Kevin.

Langkahnya berhenti tepat di samping pusara Reya.

Kevin lagi-lagi tersenyum.

"Kau sangat menggemaskan, Mila" Sama seperti Nicole. Lanjutnya dalam hati.

___

Berjalan beriiringan dengan payung yang saling menempel.

Kevin dan Mila saling terdiam.

Mila pikir saat ia berada di pusara Reya, Kevin pun pergi meninggalkannya, tapi ternyata Kevin malah menungguinya.

"Eum... Mil" Kevin menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Mila menaikan sebelah alisnya. "Ya" Sahutnya kemudian. Jujur saja Mila merasa aneh dengan sikap Kevin sekarang ini.

Pria itu terlihat sangat berhati-hati dalam bersikap dan berucap. Apa mungkin Kevin tidak mau membuatnya tersinggung lagi? Entahlah Mila sendiri tidak bisa menebak apa yang ada dalam benak Kevin.

"Kau tahu, Vin. Kau terlihat aneh" Ucap Mila yang akhirnya menyuarakan apa yang ada dibenaknya.

Kevin terkekeh geli. "Aku pikir juga begitu"

"Tapi kenapa?"

"Apanya?"

Mereka berdua menghentikan langkahnya tepat di samping mobil Mila.

"Vin, kau tidak sedang merencanakan sesuatu yang burukkan?"

Oh itu terdengar seperti tuduhan, Kevin menghela nafas panjang.

"Jadi itu yang ada dibenakmu?"

Mila terdiam.

Kevin tertawa miris. "Aku tidak sejahat itu, Mila"

"Tapi aku tidak yakin, Vin"

"Kalau begitu aku akan meyakinkanmu" Ucap Kevin tegas.

Mila mengerutkan dahinya. "Sorry?"

"Oh ayolah Mil, jangan pura-pura tidak mengerti!"

"Astaga Kevin" Mila mulai kesal dan tatapannya pun menajam pada Kevin. "Kau pikir aku sedang berpura-pura bodoh begitu?" Tanyanya emosi.

Kevin menahan senyumnya. Wajah Mila terlihat sangat menggemaskan saat sedang marah dan rasanya Kevin ingin menggigit pipinya yang memerah.

"Jangan menatapku seperti itu" Sembur Mila galak.

Kevin sontak mengerjapkan matanya. "Memang aku menatapmu seperti apa?" Tanya Kevin mengabaikan kekesalan Mila.

Mila melotot horor dan Kevin tersenyum dengan sangat manis.

"MEMO"

"DADDY"

Mendengar panggilan itu, keduanya seketika menegang kaku.

Kevin menoleh kearah mobilnya. Begitupun dengan Mila yang menoleh kearah pintu mobilnya yang terbuka.

******

Ardi tersenyum menjabat tangan Andre yang tidak lain adalah sahabat mendiang putranya.

"Bagaimana kabar Om?" Tanya Andre.

Ardi mempersilahkan Andre duduk. Dan tanpa diminta dua kali, Andre pun duduk di samping Ardi.

"Seperti yang kau lihat, Dre. Om masih sangat sehat"

Andre tersenyum ramah.

Mereka lalu berbincang hangat. Andre menceritakan tentang kehidupannya begitupun dengan Ardi.

Mereka berdua terlihat seperti Ayah dan anak yang sedang melepas rindu setelah sekian lama tidak bertemu.

Secara khusus ditengah kondisi kesehatannya yang belum sepenuhnya pulih, bahkan Andre juga meliburkan dirinya dari pekerjaan yang sangat dicintainya.

Hari ini setelah sebelumnya menghubungi asisten pribadi Ardi dan minta bertemu dengan Ardi, dengan semangat Andre pun mendatangi rumah pribadi Ardi. Hingga akhirnya ia pun melepas rindu dengan Ardi.

"Om senang akhirnya kau mempunyai waktu untuk menemui, Om" Ucap Ardi.

"Maafkan aku, Om. Harusnya aku menemui Om lebih capat" Andre menundukkan wajahnya.

Untuk Andre, Ardi sudah seperti orangtuanya sendiri. Tapi setelah dirinya semakin mapan, ia malah menjauh dari orang-orang yang selama ini sudah banyak membantu dan mendukungnya.

Ardi menepuk bahu Andre. "Angkat wajahmu, Dre. Om tidak suka melihatmu seperti ini"

"Maaf, Om" Andre menatap dalam Ardi.

"Lalu sekarang apa yang akan kau lakukan pada putrimu?" Tanya Ardi.

Andre tadi menceritakan tentang nasib putri semata wayangnya. Dan jujur saja Ardi merasa kasihan.

"Aku tidak tahu, Om. Selama ini aku sudah mengabaikan dan sudah sangat mengecewakan sekaligus menyakitinya. Rasanya sangat tidak adil kalau sekarang aku ikut campur dalam hidupnya" Jawab Andre.

"Bagaimana kalau kita coba jodohkan cucuku dengan putrimu"

Andre sontak menatap Ardi dengan tatapan kebingungan. "Maksud Om?" Tanyanya menuntut penjelasan.

Ardi menghela nafas. "Cucuku sudah lama menduda, Dre. Dan aku ingin dia menikah lagi"

"Tapi, apa cucu Om mau dijodohkan dengan putriku? Eum... Begini seperti yang sudah kujelaskan. Putriku statusnya memang belum menikah, tapi dia single Mom"

"Lalu masalahnya apa? Toh cucuku juga duda, Dre. Lebih tepatnya duren seperti Om" Ardi terkekeh geli.

Sementara Andre menahan diri agar tidak memutar bola matanya malas. Tsk! Ardi sama sekali tidak berubah. Masih saja suka membanggakan dirinya.

"Bagaimana? Kau setuju kan?" Tanya Ardi.

Andre menghela nafas panjang. Sungguh ia merasa sangat bingung.

"Tidak perlu terburu-buru, Dre. Kita pertemukan saja mereka dulu. Siapa tahu saja cocok"

"Om yakin? Om saja belum pernah bertemu dengan putriku" Ucap Andre.

Ardi tersenyum ramah, membuat kerutan didahi dan wajahnya semakin terlihat jelas. "Aku yakin putrimu perempuan yang baik, Dre" Ucapnya tanpa keraguan sedikitpun. Seakan ia sudah mengenal putri Andre.

"Baiklah kalau begitu, bagaimana kalau malam ini kita makan malam bersama. Om ajak cucu Om si duda keren dan aku ajak putriku si gadis tapi sudah janda beranak satu tanpa kejelasan siapa Ayah anaknya" Ucap Andre.

Ardi tertawa renyah sambil menganggukan kepalanya. "Ini baru Om suka" Ucapnya kemudian mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya dan dengan cepat Ardi pun menghubungi cucu tersayangnya. Begitupun dengan Andre yang juga menghubungi putri kesayangannya.

▪▪▪▪▪▪
.
.
.
🕊🕊🕊

Maaf ya klo ngebosenin 😆😂

Continue Reading

You'll Also Like

5.5M 331K 44
Highestrank 1 (3 Februari 2018) #rank 14 (6 des 2017)#rank 11 (8 des 2017)#rank 9 (9 des 2017)#rank 7 ( 13 des 2017)#rank 6 (16 des 2017)#rank 4 (1ja...
40.8K 3.8K 40
Cerita ini hanya fiktif belaka. Mohon maaf apabila terdapat persamaan nama tokoh tempat dan lainnya dalam cerita ini, semua terjadi tanpa ada unsur k...
73K 6.8K 54
"Dalam semua tindak kecil itu, tidak bisakah kau menemukan setitik saja rasa cinta. Aku yang memang tidak ada pesona, atau kau yang tak punya hati se...
981K 166K 136
Ketika seorang arsitek muda, tampan, mapan, dan dingin bernama Banyu Biru menyakini bahwa jodoh adalah cerminan diri, maka dia cukup percaya diri bah...