The Sweet Ghost

By kopikopait

110K 8.3K 1.3K

Nama: Wafer Umur: 18 tahun (jika dilihat dari bentuk wajah) Tinggi: 175cm (itu belum dihitung saat Ia terbang... More

Tanya
Tanya
Wafer
Wafer
Tanya
Wafer
Tanya
Wafer~Tanya
Xiao
Tanya
Wafer
Tanya~Wafer
Wafer~Tanya
Xiao~Wafer
W&T
Wafer
W♥T
Wafer
Tanya
Wafer~Tanya
Orji (x) Wafer
Tanya/Wafer
Wafer/Tanya
WAFER
Wafer-Orji
Xiao~Orji
Tanya
Wafer-Orji
Tanya
Yang Belum Terceritakan
Wafer+Xiao
Wafer(pembuktian)
Tanya (kenangan)
Ayteamo
Edisi kangen Wafer
Tanya(relive)
Orji (edisi kangen)

Mereka

1.7K 171 28
By kopikopait

Dan akhirnya hanya kenangan yang tersisa.

Langit menggelap sempurna. Angin bertiup semakin dingin. Rasa sakit menimpa hati masing-masing.

Orji mengepalkan tangan melihat Wafer mendorong Tanya dengan kasar. Giginya bergeletuk, marah. Samar, dilihatnya Tanya menyeka air mata.

Wafer benar-benar minta dimusnahkan.

"Kalau kamu mau balas dendam sama aku, jangan libatin Tanya. Cukup kita aja, Wafer." Kata Orji datar.

Wafer menatap Orji sinis, juga Xiao yang ada di sisi lelaki itu. Mereka berdua membuat amarah Wafer semakin mendidih. Wafer menarik tangan Tanya lalu memelintir ke belakang. Tanya meringis kesakitan.

"Kamu pikir aku sebodoh itu? Aku nggak bisa nyentuh kamu, Ji." Wafer tertawa mencemooh. "Aku akan sakitin Tanya sebagai gantinya,"

Tanya mendongak menatap Wafer.

Kak Orji ada di sini? Aku nggak salah dengar, kan?

Tanya membuka mulut ingin mengatakan sesuatu. Tapi cengkaraman Wafer semakin kuat membuatnya meringis.

"Kamu nggak akan bisa kembali ke surga kalau kamu nyakitin manusia. Apalagi itu Tanya, adik aku. Orang yang kamu sayang." melihat Wafer yang semakin menjadi menyakiti Tanya, Orji mencoba mengalah. Ia tidak mau terjadi sesuatu pada Tanya.

"Maksudnya, kamu gunain Tanya buat mengekang aku?!" Ralat Wafer. "Iya, aku sayang Tanya. Aku cinta dia. Tapi cinta itu singkat. Dan aku sudah tidak peduli lagi." Jelas Wafer.

"Fer... Wafer... Setidaknya kamu lepasin dulu Tanya. Kasian dia kesakitan gitu." Xiao berucap menengahi.

Wafer menghilang dan muncul di hadapan Xiao sedetik setelahnya.

"Diam kamu, pembohong. Penghianat!" Katanya tajam.

Xiao memejamkan mata ketakutan. Angin dingin menusuk tubuh pucatnya.

Melihat Wafer menjauh dari Tanya, Orji lekas mendekati Tanya. Melindungi gadis itu.

Tanya merasakan aura hangat di sekitarnya. Air matanya terus mengalir. Ia bingung dengan semua ini.

Dengan siapa Wafer berbicara? Apa benar di sini ada Kak Orji? Jadi selama ini kak Orji gentayangan? Ya Tuhan... Andai aku bisa lihat Kak Orji.

"Jangan nangis terus Tanya. Aku nggak akan percaya sama air mata kebohongan kamu itu. Kalian pasti udah merencanakan semuanya, kan? Kamu bohong nggak bisa lihat Orji pembunuh itu." Kata Wafer jengah.

"Jangan libatin Tanya, Wafer." Kata Orji memperingati Wafer.

"Cih, sekarang kamu jawab aku. Kenapa kamu bunuh aku? Apa kita saling kenal sebelumnya? Kenapa ingatan sialan ini tidak kembali juga."

"Itu kecelakaan,"

"Iya, itu kecelakaan." Xiao membenarkan. Tatapan tajam Wafer  kembali mengarah padanya, membuat Xiao kembali menunduk.

"Dasar kalian pembohong. Sekali pembohong tetap saja pembohong."

"Itu benar, Wafer. Aku tidak berbohong. Aku lagi kacau saat itu—karena pertengkaran keluargaku, dan aku nggak sengaja nabrak kamu di jalan. Aku nggak sengaja. Kamu menyeberang tiba-tiba." Suara Orji terputus. "Aku bahkan selalu dihantui rasa bersalah. Kecanduan obat-obatan, dan akhirnya berakhir sakau dan mati."

"Menurutmu aku akan percaya? Setelah semua drama yang kalian buat, aku akan percaya? Alasan klise begitu pula."

"Terserah! Aku sudah menjawab semuanya."

Wafer tertawa hambar. Perlahan ia mendekati Orji dan Tanya. Hatinya sedikit tercubit melihat keadaan Tanya yang kebingungan. Pandangan gadis itu kosong. Tanya... dengan cepat Wafer membuang perasaan itu. Dia harus membalaskan kematiannya, sakit hatinya.

Orji gelisah, Wafer semakin mendekat. Dia jelas ingin menyakiti Tanya. Orji berusaha membentengi Tanya dengan tubuhnya, tapi percuma. Wafer menembus tubuh Orji dengan mudah. Ditariknya rambut Tanya kuat membuat gadis itu berteriak kesakitan.

Tanya merangkak menyentuh kaki Wafer. Memeluknya erat, seolah memohon ampun.

Orji mengepalkan tangan kuat. Dia tak berdaya. "Lepasin adik aku, Wafer." Oerji menekankan kalimatnya.

"Adik? Bukannya dia pacar kamu?"

"Wafer, jangan berbicara omong kosong."

"Kau yang memulainya."

"Apa aku harus memohon maaf padamu selamanya?"

"Aku ingin kamu musnah."

"Kalau begitu, lakukan." Tantang Orji.

"Bagaimana caranya?"

"Masukan aku ke dalam botol ini," Orji mengeluarkan botol penangkap hantu jahat miliknya.

"Haha, kamu bercanda? Kamu sudah tahu aku tidak bisa menyentuh apapun. Mau menipuku lagi?"

"Kamu bisa, Wafer."

Wafer melepaskan tarikan pada rambut Tanya. Di tatapnya Orji, menyelidik apakah Orji berbohong. Wafer mencoba percaya. Dipegangnya botol itu. Wafer terkejut, Orji ternyata benar. Wafer bisa menyentuh botol.

"Sekarang kamu percaya? Saat kamu memasukkan aku ke dalam botol, aku bisa langsung musnah. Nah, silahkan." Orji mengangkat tangannya pasrah.

Wafer menatap botol dan Orji bergantian. Hatinya berdebat.

Xiao tidak tahan melihat perseteruan Wafer dan Orji yang tiada habisnya. Ia sedih melihat kedua sahabatnya bertengkar. Ia tidak mau Orji menghilang. Tidak! Biar pun Orji sok berkuasa, dia tetap hantu baik. Xiao harus melakukan sesuatu. Tapi apa? Bagaimana? Kata Paman Malaikat, Tanya bisa mengembalikan ingatan Wafer. Paman pasti berbohong. Tanya lemah begitu. Pikirkan sesuatu, Xiao. Berpikirlah. Ahh, buntu.

****

Tanya bangkit berdiri. Ia bingung melihat Wafer yang berbicara sendiri. Wafer selalu menyebut nama Orji. Apa kakaknya benar-benar ada di sini? Hanya pertanyaan itu yang terus berulang di kepalanya. Ia bahkan tak peduli dengan rasa sakit akibat perlakuan Wafer. Wafer pasti memiliki alasan melakukan itu.

Tanya memeluk Wafer dari belakang. "Wafer, kamu bisa sakitin aku terus. Aku nggak peduli. Tapi, tolong kasih tahu aku, apa kak Orji ada di dekat kita?" Suara Tanya serak—tersedak tangisnya.

Wafer mencengkram botol. Ia tidak boleh luluh. Dalam diam, dengan cepat ia membuka tutup botol, tubuh Orji langsung terserap ke dalamnya. Wafer bisa melihat dengan jelas gerakan mulut Orji yang mengucapkan terima kasih sebelum menghilang.

Apa ini yang aku inginkan?


(Tarraaa, bagaimana? Komen atu gengs 😩 kubutuh masukan. Silahkan diremas Wafernya. Salam Wafer jahat.)



Continue Reading

You'll Also Like

297K 800 9
konten dewasa 🔞🔞🔞
130 77 23
"Karena faktanya hidup ini adalah rangkaian penderitaan yang bersifat permanen". - Cahaya Anira Mahesa wara -
1.2M 104K 51
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ⚠ �...
1.9M 148K 103
Status: Completed ***** Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Th...