My Bad Boy Senior [TELAH TERB...

By moonyyblue

28.6M 1.3M 77.7K

(Beberapa bagian dihapus untuk kepentingan penerbitan) "Berandal - berandal gini gue juga masih punya hati ko... More

Awal semuanya dimulai
Dia itu...
Pertemuan Kedua
Rasa Suka
Berubah
Pesan
Awal Sebuah Perjuangan
Awal Sebuah Perjuangan Part : 2
Pendekatan Pertama
Pendekatan Pertama Part : 2
Perasaan yang Mulai Muncul
Andra's Confusion
Fathan's Planning
Fathan's Planning Part : 2
Happy Sunday
Reason
Andra Itu Pacar Gue!
I Will Take Care Of You
Like What You Want Baby
PMS
First Dating
Fathanstagram #2
17 Agustus
Andra Sakit
Labrak
Honesty
Pasar Malam
Fandrastagram
Bye Budi
Berenang
Instagram
Bodyguard
Sorry
Nonton
Fandrastagram #2
War
Perawat Pribadi
Hello Nuel
Siapa Dia?
Fahira Natania
Berjuang Sendiri?
Bonus
Sabotase
Tinggal atau Pergi?
Prank
Info
Punishment
Info #2
New Year Party
Kiss?
Saksi Bisu
Back
Race
One chance
Trouble
Berubah 180°
Dilabrak?
He's Back
Terror
Dua Samsak Baru
Failed
She's Back
Accident
It's Hard
I will waiting
Keputusan
Hadiah
Last
Sequel?
SEQUEL
Ada apa??
VOTE COVER + GIVE AWAY!!!
OPEN PO!!!

Happy Birthday!!

332K 14.8K 1.3K
By moonyyblue

Selamat ulang tahun, untuk kamu yang udah buat hidup aku bermakna lagi.

~~~

Hari ini Fathan sudah diperbolehkan untuk pulang, walaupun ia masih harus banyak istirahat dirumah.

Fathan menarik nafas dalam dalam lalu menghembuskannya,
"Akhirnya bisa terlepas dari bau rumah sakit yang ngga enak itu."

"Akhirnya bisa terlepas dari rumah sakit angker itu," sahut Budi tiba tiba.

"Halah halah, emang dasar elonya aja yang penakut," sahut Varo.

"Lo belom aja ketemu sama si suster ngesot," bantah Satya yang merasa tersindir juga.

"Mana sih mana? Sini suru ngopi sama gue," ujar Varo menantang.

"Aduh kalian tuh ya, berantem mulu kerjaannya. Gatau apa kepala gue masih pus-"

Prok...prok..prok...

"Selamat Than, selamat," ucap seorang laki laki dari arah belakang mereka.

"Oh, masih hidup lo ternyata? Gue kira udah mati kelindes truk," sinis Fathan.

Angga tertawa meremehkan,
"Kalaupun gue mati, orang pertama yang bakal gue gentayangin adalah lo."

"Uu.. serem. Tapi sorry, gue gaada waktu buat ngeladenin orang lumpuh yang bisanya cuman ngoceh doang di kursi roda. Bahkan, untuk jalan jalan aja lo butuh orang buat dorongin kursi roda lo," balas Fathan.

"Dan ternyata, yang ngedorongin itu adalah orang yang gagal mau nyelakain gue juga. Bagus deh kalo kalian bersatu, siapa tau lo berdua bisa berhasil suatu saat nanti," tambah Fathan.

"Baru sembuh udah bacot banget. Lo gaakan tau kapan lo bakal mati, jadi ngga usah kebanyakan ngomong. Siap siap tobat aja, dari pada lo mati dengan keadaan penuh dosa," ucap Tama dengan penuh penekanan.

Fathan tertawa remeh,
"Ngga punya cermin ya dirumah? Apa perlu gue beliin satu truk biar lo bisa pajang di rumah lo?"

"Udah lah than, kita pulang aja. Andra udah nungguin di rumah. Ga penting ngurusin dua orang laknat ini," ucap Varo.

"Iya than, mending kita pulang, makan makan di rumah. Masakannya Andra kan enak," celetuk Budi.

"Yaudah, lo pulang aja sana. Nikmatin saat saat bahagia lo sama Andra, sebelum kalian putus nanti," sahut Angga.

Fathan tidak menggubris kata kata Angga tadi. Ia melewati Angga dan Tama diikuti dengan yang lainnya. Angga dan Tama pun merasa aneh jika Fathan sama sekali tidak menanggapi kata katanya barusan. Namun tiba tiba, Fathan berbalik dan mendorong kursi roda Angga hingga kursi tersebut jatuh begitu pula dengan Angga.

"Aw!" rintih Angga.

"Yah, jatoh. Sorry ngga sengaja," ucap Fathan santai lalu melanjutkan kembali langkahnya.

"Tapi niat," lanjutnya sambil membalikan badannya.

"Bangsat lo than. Liat aja, gue bakal bikin hubungan lo sama Andra ngga tenang," teriak Angga.

♢♢♢

Fathan dkk sampai di rumahnya, disana terlihat sepi. Padahal tadi mereka bilang Andra sudah menunggu di rumah.

Fathan celingak celinguk,
"Andra mana? Katanya udah disini."

"Gatau, tadi si katanya udah disini," ucap Satya berbohong.

Sedangkan di dalam, Andra dan yang lainnya sudah berada di kamar Fathan. Mereka sudah membawa kue dengan tulisan 'Jangan Masuk Rumah Sakit Mulu Nyet' itu adalah ide dari Budi.

"Lo mau langsung istirahat atau di ruang keluarga than?" tanya Varo.

"Istirahat aja," jawab Fathan lesu.

Fathan berjalan dengan langkah gontai. Harapannya pupus saat ternyata Andra tidak ada di rumahnya untuk menyambut kepulangannya. Namun saat ia membuka pintu kamarnya.

"SURPRISE!!" teriak semuanya lalu confetti meledak.

Fathan tidak mengucapkan sepatah katapun. Ia hanya menganga melihat Andra dan semuanya yang ada di ruangan tersebut.

"Hai than, welcome home," ucap Andra dengan senyum termanisnya.

Andra menyodorkan kue tersebut, berharap Fathan menerimanya.

"Makasi ndra," balas Fathan sambil menerima kue tersebut dan membaca tulisan diatasnya.

Fathan mengkerutkan keningnya,
"Kok tulisannya nyolot?"

Lalu semuanya dengan serentak menunjuk Budi. Sedangkan Budi? Ia memalingkan wajahnya tanpa dosa.

"Kenapa nih nunjuk cogan?" tanyanya mengalihkan perhatian.

"Ohh, jadi lo yang udah buat tulisan ini?" tanya Fathan dengan nada sinis.

"Eh- i...iya than. Sorry sorry, lo ngga usah marah gitu lah. Kan gue becanda anjir," jawab Budi dengan ekspresi yang tidak bisa diartikan.

Fathan menyerahkan kembali kue itu kepada Andra, lalu ia menghampiri Budi dan mencekik Budi dengan lengannya.

"Nyolot banget si jadi orang, mau gue bikin masuk rumah sakit juga?"

"Ngga than ngga, ampun ampun. Kasian nanti Tania sama siapa kalo gue masuk rumah sakit," jawab Budi yang langsung membuat semuanya terkekeh.

Fathan melepaskan tangannya dan memeluk Budi,
"Gue maafin, tapi kali ini doang."

"Udah udah, sekarang kita potong kue. Kasian tuh Andra megangin kuenya mulu udah kaya pembawa baki tujuh belas agustus," sahut Satya.

Mereka akhirnya keluar dari kamar Fathan dan menuju ke meja makan. Saat memotong kue, tiba tiba Fathan langsung teringat dengan rencananya membuat kejutan untuk Andra.

"Abis ini kamu langsung pulang ndra?" tanya Fathan.

Andra mengangguk,
"Iya. Besok masih banyak tugas. Gapapa kan aku tinggal?"

"Iyaa gapapa," jawab Fathan.

♢♢♢

Jam menunjukkan pukul 17.15 dan mereka semua memutuskan untuk pulang karena langit mulai mendung.

"Aku anterin ya," ucap Fathan.

"Gausah than, mau ujan. Kamu dirumah aja, aku bareng sama Rosa," tolak Andra.

Fathan menggeleng,
"Aku punya mobil, aku bisa nyetir, aku ga lumpuh."

Andra menghela nafas,
"Yaudah, aku bilang Rosa dulu."

Andra berjalan mendekati Rosa yang sedang mengobrol dengan Satya.

"Ros, gue ngga jadi bareng sama lo ya," ucap Andra.

"Pasti mau dianterin kak Fathan ya?" tanya Rosa yang diangguki Andra.

"Yaudah gapapa. Ati ati ya," lanjut Rosa.

Akhirnya mereka semua mengantarkan pacar masing masing pulang, kecuali Varo, Dave, dan Wahyu. Mereka masih disana karena nanti mereka mau merencanakan surprise ulang tahun Andra.

Saat di mobil, Fathan dan Andra tidak berbicara apa apa. Tak lama kemudian Fathan memutar sebuah musik. Seperti biasa, Fathan akan bernyanyi dan suaranya akan membuat siapa saja yang mendengarnya akan luluh.

Fathan berdehem,
"Dengerin ya, Justin Bieber mau nyanyi."

Aku disini padamu
Sekali lagi padamu
Kubawakan rindu yang kau pesan utuh.

Aku disini untukmu
Sekali lagi untukmu
Percayalah tak perlu lagi kau gundah.

Pun aku merasakan getaranmu
Mencintaiku seperti ku mencintaimu
Sungguh kasmaran aku kepadamu.

Andra mulai fokus kepada Fathan. Setiap lirik yang ia nyanyikan terasa sangat menyentuh.

"Gimana suara aku? Udah kaya Justin Bieber kan?"

Andra terkekeh, ucapan Fathan barusan benar benar mengubah rasa kagumnya.

"Jastin Bleber kali than."

Fathan mengerucutkan bibirnya,
"Ih kok kamu gitu, aku udah nyanyi kaya tadi malah diledekin. Bilang aja kalo kamu suka aku nyanyiin kaya tadi."

"Iyaa aku suka," jawab Andra.

"Kapan kapan, aku mau nyanyiin kamu . Kamu gatau kan kalo aku bisa main gitar."

Andra membulatkan matanya,
"Serius?"

Fathan mengangguk cepat,
"Kapan aku pernah bohong sama kamu?"

"Yaudah. Kamu cover lagunya blackbear aja ya," ucap Andra antusias.

Fathan tersenyum lembut,
"Iyaa. Udah sampe juga nih, langsung masuk abis itu istirahat. Besok aku jemput."

"Iya bawel. Ati ati ya," ucap Andra seraya melambaikan tangannya lalu turun dari mobil.

♢♢♢

"Yaudah, gimana nih maunya surprise ultahnya Andra?" tanya Satya.

"Gue pengen yang orang lain jarang lakuin, bahkan belom pernah," jawab Fathan.

"Kalo kasih surprise di rumah udah banyak yang kaya gitu. Surprise di sekolah? Ya kali lo mau nyampah disana, bisa di panggil guru BK," sahut Varo.

Budi menjentikan jari,
"Lo inget tempat pertama kali lo sama Andra makan?"

Fathan mengangguk,
"Waktu dulu pertama kali, gue sama Andra makan roti bakar."

"Naah gini aja," ucap Budi yang langsung membuat semuanya mendekat.

Fathan mengangguk setuju,
"Bagus tuh, biar nanti gue urus semuanya."

"Tumben otak lo jalan Bud," cecar Satya.

"Enak aja, otak gue masih disini," balas Budi sewot.

"Yah, kumat lagi bego nya," timpal Dave.

"Yaudah lah, emang takdirnya kaya gini," ucap Budi lesu.

Akhirnya mereka mengabari teman teman Andra tentang surprise yang telah direncanakan. Mereka diminta untuk tidak memberi tahu Andra dan siapapun. Namun ternyata salah satu dari mereka ada yang memberitahu kepada Angga.

"Hallo ngga."

"Hai. Gimana? Ada kabar apa tentang Andra?"

"Jadi Fathan mau ngerencanain surprise buat Andra. Rencananya bakal dilakuin di kedai roti bakar yang deket sekolah gue."

"Ohh gitu. Yaudah, thanks infonya. Lo pantau terus mereka, jangan sampe ketinggalan kabar terbaru."

"Pastinya."

Tut...tut..tut...

"Jadi mereka mau seneng seneng ya? Itu tandanya, mereka ngasih gue kerjaan untuk hancurin itu semua. Dan gue bakal bikin lo menderita secara perlahan ndra, dengan begitu Fathan juga akan merasa menderita," ucap Angga.

Sedangkan dilain tempat, Fathan sedang mem-booking kedai tempat pertama kali ia dan Andra makan bersama.

Fathan memasukan handphone ke sakunya,
"Tempat udah siap, sekarang tinggal kadonya."

Fathan mengambil lagi handphonenya dan membuka galeri. Ia melihat semua foto Andra yang ada disana.

"Selama ini gue ga pernah liat Andra pake kalung. Gue beli itu aja," ucapnya sambil terus memandangi foto Andra.

Fathan beranjak dari kursi dan mengganti bajunya. Lalu setelah itu ia langsung ke garasi dan pergi menggunakan mobil karena motornya sedang di bengkel.

Fathan pergi ke salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, disana ia mendatangi toko perhiasan langganan ibunya dulu.

"Fathan?!" tanya seorang wanita paruh baya.

"Iya tan, ini aku," jawab Fathan.

Wanita tersebut menghampiri Fathan dan memeluknya dengan erat. Orang tersebut adalah Tante Rahma, saudara jauh dari mama Fathan.

"Tante kangen banget sama kamu. Kamu ga pernah kesini kalau ngga di paksa ikut sama mama kamu, tapi sekarang kamu kesini. Kamu mau cari perhiasan?"

"Fathan juga kangen banget sama tante. Fathan kesini mau cari kalung, pasti ada kan tan?"

"Ada dong. Ayo sini tante tunjukin," ajak Tante Rahma.

Fathan melihat lihat sederet kalung emas putih yang ada disana. Tiba tiba pandangannya terkunci pada satu kalung yang terlihat sederhana tapi mewah.

"Aku mau yang itu tan," ucap Fathan sambil menunjuk kalung itu.

"Banyak kalung yang lebih bagus dari itu loh. Kamu ngga mau yang lain?"

Fathan menggeleng,
"Ngga tan, yang itu simple."

"Yaudah tante ambilin," balas Tante Rahma.

Tante Rahma mengambil kalung emas putih dengan liontin bulat dengan dua permata di tengah dan di sampingnya.

"Coba kamu liat dulu modelnya," ucap Tante Rahma sambil menyodorkan kalung tersebut.

Fathan menerima kalung tersebut dan memperhatikan setiap sudut kalung tersebut. Ia jatuh cinta pada kalung tersebut, sama seperti kepada orang yang akan memakainya.

"Iya tan, aku pilih yang ini aja. Sekalian sama kotaknya ya tan," ucap Fathan sambil mengembalikan kalung tersebut.

"Sebentar ya, tante ambil dulu contoh kotaknya."

Tante Rahma mengambilkan kotak perhiasan beludru berwarna hitam, merah, ungu, dan pink.

"Nih kamu pilih mau yang mana," ucap Tante Rahma sambil meletakkan kotak tersebu di meja.

Fathan memperhatikan satu persatu kotak tersebut. Tidak hanya kalungnya yang harus bagus, tapi tampilan luarnya pun harus bagus.

Fathan menunjuk kotak berwarna hitam,
"Aku mau yang item tan, biar keliatan elegan seperti orang yang bakal pakai kalung ini."

Tante Rahma mengangguk paham,
"Pasti kalung ini mau kamu kasih ke pacar kamu ya?"

"Iya tan, dia yang udah bikin hidup aku berguna lagi sejak mama, papa, dan Kevin meninggal," jawab Fathan.

Tante Rahma mengelus pundak Fathan,
"Mama kamu pasti bangga punya anak sekuat, sesabar, dan setampan kamu. Yaudah sekarang kita langsung urus pembayarannya ya."

Mereka berdua menuju ke kasir dan Fathan segera mengurus pembayaran.

"Kalung emas putih plus kotak beludru hitam. Totalnya jadi
2.670.000 rupiah mas," ucap kasir tersebut.

Fathan langsung merogoh saku celananya dan memberikan kartu kredit pada kasir.

"WAAH GANTENG BANGET COWO NYA. KE TOKO PERHIASAN NGAPAIN YA?"

"PASTI BELIIN HADIAH BUAT PACARNYA."

"ATAU BELI CINCIN BUAT NGELAMAR PACARNYA."

"KAYANYA MASIH ANAK SEKOLAHAN."

"SIAPA TAU DIJODOHIN."

Ya, kata kata tersebut terdengar jelas di telinga Fathan. Kejadian yang sama saat pertama kali ia ingin membeli boneka untuk Andra. Tapi kali ini kupingnya terasa panas, ia masih kelas sebelas, apakah setua itu mukanya untuk menjadi anak kelas sebelas?

"Belom aja ngeliat mukanya Budi," gerutu Fathan.

"Ini barangnya mas," ucap kasir sambil menyerahkan tas kertas.

"Makasih mbak. Tante aku duluan ya," pamit Fathan kepada Tante Rahma.

"Iyaa ati ati than. Maaf tante ga bisa anterin kamu," balas Tante Rahma.

🎂🎁🎉

Hari ini adalah hari dimana rencana Fathan akan di jalankan. Kemarin, ia telah memberi tahu kepada Nuel untuk ikut merayakan acara tersebut bersama kedua orang tua Andra.

Dan hari ini, semua orang sengaja tidak memberikan ucapan kepada Andra.

"Pagi than," sapa Andra dengan senyum sumringah.

"Hm," jawab Fathan ketus.

"Kok jawabnya gitu doang?"

"Emang kenapa?" tanya Fathan dengan tatapan dingin.

Andra menggeleng cepat, baru kali ini Fathan melayangkan tatapan dinginnya ke Andra.

"Yaudah cepetan masuk," ucap Fathan.

Tanpa pikir panjang, Andra masuk kedalam mobil sebelum Fathan lebih marah kepadanya. Tapi Fathan? Sebelum masuk ia menarik nafas dalam dalam agar dirinya kuat melakukan hal sekejam ini pada Andra.

Fathan mengelus dadanya,
"Harus bisa than, demi kelancaran hari ini."

Fathan masuk ke mobil dan membanting pintu mobilnya dengan keras hingga Andra tersentak.

"Pelan pelan aja than, kalo pintunya rusak gimana?"

Fathan menoleh,
"Ini mobil aku, jadi suka suka aku mau ngapain."

Lagi lagi Andra dibuat tertegun dengan sikap Fathan hari ini. Sikap dingin yang selama ini dikatakan orang orang, ternyata benar benar ia rasakan sekarang.

Selama di perjalan Fathan dan Andra tidak berbincang sedikitpun. Bahkan untuk menoleh saja Andra akan berpikir ribuan kali.

"Ndra," panggil Fathan.

"I..iya," jawab Andra gemetar.

"Nanti aku ga bisa anterin kamu pulang. Aku mau nemenin Shena latihan. Kamu bisa pulang sendiri kan?"

Pertanyaan tersebut sangat sangat aneh terdengar di telinga Andra. Baru kali ini Fathan mengatakan hal yang benar benar menyakitkan.

"Iya gapapa. Aku minta jemput kak Nuel aja nanti," jawab Andra terpaksa.

Sebenarnya Fathan tidak akan menemani Shena untuk latihan, dan hal tersebut tidak akan pernah ia lakukan. Alasan ini hanya ia buat supaya ia bisa membuat rencana lebih berjalan lancar.

"Udah sampe sekolah. Turun gih," ucap Fathan dengan nada mengusir.

"Iya aku turun," jawab Andra dengan nada makin sedih.

Fathan dan Andra turun, kali ini Fathan berjalan berlawanan arah dengan Andra.

"Loh than, kelas aku kan disana," tegur Andra.

Fathan menaikan sebelah alisnya,
"Terus? Aku harus nganterin kamu ke kelas terus gitu? Kamu pikir aku gak capek apa harus ke kelas kamu dulu, terus muter lagi naik tangga."

Andra menunduk,
"Yaudah maaf than. Aku ke kelas dulu."

"Hm," balas Fathan ketus.

Andra meremas tangannya. Apa yan terjadi dengan Fathan hari ini?

"Fathan kenapa ya? Apa Fathan udah ngga suka sama gue?" batin Andra.

Saat sampai di kelas, Andra langsung menjatuhkan tubuhnya di kursi dan menidurkan kepalanya di meja. Hari ini benar benar hari yang buruk.

"Kenapa lo ndra? Sakit?" tanya Rosa yang sudah duduk di samping Andra.

Andra mengangkat kepalanya dan mulai menceritakan perubahan sikap Fathan hari ini.

"Fathan tiba tiba jadi dingin sama gue. Terus tadi katanya dia gabisa nganterin gue pulang gara gara mau nemenin Shena latihan."

"Lo ngga inget ini hari apa ndra?" celetuk Tania tiba tiba.

Andra menggeleng,
"Emang hari apa?"

Dengan cepat Rosa menginjak kaki Tania sebelum gadis itu membocorkan rencana yang telah disusun rapih.

"Apaansi Tan, emang sekarang hari apa? Hari ulangannya Bu Neldy kan?" bantah Kinta.

Rosa menepuk jidat,
"Eh iya, gue belom belajar."

Tiba tiba mereka sibuk dengan pelajaran Bu Neldy yang akan mengadakan ulangan, seakan akan lupa dengan masalah yang Andra ceritakan tadi.

♢♢♢

Bel pulang berbunyi, suara paling indah bagi murid SMA NUSA 1.
Tapi suara yang menyakitkan bagi Andra, karena apa? Sejak tadi saat istirahat, Fathan tidak mengajaknya ke kantin. Dan kali ini ia tidak pulang dengan Fathan karena Fathan menemani Shena latihan.

"Tumben cowok gaib lo ngga nongol di depan pintu ndra," ucap Rosa sambil celingak celinguk di depan pintu.

"Ngga tau. Paling udah sama cewek barunya," jawab Andra kesal.

"HAH CEWE BARU?! Kak Fathan selingkuh?" celetuk Tania.

Kinta langsung menoyor kepala Tania,
"Ngomongnya ceplas ceplos aja ni anak."

"Kok lo bisa ngomong gitu ndra? Emang kak Fathan lagi deket sama siapa?" tanya Rosa.

"Tadi sih bilangnya mau nemenin Shena latihan."

"Ya itu sih namanya selingkuh terang terangan," celetuk Tania lagi.

Rosa dan Kinta langsung membekap mulut Tania sebelum ucapannya makin ngelantur dan membuat Andra berprasangka tidak tidak.

Andra menghela nafas,
"Yaudah, gue pulang dulu ya. Kak Nuel udah nungguin di depan."

"Ati ati ndra. Salam buat kak Nuel," ucap ketiganya serentak.

Saat perjalanan menuju Nuel yang sudah berada di depan gerbang, Andra selalu mengamati sekitar. Barang kali ia melihat keberadaan Fathan dan Shena. Namun tidak ada hal yang mencurigakan, semuanya baik baik saja.

"Biasanya, fans nya Fathan bakal langsung heboh kalo Fathan deket sama cewe. Ini kok nggak," ucapnya pada diri sendiri.

Keberadaan Nuel di depan gerbang membuat para siswi yang lalu lalang di sana menganga. Bagaimana tidak, penampilan Nuel yang habis bermain basket bersama teman SMA nya dulu membuat kadar ketampanannya bertambah. Apalagi saat ia membenarkan rambutnya.

"Kak," sapa Andra membuat Nuel kaget.

"Eh plincess udah pulang. Lama banget si keluarnya, Nuel kepanasan tau," balas Nuel dengan nada kekanak kanakannya.

"Yaudah ayo pulang," ketus Andra.

Nuel mengamati wajah adiknya, "Kamu kenapa? Kok kucel gitu mukanya? Laper?"

Andra menggeleng,
"Nggak. Ayok kita pulang aja kak."

Nuel mengangguk, dengan cepat ia menyalakan mesin motornya dan meninggalkan area sekolah. Sebenarnya ia sudah tau bahwa ini adalah efek kejahilan Fathan.

"Ndra, nanti malem temenin aku makan ya. Lagi pengen makan di luar nih," teriak Nuel.

"Iya," singkat Andra.

♢♢♢

Matahari telah meredupkan sinarnya, di gantikan dengan rembulan yang bersinar sangat indah.

"Kita berangkat sekarang yuk," ajak Nuel.

"Bentar kak, aku ganti baju dulu," balas Andra lalu pergi ke kamarnya.

Ia memilih baju yang simple. Rok berwarna merah, sweater kuning serta sebuah sneakers dan tak lupa make up tipis yang selalu ia gunakan saat ingin pergi.

"Yuk kak," ucap Andra sambil menutup pintu kamarnya.

Nuel menggeleng takjub,
"Cantik banget adek gue."

Andra tersipu malu, tak biasanya Nuel memujinya seperti ini.

"Apaansih kak, dari dulu juga kaya gini."

Nuel merangkul Andra,
"Plincess kecilnya Nuel sekarang udah gede."

Mereka lalu berjalan menuju garasi dan menaiki mobil karena hari sudah malam. Katanya, Nuel tidak mau Andra masuk angin.

Selama di perjalanan, Andra hanya fokus ke pemandangan luar jendela. Ia terus memikirkan Fathan, seharian ini ia tidak mengabarinya. Apakah Fathan sudah lupa dengannya dan mulai berpaling ke Shena?

Tiba tiba mobil Nuel berhenti, dan Andra melihat pemandangan yang tidak asing baginya.

"Kok berenti kak?"

"Ya kita udah sampe."

"Kita makan disini?" tanya Andra lagi.

Nuel mengangguk,
"Ayok turun."

Andra tidak percaya bahwa Nuel mengajaknya makan disini. Saat hubungannya dengan Fathan sedang tidak baik, Nuel malah mengajaknya ketempat pertama kali ia dengan Fathan makan.

"Kok gelap k-"

Duar!!

Sebuah ledakan menyekat perkataan Andra, setelah itu disusul dengan turunnya sebuah tulisan 'Happy Birthday' dari pojok kanan dan kiri cafe tersebut.

"Kak?" tanya Andra yang masih tidak percaya dengan semua ini.

"Liat dulu kedepan," pinta Nuel.

Tiba tiba terdengar suara nyanyian dari dalam cafe. Itu adalah suara mama, papa, serta teman teman Andra.

"Mama, papa!"

Andra langsung berlari menghampiri mereka berdua dan memeluknya.

"Kalian pulang cuman buat ngerayain ulang tahun Andra?"

Tante Nadia mengangguk,
"Iya dong sayang. Anak mama tambah dewasa masa mama sama papa nggak dateng."

"Papa langsung ngebatalin semua janji papa sama temen temen papa, demi kamu," sambung papa Andra.

Andra terharu, tiba tiba setetes air bening mengalir dari matanya.

"Makasi banyak ma, pa, temen temen semua," ucap Andra.

"Acara ulang tahun masa ngga ada kue nya? MANA NIH KUENYA?" teriak Budi pada tiga kata terakhir.

Saat itu, Andra tidak melihat keberadaan Fathan. Kemana orang yang harusnya ada disampingnya sekarang?

"Happy birthday Andra. Happy birthday Andra. Happy birthday happy birthday, happy birthday... Andra."

Suara itu. Suara dari laki laki yang sudah Andra tunggu tunggu. Ia datang dengan sebuah kue di tangannya.

"Happy birthday babe," ucap Fathan sambil menyodorkan kue ulang tahun tersebut agar Andra meniup lilinnya.

"Make a wish, abis itu kamu tiup lilinnya," lanjut Fathan.

Andra mengangguk, ia memejamkan matanya dan mulai mengucapkan harapan harapannya, setelah itu ia meniup lilinnya.

"Makasih than," ucap Andra sambil memberikan senyum termanisnya.

"Sama sama," balas Fathan tak kalah lembut.

"Mama sama papa dateng ke sini karena Fathan juga ndra. Kemarin Fathan telpon mama, dia bilang kalo mau ngadain surprise buat kamu, dan dia juga minta kita untuk pulang," ucap Tante Nadia.

"Yaampun than, jadi ini semua rencana kamu?"

Fathan menggeleng,
"Rencana awal dateng dari Budi, setelah itu aku ngerjain ini semua bareng temen temen dan kak Nuel juga."

"Tuh.. ndra, harusnya lebih berterima kasih sama gue. Coba ngga ada gue, pasti ngga akan se meriah ini surprise lo," ucap Budi membanggakan diri.

Andra tertawa,
"Iya kak, makasih ya."

"Yaudah, sekarang kita masuk, om sama tante juga pasti capek kan baru sampe," ucap Fathan.

Mereka semua masuk, ternyata di dalam sudah di sediakan berbagai macam makanan yang telah disusun rapih di setiap meja.

"Kamu makan sama aku," ucap Fathan sambil menarik tangan Andra ke tangga.

"Kita makan di rooftop?"

"Iya," jawab Fathan singkat.

Saat sampai di rooftop, Fathan telah mendekor semuanya dengan sangat cantik.

Fathan menarik kursi,
"Duduk."

Andra duduk dan masih tercengang dengan keindahan rooftop ini.

"Aku punya sesuatu buat kamu," ucap Fathan sambil merogoh sakunya.

Fathan mengeluarkan kotak perhiasan yang kemarin ia beli. Hal tersebut langsung membuat Andra lebih tercengang lagi.

"Buka kotaknya, dan baca suratnya," suruh Fathan.

"Than, kamu serius?"
Fathan hanya mengangguk.

Andra membuka kotak itu secara perlahan. Saat melihat isinya, mulutnya langsung menganga.
Setelah itu ia melakukan apa yang Fathan pinta, yaitu membaca suratnya.

Teruntuk perempuan yang sangat amat aku cintai. Andra Nadia.

Maaf, karena perbuatan aku tadi ke kamu. Perbuatan yang udah bikin kamu sedih, padahal aku udah janji ngga akan bikin kamu sedih lagi.

Maaf karena aku nulis surat ini, dan ngga ngomong secara langsung. Karena jujur, aku ngga pintar untuk mengungkapkan. Jadi aku harap, kertas ini bisa membuat kamu mengerti dan maafin aku. Jujur, aku tadi ngga nemenin Shena latihan. Itu semua cuma alasan aku aja. Dan, kata kata yang aku bilang tadi kalau aku capek untuk nganterin kamu ke kelas, itu semua ngga bener. Ngga akan pernah ada kata lelah untuk ngejaga kamu.

Intinya, selamat ulang tahun untuk kamu yang udah buat hidup aku bermakna lagi. Tetap jadi Andra yang aku kenal, Andra yang baik, sopan, cerdas, cantik, dan yang terpenting, Andra yang selalu mencintai aku.

From your Bad Boy

Fathan Athala Aditama.

Yeaay update.
Setelah seminggu lebih akhirnya update juga. Maaf yaa kalau lama, maaf juga kalo part ini ada typo typonya, aku udah ngantuk jadi ngga sempet baca ulang lagi hehehe.
Oiya doain yaa semuanya besok aku UAS. Semoga soalnya gampang. *aamiin
Tetep tungguin kisah Fathan dan Andra selanjutnya yaa.❤❤
Vomment jangan lupa. 😊

Continue Reading

You'll Also Like

232K 8.3K 62
[PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] # 1 - Zhea # 5 - Athalla # 11 - storylove Bercerita tentang kisah seorang gadis yang tiba-tiba ditembak oleh pria tampan...
13.1M 370K 71
Sifatnya yang BadBoy tidak membuat cowok itu kehilangan para fans disekolah atau bahkan dimanapun ia berada. Cowok berparas tampan bahkan sangat tamp...
24.8K 1.9K 57
FOLLOW SEBELUM MEMBACA Ini tentang Rinjani Alessandra. Seorang remaja cantik yang masih menduduki kelas menengah atas, si penyuka media lukisan. Rin...
19.9M 520K 41
⚠️ Sudah Terbit!!! 🛒 Tersedia di Gramedia dan TBO ~Revenge Hasn't Been Avenged~ SEBAGIAN PART DI HAPUS ⚠️Second book from REGAL (dianjurkan membaca...