The Deadly Clans (18+)

By EvanKoloay

2.2K 285 193

Mungkin kalian bosan dengan cerita fiksi remaja, romance, dan kisah-kisah cinta lain.? Yuk baca cerita ini... More

Prolog
Wilayah & Clan
BAB 1 : Harapan
BAB 2 : Hidup & Mati
BAB 3 : Clan Alexi Tidak Akan Pernah Mati
BAB 5 : Claimterd
Bab 6 : NW'S
BAB 7 : Pengkhianatan
BAB 8 : Kabar Burung
Info
Bab 9 : Black Forest 1
Black Forest II

Bab 4 : Melindungi Tuan Muda

29 3 1
By EvanKoloay

Wilayah Timur Clan Alexi

Wilayah timur sudah terbakar dan hancur oleh para penyihir dan prajurit. Yang tersisa hanyalah puing-puing bangunan yang berserakan dimana-mana. Di salah satu tempat di wilayah timur terdapat segerombolan penyihir dan prajurit, mereka berjumlah belasan orang. Mereka gelisah karena tidak bisa menemukan seorang anak kecil.

"Anak kecil itu sembunyi dimana?" Kata seorang penyihir.

"Kalaupun aku tahu pasti aku sudah membawanya, kita telah menyusuri seluruh wilayah timur ini tapi tidak ada seorangpun anak kecil." Prajurit itu menjelaskan kepada penyihir yang bertanya.

"Sudahlah, ayo kita melanjutkan pencarian kita. Ada beberapa daerah yang belum kita periksa." Prajurit dan penyihir yang lain hanya mengangguk menyutujui apa yang di katakan penyihir itu.

• • •

Jarak antara mereka dan tempat yang ditujuh tidaklah terlalu jauh.

"Apakah itu tempat tujuan kita?" Penyihir itu menunjuk ke arah rumah yang terbakar di kejahuan.

"Iya, di situlah tujuan kita." Kata penyihir yang tadinya menjelaskan tempatnya.

"Hmm... Sepertinya kita terlambat, sudah ada yang pergi ke situ duluan." Kata prajurit berkulit hitam itu.

Beberapa dari mereka mengangguk mengiyakan.

"Kita harus memeriksanya sendiri, kita tidak tahu apa yang terjadi di situ." Prajurit berkulit hitam itu merasa bahwa akan sia-sia bagi mereka yang telah berjalan ketempat ini untuk kembali lagi tanpa melihat situasi yang ada di sana.

Setelah beberapa saat mereka melihat bahwa kobaran api di rumah itu dengan cepat padam. Mereka mulai curiga dan mempercepat langkah kaki mereka.

Mayat, itulah yang mereka lihat pertama kali. Tapi bukan mayat penduduk Clan Alexi tetapi mayat prajurit Clan Clax Ki. Prajurit itu tewas dengan tubuh hangus terbakar. Dan terdapat banyak potongan daging dan darah yang berserakan di depan rumah tersebut. Melihat pemandangan ini tubuh mereka bergetar ketakutan.

"Siapa disana?" Salah satu penyihir menunjuk ke arah rumah yang telah habis terbakar.

"Me ..." Booom, sebelum prajurit melanjutkan perkataannya seberkas cahaya datang dan menghantamnya. Penyihir itu tidak sempat menangkis serangan dari orang itu.

"Bajingan, kamu berani melawan kita?"
Kata penyihir yang berada di tengah kerumunan itu.

Dengan cepat mereka membuat formasi menyerang. Dalam kelompok mereka terdapat 4 penyihir dan 9 prajurit. Mereka dengan cepat menyebar ke segalah arah untuk mengepung penyihir itu, para prajurit mencoba mendesak maju untuk mendekati penyihir itu sedangkan para penyihir menyerang dengan segenap kekuatan mereka, percikan-percikan cahaya yang berasal dari tongkat penyihir melesat dengan cepat membuat malam yang gelap itu menjadi terang. Cahaya yang di hasilkan dari tongkat penyihir berasal dari gelombang kekuatan yang disalurkan para penyihir untuk menyerang. Penyihir yang mereka serang berpakaian sama seperti mereka, mereka bingung dengan keadaan ini. Mereka tahu bahwa musuh yang berada di depan mereka dengan sengaja memakai jubah penyihir dari Clan Klax Ki untuk mengelabuhi mereka.

Serangan demi serangan telah mereka lancarkan tapi tidak membuahkan hasil sama sekali.

"Sial penyihir ini kuat. Kita tidak bisa menembus pertahanan penyihir ini." Kata seorang penyihir.

"Bertahanlah..., sedikit lagi penyihir itu akan kehabisan tenaga." Kata-kata penyihir berkulit hitam itu membuat mereka lebih semangat untuk menyerang.

"Sialan mereka terlalu banyak." Kata penyihir tua itu dengan nada kecil. "Aku harus mengalahkan mereka secepatnya."

"Menyerahlah. Kamu tidak bisa mengalahkan kita." Kata seorang penyihir.

"Hahahhaa..." Penyihir tua itu hanya tertawa.

Sambil mengayunkan tongkat dengan sangat cepat penyihir tua itu mulai menangkis mereka. Selama pertarungan ini penyihir tua itu mengevaluasi kekuatan musuh. Setelah evaluasinya dia tahu siapa yang paling lemah dan siapa yang paling kuat di kelompok mereka.
Sambil menahan serangan mereka yang tiada habisnya dia perlahan memusatkan kekuatannya di tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya yang memegang tongkat menangkis serangan dari mereka. Setelah energi sihir yang dikumpulkannya terasa cukup besar dengan cepat dia menyerang penyihir yang paling lemah, energi sihir yang besar melintas seperti cahaya dan boom salah satu penyihir yang ada di sebelah kanan meledak.

"Bajingan. Bagaimana kamu bisa membunuhnya?" Teriak prajurit yang sedang mendekati penyihir itu. Penyihir tua itu mempunyai kontrol yang hebat. Tapi kekuatan yang dikeluarkan dari tangan dan tongkat itu berbeda, serangan yang di salurkan melalui tongkat beberapa kali lebih besar dibandingkan dengan serangan yang disalurkan melalui tangan.
Penyihir tua itu memakai tongkatnya untuk bertahan bukan menyerang, bukannya tidak bisa dipakai untuk menyerang. Tetapi pada saat ini jika dia memaksakan untuk menyerang memakai tongkat maka dia akan mati.

Dia bukanlah penyihir yang dengan gampang mereka lawan. Pertarungan itu terus berlanjut, para prajurit dan penyihir musuh sudah bisa membaca pergerakan dari tongkat penyihir tua itu. Mereka mulai mengimbangi pergerakannya dan mulai melukai penyihir tua itu, sedangkan penyihir tua itu mulai tersudut karena luka-lukanya mulai bertambah banyak.

Boooommm... Asap hitam mengepul dan hawa dingin mulai mengalir kesemua tempat di dekat pertempuran itu.

Mereka semua yang bertempur kaget dengan peristiwa itu, apalagi penyihir tua itu. Dia kaget karena ledakan tersebut berasal dari belakangnya. Dengan terburu-buru di melihat kebelakang, tapi karena ketidak waspadaannya penyihir musuh menggunakan kesempatan itu untuk menyerang penyihir tua itu.

Brakkk. Penyihir tua itu terlempar dan jatuh di puing-puing rumah yang tsudah hangus terbakar. Badannya tercabik-cabik oleh sihir musuh.

"Siapa bilang kamu bisa lengah dalam pertarungan ini." Kata penyihir yang menyerang penyihir tua itu.

"Sialan.., aku lengah. Sepertinya ini memang akhir dari Clan Alexi." Sambil mengerang kesakitan pria tua itu menyesali ketidakbecusannya dirinya. "Maafkan aku Will.., aku tidak bisa menjaga anakmu." Penyihir tua itu terbaring di tanah.

Bomm, bomm, bomm ....

Satu per satu prajurit dan penyihir itu meledak. Yang tersisa hanyalah dia yang menyerang penyihir tua itu. Penyihir itu sangat ketakutan, dia sangat takut melihat sosok anak kecil yang keluar dari asap hitam yang tadinya ada di belakang penyihir tua itu. Anak kecil itu sangat menakutkan, bukan karena wajah atau tubuhnya yang mengerikan tapi karena kekuatannya. Dia dengan mudahnya mengalahkan para penyihir dan prajurit yang dengan susah payah penyihir tua lawan.

Yahh dia Mack. Mack lepas kendali, dia sangat marah karena melihat pamannya hampir mati karena mereka.

"Kamu yang menyerang pamanku?" Kata Mack.

"Bu..b... Bukaan. Bukan saya yang menyerang pamanmu, yang menyerang pamanmu telah kamu bunuh." Penyihir itu berbohong karena dia sangat takut dengan Mack.

Mack mengangkat tangannya dan menyerang penyihir itu. Dia tidak langsung membunuhnya, Mack menyiksanya sampai penyihir itu tidak sanggup untuk bergerak.

"Tu... Tuan Muda? Bagaimana bisa?"

Mack jatuh pingsang sebelum menjawab pertanyaan Pamannya. Mack tidak tahu apa yang terjadi, kekuatan itu muncul dengan sendirinya dan secara otomatis keluar saat dia melihat Pamannya terkena serangan dari penyihir tadi. Untuk pertama kali dalam hidupnya Mack mengeluarkan sihir.

"Tuuaan Mudaaa..."

Penyihir tua itu bingung dan panik melihat Mack. Entah dari mana kekuatan itu berasal tapi kekuatan itu sangatlah besar. Dia melihat secercah harapan untuk mengembalikan Clan Alexi, tapi dengan keadaannya yang sekarang mungkin tidak bisa. Untuk menyelamatkam dirinya sendiri saja sudah hampir tidak mungkin, bagaimana bisa dia menyelamatkan Mack.

"Siaall"  Gumam penyihir tua itu dalam hati.

"Bagaimanapun caranya aku harus menyelamatkan Tuan Muda."


Mudah-mudahan teman-teman bisa menikmati Ceritanya.

Selemat membaca, tunggu cerita selanjutnya.

Salam dari Mack.

Author.
Evan Koloay

Continue Reading

You'll Also Like

411K 19.4K 44
"Lo cantik, boleh gue cium?" tanya Dirgantara blak-blakan. Jena mengerutkan keningnya, menatap tidak suka cowok yang ada di depannya sekarang. Tangan...
12.2K 848 20
tanpa sengaja circle Bella Dama bertransmigrasi ke tubuh empat menantu kerajaan Ligera, mereka bertransmigrasi di flim yang baru saja mereka tonton b...
63.6K 122 9
Hana dan ceritanya yang panas
39.5K 2.6K 200
Penulis: Ziyue Youlan Jenis: perjalanan waktu dan kelahiran kembali Status: Selesai Pembaruan terakhir: 20-01-2024 Bab Terbaru: Daftar Bab Bab 297 Ta...