DIVERGE

By RevelD

409 69 9

Mengalami beberapa revisi pada bagian cerita --- Mereka saling menyukai, itu adalah faktanya. Tak ada yang sa... More

Prolog
1. Kenangan
2. Reta dan Renata
3. Wawancara Terindah
4. Cukup Tau Saja
5. Mungkin Jodoh
6. Hilang Akal
7. Mengalir Seperti Air
8. Pangeran Berkuda
9. Ilusi
10. Akhir Kenangan
11. Tentang Masa Lalu
13. Dia

12. Mencoba Mengiklaskan

8 2 0
By RevelD

Reta memilih pulang setelah menyerahkan dokumen Hadson kepada lelaki itu, ia tak ada niatan sama sekali untuk menanyakan perihal Yeoni karena sudah dapat diprediksi bahwa Yeoni merupakan calon penyanyi di agensi Hadson. Hanya saja ada yang mengganggu pikiran Reta, ia melihat Hadson tampak baik-baik saja saat berinteraksi dengan Yeoni, hal yang aneh bagi Reta.

Di dalam pemikiran Reta, ia membayangkan bahwa Hadson akan marah setiap melihat wajah Yeoni, tetapi yang terjadi tak seperti apa yang wanita itu bayangkan. Bagaimana ia tak bisa berpikiran seperti itu ketika melihat hidup Hadson yang hancur karena Yeoni beberapa tahun yang lalu. Hadson dan Yeoni pernah bertunangan bahkan hampir menikah walaupun dengan perbedaan usia yang sangat mencolok, tetapi tepat seminggu sebelum pernikahan Yeoni mengatakan bahwa ia sedang mengandung kepada Hadson tetapi bayi di dalam kandungannya itu bukan milik Hadson melainkan milik sahabat Yeoni sendiri.

Semenjak peristiwa penghianatan itu, Hadson berubah. Ia menjadi seorang workaholic, mengabaikan sekitarnya dan tenggelam pada pekerjaan. Hadson tak pernah lagi berhubungan dengan wanita sebelum akhirnya bertemu dengan Reta di sebuah acara tv. Setelah pertemuan itu ia dan Hadson semakin sering bertemu dalam acara-acara lain yang membuat mereka dekat hingga sepakat menjalin hubungan aneh ini.

Reta menghela nafas lelah lalu merebahkan tubuh lelahnya di atas sofa ruang tamu milik mereka. Matanya menatap ke luar jendela kaca yang menampilkan pemandangan kota Seoul di malam hari. Kerlip-kerlip cahaya lampu menghiasi pemandangan yang entah kenapa tak membuat perasaan Reta membaik.

Reta meraih ponselnya yang terletak di atas meja. Begitu benda pipih itu dinyalakan, beberapa notifikasi mulai bermunculan. Beberapa diantaranya hanyalah notifikasi dari grub kantor dan sebagainya, tetapi ada satu notifikasi yang menyita perhatian Reta. Sebuah pesan dari Haeso yang berisikan jadwalnya besok di sebuah pernikahan anak petinggi sekaligus salah satu pemegang saham tertinggi  di perusahaannya. Ia dimintai untuk menjadi mc di acara pemberkatan anak bos besarnya itu yang tentu disetujui oleh Reta.

Reta bangkit dan berjalan menuju lemari pakaiannya untuk menyiapkan gaun yang akan ia pakai besok. Sebuah gaun panjang berwarna biru gelap akhirnya ia pilih yang akan ia gunakan bersama sepasang heels berwarna hitam. Setelah selesai dengan acara mengacak-acak isi lemarinya, Reta segera berjalan menuju dapur untuk memasak.

Reta membuka pintu kulkas, didalamnya hanya tersisa beberapa butir telur dengan minuman-minuman kesehatan milik Hadson. Ia tak mungkin hanya akan memasak telur untuk makan malam, oleh karena itu ia segera mengambil dompetnya dan keluar dari apartemen, menuju supermarket yang terletak di lantai bawah gedung apartemennya.

Reta yang memakai masker hitam memasuki supermarket dan segera mengambil troli. Ia mulai memilih sayuran yang akan ia masak. Troli yang Reta bawa hampir penuh ketika seseorang menepuk pundaknya sembari memanggil namanya.

"Reta kan?"

Reta menoleh dan mendapati seorang wanita dengan rambut di cat berwarna coklat sedang tersenyum lebar kepadanya.

"siapa?" tanya Reta bingung.

Reta berusaha mengingat siapakah wanita dihadapannya.

"sumpah kejam banget lo, masa nggak ingat gue?"

Wanita tadi menampilkan raut wajah kecewa di buat-buat. Sekilas Reta langsung mengingat salah satu teman SMA nya dulu yang sangat suka menampilkan raut wajah seperti itu.

"Kanin?" tanya Reta memastikan.

Wanita itu mengangguk dengan bersemangat.

"iya, alhamdulillah lo masih ingat gue."

Reta terbelalak karena seingatnya dulu Kanin, teman sekelasnya itu memakai hijab dan sangat pendiam. Dilihatnya penampilan Kanin yang sangat berubah, memakai dres berwarna biru dan dengan potongan pendek pada bahu, sangat berbeda dengan penampilannya dahulu.

"lo berubah banget sumpah."

Kanin tersenyum.

"semua orang berubah kali, cuma yah gue berubah jadi nggak baik."

Reta langsung menggeleng tidak enak hati karena menyinggung perasaan Kanin.

"nggak kok."

"haha santai aja kali. Lo lagi belanja ya?" tanya Kanin sambil melirik troli Reta.

"iya, belanja kecil-kecilan doang."

Kanin mengangguk. "makan malem bareng gue yuk, sekalian ngobrol-ngobrol."

Reta sebenarnya enggan mengiyakan ajakan Kanin tetapi ia tak enak hati untuk menolak. Reta akhirnya mengangguk.

Setelah membayar barang belanjaannya, Reta dan Kanin segera berjalan menuju sebuah rumah makan jalanan yang menjual daging. Mereka duduk di salah satu sudut rumah makan tersebut. Mereka memesan dua set daging sapi tanpa soju, minuman keras khas negeri gingseng tersebut.

Reta mulai memanggang dagingnya sementara Kinan memperhatikan dirinya. Sadar di perhatikan, Reta menoleh ke arah Kinan.

"ada yang lo mau omongin?"

"udah berapa lama lo nggak balik ke Indo?"

"kurang lebih 12 tahun." jawab Reta dengan senyuman.

"nggak bosen lo di negara orang?"

Reta menggeleng sambil tersenyum. "gue udah terbiasa di sini malah kalo mau jujur gue lebih suka di sini."

"aneh, gue malah baru berapa hari disini tapi udah bosan, orang-orangnya nggak ramah banget."

"lebih baik di bandingin gue hidup di negara di mana orang suka banget ngurusin urusan orang lain." ucap Reta tenang.

"jadi lo nggak punya rencana buat balik?"

Reta menggeleng sambil memotong dagingnya menggunakan gunting.

"bentar lagi reuni sekolah kita loh."

"nggak minat."

Kinan ikut memanggang dagingnya.

"lo tau nggak waktu lo pindah sekolah kayak heboh gitu."

Reta melirik Kinan.

"emang kenapa?"

"Dana jadian sama Prita."

Prita, salah satu kakak kelas yang sangat populer dengan sebutan 'piala bergilir' itu adalah salah satu cewek nakal sekolah.

"dia nggak balikan sama Elin?"

"nggak, banyak yang bilang Dana jadian sama Prita karena lo."

"kok gue?" tanya Reta mulai tertarik walau perasaannya tidak tenang.

"lo kan pindah, yah dia nyari pelarian sama Prita, gitu sih yang gue denger-denger."

Reta terdiam. Dia mengira begitu ia pindah maka dirinya dan Dana akan selesai detik itu juga dan semua orang akan melupakan kisah mereka berdua, tetapi semuanya salah. Reta dan Dana memang tak bersama tapi ada satu hal yang menyambungkan mereka.

"dia nggak mungkin gitu." ucap Reta pelan.

"dia mungkin Ret, dia putus sama Prita setelah sebulan jalan bareng terus jadian lagi sama anak sekolah sebelah yang terkenal nakal juga."

Reta ingin membantah tetapi ia tak pernah tau apa yang terjadi setelah kepergiaannya. Mungkin memang Dana berubah karenanya tapi mungkin juga Dana bahkan tak peduli sama sekali akan kepergiaannya. Ia tak mau menerka karena satu-satunya yang ia inginkan adalah melupakan lelaki itu juga semua tentang masa lalunya hingga menyisakan dirinya dan masa depannya dengan siapa atau bagaimana nantinya dia.

***

Suara panggilan dari ponsel Reta memenuhi seluruh sudut dari kamarnya. Reta yang baru saja menyelesaikan aktivitasnya di kamar wandi segera berjalan ke arah meja rias dimana ponselnya berada.

'mama' itulah yang tertulis di atas layar ponselnya. Satu nama yang tak pernah lagi ia ucapkan. Reta terdiam sebelum akhirnya menggeser icon berbentuk telepon itu.

"Renata?"

"ada apa?"

Terdengar helaan nafas dari seberang sana.

"kamu bisa pulang minggu ini?"

Reta mengerutkan keningnya.

"tidak."

"kakakmu sakit Ret."

"ini bukan yang pertama kan?"

"dia gagal ginjal dan harus di operasi. Kamu masih mau mempertahankan ego kamu?"

Reta mengepalkan tangannya, wajahnya sudah mengeras.

"ego siapa yang lebih besar disini? Aku atau mama?"

Reta menutup panggilan ibunya tanpa mau mendengar jawaban ibunya lagi. Air matanya sudah mengenang di pelupuk matanya, hendak keluar. Ia benci saat dirinya kembali berubah lemah. Sebuah tepukan pelan terasa hinggap di bahunya, Reta menoleh dan mendapati Hadson yang masih memakai pakaian kerjanya.

"she's still your mother remember?"

Reta menghela nafas. "i know."

"she just make a mistake. But she's still your mother no matter what."

"i wan't to forgive her but when i hear her voice, i still can't do that."

"you can, just need more time."

"i hope so. I really hate my self."

"that's okay Renata."

Reta tersenyum ke arah Hadson.

"how's your day?" tanya Reta.

"fine, today was so busy but i can handle it."

"i saw Yeoni in your office."

Hadson tersenyum sambil merapikan anak-anak rambut milik Reta.

"are you jealous?"

Reta memukul bahu Hadson.

"never."

Hadson tertawa.

"ahh that's hurt."

Hadson memegang dadanya sambil memperlihatkan kepada Reta bahwa hatinya terluka.

"that's not funny at all."

"okay, i'm sorry."

"she work in your agency right?"

"yeah as you can see."

Reta memandang Hadson.

"are you okay?"

Hadson mengelus kepala Reta. "i'm fine, she was my fiance but now she's just my past."

"she leaved you and that's okay?" tanya Reta tidak percaya.

"i forgive her, she just make a mistake just like your mother."

Reta menatap Hadson, lelaki itu sangat baik bahkan ia bisa memafkan seseorang yang telah membuatnya hancur. Akankah ia bisa seperti lelaki itu? Memaafkan semuanya dan memulai hal baru tanpa bayangan kebencian?

Continue Reading

You'll Also Like

17M 753K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
3M 151K 62
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _π‡πžπ₯𝐞𝐧𝐚 π€ππžπ₯𝐚𝐒𝐝𝐞
1.9M 90.9K 55
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
2.4M 36.6K 49
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...