My Bad Boy Senior [TELAH TERB...

De moonyyblue

28.6M 1.3M 77.7K

(Beberapa bagian dihapus untuk kepentingan penerbitan) "Berandal - berandal gini gue juga masih punya hati ko... Mais

Awal semuanya dimulai
Dia itu...
Pertemuan Kedua
Rasa Suka
Berubah
Pesan
Awal Sebuah Perjuangan
Awal Sebuah Perjuangan Part : 2
Pendekatan Pertama
Pendekatan Pertama Part : 2
Perasaan yang Mulai Muncul
Andra's Confusion
Fathan's Planning
Fathan's Planning Part : 2
Happy Sunday
Reason
Andra Itu Pacar Gue!
I Will Take Care Of You
Like What You Want Baby
PMS
First Dating
Fathanstagram #2
17 Agustus
Andra Sakit
Labrak
Honesty
Pasar Malam
Fandrastagram
Bye Budi
Berenang
Instagram
Bodyguard
Sorry
Nonton
Fandrastagram #2
War
Perawat Pribadi
Hello Nuel
Siapa Dia?
Fahira Natania
Berjuang Sendiri?
Bonus
Sabotase
Prank
Info
Punishment
Info #2
New Year Party
Kiss?
Saksi Bisu
Back
Race
One chance
Happy Birthday!!
Trouble
Berubah 180°
Dilabrak?
He's Back
Terror
Dua Samsak Baru
Failed
She's Back
Accident
It's Hard
I will waiting
Keputusan
Hadiah
Last
Sequel?
SEQUEL
Ada apa??
VOTE COVER + GIVE AWAY!!!
OPEN PO!!!

Tinggal atau Pergi?

278K 16.5K 1.6K
De moonyyblue

Kadang setiap prasangka yang lo rasain, bisa jadi itu sebuah kebetulan, atau bahkan sebuah pertanda yang tuhan kasih ke lo sebagai peringatan.

~~~

Varo dan Satya menggotong Fathan ke mobil, diikuti dengan Dave dan Wahyu.

"Dave dave, ambil kunci mobil gue di kantong celana." Ucap Varo yang langsung dipatuhi Dave.

Dave mengambil kunci mobil Varo, segeralah ia membuka pintu belakang dan menyuruh Andra masuk terlebih dahulu.

"Ndra, lo masuk duluan."

Andra mengangguk paham.

Setelah itu baru Varo dan Satya memasukan Fathan dan menidurkannya di pangkuan Andra.

"Cepetan kita kerumah sakit terdekat. Gue berangkat duluan." Ucap Varo.

Mereka langsung berpencar, Tania pun harus ikut bersama mereka untuk menemani Andra yang sekarang sedang sangat sedih.

"Tan, lo naik sama gue aja ya. Buruan." Pinta Dave sambil memberikan helm.

"I..iya kak." Jawab Tania.

Selama di perjalanan, Andra tak henti hentinya menangis. Siapa yang tidak akan sedih melihat orang yang dicintai sedang dalam keadaan lemah seperti ini.

"Than.. ayo bangun." Lirik Andra sambil mengusap darah yang terus mengalir dari kepala Fathan.

Tidak ada respon apapun dari Fathan. Tangisnya pun makin menjadi jadi. Ia harap tidak terjadi apa apa dengan Fathan.

Tak lama kemudian mereka sampai di rumah sakit. Varo langsung membuka pintu dan membopong Fathan.

"WOI TOLONGIN DONG!" Teriak Varo mengharap ada bantuan dari para perawat.

Akhirnya datanglah pertolongan. Para perawat langsung membawa Fathan ke UGD diikuti dengan Andra dan Varo.

"Mohon tunggu diluar dulu agar dokter bisa menolong pasien." Ucap suster lalu menutup pintu UGD.

Andra langsung terduduk lemas di kursi tunggu. Air mata itu tak henti hentinya membasahi pipi Andra.

Varo duduk disebelah Andra, perlahan tangannya bergerak mengusap pundak Andra untuk menenangkan gadis itu.

"Udah ndra.. lo jangan nangis terus. Lo tau kan kalo Fathan kuat, Fathan jagoan. Dia ngga akan ninggalin kita semua cuma karena hal kaya gini."

Andra mengusap air matanya.
"Gue tau semua itu kak. Tapi ngga ada yang tau sampe kapan Fathan bisa kuat dan terus jadi jagoan."

Tak lama setelah itu terdengar suara langkah kaki mendekat. Ternyata itu adalah Kinta, Rosa, Tania, Satya, Dave dan Wahyu.

"Loh kok cewe cewe pada disini?" Tanya Varo bingung.

"Iya, tadi Tania ngabarin mereka semua buat kerumah sakit." Jawab Satya mewakili.

Varo langsung berdiri kesebelah teman temannya agar teman teman Andra bisa duduk disampingnya dan memberi Andra semangat kembali.

"Kok bisa jadi kaya gini si ndra. Kak Fathan kecelakaan gimana?" Tanya Kinta.

Andra mengatur nafasnya.
"Gue ngga tau kejadian yang sebenernya gimana. Tapi emang dari awal gue udah punya prasangka buruk ke Fathan. Dan ternyata itu semua bener."

Rosa mengusap pundak Andra berusaha menenangkan dan memberi kekuatan.

"Kadang setiap prasangka yang lo rasain, bisa jadi itu sebuah kebetulan, atau bahkan sebuah pertanda yang tuhan kasih ke lo sebagai peringatan. Sekarang kita berdoa aja supaya kak Fathan ngga kenapa napa ya ndra, lo juga jangan nangis terus."

"Motor Fathan dimana?" Tanya Varo tiba tiba.

"Tadi gue telpon supirnya Fathan supaya ngambil motornya. Ngga tau deh dibawa kemana." Jawab Satya.

Varo mengangguk paham.
"Kalo gitu gue mau telpon supirnya dulu. Sini hape lo."

Satya memberikan handphonenya pada Varo, lalu Varo langsung menjauh dari mereka semua untuk menelpon supir Fathan.

Sedangkan didalam ruangan, dokter sedang berkutat dengan peralatan peralatan medis untuk membantu Fathan tetap hidup.

Fathan terbangun, matanya menatap sekitar dengan bingung. Suasana yang sangat asing baginya.

Fathan mengkerutkan jidat.
"Gue dimana sih. Kok terang banget."

"Fathan." Ucap seseorang yang langsung membuat Fathan membalikan badannya.

"Kevin." Ucap Fathan.

"Ini seriusan lo? Kevin adek gue? Bukan jin atau semacemnyakan?" Tanya Fathan sambil mendekatkan dirinya.

Kevin terkekeh.
"Ini beneran gue. Mana ada sih jin yang mukanya ganteng kaya gue. Udah, mending sekarang lo ikut sama gue."

Kevin menarik tangan Fathan, mereka berjalan menelusuri tempat yang masih Fathan tidak ketahui.

"Ini sebenernya kita dimana sih?" Tanya Fathan sambil celingak celinguk.

"Surga." Jawab Kevin singkat.

Fathan melepaskan tangannya.
"Ngga. Ngga mungkin. Maksud lo gue udah mati gitu? Ini cuma mimpi."

Kevin kembali terkekeh.
"Ngapain gue boong. Emang selama ini lo pernah liat gue di mimpi lo? Ngga kan?"

"Udah sekarang ikut gue dulu." Lanjutnya lagi lalu kembali menarik tangan Fathan.

Fathan hanya menurut,ia masih tidak percaya bahwa dirinya meninggal. Ini tidak nyata, benar benar tidak nyata.

Setelah lama berjalan, Fathan melihat kedua sosok yang sangat sangat ia rindukan. Mama dan papa.

"Fathan." Ucap mama dan papa Fathan bersama.

"Ma, pa. I...ini beneran kalian?" Tanya Fathan yang masih bingung dengan semua ini.

Mereka berdua mengangguk. Sontak Fathan langsung berlari kearah mereka dan memeluknya erat erat.

"Aku kangen banget sama mama, papa." Lirih Fathan.

Mama Fathan mengusap punggung anaknya itu.
"Kita juga kangen sama Fathan."

Fathan melepas pelukannya.
"Kenapa mama, papa sama Kevin ninggalin Fathan sendiri? Kalian ngga kasian sama Fathan? Fathan tau Fathan nakal, Fathan bandel, tapi Fathan kan juga pinter, malah lebih pinter dari pada Kevin."

"Enak aja lo." Sahut Kevin sewot.

Mama Fathan tersenyum tipis.
"Emang udah waktunya kita semua pergi than. Kamu pasti udah banyak belajar hidup mandiri selama mama, papa, dan Kevin ngga ada."

Setetes air bening tiba tiba mengalir dari mata Fathan, entah kenapa ia tetap ingin bersama mereka disini.

"Fathan bukan lagi belajar mandiri ma. Tapi Fathan juga belajar ngerelain orang orang yang Fathan sayang. Dan semua itu ngga gampang buat Fathan."

Papa Fathan menepuk pundak anaknya itu.
"Papa yakin kamu bisa, Fathan kan anak yang kuat. Buktinya, sekarang kamu baik baik aja kan tanpa kita? Sebentar lagi juga kamu harus belajar ngurus semua perusahaan papa."

Fathan menggeleng.
"Ngga pa. Fathan ngga baik baik aja. Fathan ancur, Fathan capek. Fathan pengen ikut sama kalian aja."

"Terus kalo lo ikut sama kita, lo tega ninggalin Andra sendiri? Lo mau Andra jadi pacar orang lain?" Sahut Kevin lagi.

Fathan tersadar, bagaimana keadaan Andra sekarang. Pasti Andra panik dan sedih.

Kevin berdecak.
"Parah banget, pacar sendiri dilupain."

"Tau dari mana lo gue punya pacar?"

"Dari sini gue bisa ngeliat aaapa aja yang pengen gue liat. Termasuk lo." Jawab Kevin sambil menunjuk Fathan.

Fathan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Jadi sebenernya, Fathan udah meninggal ya ma, pa?"

Mama dan papa Fathan tertawa.
"Siapa yang bilang kamu udah meninggal?" Fathan menunjuk Kevin, sedangkan Kevin memalingkan wajahnya tanpa dosa.

"Kamu mau aja dibohongin sama Kevin. Kamu belum meninggal than, kamu masih koma. Posisi kamu ada diantara hidup dan mati." Sambung Papa Fathan.

"Sekarang tinggal kamu pilih. Kamu mau ikut sama kita, atau kamu kembali dan jaga pacar kamu. Tugas kamu masih banyak than, tapi kalau kamu udah capek dengan semua ini, pegang tangan mama dan kita bareng bareng lagi."

Mama Fathan mengulurkan tangannya ke Fathan. Fathan tidak bisa memilih antara keluarga ataupun cinta, semua penting untuknya. Tapi pada akhirnya Fathan memilih.

Fathan menggenggam tangan mamanya. Seketika itu juga denyut jantung Fathan melemah, bahkan secara perlahan menghilang.

Dokter langsung mempersiapkan alat kejut jantung untuk Fathan. Ditempelkannya alat itu ke jantung Fathan. Berkali kali, namun tidak ada perkembangan apapun. Layar monitor pun menunjukan garis lurus, pertanda nyawa Fathan sudah tidak bisa di selamatkan.

Dokter langsung keluar dari ruang UGD, membuat semuanya menoleh.

Dokter menundukan kepalanya.
"Saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi tuhan berkehendak lain untuk Fathan."

Andra langsung membulatkan matanya, tidak hanya dia, tapi semuanya.

"Ngga dok, dokter becanda kan." Ucap Andra.

Seketika Andra langsung masuk kedalam ruangan. Tubuhnya terhenti saat melihat Fathan terbujur kaku. Semua alat bantunya telah di lepas.

"FATHAN...." Teriak Andra sambil berlari mendekati Fathan.

"Than nggak. Nggak mungkin kamu ninggalin aku. Gimana dengan janji kamu bakalan jagain aku. BANGUN THAN!"

Andra mengguncang tubuh Fathan, berharap diberikan sekali lagi kesempatan, agar tubuh dari laki laki yang sangat ia cintai ini kembali bergerak dan dapat memeluknya lagi.

Semua hanya bisa meratapi kepergian Fathan. Tak lama datanglah Varo yang baru selesai menelpon supir Fathan.

"Kok pada disini? Fathan sadar?"
Tanya Varo.

Satya menggeleng.
"Fathan udah ngga ada."

Varo terkejut setengah mati.
"Sat jangan bercanda, ngga lucu tau ngga."

Wahyu menghela nafas berat.
"Mana mungkin Satya becanda dalam keadaan kaya gini ro."

Varo hanya terdiam. Ternyata benar, harapannya jika ia salah mendengar perkataan Satya atau Satya hanya bercanda pupus. Ia langsung terduduk lemas di kursi.

Sedangkan di sisi lain, Fathan masih memegang tangan mamanya. Terasa berat untuk memilih hal seperti ini, Fathan ingin kembali berkumpul bersama keluarganya, tapi ia juga tidak bisa meninggalkan perempuan yang kembali membuat hidupnya bermakna.

"Ma, pa, vin. Fathan minta maaf. Sangat sangat minta maaf. Fathan ngga bisa tinggalin Andra. Fathan mau bareng kalian lagi, tapi mungkin ngga sekarang. Bener kata mama, tugas Fathan masih banyak. Fathan belum bisa banggain mama sama papa. Fathan juga belum bisa wujud in permintaan Kevin buat Fathan jadi pemain basket internasional. Fathan mau dapetin itu semua dulu ma, pa."

Mereka semua tersenyum. Mama Fathan perlahan melepaskan genggamannya.

"Mama bangga sama kamu than. Sekarang kamu kembali, wujud in semua impian kamu, dan jaga pacar kamu baik baik."

Papa Fathan menepuk pundak anak laki lakinya itu.
"Jadi laki laki yang baik, jangan pernah sedikitpun bikin perempuan sakit hati. Papa ngga suka itu."

Sedangkan Kevin, ia memeluk Fathan erat erat.
"Jangan lupain kita ya. Kapan kapan gue dateng ke mimpi lo. Kita main basket bareng lagi. Gue bakal kalahin lo."

Lagi lagi, Fathan meneteskan air mata. Ia sangat senang walaupum hanya sesaat bisa kembali merasakan kehangatan keluarganya.

"Sekarang kamu jalan ke cahaya putih itu. Kamu ngga bisa lama lama disini than." Ucap Mama.

Fathan mengusap air matanya. Sekali lagi dan untuk yang terakhir kalinya, ia memeluk mereka semua.

"Fathan bakal doain kalian. Kalian juga doain Fathan ya. Fathan pasti bakal kangen banget sama mama, papa, dan lo juga vin."

Fathan melepaskan pelukannya.
"Fathan pergi dulu. Dadah ma, pa, vin."

Fathan melambaikan tangannya, Mama, Papa, serta Kevin membalas itu. Mereka menatap Fathan yang semakin lama semakin menjauh lalu menghilang dari pandangan mereka.

Fathan kembali bernafas. Jantungnya kembali berdetak. Perlahan Fathan membuka matanya. Yang pertama kali ia lihat adalah Andra yang sedang menangis sambil memeluk tubuhnya.

Fathan mengusap kepala Andra.
"Ndra.."

Sontak suara itu langsung membuat seisi ruangan terkejut bukan main. Andra langsung bangun dan berharap jika ia tidak salah dengar.

"F..fathan. Kamu ngga meninggalkan? Aku ngga salah dengerkan?"

Fathan tersenyum.
"Aku disini ndra. Aku ngga akan ninggalin kamu. Kan aku udah janji."

Yeeeay update.
Gimana partnya?
Ada yang nangis ngga di part ini? Ngga ya kayaknya😂

Oh iya, aku mau nanya kepada para readersku yang tercinta. Apakah aku harus ganti nama Andra? Karna banyak yang bilang nama dia kaya nama cowo😑 walaupun nama lengkapnya Andra Nadia.

Jangan lupa promote cerita ini kesemua temen temen kamu. Follow juga ig aku @denaa.dn
Dm aja kalau mau di follback. ❤❤

Continue lendo

Você também vai gostar

Light By You ✔ De Ness 📸

Ficção Adolescente

22M 1M 79
PINDAH KE APLIKASI BESTORY! Menjadi sasaran bullying dari si biang masalah seperti Argalins bukanlah keberuntungan bagi Inara. Rupanya, menarik teli...
DANEL's De .

Ficção Adolescente

2.1M 124K 31
CERITA SUDAH DITERBITKAN!!! di @gloriouspublisher16 Kamu mau ngasih tau aku nggak gimana cara mahamin pikiran cewek? aku tanya gini bukan berarti aku...
15.4M 991K 72
Banyak yang mengatakan, Galaksi itu adalah sosok yang teramat sulit untuk didekati, apalagi untuk digapai. Bahkan jika ingin bertatap mata saja rasan...
14.1M 775K 63
💣 S U D A H T E R B I T oleh : Glorious Publisher💣 SEBAGIAN CERITA DI HAPUS!! 🌟 NOVEL MBCP SUDAH ADA DI TOKOPEDIA DAN SHOPEE🤗❤ DILARANG COPAS...