KEMILA

By Shine_Enelyn

187K 22.3K 1.9K

Kevin dan Mila tidak pernah tahu kalau pada akhirnya sesuatu yang membuat mereka dekat berakhir dengan sesuat... More

Part [1]
Part [2]
Part [4]
Part [5]
Part [6]
Part [7]
Part [8]
Part [9]
Part [10]
Part [11]
Part [12]
Part [13]
Part [14]
Part [15]
Part [16]
Part [17]
Part [18]
Part [19]
Part [20]
Part [21]
Part [22]
Part [23]
Part [24]
Part [25]
Part [26]
Part [27]
Part [28]
Part [29]
Part [30]
Part [31]
Part [32]
Part [33]
Part [34]
Part [35] Ending

Part [3]

6.5K 633 30
By Shine_Enelyn

Mila memasuki club simsimi dengan langkah anggun diikuti Michelle yang berjalan dua langkah di belakangnya.

Ini sudah satu minggu berlalu setelah ia mendatangi firma hukum dimana targetnya berada, dan selama satu minggu ini juga, Mila terus berhubungan dengan Kevin lewat telepon ataupun sms. Yah tentu saja tanpa membuat Kevin curiga, karena setiap kali Mila menghubungi Kevin, ada saja alasan yang dibuat Mila agar Kevin percaya padanya dan tentunya semakin dekat dengannya.

Walau bagaimanapun Mila tidak ingin sampai menodai tangannya dengan darah, ia hanya harus menjebak Kevin dan setelah itu semuanya selesai.

"Hah... Aku merindukan kekasihku"

Mila tersenyum dan matanya berbinar begitu melihat wine-wine mahal beserta keluarganya berjejer dengan sangat rapi.

"Oh sayang-sayangku aku datang" Mila mempercepat langkahnya menuju meja bar.

Sementara Michelle yang melihat bagaimana semangatnya Mila menghampiri meja bar, detik itu juga mendengus kesal.

"Dasar! Sepertinya hanya wine yang membuatnya tertarik" Michelle mengikuti Mila dan akhirnya Michelle pun duduk di samping Mila yang kini sedang menikmati red winenya. "Kau memang benar-benar Mila! Apa hanya wine yang membuat matamu berbinar?"

Mila menoleh pada Michelle sambil menggoyang gelas winenya lalu menghirup aromanya dan seketika matanyapun terpejam. "Kau tidak akan mengerti, Chelle"

Michelle memutar bola matanya malas. "Ya ya ya, tapi yang jelas soal wine aku tidak segila dirimu, Mila" Ucap Michelle setengah ketus.

Mila terkekeh geli, membuka matanya dan menatap dalam Michelle. "Oh ayolah jangan marah. Kau sangat tahu bagaimana kesenanganku, jadi..."

"Okay" Michelle angkat tangan, sungguh ia tidak mau berdebat soal wine dengan Mila. "Aku tahu, Mila. Sangat tahu" Ucap Michelle.

Mila lagi-lagi terkekeh geli dan dengan gaya menyebalkannya wanita cantik berusia 28 Tahun itu menikmati winenya. "Bagus kalau begitu, tapi kenapa kau tidak pesan minum, heum?"

"Apa itu harus?"

Mila mendengus jengkel. Sepertinya mood Michelle sedang sangat buruk.

"Terserah kau saja! Aku hanya bertanya!"

"Ya sudah"

"Sebenarnya kau ini kenapa sih?" Lama-lama emosi Mila tersulut karena Michelle, dan Michelle yang menyadari itu seketika menghela nafas panjang.

"Aku tidak apa-apa, Mila. Hanya bosan!"

"Jangan bohong!" Mila menatap tajam Michelle.

"Okay, ini soal David" Ucap Michelle akhirnya.

"Memang ada apa dengan dia?"

"Bukankah sekarang dia sedang menunggumu di private room?" Michelle bertanya balik dan Mila menghela nafas sambil menatap malas Michelle.

"Biarkan saja dia menunggu"

Michelle terdiam.

"Aku tahu kau khawatir, tapi percayalah aku bisa menyelesaikan tugasku dengan baik. Apalagi David sudah membayarku dengan sangat mahal" Mila meremas pelan bahu Michelle.

Tapi Michelle masih diam. Mungkin dimata Mila, David bukan orang yang harus ditakuti, karena begitulah Mila.

"Oh come on, Chelle" Melihat Michelle yang hanya diam Mila pun mengguncang kedua lengan Michelle. "Bersikaplah seperti biasanya. Jangan khawatirkan apapun" Ucap Mila.

"Bicara memang mudah, tapi kau tidak tahu bagaimana David yang sebenarnya, Mila" Ucap Michelle. Kini gantian Michelle yang meremas bahu Mila. "Dengarkan aku baik-baik. Dia saja tega pada saudaranya sendiri. Apalagi pada orang lain"

"Aku tidak peduli, Chelle. Selama dia membayarku dengan sangat mahal. Aku tidak mau tahu soal apapun" Ucap Mila dingin.

Mila tahu maksud Michelle, David tipe pria yang tidak pandang bulu. Yang menjadi targetnya saja adik sepupu David sendiri. Tapi Mila tidak mau peduli soal itu, toh masalah pribadi antara Kevin dan David bukanlah urusannya. Yang harus ia lakukan hanya melakukan tugasnya. Itu saja!

Michelle menghembuskan nafasnya kasar. "Terserah kau saja Mila, tapi kau masih mempunyai waktu untuk berhenti disini. Dan aku yakin kau tidak lupa kalau David juga memberikanmu kesempatan untuk tidak melanjutkannya"

Mila tidak menanggapi ucapan Michelle dan sontak saja Michelle melepaskan bahu Mila. Sahabatnya memang sangat keras kepala. Dan itu benar-benar menjengkelkan untuknya. Padahal Michelle pikir saat David menemui mereka dua hari yang lalu, dan memberikan kesempatan pada Mila untuk berpikir ulang, Mila mungkin saja akan mengurungkan niatnya dan memilih untuk tidak melanjutkan. Tapi sekarang melihat reaksi Mila, sepertinya tidak ada kata mundur untuk Mila.

"Ternyata kalian disini" Dengan senyum tersemat dibibirnya David menghampiri Mila dan Michelle.

Pria itu merasa bosan menunggu Mila di private room, hingga akhirnya David pun memutuskan untuk turun dari lantai dua dimana private room berada dan begitu melihat Mila dan Michelle, tentu saja David langsung menghampiri mereka.

"Maaf aku tidak langsung menemuimu" Ucap Mila.

David masih mempertahankan senyumnya. "Tidak apa-apa, aku mengerti" Ucapnya kemudian mengecup pipi Mila.

******

Max berkali-kali menghela nafas berat. Kevin mengajaknya ke club, dan kini mereka sudah berada di parkiran.

"Aku pikir kita sedang tidak membutuhkan minuman atau pun pemandangan yang... Errrr begitulah" Ucap Max.

Kevin terkekeh geli. "Tapi aku sangsi dengan ucapanmu, Max. Aku yakin sesampainya di dalam, kau juga akan menikmatinya"

Benar-benar menyebalkan.

Max melotot kesal pada Kevin. "Kau selalu saja sukses membuatku kesal, Vin"

"Itu memang keahlianku. Ah terima kasih atas pujiannya, Max"

Tak mau membuang waktu, Kevin menarik Max masuk ke dalam club.

Max bersungut-sungut dengan bibir mengerucut sebelum akhirnya tersenyum begitu matanya melihat pemandangan yang sialan menggoda iman.

"Sepertinya kau benar, Vin" Gumam Max.

Kevin tidak bisa menahan senyum gelinya. "Apa aku bilang"

Mereka berdua mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru club, dan Mila yang melihat Kevin, karena kebetulan mereka berada di dalam club yang sama, detik itu juga memberi kode pada Michelle dan David agar bersembunyi.

David tentu saja langsung menarik Michelle menjauh dari Mila dan mereka berduapun naik ke lantai dua, bersembunyi di dalam private room.

Merasa sudah aman, Mila yang masih menikmati winenya, menghela nafas panjang dan berpura-pura tidak melihat Kevin.

"Drama dimulai" Mila tersenyum penuh arti.

Sedangkan Kevin yang melihat punggung Mila, seketika menyipitkan matanya.

"Sepertinya aku mengenali punggung itu" Gumam Kevin.

Max yang ada di samping Kevin mengikuti arah pandang Kevin.

"Kau yakin?"

"Hm..." Kevin berjalan mendekat ke meja bar. "Aku tidak mungkin salah, Max" Ucap Kevin.

Langkahnya lalu berhenti tepat di belakang Mila. Dan tentu saja Mila masih berpura-pura tidak tahu. Tapi sialnya sekarang detak jantungnya sedang mengkhianatinya. Astaga detaknya benar-benar membuatnya gelisah.

Tangan Kevin perlahan terulur dan menepuk bahu mulus Mila yang terekspose sempurna.

Mila menahan nafasnya sejenak.

Double shit!

"Mila, kau Mila kan?" Tanya Kevin memastikan.

Sambil menggigit pipi bagian dalamnya dan dengan setenang mungkin Mila menolehkan kepalanya.

"Eh... Hai..." Sapanya kemudian pada Kevin.

Kevin tersenyum lebar, sementara Max memutar bola matanya malas lalu pria itu pun memilih menjauh dari Kevin dan Mila.

Well, Max cukup tahu diri, ia tidak mau mengganggu Kevin dengan kliennya.

"Aku senang melihatmu disini" Kevin duduk di samping Mila.

"Aku juga" Ucap Mila.

Mereka berdua saling menatap dalam.

"Wow, apa ini artinya aku sudah memenangkan hatimu?" Kevin mengedipkan sebelah matanya jahil.

"Dia mulai lagi" Gerutu Mila dalam hati sambil menahan muntah karena godaan Kevin yang membuat perutnya mual.

"Aku benar bukan?" Ck! Kepercayaan diri Kevin benar-benar di atas rata-rata. "Dan aku tidak mungkin salah. Karena pria setampan diriku sudah pasti akan langsung memenangkan hatimu"

Ya ampun, rasanya Mila sangat ingin meremas mulut Kevin. Tapi sayangnya ia harus menahannya.

"Dasar pria menyebalkan, kepercayaan dirinya sudah benar-benar tidak tertolong lagi!"

Dan lagi-lagi Mila pun hanya bisa menggerutu dalam hati.

Detik berikutnya Kevin mendekatkan wajahnya ke wajah Mila. Menatap penuh minat bibir cherry Mila dan perlahan menghirup dalam-dalam aroma tubuh Mila.

Sialan Mila yang merasakan hembusan hangat nafas Kevin, sontak saja terdiam kaku.

"Kau sangat cantik, Mila" Bisik Kevin tepat di depan bibir Mila.

Mila mengerjapkan matanya dan belum sempat ia mempersiapkan dirinya Kevin sudah lebih dulu menciumnya, melumat bibirnya dengan ritme yang membuat kerja jantungnya menggila.

Shit! Seharusnya ia yang menggoda Kevin.

Tapi ini... Astaga!!!

Tangan Kevin meraih pinggang Mila, menariknya hingga tubuh Mila akhirnya menempel pada Kevin dan dengan gerakan sensual Kevin meremas pinggang Mila. Sementara bibirnya melumat lembut bibir Mila. Namun sayangnya di saat Kevin ingin memberikan ciuman yang memabukkan dan menggigit pada Mila, Mila justru mendorong tubuh Kevin. Sontak saja Kevin menatap kesal Mila.

"Ini salah!" Ucap Mila.

"Apanya yang salah?!"

Suara Kevin terdengar tidak bersahabat dan entah kenapa itu membuat Mila senang.

Senyumnya terbit dengan indah.

"Aku bukan wanita murahan, Tuan Kevin" Ucap Mila sinis.

Kevin menyeringai. "Baiklah maafkan aku" Kemudian menyatukan dahinya dengan dahi Mila.

Lagi-lagi tubuh Mila menegang. Dan Mila merasakan perutnya mengetat. Sialan sekali pria ini.

"Apa yang kau mau?" Bisik Mila.

Kevin mengecup hidung mancung Mila. "Justru aku yang seharusnya bertanya seperti itu padamu, Mila"

Well. Mila tahu Kevin tidak mudah untuk dibodohi, tapi ia tidak menyangka kalau pria ini benar-benar tidak bisa mengontrol tubuhnya untuk tidak melakukan skinship dengannya.

"Dasar idiot bodoh!" Maki Mila dalam hati.

Mila tersenyum menggoda dan mengalungkan tangannya di leher Kevin.

"Sepertinya kau sudah tidak tahan, heum?"

Kevin memejamkan matanya sejenak. Pria idiot mana yang tidak tergoda dengan kecantikan Mila, terlebih tubuhnya yang errrr... Sexy.

"Kau sangat tahu apa yang aku inginkan, Mila. Tapi..." Tangan Kevin meraih dagu Mila dan perlahan ibu jarinya mengelus dagunya pelan. "Kau pasti akan menyesalinya" Bisik Kevin penuh ancaman.

Namun bukannya takut, Mila malah tertawa, bahkan sempat-sempatnya mengedipkan sebelah matanya pada Kevin.

"Oh ya? Kalau begitu buktikan dan tunjukkan padaku, dan kita lihat siapa yang akan menyesal!"

Continue Reading

You'll Also Like

3.8K 524 42
16+ Demi menghindari perjodohan yang dilakukan oleh keluarganya, Aubriana Salsabilla memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah dan merantau ke kota b...
1M 52.5K 40
Kesalahan satu malam yang dilakukan kedua sahabatnya membuat rencana pernikahan Sisil terancam gagal total. Calon suaminya ternyata memiliki anak ber...
111K 18K 28
be careful, because we don't know when we will die. ⤵⤵⤵ published : 2017 revision : ↪19042020 - 22042020 ©jaefmin2017
3.1M 48.6K 18
Warning 🔞🔞🔞 [COMPLETE] [21+] Seprofesional apapun, sekuat apapun dirimu akan terjebak dalam permainannya. Permainan dengan suguhan erangan erotis...