Can You Hear Me? [Complete]

By Ririe_JJP

29.4K 3.1K 378

Cast : -jjp - other Jinyoung dihadapkan pada suatu lembaran pahit yang ke sekian kali dalam hidupnya. Dia t... More

Teaser 1
Teaser 2
Moment : Remember you
Timelapse : Things that i can't say
Timelapse : First Love
Timelapse : one confession 💖 Je t'aime
Secret : Gravity
Another Day : Heart a Break
Begin : That night on winter
Sad Fate
Still by Your Side
Just the Two of Us
Pray : Can I Love Again
Tears Fall Again
Goodbye My Love
Bukan fanfic
Back for You
Fallin Love Again
Mistake
Please Trust me, Hyung ..
Heart and Soul
I Love You
My Beautiful Bride [end]

Farewell

1K 143 27
By Ririe_JJP

Jinyoung duduk di kursi yang berada di samping jendela. Di luar sedang hujan,jinyoung merapatkan jaketnya untuk menghangatkan tubuhnya.

Bambam belum datang,dia berjanji pada jinyoung akan datang setelah makan siang,tapi mungkin karena hujan bambam tidak bisa langsung ke rumah sakit.

Sudah 2 hari jinyoung tidak bertemu jaebum,sama sekali jaebum tidak pernah menjenguknya padahal terakhir yang dia tahu ruang rawat mark tidak jauh dari ruangannya.

Tok tok

Jinyoung menoleh saat pintu diketuk,dia tersenyum saat pintu terbuka. Wonpil tersenyum lebar sambil menunjukkan paper bag besar di kedua tangannya.

"Selamat siang tuan park........"sapanya. Jinyoung menghampiri wonpil dan mengambil paper bag ditangan wonpil.

"Apa ini?"

"Aku membawakan komik,kau suka komik?"

Jinyoung menggeleng,tapi dia tetap senang dibawakan barang-barang itu.

"Lalu ini?"

Jinyoung mengangkat paper bag yang satunya.

"Strawberry cheese cake,yang ini kau pasti suka kan?"
Jinyoung mengangguk,dia kembali duduk di ranjangnya lalu membuka bungkusan yang berisi cake. Dia menyendok sesendok besar cake dan memasukkannya ke mulut.

"Bagaimana di kantor? Apa tidak apa-apa kau sering kesini mengunjungiku."

"Tidak apa-apa jie,aku sudah menganggapmu seperti adikku sendiri...hei hati-hati kalau makan,creamnya kemana-mana."Wonpil membersihkan mulut jinyoung.

Jinyoung menghentikan makannya. Dia teringat sesuatu, Jaebum pernah melakukan hal ini juga. Dia sulit menelan makanannya karena hatinya sungguh terasa sakit mengingat memori bersama jaebum.

"Jie...ada satu hal yang membuatku heran denganmu."

"Uh...?"jinyoung tersadar.

"Kau tidak pernah menangis. Saat melihat jaebum dan mark berciuman,saat jaebum meninggalkan mu malam itu sendiri di kamar bahkan saat jaebum tidak pernah menjengukmu kau tidak pernah menangis. Kenapa jie?"

Ya ... malam itu setelah jaebum pergi,Wonpil masuk ke ruangan jinyoung dan melihat namja itu terduduk dengan wajah syok. Dia tidak bertanya banyak saat itu,jinyoung hanya berkata kalau jaebum pergi menjenguk mark.

Jinyoung menundukkan kepalanya.

"Aku menangis,tapi rasanya tangis ku tidak bisa menghilangkan rasa sakit dihatiku."

Wonpil memegang tangan jinyoung memberikan kekuatan pada namja manis itu.

"Menangislah jika itu bisa membuatmu tenang jie,kau akan semakin terluka saat memendam perasaanmu sendiri. Jika kau suruh aku pergi,maka aku akan pergi dan membiarkan mu menangis."

Jinyoung tersenyum miris.

"Tidak perlu seperti itu. Aku cukup makan kue ini,rasa sedihku sudah hilang."

"Baguslah kalau begitu."

Srett...pintu dibuka,baik jinyoung maupun wonpil kompak menoleh.

"Hai semuanya....wahh di luar deras sekali hujannya. Jie...tebak aku bersama siapa...."

"Hyung.........."youngjae masuk dengan membawa sebuah boneka panda besar.

Jinyoung tersenyum sumringah saat melihat boneka itu. Bonekanya besar sekali hampir sebesar badannya. Jinyoung langsung mengambil boneka itu dari tangan youngjae dan memeluknya erat.

"Hangat sekali."ujar jinyoung.

"Wonpil ah,sudah lama disini?"tanya bambam.

"Tidak...tapi sepertinya aku harus pergi sekarang karena kalian sudah datang."

"Uhh..?? Kau sudah mau pulang?"jinyoung mempoutkan bibirnya karena kecewa wonpil pulang sangat cepat.

"Besok aku akan kesini lagi jie."

"Baiklah....tapi di luar hujan."ujar jinyoung.

"Aku kan bawa mobil jie,tidak perlu khawatir."wonpil mengacak rambut jinyoung sayang.

"Baiklah semuanya...aku pulang dulu. Hati-hati jie....."wonpil tersenyum sebelum akhirnya pergi.

"Jie...kenapa tidak pacaran dengan dia saja? Jaebum hyung ina mencampakkan mu."ujar bambam. Jinyoung hanya memalingkan wajahnya tidak mau membahas jaebum.

"Jie....besok aku tidak bisa menemanimu,tidak apa-apa kan sendiri? Tapi malam nya aku akan kesini lagi."

"Iya hyung...maafkan aku,aku juga tidak bisa besok cafe sudah di booked perusahaan appa ku jadi aku harus menyiapkan semuanya."ujar youngjae.

"Aku tidak apa-apa,aku sudah biasa sendiri."

..
..
..

Jinyoung baru saja dapat pesan dari wonpil kalau hari ini dia akan makan siang dengan jinyoung di rumah sakit.

Jinyoung heran,harusnya yang selalu ada untuknya adalah jaebum,tapi sampai saat ini pun dia tidak mendengar kabar apapun tentang jaebum.

Besok jinyoung sudah boleh pulang,dia berharap kekasihnya yang menemaninya pulang,tapi dia juga tidak tahu sekarang jaebum ada dimana.

Pagi ini jinyoung keluar dari kamarnya sekedar untuk menghirup udara segar. Dia berjalan di sepanjang koridor rumah sakit,namun matanya tak sengaja menangkap sosok yang begitu dia rindukan selama ini. Tapi jinyoung enggan untuk menghampirinya karena jaebum sekarang tidak sendiri,dia bersama appa nya.

"Jinyoung di rawat di rumah sakit ini paman."ujar jaebum. Setelah mark tertidur,appa mark tiba-tiba mengajak jaebum keluar untuk bicara.

"Jie....dia sakit?"appa jinyoung sedikit terkejut. Sejujurnya dia memang bukan appa yang baik,dia kembali memikirkan tindakannya selama ini kepada jinyoung.

Junsu bukannya tidak sayang pada jinyoung,tapi entah mengapa Rei membuat junsu seolah-olah lupa bahwa jinyoung membutuhkannya.

"Apa paman tidak ingin menjenguknya?"

"Kau dan jinyoung.....ada hubungan apa jae?"

"Aku dan jinyoung sedang menjalin hubungan paman. Aku mencintai jinyoung..tapi,aku menyakiti nya."

Jaebum tertawa miris,dia ingat kembali 2 hari yang lalu dengan mudahnya dia meninggalkan jinyoung hanya untuk melihat keadaan mark padahal saat itu jinyoung juga sedang sakit.

"Jangan seperti paman,"

Jaebum menoleh,dia memandang wajah namja setengah baya di hadapannya itu.

"Jinyoung sudah sangat menderita karena paman. Paman sudah menyakiti jinyoung dan eommanya. Jangan sakiti jinyoung lagi."

"Tapi nyatanya aku menyakiti dia,paman."

"Mark....dia anak yang baik. Tapi dia sudah terpengaruh dengan obsesi isteriku,isteriku membuat mark menjadi orang jahat. Paman memberikan kebebasan pada jinyoung untuk tinggal dimanapun yang dia inginkan,karena paman tidak ingin dia terbebani dengan keberadaan mark dan isteriku."

"Aku meninggalkan jinyoung karena mark."

"Kau pikir paman tidak seperti kau jaebum. Paman juga meninggalkan anak dan isteri paman dulu karena kebodohanku sendiri. Aku terbawa perasaan masa lalu."

"Jaebum....jika kau terus dibayangi oleh perasaan masa lalumu kepada mark,maka kau akan sama seperti paman. Itu saja,paman harap kau mengerti apa yang paman katakan."

Junsu meninggalkan jaebum yang masih tenggelam dengan pikirannya sendiri. Dia kembali teringat dengan ucapan jinyoung sebelum dia pingsan di depan apartemen mark.

"Kau sama saja dengan appa ku."

Jaebum langsung berlari menuju ruang rawat jinyoung,tapi dia berhenti tepat di depan pintu saat melihat wonpil baru saja menutup pintu ruangan itu. Wonpil menatap jaebum dengan tatapan tidak suka.

"Aku ingin bicara padamu."ujar Wonpil lagi,jinyoung hanya menatap dua namja itu.

Jaebum dan wonpil sekarang sudah berada di taman rumah sakit,mereka duduk di tempat yang sepi.

"Akhirnya kau datang juga jae."

Jaebum menatap wonpil tidak suka,namja ini memang suka membuat jaebum emosi.

"Tentu saja aku akan datang,aku kekasihnya. Justru aku yang heran melihatmu datang terlalu sering menjenguk kekasihku."singgung jaebum.

"Aku hanya perduli pada jinyoung.."

"Huh....tidak perlu khawatir padanya,tidak usah memperdulikan kami. Urus saja urusanmu sendiri,"

"Bagaimana mungkin aku tidak perduli padanya,aku takut kekasihnya akan meninggalkannya lagi seperti malam itu."

Jaebum mencengkeram kerah baju wonpil,rahangnya mengeras.

"Apa maksudmu huh?"

"Kau namja paling bodoh im jaebum,kau tahu mark menyakiti jinyoung tapi bukannya meninggalkannya kau malah meninggalkan kekasihmu sendiri,kau bodoh....."

Bruk...jaebum menonjok wajah wonpil hingga darah segar keluar dari sudut bibir wonpil,dia menyapu kasar darah itu.

"Kau menyia-nyiakan jinyoung,kenapa tidak kau berikan saja jinyoung padaku? Aku lebih bisa membahagiakannya daripada dirimu."

Jaebum memicingkan matanya tajam,dia tersulut emosi karena ucapan wonpil.

"Jangan macam-macam wonpil."

"Kau tahu kan jinyoung seperti ini karena ulahmu dan mark,"

"Diamlah jika kau tidak ingin kupukul lagi."gertak jaebum,tapi Wonpil tidak bergeming.

"Apa kau masih mencintai mark,jae?"

Jaebum kembali mencengkeram kerah baju wonpil,ia bersiap untuk memukulnya lagi.

"Apa maksudmu....?"

Wonpil tertawa meremehkan,dia mengangguk mengerti.

"Aku mengerti...kau masih mencintainya..kau jadikan jinyoung pelarian karena tidak bisa mendapatkan mark dulu,iya kan?"

Brukk....jaebum kembali menonjok wajah wonpil.

"Aku mencintai jinyoung,aku tidak pernah menjadikannya pelarian,mengerti kau hah....."teriak jaebum.

"Kau bodoh jaebum,kau meninggalkan namja sebaik jinyoung hanya untuk mark yang cuma terobsesi pada keinginan eommanya."

Jaebum terdiam,dia berpikir lagi. Benar apa kata wonpil dia meninggalkan jinyoung hanya untuk mark yang tidak pernah melihat ke arahnya selama ini.

"Jika kau terus begini...aku tidak akan segan-segan merebutnya darimu."

Wonpil berlalu meninggalkan jaebum yang masih terdiam. Perkataan appa jinyoung dan wonpil barusan kembali terngiang di kepala jaebum.

🍑🌴

Besok jinyoung sudah boleh pulang,dia membereskan pakaiannya. Namun kegiatannya terganggu saat pintu terbuka,jinyoung menatap heran sosok yang datang itu.

"Jie....."

"Eomma..??"

"Eomma dengar dari jaebum kau juga sakit sayang..."eomma nya mendekati jinyoung,dia membantu jinyoung memasukkan pakaian ke dalam tas.

"Besok sudah boleh pulang?"

Jinyoung mengangguk,

"Eomma...jaebum hyung di mana sekarang?"

"Dia menemani hyungmu jie."

Jinyoung diam,dia mencoba menetralisir hatinya yang sekarang sedang berdenyut sakit lantaran mendengar eommanya mengatakan jaebum sedang menemani mark.

Eommanya memegang tangan jinyoung lalu menggenggamnya,dia tersenyum melihat wajah jinyoung yang terlihat lebih kurus.

"Kau...semakin kurus sayang,apa kau tidak banyak makan?"

"Tidak eomma,aku makan dengan baik."

"Jie.....mark sekarang banyak menderita. Dia sering melamun dan sering menangis,eomma khawatir melihatnya."

"Hyung....menderita?"tanya jinyoung.

"Mark sangat mencintai jaebum."

Jinyoung menghela nafasnya,dia sekarang mengerti apa yang membuat eomma nya itu ke ruangannya.

"Eomma........."

"Jie....eomma tahu,kau dan jaebum sedang menjalin hubungan. Tapi,hubungan kalian ini salah jie. Mark dan jaebum saling mencintai sejak dulu."

"Maksud eomma apa?"

"Eomma sudah melakukan kesalahan dulu,eomma merebut appa mu dari eomma mu tapi eomma tidak ingin kau balas dendam kepada mark,eomma tidak ingin kau seperti eomma,eomma tidak ingin kau merebut jaebum dari mark,jie."

Jinyoung mengerutkan dahinya,dia tidak mengerti dengan ucapan eomma nya itu. Siapa sekarang yang merebut siapa?

"Aakkuu...mmerebut jjaebbum hyyung?"

Eomma nya mengangguk.

"Besok appa dan eomma akan mengantarmu pulang jie,istirahatlah."eomma jinyoung mengecup sekilas dahi jinyoung.

"Eomma harap kau mengerti jie."

Jinyoung tertunduk. Dia meremas selimutnya dan menangis dalam diam. Dia hanya menatap kepergian eomma nya dengan air mata yang mengucur deras.

"Apakah ini saat nya aku melepaskan jaebum hyung?"

🍑🌴

Jaebum berjalan tergesa-gesa menuju ruang rawat jinyoung,tadi dia mendapat pesan dari jinyoung. Jaebum tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya saat jinyoung mengirimi nya pesan.

Selama ini jaebum tidak pernah menjenguk jinyoung. Bukan karena dia tidak perduli,tapi dia takut jinyoung menatapnya benci jika melihatnya karena dia meninggalkan jinyoung malam itu.

Jaebum membuka pintu ruang rawat jinyoung,tapi dia tidak melihat keberadaan jinyoung disana. Kamar terlihat sepi,selimut dilipat dengan rapi di atas ranjang.

Teet...

From : My jie

Hyung.. di taman,aku tunggu.

Tanpa berpikir lagi jaebum langsung berlari ke arah taman,jinyoung sudah menunggu nya disana.

Jaebum berhenti saat melihat sosok yang sangat dicintainya duduk sendiri di bawah pohon yang rindang. Tampak jinyoung sudah tidak mengenakan baju rumah sakit lagi. Jaebum perlahan mendekati jinyoung,dia memeluk leher jinyoung dari belakang.

"Park jinyoung......."bisik jaebum,jinyoung sedikit terkejut mendengar jaebum yang datang dari arah belakang tanpa suara.

"Hyung........"

"Aku merindukan mu."jaebum kali ini memeluk jinyoung lebih erat.

"Hyung,hari ini aku sudah boleh keluar,aku ingin jalan-jalan."

"Ingin jalan-jalan? Kemana baby?"

"Taman belakang kampus,aku ingin melihat bintang."

"Baiklah,kita berangkat sore ini."
Jinyoung mengangguk di dalam pelukan jaebum.

..
..

Sesuai dengan janjinya,jaebum membawa jinyoung ke taman belakang kampus tempat dimana pertama kali jaebum menyatakan cintanya pada jinyoung,tempat paling berkesan untuk mereka.

"Hyung...aku mencintaimu."

"Aku lebih mencintaimu,jie."

"Hyung...tempat ini sangat indah bagiku,kau pertama kali menyatakan cintamu padaku."

"Eumm......"

"Hyung...kau tahu tidak,saat malam itu kau menyatakan cinta padaku. Aku sedikit terkejut,kita baru kenal tapi kau langsung mengatakan hal itu. Jujur aku meragukanmu....saat itu."

Jaebum hanya diam,dia terus mendengarkan jinyoung.

"Hyung...kukira hubungan kita akan lancar setelah itu,tapi nyatanya begitu banyak masalah yang kita alami."

"Dulu aku orang yang egois,tapi setelah aku mengalami beberapa fase terberat dalam hidupku,aku mulai berpikir kadang apa yang kuinginkan tidak selalu dapat kumiliki."

"Jie......". Jaebum mulai tidak tenang mendengar apa yang sebenarnya ingin diucapkan jinyoung.

"Hyung...aku mengerti di hatimu hanya ada mark hyung."

Jaebum menatap jinyoung lekat,jinyoung terlihat begitu putus asa saat ini. Matanya sendu,ada lingkaran hitam disekitar matanya. Jaebum tahu jinyoung pasti sering menangis karenanya. Dia tahu,pasti jinyoung akan membahas hal ini,tentang mark dan hubungan mereka.

"Hanya kau yang ada dihatiku,jie. Mark hanya masa laluku,dan kau masa depanku."

"Hyung....jangan buat dirimu menderita. Jangan jadikan aku pelarian lagi hyung,kejarlah mark hyung aku tidak apa-apa."kali ini jinyoung terisak.

Jaebum mengusap pipi jinyoung yang basah karena air mata yang mengalir tanpa henti.

"Sstt....jangan bicara begitu,aku tidak mencintai mark lagi,hanya kau yang aku cintai jie. Percayalah padaku,jie."

"Hyung...kau tahu hatiku sudah pernah dihancurkan oleh appa ku sendiri dan butuh waktu lama bagiku untuk menyatukan nya lagi,dan sekarang rasanya hatiku tidak bisa menyatu lagi. Aku merelakan mu jika kau ingin bersama mark hyung."

"Jie...kumohon jangan begitu jie,jangan lepaskan aku untuk orang lain."

"Hyung... pergilah,aku sudah melepaskanmu jauh sebelum hari ini. Aku berpikir mungkin aku jahat jika membiarkan mu mencintaiku tapi hatimu hanya tertuju pada mark hyung.

Jinyoung melepaskan pelukan jaebum,tapi jaebum tak bergeming dia masih tetap memeluk jinyoung.
Namun entah dapat kekuatan darimana jinyoung mampu melepaskan pelukan jaebum.

Jinyoung berjinjit menyamakan tingginya dengan jaebum. Dia mengecil dahi jaebum sekilas.

"Aku mencintaimu,hyung."

Jaebum kembali menarik tangan jinyoung dan menempelkan bibirnya ke bibir jinyoung. Dia ingin jinyoung tahu,jaebum telah memilih jinyoung sebagai masa depannya bukan mark.

Tapi tampaknya jinyoung sudah terlanjur tersakiti,dia dengan keras mendorong dada jaebum hingga ciuman mereka terlepas.

"Hyung ..ini memang salah sejak awal,harusnya kita tidak pernah bertemu,iya kan?"jinyoung terus menangis,sementara jaebum sangat ingin menghapus air mata itu,namun jinyoung selalu menjuh saat jaebum mendekatinya.

"Tidak ada yang salah jie,ini memang takdir kita."

"Eum...kau benar hyung,takdirmu adalah mark hyung,bukan aku. Hyung...mulai sekarang aku melepasmu,"
Jinyoung membalikkan badannya,namun jaebum dari belakang jaebum memeluknya menahan agar dia tidak pergi.

"Kau hanya bercanda kan?"
Jaebum tidak mampu lagi menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Hyung....tolong lepaskan aku."jinyoung memberontak,namun tenaganya sudah habis karena menangis.

"Jie......"

"Hyung....jika kita memang ditakdirkan bersama,kita pasti akan bersama lagi. Tapi....tidak sekarang."

Akhirnya pelukan jaebum perlahan melemah. Jinyoung hanya menatap kepergian jinyoung dengan hati yang terluka. Beluk pernah dia merasakan hal ini sebelumnya,bahkan ketika ia ditolak berkali-kali oleh mark.

"Park jinyoung...aku mencintaimu."

Jaebum merasakan sakit yang teramat sangat saat ini.
Jaebum melihat kembali ke sekelilingnya,jinyoung memilih tempat yang tepat pikir jaebum.

Kekasihnya itu ingin berakhir ditempat pertama kali mereka bersama.

Continue Reading

You'll Also Like

246K 3.1K 73
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
Mom? [ch2] By yls

Fanfiction

108K 11.3K 33
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
217K 19.6K 33
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
411K 33.3K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.